PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dimasa yang serba modern ini, sangat dibutuhkan tenaga yang terampil
baik di kota ataupun di desa. Karena dengan adanya teknologi yang serba
canggih ini juga sangat membantu dan mempermudah dalam melakukan
suatu pekerjaan.
Teknik membubut merupakan salah satu dasar dan merupakan
keterampilan yang harus dikuasai oleh setiap mahasiswa teknik mesin. Pada
umumnya setiap mahasiswa teknik mesin harus dapat memahami serta
menguasai teknik-teknik dalam membubut pada mesin bubut. Di dalam
praktikum mesin bubut ini juga akan membahas tentang cara dalam proses
membubut, pengenalan mesin bubut, alat-alat yang digunakan dalam
praktikum mesin bubut dan faktor-faktor keamanan selama praktikum mesin
bubut.
Dengan menguasai teknik-teknik dasar membubut, diharapkan agar
setiap mahasiswa teknik mesin mempunyai keahlian yang dapat diandalkan
untuk mengimbangi kemajuan teknologi.
Proses produksi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang suatu
proses transformasi atau konvensi dari material atau bahan baku (baik logam
maupun non logam) menjadi suatu produk setengah jadi ataupun produk jadi
yang lebih berguna dengan memakai mesin-mesin perkakas atau peralatan
tertentu dengan menggunakan metode yang sesuai.
Proses produksi salah satunya alat produksinya adalah mesin bubut,
mesin bubut merupakan perkakas untuk memproduksi suatu benda yang
mempunyai gerak utama berputar . gerakan putar inilah yang menyebabkan
terjadinya penyayatan oleh pahat (tool) terhadap benda kerja.
Dalam suatu proses pembuatan benda kerja yang diinginkan sangat
dibutuhkan mesin yang bagus agar diperoleh benda kerja yang bermutu baik
dan waktu kerja yang relatif singkat.
Proses membubut diantaranya adalah proses membubut bertingkat
presisi yaitu menyayat benda kerja kotak atau kubus dengan gerak pahat
sejajar dengan sumbu benda kerja secara bertingkat. Perencanaan proses
1
penyayatan benda kerja dilakukan dengan cara menentukan arah gerakan
pahat, kemudian menghitung elemen dasar proses bubut lurus yang sudah
disesuaikan.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Mesin Bubut
Mesin bubut adalah mesin perkakas yang terbuat dari bahan baja
yang berfungsi untuk membuat benda kerja dengan gerak utama berputar.
Prinsip kerja mesin bubut adalah benda kerja berputar searah jarum jam atau
berlawanan arah jarum jam dengan dengan melakukan gerak makan dan
pahat bergerak ke arah kiri dan kanan dengan melakukan gerak potong.
Pekerjaan yang biasa dilakukan dengan mesin bubut diantaranya adalah :
a). Bubut rata luar
b). Bubut rata dalam
c). Bubut tirus
d). Bubut bertingkat
e). Bubut rata permukaan
f). Bubut alur
g). Bubut ulir
h). Bubut kartel
i). Bor atau lubang
B. Proses Membubut
Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-
bagian mesin berbentuk silinder yang dikerjakan dengan menggunakan Mesin
Bubut. Prinsip dasarnya dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan
permukaan luar benda silindris atau bubut rata diantaranya dengan benda
kerja yang berputar, dengan satu pahat bermata putung tunggal dan dengan
3
gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu
sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja.
4
3. Mesin bubut standar (Standard Lathe)
Mesin ini dibuat lebih berat, daya kudanya lebih besar daripada yang
dikerjakan mesin bubut ringan dan mesin ini merupakan standar dalam
pembuatan mesin-mesin bubut pada umumnya.
5
D. Bagian-bagian utama Mesin Bubut
Dari gambar diatas terdapat bagian-bagian utama dari mesin bubut
diantaranya :
1) Meja Mesin (Bed)
Meja mesin bubut berfungsi sebagai dudukan kepala lepas, eretan,
penyangga diam (steady rest) dan merupakan tumpuan gaya pemakanan
waktu pembubutan. Bentuk alas ini bermacam-macam ada yang datar dan
ada yang salah satu kedua sisinya mempunyai ketinggian tertentu.
