Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

DISAIN TEKSTIL

DEKOMPOSISI KAIN
(ANYAMAN SATIN)

Nama : Tyas Aditya Dewi

NPM : 16020122

Grup : 1K4

Dosen : A.I. Makki, S.SiT.,MT.

Asisten Dosen : - Desti M., S.ST.

- Witri A. S., S.ST.

POLITEKNIK STTT BANDUNG


2017
DEKOMPOSISI KAIN
(ANYAMAN KEPER)

I. Maksud dan Tujuan


1.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui berbagai jenis dan ciri
anyaman, anyaman polos, anyaman keper, anyaman satin, dan anyaman cele pada
kain contoh, sehingga bisa membedakan satu anyaman dengan anyaman yang lain.

1.2 Tujuan
 Menentukan besar tetal lusi dan pakan pada kain contoh
 Menentukan nomor benang lusi dan pakan pada kain contoh
 Menentukan besar mengkeret benang lusi dan pakan kain contoh
 Menentukan selisih berat hasil pengukuran dan hasil perhitungan
 Mengetahui konstruksi kain contoh

II. Langkah Kerja


1. Tentukan arah lusi dan arah pakan. (Arah lusi beri tanda panah)
2. Hitung tetal lusi dan tetal pakan dengan meniras kain yang telah dipotong sebesar 1X1
cm pada 3 kain contoh uji yang berbeda
3. Potong kain contoh 10X10 cm, timbang berat kain
4. Ambilkan benang lusi dan pakan dari sisi yang berbeda masingmasing 10 helai (10
helai lusi dan 10 helai pakan)
5. Timbang benang lusi dan pakan dari 10 helai tersebut
6. Mengukur panjang benang lusi helai demi helai lalu rata-ratakan (diluruskan),
Demikian pula untuk benang pakannya.
7. Hitung mengkeret benang lusi dan pakan
8. Menghitung nomor benang lusi dan pakan dari masing-masing dari data yang sudah
diperoleh.
9. Melalukan perhitungan terhadap berat lusi dan pakan untuk memperoleh selisih berat.
10. Menggambar anyaman dari hasil yang diuji (contoh uji).
III. Data Percobaan
3.1 Tetal Lusi dan Pakan
No Tetal Lusi Tetal Pakan
1 87 39
2 86 40
3 87 36
∑ 260 115

x 86,6 ℎ⁄𝑖𝑛𝑐ℎ = 34,12 ℎ⁄𝑐𝑚 38,3 ℎ⁄𝑖𝑛𝑐ℎ = 15,09 ℎ⁄𝑐𝑚

3.2 Berat (10 × 10) cm = 0,76 gram


3.3 Berat 10 helai lusi = 9 mg = 0,009 gram
Berat 10 helai pakan = 10 mg = 0,001 gram
3.4 Panjang Pakan dan Panjang Lusi
No Panjang Lusi Panjang Pakan
1 10,1 10,1
2 10,1 10,1
3 10,1 10,1
4 10 10,1
5 10 10,1
6 10,1 10,1
7 10,1 10
8 10,1 10,1
9 10,1 10,1
10 10,1 10
∑ 100,8 cm = 1,008 m 100,8cm = 1,008 m

x 10,08 10,08
IV. Perhitungan
4.1 Mengkeret Benang

x panjang benang −panjang kain


Pakan = × 100 %
x benang

10,08 – 10
= × 100%
10,8
0,08
= 10,08 × 100%

= 0,79 %

x panjang benang −panjang kain


Lusi = × 100 %
x benang

10,08 – 10
= × 100%
10,08
0,08
= 10,08 × 100%

= 0,79 %

4.2 Nomer Benang


 Tidak Langsung
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑡𝑒𝑟
Nm Lusi = = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡
1,008
= 0,009 = 112
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑡𝑒𝑟
Nm Pakan = = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡
1,008
= 0,001 = 108

Ne Lusi = 0,59 × Nm
= 0,59 × 112= 66,8
Ne Pakan = 0,59 × Nm
= 0,59 × 108 = 63,7

 Langsung
1000 1000
Tex Lusi = = = 8,72
𝑁𝑚 112
1000 1000
Tex Pakan = = = 9,2
𝑁𝑚 108
9000 9000
Td Lusi = = = 80,35
𝑁𝑚 112
9000 9000
Td Pakan = = = 83,3
𝑁𝑚 108

4.3 Gramasi
 Penimbangan
Berat (10 × 10) = 0,76 gram
0,76 ×(100 ×100)𝑔/𝑚2
𝑥= (10 ×10)
𝑔
= 76 ⁄𝑚2

 Perhitungan
ℎ𝑙⁄ × 𝐿𝑘 ×𝑃𝑘 × 100
𝑐𝑚 100 −% 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑘𝑒𝑟𝑒𝑡
Lusi = 𝑁𝑚 ×100
100
34,12 ×100 ×100 ×
100 −0,79
= 112 × 100
100
34,12 ×100 ×100 ×
99,21
= 11200
34,122 ×100 ×100 × 1,007
= 11200

= 30,67 gram
ℎ⁄ × 𝐿𝑘 ×𝑃𝑘 × 100
𝑐𝑚 100 −% 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑘𝑒𝑟𝑒𝑡
Pakan = = 𝑁𝑚 ×100
100
15,09 ×100 ×100 ×
100 −0,79
= 108 × 100
100
15,09 ×100 ×100 ×
99,21
= 10800
15,09 ×100 ×100 × 1,007
= 10800

