Bab 5 Dan 11 Metode Penelitian Pendidikan Karya Sugiyono-Alfabeta-2017
Bab 5 Dan 11 Metode Penelitian Pendidikan Karya Sugiyono-Alfabeta-2017
A. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.
B. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apa
yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu
sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul respentetatif (mewakili).
C. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. teknik sampling pada
dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Probility Sampling adalah Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama
bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Probility Sampling terdiri
atas:
a. Simple random sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
b. Propotionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan
berstrata secara proposional.
c. Dispropotionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi
kurang proposional.
d. Area (Cluter) Sampling (Sampling menurut daerah)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan
diteliti atau sumber data sangat luas.
Teknik sampling daerah biasanya menggunakan dua tahap, yaitu yang pertama menentukan
sampling daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara
sampling.
2. Non Probility Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel.
a. Sampling sistematis
Teknik pengambilan sampel berdasarkan untaian dari anggota populasi yang telah
diberi nomor urut.
b. Sampling Kuota
Teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu
sampai jumlah kuota yang diinginkan.
c. Sampling incindetal
Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang
orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
d. Purposive Sampling
Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
e. Sampling Jenuh
Teknik penetuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
f. Snowball Sampling
Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.
Pada penelitian kualitatif biasanya banyak yang menggunakan sampel purposive dan
snowball.
D. Menentukan Ukuran Sampel
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. jumlah sampel yang
diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu
sendiri.
Cara menentukan ukuran sampel didasarkan atas asumsi bahwa populasi berdistribusi
normal. Bila sampel tidak berdistribusi normal misalnya populasi homogeny maka cara-cara
tersebut tidak perlu digunakan.
A. Pengertian
Ada perbedaan yang mendasar dalam Pengertian “Populasi dan sampel” dalam
penelitian Kuantitatif dan kualitatif, dalam penelitian kuantitatif Populasi diartikan
sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi itu. Populasi itu
misalnya penduduk di wilayah tertentu.
Dalam penelitian kualitatif pengertian populasi dan sampel tidak menggunakan
istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang
terdiri dari tiga elemen, yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity)
yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut, dapat dirumah berikut keluarga,
tempat kerja, atau wilayah suatu negara. Situasi sosial tersebut dapat dinyatakan sebagai
obyek penelitian yang ingin difahami secara lebih mendalam “apa yang terjadi di
dalamnya.
Place/tempat
Social
situation
Actor/orang Activity/aktivitas
Jadi penentuan sampel dalam penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti mulai
memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung. Caranya yaitu, peneliti memilih
orang tertentu lalu berdasarkan data atau informasi yang diperoleh sebelumnya itu,
peneliti dapat menetapkan sampel lainnya yang dipertimbangkan akan memberikan data
lebih lengkap. Praktek seperti ini disebut dengan snowball sampling. Dalam proses
penentuan sampel purposive, besar sampel yang ditentukan oleh petimbangan informasi.
Dalam hubungan ini S.Nasution (1988) menjelaskan bahwa penentuan unit sampel
dianggap telah memadai apabila telah sampai pada taraf jenuh.
1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga
sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayati.
2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang
tengah diteliti
3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi
Seperti telah dikemukakan bahwa, penambahan sampel itu dihentikan,
manakala datanya sudah jenuh. Dari berbagai informan, baik yang lama maupun yang
baru, tidak memberikan data baru lagi. Jadi yang menjadi kepedulian bagi peneliti
kualitatif adalah “tuntas dan kepastian” perolehan informasi dengan keragaman variasi
yang ada, bukan banyaknya sampel sumber data. Contoh: seorang peneliti, ingin
mengemukakan gaya belajar anak yang berabakat di sekolah dasar. Berdasarkan hal
tersebut maka ada langkah-langkah penentuan sampel sumber data yang harus dilakukan
oleh peneliti.