Anda di halaman 1dari 8

TEORI DASAR MATERIAL

A.1 Struktur Mikro Material

Material adalah segala sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruangan.
Material Teknik adalah segala bahan yang digunakan dalam bidang keteknikan
(kerekayasaan).

Struktur mikro material terbagi atas :

a. Atom

Merupakan suatu unsur terkecil dari material yang tidak dapat dibagi lagi dengan
reaksi kimia biasa.

b. Sel Satuan

Merupakan susunan dari beberapa atom yang teratur dan mempunyai pola yang
berulang. Sel satuan terdiri dari kubus (BCC, FCC, dan HCP), hexagonal, tetragonal,
triklin, monoklin, dan sebagainya. Adapun sel satuan yang berbentuk kubus antara
lain :

1. BCC (Body Centered Cubic)

Adanya pemusatan satu atom di tengah-tengah kubus.

Jumlah atom (n) = (1/8) x 8 + 1 = 2

4R = a√3

a = (4/√3) R

2. FCC (Face Centered Cubic)

Adanya pemusatan satu atom di setiap sisi kubus.

Jumlah atom (n) = 1/8 x (8) + ½ x (6) = 4

4R = a√2

a = 4/√2 x R

3. HCP (Hexagonal Closed Package)


Jumlah atom (n) = (3×1) + (12 x 1/6) + (2 x ½) = 6

Tinggi = 1,633 a

Luas alas = 6 x luas segitiga

= 6 x (1/2 a x a sin 60)

= 3a2 sin 60

Volume sel satuan = a x t

= 3a2 sin 60 x 1,633 a

= 4,24 a3 ;a=2R

= 4,24 (2R)3

= 33,94 R3

c. Butir

Merupakan kumpulan dari sel satuan yang memiliki arah dan orientasi sama dalam 2
dimensi.

d. Kristal

Merupakan kumpulan dari sel satuan yang memiliki arah dan orientasi sama dalam 3
dimensi.

A.2 Sifat-sifat Mekanik Material

Sifat material secara umum dapat diklasifikasikan seperti di bawah ini :

1. Sifat Fisik

Sifat yang telah ada pada material.

contoh : warna, massa jenis, dimensi, bau, dan lain-lain.

2. Sifat Kimia

Sifat material yang berhubungan dengan komposisi kimia.


contoh : kemolaran, kemolalan, dan konsentrasi.

3. Sifat Teknologi

Sifat material yang muncul akibat mengalami proses pemesinan, contoh : mampu
tempa.

4. Sifat Termal

Sifat material yang dipengaruhi oleh temperature.

contoh : konduktifitas termal, titik beku dan titik didih.

5. Sifat Optik

Sifat material yang berhubungan dengan pencahayaan.

contoh : rasioaktifitas, dan mampu dibiaskan.

6. Sifat Akustik

Sifat material yang berhubungan dengan bunyi.

contoh : mampu meredam bunyi.

7. Sifat Magnetik

Sifat material untuk merespon medan magnet.

contoh : mampu menyimpan magnet.

8. Sifat Mekanik

Sifat material yang muncul akibat pembebanan mekanik.

Adapun sifat mekanik pada material antara lain :

a. Kekerasan

Kemapuan material untuk menahan deformasi plastis lokal akibat penetrasi di


permukaan.

b. Kekuatan
Kemapuan material untuk menahan deformasi plastis secara menyeluruh.

c. Keuletan

Kemampuan material untuk menahan deformasi plastis maksimum sampai material


itu patah.

d. Kelentingan

Besarnya energi yang diserap material selama deformasi elastis berlangsung

e. Ketangguhan

Besarnya energi yang diserap material sampai material tersebut patah.

f. Modulus Elastisitas

Merupakan ukuran kekakuan material

A.3 Cacat-cacat pada Material

Cacat pada material merupakan ketidaksempurnaan pada material. Cacat pada


material terbagi atas :

1. Cacat titik

Cacat titik adalah cacat berupa titik pada material. Cacat titik terbagi atas :

a. Vacancy (kekosongan), yaitu cacat yang terjadi akibat adanya kekosongan atom
dalam susunan atom.

b. Subtitusi/pergantian, yaitu cacat yang terjadi akibat adanya pergantian atom


pada susunan atom.

c. Intertisi adalah cacat yang terjadi akibat adanya atom lain yang menyusup
dalam susunan atom. Intertisi terbagi atas:

 Self Intertisi, yaitu cacat akibat adanya atom yang menyisip pada susunan atom
yang berasal dari atom itu sendiri.
 Impurity, yaitu adanya atom asing yang menyusup pada susunan atom yang
bersifat mengganggu.