Permukaannya halus dan rata sehingga gerakan kepala lepas dan lain-lain
diatasnya lancar. Bila alas ini kotor atau rusak akan mengakibatkan
jalannya eretan tidak lanacar sehingga akan diperoleh hasil pembubutan
yang tidak baik atau kurang presisi.
6
Gambar 6. Kepala Tetap
7
Gambar 7. Kepala Lepas
4) Eretan (Carriage)
Eretan (Carriage) berfungsi untuk menggerakan pahat pada saat
penyayatan benda kerja. Eretan terdiri dari eretan memanjang, eretan
melintang dan eretan atas. Kegunaan eretan ini adalah untuk memeberikan
pemakanan yang besarnya dapat diatur menurut kehendak operator yang
dapat terukur dengan ketelitian tertentu yng terdapat pada roda
pemutarnya. Perlu diketahui bahwa semua eretan dapat dijalankan secara
otomatis maupun manual.
8
E. Alat Kelengkapan Mesin Bubut
Alat kelengkapan mesin bubut merupakan alat yang digunakan untuk
keperluan dalam membubut produk atau benda kerja. Dalam pekerjaan
pembubutan salah satu alat kelengkapan mesin bubut yang sering digunakan
adalah pahat bubut. Inilah beberapa alat kelengkapan mesin bubut diantaranya
adalah :
1) Pahat Bubut (cutting tool)
Sesuai dengan bentuk dan penggunaannya pahat bubut dapat
dinamakan pahat kasar, pahat penyelesaian, pahat pemotong , pahat alur,
pahat ulir dan pahat radius. Jenis-jenis pahat bubut yang banyak digunakan
di industri maupun dibenkel antara lain karbon, HSS, karbida, diamond
dan keramik. Dilihat dari arah gerak penyayatannya pahat bubut dibedakan
atas pahat bubut kiri dan pahat bubut kanan. Pahat bubut kiri menyayat
dari arah kiri ke arah kanan sedangkan pahat bubut kanan menyayat dari
arah kanan ke arah kiri. Agar sesuai dengan penggunaanya seperti
kekerasan bahan, bentuk dan jenis benda kerja, maka pahat bubut dibuat
sedemikian rupa sehingga masing-masing memiliki spesifikasi, seperti
gambar dibawah ini :
9
a. Pahat bubut rata kanan
Pahat bubut rata kanan memilki sudut baji 80º dan sudut-sudut
bebas lainnya sebagaimana gambar 26, pada umumnya digunakan untuk
pembubutan rata memanjang yang pemakanannya dimulai dari kiri ke arah
kanan mendekati posisi cekam.
Pahat bubut rata kiri memilki sudut baji 55º, pada umumnya
digunakan untuk pembubutan rata memanjang yang pemakanannya
dimulai dari kiri ke arah kanan mendekati posisi kepala lepas.
10
Pahat bubut muka memilki sudut baji 55º, pada umumnya
digunakan untuk pembubutan rata permukaan benda kerja (facing) yang
pemakanannya dapat dimulai dari luar benda kerja ke arah mendekati titik
senter dan juga dapat dimulai dari titik senter ke arah luar benda kerja
tergantung arah putaran mesinnya.
Pahat bubut ulir memilki sudut puncak tergantung dari jenis ulir
yang akan dibuat, sudut puncak 55° adalah untuk membuat ulir jenis
whitwhort. Sedangkan untuk pembuatan ulir jenis metrik sudut puncak
pahat ulirnya dibuat 60°.
11
e. Penggunaan pahat bubut luar
12
berupa pahat potong, pahat alur ataupun pahat ulir, ada yang diikat pada
tangkai pahat. Bentuk ada yang khusus sehingga tidak diperlukan tangkai
pahat. Contoh pemakaian pahat bubut dalam ketika memperbesar lubang
dan membubut rata bagian dalam.
