Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN ANALISA SINTESA

DI RUANG IGD RSUD RA KARTINI JEPARA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase KGD

Di Susun Oleh :
NAMA : MUHAMMAD MUNIF
KELOMPOK : II

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


CENDEKIA UTAMA KUDUS
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2016
LAPORAN ANALISA SINTESA

Nama : M. MUNIF
Ruang : IGD
Tgl : 21 Juli 2016

1. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Umur : 50 tahun
Alamat : Jati Sari 1/2
2. Diagnisa Medis : BPH
3. Dasar Pemikiran (Patofisiologi)
Prostat adalah organ genetalia pria yang terletak disebelah inferior
kandung kemih, didepan rectum dan membungkus uretra posterior.
Bentuknya seperti buah kemiri dengan ukuran 4 x 3 x 2,5 dan beratnya
kurang lebih 20 gram. Secara histopatologik kelenjar prostat terdiri atas
komponen kelejar dan stroma. Komponen stroma ini terdiri dari otot polos,
fibroblast, pembuluh darah, saraf, dan jaringan penyangga yang lain.
Sejalan dengan bertambahnya umur, kelenjar prostat akan mengalami
hyperplasia. Jika prostat membesar, maka akan meluas ke atas (kandung
kemih) sehingga pada bagian dalam akan mempersempit saluran uretra
prostatica dan menyumbat aliran urine. Keadaan ini dapat meningkatkan
intravesikal. Sebagai kompensasi terhadap tahanan uretra prostatika, maka
otot detrusor dan kandung kemih berkontraksi lebih kuat agar dapat
memompa urine keluar. Kontraksi yang terus-menerus menyebabkan
perubahan anatomi dari kandung kemih berupa: hipertropi otot detrusor,
trabekulasi, terbentuknya selula, sekula, dan divertikel kandung kemih.
Tekanan intravesikal yang tinggi diteruskan ke seluruh bagian buli-buli
tidak terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua muara ureter
ini dapat menimbulkan aliran balik urine dari buli-buli ke ureter atau terjadi
refluks vesiko-ureter. Keadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan
hidroureter, hidronefrosis, bahkan akhirnya dapat jatuh kedalam gagal ginjal.
(Arif muttaqin dan kumala sari, 2011: 258).
Obstuksi yang diakibatkan oleh hyperplasia prostat benigna tidak
hanya disebabkan oleh adanya massa prostat yang menyumbat uretra
posterior, tapi juga disebabkan oleh tonus otot polos yang ada pada stroma
prostat, kapsul prostat dan otot polos pada leher buli-buli. Otot polos itu
dipersarafi oleh serabut simpatis yang berasal dari nervus pudendus.
Pada BPH terjadi rasio peningkatan komponen stroma terhadap epitel.
Kalau pada prostat normal rasio stroma dibanding dengan epitel adalah 2:1,
pada BPH rasionya meningkat menjadi 4:1, hal ini dikarenakan terjadi
peningkatan tonus otot polos prostat dibandingkan dengan prostat normal.
Dalam hal ini massa prostat yang menyebabkan obstruksi komponen static
sedangkan tonus otot polos yang merupakan komponen dinamik sebagai
penyebab obstruksi prostat. ( Basuki B Purnomo, 2008:73 )

4. Analisa Sintesa
Peningkatan Salfa reduktase dan peningkatan jumlah DHT, Perubahan
keseimbangan estrogen – testosteron, Unknown (tidak diketahui), Tori sel stem,
Peningkatan epidermal growth faktors / fibroblast growth faktors dan penurunan
transforming growth factor beta

Stimulasi epitel dan stroma kelenjar prostate mengalami hiperplasi

BPH

Pembesaran prostat

Obstruksi leher bladder

Aliran keluar urin terganggu

Retensi urine

Pemasangasangan Kateter

5. Data Fokus
DS: Pasien mengatakan susah kencing sejak 4 hari yang lalu, keluar sedikit-
sedikit, nyeri saat BAK, mual muntah 2x
DO:
- Klien tampak lemah dan gelisah
- kandung kemih teraba penuh
- Klien tampak meringis kesakitan
6. Diagnosa Keperawatan
Gangguan pola eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi saluran kemih
7. Tindakan Keperawatan dan Rasional
Pemasangan kateter
Rasional: Untuk melancarkan pengeluaran urin pada klien yang tidak dapat
mengontrol miksi atau mengalami obstruksi pada saluran kemih.
8. Prinsip-Prinsip Tindakan Keperawatan
- Prinsip tindakan pemasangan kateter adalah steril
- Kateter yang digunakan sesuai dengan kondisi klien
- Utamakan privasi dan kenyamanan klien
- Dilakukan sesuai prosedur (SOP)
9. Tujuan Tindakan
- Menghilangkan distensi kandung kemih
- Sebagai penatalaksanaan kandung kemih inkompeten
- Untuk mendapatkan spesimen urin steril
- Sebagai pengkajian jumlah residu urin, bila kandung kemih tidak mampu
untuk dikosongkan secara lengkap
- Memantau pengeluaran urin pada klien yang mengalami gangguan
hemodinamik
10. Efek/Komplikasi/ yang dapat terjadi dari tindakan Keperawatan dan
pencegahan
a. Efek/Komplikasi:
- Bila pemasangan dilakukan tidak hati-hati bisa menyebabkan luka dan
perdarahan uretra yang berakhir dengan striktur uretra seumur hidup
- Balon yang dikembangkan sebelum memasuki buli-buli juga dapat
menimbulkan luka pada uretra. Karenanya, balon dikembangkan bila
yakin balon akan mengembnag dalam buli-buli dengan mendorong
kateter sampai ke pangkalnya
- Infeksi uretra dan buli-buli
- Nekrosis uretra bila ukuran kateter terlalu besar atau fiksasi yang
keliru
- Merupakan inti pembentukan batu buli-buli

b. Pencegahan
Lakukan pemasangan kateter dengan prinsip steril dan berhati-hati adar
tidak menyebabkan luka dan perdarahan uretra yang berakhir dengan
striktur uretra seumur hidup

11. Evaluasi
Evaluasi pada tanggal 21 Juli 2016
Nama : Tn. S
Umur : 50 tahun
Alamat : Jati Sari 1/2
S: Klien mengatakan agak lega karena sudah bisa kencing walaupun lewat
selang (DC)
O: klien tampak nyaman, urin keluar, warna seperti teh, jumlah 300cc
- A (Airway) : tidak ada sumbatan pada jalan nafas,tidak ada benda
asing ataupun secret
- B (Breathing):RR : 22x/mnt, regular.SPO2 98%. vocal premitus kanan
dan kiri getarannya sama kuat, perkusi sonor, suara vesikuler
- C (Circulation) : BP: 100/80mmHg, HR:78x/mnt, T:36,90C,GDS:154
mg/dl CRT < 3 detik, akral hangat
- D (Dissability) : keadaan umum lemah, kesadaran composmentis,E4
M6 V5
A: masalah teratasi sebagian karena urin sudah bisa keluar
P: lanjutkan intervensi
- Ukur dan catat urine setiap kali berkemih, meliputi warna, konsistensi
dan frekuensi
- Palpasi kandung kemih

Tanda Tangan Pembimbing Klinik

Tanda Tangan Mahasiswa ( Abdul Khamid,S.Kep.,Ns )

Tanda tangan Pembimbing Akademik

( M. Munif )

(_____________________________)

Anda mungkin juga menyukai