2. Cacat Garis/Dislokasi
Cacat garis adalah ketidaksempurnaan pada material akibat kekosongan pada sebaris
atom. Dislokasi terbagi atas dislokasi sisi dan dislokasi ulir.

a. Dislokasi sisi, adalah cacat garis yang arah pergerakan atomnya tegak lurus
terhadap garis dislokasi. (Dislocation line)

b. Dislokasi Ulir, yaitu cacat gais yang arah pergerakan atomnya sejajar terhadap arah
garis dislokasi (Dislocation line).

3. Cacat Bidang

Cacat bidang yaitu ketidak sempurnaan material pada sebidang struktur atom.

Contohnya;

 Twinning
 Batas butir

4. Cacat Ruang

Cacat ruang adalah ketidaksempurnaan kristal pada seruang atom yaitu timbulnya
rongga antara batas butir karena orientasi butir dan dapat dilihat secara langsung.

Contohnya :

 Porositas
 Retak
 Ronngga

A.4 Diagram Fasa

diagram fasa Fe-Fe3C menampilkan hubungan antara temperature dan kandungan


karbon (%C) selama pemanasan lambat.dari digram Fasa tersebut dapat diperoleh
informasi informasi penting antara lain :

1. Fasa yang terjadi pada komposisi dan temperature yang berbeda dengan kondisi
pendinginan lambat
2. Temperature pembekuan dan daerah derah pembekuan paduan Fe-C bila
dilakukan pendinginan lambat
3. Temperature cair dari masing masing paduan
4. Batas batas kelarutan atau batas kesetimbangan dari unsur karbon pada fasa
tertentu
5. Reaksi reaksi metalurgis yang terjadi yaitu reaksi eutektik ,peritektik dan
eutektoid

Beberapa istilah dalama diagram kesetimbangan Fe-Fe3C dan fasa fasa yang terdapat
didaamnya akan dijelaskan dibawah ini.berikut ini adalah batas batas temperature
kritis pada diagram Fe-Fe3C :

 Temperature reaksi eutektoid = perubahan fasa g menjadi a + Fe3C (perlit)


untuk baja hypoeutectoid
 Titik curri = dimana sifat magnetik besi berubah dari feromagnetik menjadi
para magnetik
 Temperature transformasi = fasa g menjadi a (ferit) yang ditandai dengan
naiknya batas kelarutan karbon seiring dengan turunya temperature
 Temperature transformasi = fasa g menjadi Fe3C (sementit) yang ditandai
dengan penurunan batas larutan karbon seiring dengan turunnya temperature
 Temperature transformasi = g menjadi a+Fe3C (perlit) untuk baja
hipereutektoid

Fasa fasa tyang terjadi dalam diagram kesetimbangan Fe-C selama pemanasan lambat
:

 Ferrit (a) yaitu paduan Fe dan C dengan larutan C max 0,025 % pada
temperature 723oC, struktur kristalnya BCC
 Austenit (g) yaitu paduan Fe dan C dengan kelarutan C max 2% pada
temperature 1148oC ,struktur kristalnya FCC
 Delta (d) adalah paduan Fe dan C dengan kelarutan C max ),1 % pada
temperature 1493oC , struktur kristalnya BCC
 Senyawa Fe3C atau biasa disebut sementit dengan kandungan C max 6,67 %
bersifat keras dan getas dan memilki struktur kristal orthorombic
 Liquid atau fasa cair adalah daerah paling luas deimana kelarutan C sebagai
paduan utama dalam Fe tidak terbatas pada temperature yang bervariasi

Adapun reaksi reaksi metalurgis yang bisa terjadi berdasarkan pada diagram Fe-Fe3C :

 Reaksi peritektik terjadi pada tenmperature 1495oC dimana logam cair dengan
kandungan 0,53 % C bergabung dengan delta (d) kandungan 0,09%C
bertransformasi menjadi austenit (g) dengan kandungan 0,17 % C . delta (d)
adalah fasa padat pada temperature tinggi dan kurang berarti untuk proses
perlakuan panas yang berlangsung pada temperature rendah
 Liquid (C=0,53 %) + delta (d) (C=0,09 %) austenite (g) (C=0,17 %)
 Reaksi eutektik terjadi pada temperature 1148oC dalam hal ini logam cair
dengan kandungan 4,3% C membentuk austenit (g) dengan 2% C dan senyawa
sementit yang mengandung 6,67% C
 Liquid (C=4,3%) austenite (g) (C=2,11 %) + fe3C (C=6,67 %)
 Reaksi eutectoid berlangsung pada temperature 723oC austenit (g) padat
mengandung 0,8 % C menghasilkan ferit (a) dengan kandungan 0,025 % C dan
sementit (Fe3C) yang mengandung 6,67 % C
 Austenit (g) (C=0,8%) ferit (a) ( C=0,025 %) + Fe3C (C=6,67%)