4. Pahat potong
13
5. Pahat bentuk
6. Pahat keras
Pahat keras yaitu pahat yang terbuat dari logam keras yang
mengandung bahan karbon tinggi yang dipadu dengan bahan-bahan lainnya,
seperti Cemented Carbid, Tungsten, Wide dan lain-lain. Pahat jenis ini tahan
terhadap suhu kerja sampai dengan kurang lebih 1000° C, sehingga tahan
aus/gesekan tetapi getas/rapuh dan dalam pengoperasiannya tidak harus
menggunakan pendingin, sehingga cocok untuk mengerjakan baja, besi tuang,
dan jenis baja lainnya dengan pemakanan yang tebal namun tidak boleh
mendapat tekanan yang besar. Di pasaran pahat jenis ini ada yang berbentuk
14
segi tiga, segi empat dan lain-lain yang pengikatan dalam tangkainya dengan
cara dipateri keras (brassing) atau dijepit menggunakan tangkai dan baut
khusus.
7. Bor senter
8. Kartel
15
2) Cekam (Chuck)
Cekam adalah sebuah alat yang digunakan untuk menjepit benda
kerja. Jenisnya ada yang berahang tiga atau sepusat (Self centering Chuck)
dan ada juga yang beranhang empat atau tidak sepusat (Independenc
Chuck).
16
3) Senter
Senter digunakan untuk mendukung benda kerja dilubang
senternya pada saat membubut. Macam-macan senter diantaranya adalah :
a) Senter penuh
b) Senter ujung kecil
c) Senter separuh
d) Senter dengan dudukan peluru
e) Senter ujung bola
f) Senter berputar
g) Senter segi empat
17
sedangkan jika beban bahan ringan maka putaran mesin dinaikan. Dalam
pelaksanaannya putaran mesin diatur mellui tuas pengatur putaran yang
terdapat di kepala tetap. Adapun rumus mencari putaran mesin adalah
sebagai berikut :
n = Vc x 1000 (rpm)
πxd
keterangan :
n = Putaran mesin (rpm)
Vc = Kecepatan potong pahat (meter/menit)
d = Diameter benda kerja (mm)
18
Catatan : Berlaku jika mesin dijalanan otomatis.
19
jadi,
Z=fxaxv
Keterangan :
Z = Kecepatan menghasilkan geram (cm3/min)
A = Penampang geram (mm2)
f = Makan atau feed (mm)
v = Kecepatan (mm)
20
BAB III
PEMBAHASAN
21
1. ST 37 ukuran 49 mm x 48 mm x 47mm
2. Mesin bubut
3. Chuck Cekam 4
4. Senter putar
5. Kacamata safety
6. Kunci chuck
7. Kunci posh
8. Dail Indikator
9. Pahat bubut rata
10. Jangka sorong (sketmat)
22
= 1,94 menit
Dikarenakan ada dua sisi yang dikerjakan maka
= 2 x 1,94 menit
= 3,88 menit
Sisi 45 mm menjadi 44 mm
Finishing => T = L = 35 = 35 = 2,33 menit
f x n 0,05 x 300 15
depth of cut = 0,5 mm = membutuhkan 1 x sayatan
= 1 x 2,33
= 2,33 menit
Dikarenakan ada dua sisi yang dikerjakan maka
= 2 x 2,33 menit
= 4,66 menit
Sisi 46 mm menjadi 44 mm
Finishing => T = L = 35 = 35 = 2,33 menit
f x n 0,05 x 300 15
depth of cut = 0,5 mm = membutuhkan 2 x sayatan
= 2 x 2,33
= 4,66 menit
Dikarenakan ada dua sisi yang dikerjakan maka
= 2 x 4,66 menit
= 6,32 menit
23
4. Waktu Bubut Muka 3
Sisi 47 mm, menjadi 45 mm
Sisi 45 mm menjadi 44 mm
Finishing => T = L = 35 = 35 = 2,33 menit
f x n 0,05 x 300 15
depth of cut = 0,5 mm = membutuhkan 1 x sayatan
= 1 x 2,33
= 2,33 menit
Dikarenakan ada dua sisi yang dikerjakan maka
= 2 x 2,33 menit
= 4,66 menit
24
Karena di informasi mesin bubut tidak ada putaran 361,89 rpm maka
gunakanlah putaran yang mendekati yang tersedia dalam mesin bubut,