= 14,07 gram

Total = Berat Lusi + Berat Pakan


= 30,67 + 14,07
= 44,74 gram
4.4 Selisih Berat Penimbangan dan perhitungan
76−44,74
Selisih = × 100%
76
31,26
= × 100%
76

= 41,13 %

V. Anyaman

Lusi

Pakan

VI. Diskusi
Anyaman satin pada kain katun pada umumnya mengggunakan 5 atau 8 gun.satin
mempunyai silangan yang paling sedikit dan merata. Titik-titik silang pada anyaman satin
letaknya tersebar tidak bersinggungan satu sama lain, maka hanya mempunyai satu titik
silang. Dalam 1 rapot anyaman, anyaman satin hanya banyak benang lusi=banyak benang
pakan. Anyaman satin hanya menonjolkan salah satu, yaitu efek lusi atau efek pakan lusi
disebut satin lusi, sedangkan anyaman satin dengan efek pakan disebut efek pakan. Pada
kain dengan anyaman satin, tidak tampak jelas atau menonjol suatu garis seperti pada
digunakan anyaman keper.
Pada saat percobaan praktikan di beri contoh uji, lalu contoh uji tersebut dipotong
ssebesar 1,5 × 1,5cm lalu ditiras hingga berukuran 1×1 cm, lalu setelah itu hitung jumlah
lusi dan pakannya, dilakukan sebanyak 3 kali. Setelah itu contoh uji di potong terlebih
dahulu 10,5 × 10,5, lalu setelah itu ditiras hingga berukuran 10×10 cm. setelah itu contoh
uji ditimbang. Setelah ditimbang contoh uji tersebut di ambil masing-masing 10 helai lusi
dan pakannya, kemudian ditimbang juga helaian tersebut, lalu setelah itu diukur panjangnya
masing-masing.
Setelah semua data diperoleh, lalu dilanjut ke perhitungan. Pada saat perrhitungan,
didapatkan hasil pengukuran yaitu nilai mengkeret benang, nomor benang, dan berat kain.
Selisih berat kain hasil perhitungan dengan hasil pengukuran yang paling baik adalah
sekecil-kecilnya, yang baik rata-rata ≤ 5%. Pada percobaan didapat selisih melebihi nilai
rata-rata, yaitu 41,13%. Kesalahan tersebut mungkin dalam praktikum dekomposisi kain
polos dianggap kurang effisien. Dikarenakan pada saat menimbang berat benang ,
perhitungan panjang benang perhelai kurang teliti. Selisih berat tersebut dapat berubah
menjadi lebih kecil lagi apabila pengamatan dapat dilakukan dengan lebih teliti lagi dalam
mengukur berat kain, dan benang; serta panjang dan tetal kain pada saat percobaan.
Selisih tersebut kemungkinan disebabkan beberapa hal:
 Kesulitan dalam menentukan arah lusi, sehingga akan mempengaruhi pada saat
penimbangan, karena bila salah menentukan lusi maka hasil penimbangan akan
terbalik. Untuk itu harus dipahami cara menentukan lusi, lusi rata-rata lebih banyak dan
lebih rapat daripada pakan, dari tekstur permukaan biasanya lusi lebih kasar dari pakan
pada anyaman tertentu, yang lebih mudah apabila ada pinggiran kain maka lusi searah
dengan pinggiran kain.
 Adanya keterbatasan daya pengelihatan mata pada saat menentukan tetal kain (jumlah
lusi dan pakan).
 Berat kain dan benang saat dilakukan penimbangan kurang teliti dan timbangannya
kurang akurat, karena terkadang tidak menghasilkan berat tetap dan ketelitiannya lebih
besar. Menggunting kain 10cmx10cm harus sangat hati-hati, jangan sampai tidak rata
bahkan sedikit pun terpotong, karena itu akan mempengaruhi penimbangan Selain itu
benang yang telah ditiras ada yang tidak utuh satu tapi terurai yang bisa mempengaruhi
berat saat penimbangan.
 Menghitung tetal yang kurang teliti mempengaruhi pada perhitungan

VII. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum diperoleh hasil:
1. Mengkeret Benang
Lusi = 0,79 %
Pakan = 1,79 %
2. Nomor Benang
 Tidak langsung
Nm Lusi = 112
Nm Pakan = 108
Ne Lusi = 66,8
Ne Pakan = 63,72
 Langsung
Tex Pakan = 8,72
Tex Lusi = 9,2
Td Lusi = 80,35
Td Lusi = 80,72
3. Gramasi
a. Penimbangan
𝑔
𝑥 = 79 ⁄𝑚2

b. Perhitungan
Lusi = 30,67 gram
Pakan = 14,07
Total = 44,74
4. Selisih berat penimbangan dan perhitungan
Selisih = 41,13 %
Pada saat praktikumpun harus dilakukan dengan teliti, karena jika tidak dilakukan dnegan
teliti makan kemungkinan kesalahan semakin besar juga.

VIII. Daftar Pustaka


https://www.academia.edu/people/search?utf8=%E2%9C%93&q=lapran+distek+daku di
akses pada Senin, 18 September 2017, Pukul 19.30 WIB
http://www.ajp03.com/2014/10/laporan-praktikum-disain-tekstil-1.html di akses pada
Senin, 18 September 2017, Pukul 19.50 WIB

Anda mungkin juga menyukai