A.5 Mekanisme Penguatan Material

1. Penguatan Larut Padat

Penguatan dengan cara menambahkan sejumlah atom lain (atom asing) ke dalam
sebuah gugusan atom induk. Pemaduan dalam jumlah tertentu dimana semua unsur
pemadu terlarut padat dalam logam induk. Atom atom asing tersebut dapat larut padat
intertisi atau substitusi tergantung pada ukurannya. Bila atom asing berukuran besar (d
> 0.15D), maka larut padat substitusi. Kalau berukuran kecil (d < 0.15D) akan larut
padat interstisi (d = diameter atom terlarut, D = diameter atom pelarut (atom induk).

2. Penguatan dengan Fasa Kedua

Penguatan fasa kedua terjadi ketika penambahan unsur paduan menghasilkan fasa
kedua (second phase) atau fasa sekunder.

Fasa kedua bersifat keras (kuat) dan getas. Kekerasan (kekuatan) material meningkat
dengan bertambahnya jumlah (fraksi berat) fasa kedua. Contoh paduan yang
menghasilkan (memiliki) fasa kedua:

Ø Baja (Steel)

Besi (Fe) yang dipadu dengan karbon (C) menghasilkan fasa kedua senyawa Fe3C
(sementit) disamping fasa utama ferrit (α) larut padat dalam (Fe) . Fasaferrit bersifat
lebih lunak dan ulet sedangkan sementit sangat keras tapi rapuh.

3. Penguatan Presipitat

Merupakan penambahan atom asing ke material utama. Keberadaan persipitat akan


menghambat pergerakan dari dislokasi

4. Penguatan Dispersi
Logam paduan bisa ditingkatkan kekerasannya dengan penambahan partikel oksida
yang akan menghalangi pergerakan dari dislokasi. Partikel oksida tidak larut dalam
matriknya pada suhu tinggi. Penambahan partikel Al2O3 pada produk SAP (sintered
aluminium product) akan memberikan kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan
padual Al biasa pada suhu tinggi.

5. Penguatan dengan Penghalusan Butir/Sub-butir

Batas butir adalah penghalang dislokasi atau disebut juga penghalang terjadinya slip.
Kemampuan menghalangi bertambah dengan peningkatan sudut mis-orientasi butir
(angle of misorientation). Butir halus mempunyai batas butir lebih banyak sehingga
penghalang dislokasi lebih banyak dan lebih susah terjadinya slip akhirnya material
menjadi lebih kuat. Makin halus ukuran butir maka bidang slip akan semakin pendek
sehingga dislokasi akan cepat sampai ke batas butir. Semakin halus ukuran butir maka
material akan semakin kuat.

6. Pengerasan Regangan

Untuk masing masing kenaikan regangan plastis, dibutuhkan tegangan yang lebih
besar untuk menggerakkan dislokasi dibandingkan sebelumya karena dislokasi telah
banyak yang sampai kebatas butir. Ini berarti logam bertambah kekerasan dan
kekuatan.

7. Penguatan dengan Tekstur

Proses defornasi akan menyebabkan butir-butir dari logam mengarah pada orientasi
tertentu. Logam yang orientasi kristalnya mengarah pada orientasi tertentu dikatakan
memiliki tekstur kristalografis. Dengan adanya orientasi yang tertentu tersebut, maka
logam tidak lagi bersifat isotrop melainkan justru bersifat anisotrop khususnya dalam
hal kekuatannya

8. Pengerasan Martensit

Martensit memiliki susunan atom BCT sehingga dislokasi menjadi susah untuk
bergerak. Baja dipanaskan sampai fasa austenit lalu dilakukan pendinginan cepat
sehingga atom-atom karbon pada austenit tidak sempat berdifusi keluar, akibatnya
austenit akan bertransformasi menjadi martensit yang memiliki sel satuan BCT.
Kekerasan martensit akan semakin tinggi dengan semakin banyaknya atom karbon
yang larut didalamnya.

Anda mungkin juga menyukai