kami menggunakan kecepatan 430 rpm
tm =
Keterangan :
tm= Waktu Pengeboran d = diameter mata bor
ℓ = panjang pengeboran n = putaran mata bor (Rpm)
L = panjang total pengeboran f = pemakanan (mm/putaran)
25
= 2 x 0,60
= 1,2 menit
26
E. Gambar Kerja
27
F. Tahap Pengerjaan
Bahan awal (ST 37 ukuran 49 mm x 48 mm x 47mm)
28
2) Perhitungan waktu bubut muka sisi 1 dan 2
Sisi 45 mm menjadi 44 mm
Finishing => T = L = 35 = 35 = 2,33 menit
f x n 0,05 x 300 15
depth of cut = 0,5 mm = membutuhkan 1 x sayatan
= 1 x 2,33
= 2,33 menit
Dikarenakan ada dua sisi yang dikerjakan maka
= 2 x 2,33 menit
= 4,66 menit
Langkah Kerja
Gambar Kerja
29
dahulu benda kerja cari ukuran 49 mm. setelah ketemu - Pahat Rata Kiri
- Kunci Tool Post
letakan benda kerja pada chuck 4 dengan posisi ukuran
- Center putar
49 mm memanjang seperti gambar diatas. Pasang center
putar. Usahakan benda kerja harus benar benar center
dengan mengukukur ketepatan tengahnya dengan
menggunakan center putar yang ditempelkan ditengah
benda kerja. Pasang pahat bubut rata kencangkan
menggunakan tool post, lalu centerkan pahat bubut rata
dengan center putar. Lalu titik nol kan pahat dengan
benda kerja gerakannya dari luar benda kerja menuju
tengah benda kerja.
30
Gambar Kerja
31
3) Perhitungan waktu bubut muka sisi 3 dan 4
Sisi 46 mm menjadi 44 mm
Finishing => T = L = 35 = 35 = 2,33 menit
f x n 0,05 x 300 15
depth of cut = 0,5 mm = membutuhkan 2 x sayatan
= 2 x 2,33
= 4,66 menit
Dikarenakan ada dua sisi yang dikerjakan maka
= 2 x 4,66 menit
= 6,32 menit
32
Langkah Kerja
Gambar Kerja
33
Gambar Kerja
34
4) Perhitungan waktu bubut muka sisi 5 dan 6
Sisi 45 mm menjadi 44 mm
Finishing => T = L = 35 = 35 = 2,33 menit
f x n 0,05 x 300 15
depth of cut = 0,5 mm = membutuhkan 1 x sayatan
= 1 x 2,33
= 2,33 menit
Dikarenakan ada dua sisi yang dikerjakan maka
= 2 x 2,33 menit
= 4,66 menit
35
Langkah Kerja
Gambar Kerja
36
Gambar Kerja
37
Gambar 20. Hasil Bubut Muka
38
tm =
Keterangan :
tm= Waktu Pengeboran d = diameter mata bor
ℓ = panjang pengeboran n = putaran mata bor (Rpm)
L = panjang total pengeboran f = pemakanan (mm/putaran)
Langkah Kerja
Gambar Kerja
39
dengan mata bor Ø10 mm, kencangkan menggunakan
kunci bor.
Nyalakan mesin buubt dengan putaran berlawanan arah
jarum jam kecepatan 220 rpm, kemudian lakukan proses
pengeboran dengan perlahan – lahan dengan kedalaman
12 mm seperti gambar diatas.
40
Langkah - langkah Alat – alat
Arahkan pahat bubut rata dengan posisi nol pahat kepada - Mesin Bubut
- Kunci Chuck 4
diameter luar Ø10 hasil bor sebelumnya. Setelah sudah
- Jangka Sorong
nyalakan mesin bubut dengan putaran berlawanan arah - Kunci Tool Post
- Center Putar
jarum jam dan dengan kecepatan roughing 220 rpm,
- Pahat Rata Kiri
kemudian lakukan proses bubut dalam secara perlahan
dari Ø10 - Ø40, kedalaman pemakanan 1 mm lakukan 2x.
Lalu ubah kecepatan putaran menjadi 300 rpm untuk
melakukan finishing, dengan kedalaman pemotongan 0,5
mm lakukan 2x hingga total kedalaman untuk Ø40 adalah
3mm. Setelah selesai bebaskan pahat, matikan mesin lalu
ukur lebar lubang menggunakan jangka sorong.
41
Gambar 20. Hasil Bubut Dalam Ø40 mm kedalaman 3mm
42
Langkah Kerja
Gambar Kerja
43
Gambar 20. Hasil Bubut Dalam Ø36 mm kedalaman 3mm
44
Langkah Kerja
Gambar Kerja
45
Gambar 20. Hasil Bubut Dalam Ø32 mm kedalaman 3mm
46
Langkah Kerja
Gambar Kerja
47
Gambar 20. Hasil Bubut Dalam Ø28 mm kedalaman 3mm
48
Finishing => T = L = 15 = 15 = 0,69 menit
f x n 0,05 x 430 21,5
depth of cut = 0,5 mm = membutuhkan 2 x pemakanan
= 2 x 0,69 = 1,38 menit
Karena ada 6 bidang maka = 6 x 1,38 menit
= 8,28 menit
49
Ø6,67 – Ø32 kedalaman 6 – 9 mm
Roughing => T = L = 12,6 = 12,6 = 0,28 menit
fxn 0,2 x 220 44
depth of cut = 1 mm = membutuhkan 2 x pemakanan
= 2 x 0,28
= 0,56 menit
Karena ada 6 bidang maka = 6 x 0,56 menit
= 3,36 menit
50
Gambar 20. Hasil Bubut Dalam bertingkat disemua bidang
51
G. Total Waktu Pengerjaan
52
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum yang dilakukan di workshop Teknik
Mesin FPTK UPI, maka dapat saya simpulkan sebagai berikut :
1. Setiap mahasiswa dapat mengetahui dan memahami mesin bubut yang
digunakan ketika melakukan proses produksi bubut selain bentuk benda
silinder dan bubut presisi menggunakan chuck 4
2. Kecepatan dalam menggerakkan longitudinal feed handwheel ataupun cross
slide handwheel sangat mempengaruhi halus kasarnya hasil pembubutan.
3. Hasil bubutan yang baik akan ditandai dengan sayatan yang berbentuk
panjang-panjang.
4. Ketepatan memilih bagian mana dahulu yang hendak dikerjakan akan sangat
menentukan untuk menyelesaikan benda kerja tepat waktu.
5. Penyetingan chuck 4 dengan benda kerja sangat menentukan hasil dari
proses pengerjaan bubut dalam bertingkat presisi, jika dalam setingan
chuck dengan benda kerja simetris dari bidang 1 – 6 maka hasilnya tampak
rapih seperti gambar contoh diatas yang sudah dipaparkan.
6. Setiap peserta praktikum akan mengetahui dan memahami tentang
keselamatan dan kesehatan kerja yang aman agar tidak terjadi suatu hal
yang tidak dingginkan ketika melakukan praktikum bubut presisi dalam
bertingkat ini.
7. Gunakan alat ukur seperti jangka sorong dengan baik, cek terlebih dahulu
keakuratan jangka sorong sebelum dipakai, karena jika janka sorong yang
dipakai tidak akurat lagi maka hasilnya juga akan tidak simetris yang
diharapkan.
53
B. Saran
1. Bagi mahasiswa yang hendak praktikum di masa mendatang, sebelum
praktikum membubut hendaknya mempelajari fungsi bagian-bagian dari
mesin bubut dan modul praktikum terlebih dahulu.
2. Dalam membubut untuk awalan sebaiknya proses membubut dilakukan
secara manual, walaupun hasilnya kasar tidaklah masalah untuk
menghemat waktu dan setelah hendak finishing barulah gunakan
pembubutan otomatis untuk hasil permukaan yang halus.
3. Sabaiknya jadwal untuk praktikum diperbanyak atau jam praktikum
ditembah untuk dapat mahasiswa menyelesaikan job sheet dan menambah
pendalaman tentang membubut.
4. Untuk setting benda kerja kubus dengan chuck 4 lebih presisi jika
menggunakan dayel indicator, sayang sekali saya tidak menggunakan alat
ukur tersebut. Saya hanya melakukan pengukuran manual dari sisi benda
kerja kearah pusat titik benda kerja.
5. Ketika membubut dalam, hal yang perlu diperhatikan adalah ketelitian
penglihatan mata, untuk melihat batas-batas pembubutan agar benda kerja
tidak kelebihan waktu pembubutan atau tekor J.ika terlihat gelap, minta
bantuanlah kepada teman kelompok untuk menyinari bagian yang gelap
dengan menggunakan senter / cahaya.
54
DAFTAR PUSTAKA
55