BAB I-V, Daftar Pustaka, Lampiran
BAB I-V, Daftar Pustaka, Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ekstraksi adalah proses pemisahan secara kimia dan fisika kandungan zat
simplisia menggunakan pelarut yang sesuai. Hal-hal yang penting
diperhatikan dalam melakukan ekstrasi yaitu pemilihan pelarut yang sesuai
dengan sifat-sifat polaritas senyawa yang ingin diekstraksi ataupun sesuai
dengan sifat kepolaran kandungan kimia yang diduga dimiliki simplisia
tersebut, hal lain yang perlu diperhatikan adalah ukuran simplisia harus
diperkecil dengan cara perajangan untuk memperluas sudut kontak pelarut
dan simplisia, tapi jangan terlalu halus karena dikhawatirkan menyumbat
pori-pori saringan menyebabkan sulit dan lamanya poses ekstraksi [1].
Penyarian adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larut dari bahan yang
tidak dapat larut dengan pelarut cair. Secara umum terdapat empat tujuan
ekstraksi yaitu:
a. Selektif, dapat melarutkan semua zat wangi dengan cepat, sempurna, dan
sedikit mungkin melarutkan bahan lain (lilin, pigmen,senyawa albumin).
b. Mempunyai titik didih yang rendah dan seragam.
c. Tidak larut dalam air.
5
Macam-macam Pelarut:
1) Dekok
Ekstraksi dilakukan dengan solven air pada suhu 90°-95°C selama
30 menit.
2) Infus
Hampir sama dengan dekok, namun dilakukan selama 15 menit.
3) Refluks
Dilakukan dengan menggunakan alat destilasi, dengan merendam
simplisia dengan pelarut/solven dan memanaskannya hingga suhu
tertentu. Pelarut yang menguap sebagian akan mengembung kembali
kemudian masuk ke dalam campuran simplisia kembali, dan sebagian
ada yang menguap.Merupakan ekstraksi dengan pelarut yang dilakukan
pada titik didih pelarut tersebut, selama waktu tertentu dan sejumlah
palarut tertentu tertentu dengan adanya pendinginan balik (kondensor).
Umumnya dilakukan tiga kali sampai lima kali pengulangan proses
pada residu pertama agar proses ekstraksinya sempurna.Keuntungan:
digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel yang memiliki tekstur
kasar. Kerugian: butuh volume total pelarut yang besar dan sejumlah
manipulasi operator.
4) Soxhletasi
Mirip dengan refluks, namun menggunakan alat khusus yaitu
esktraktor Soxhlet.Suhu yang digunakan lebih rendah dibandingkan
dengan refluks.Metode ini lebih hemat dalam hal pelarut yang
digunakan.Proses ekstraksi dimana sampel yang akan diekstraksi
ditempatkan dalam suatu timbel yang permeabel terhadap pelarut dan
diletakkan di atas tabung destilasi, dididihkan dan dikondensaasikan di
atas sampel.Kondesat akan jatuh ke dalam timbel dan merendam
sampel dan diakumulasi sekeliling timbel. Setelah sampai batas
tertentu, pelarut akan kembali masuk ke dalam tabung destilasi secara
otomastis. Proses ini berulang terus dengan sendirinya di dalam alat
terutama dalam peralatan Soxhlet yang digunakan untuk ekstraksi
lipida. Sampel yang bisa diperiksa meliputi pemeriksaan lemak,
trigliserida, kolesterol.Keuntungan: dapat digunakan untuk sampel
dengan tekstur yang lunakdan tidak tahan terhadap pemanasan secara
langsung, digunakan pelarut yang lebih sedikit dan pemanasannya dapat
diatur. Kerugian: karena pelarut didaur ulang, maka ekstrak yang
terkumpul pada wadah disebelah bawah terus menerus dipanaskan
8
5) Coque
Penyarian dengan cara menggodok simplisia menggunakan api
langsung. Hasil godokan setelah mendidih dimanfaatkan sebagai obat
secara keseluruhan (termasuk ampas) atau hanya digunakan hasil
godokannya saja tanpa menggunakan ampasnya.
6) Seduhan
Dilakukan dengan menggunakan air mendidih, simplisia direndam
dengan menggunakan air panas selama waktu tertentu (5-10 menit)
seperti halnya membuat teh seduhan.
Apabila suatu cairan diletakkan dalam suatu wadah yang tertutup (diisi
tidak penuh), maka cairan tersebut melepaskan molekul-molekulnya ke
dalam ruangan yang ada di atasnya. Pada suatu saat jumlah molekul yang
meninggalkan permukaan cairan besarnya sama dengan jumlah molekul
yang kembali ke permukaan cairan. Dalam keadaan ini ruangan tersebut
dikatakan telah jenuh dengan uap dari cairan. Tekanan uap dalam ruangan
9
tersebut di katakan sebagai tekanan uap dari cairan yang bersangkutan pada
temperatur pengamatan.
Metode ini artinya tidak ada proses pemanasan selama proses ekstraksi
berlangsung, tujuannya untuk menghindari rusaknya senyawa yang dimaksud
akibat proses pemanasan. Ekstraksi dingin antara lain :
1) Maserasi
Merupakan proses ekstraksi menggunakan pelarut diam atau dengan
pengocokan pada suhu ruangan. Pada dasarnya metode ini dengan cara
merendam sampel dengan sekali-kali dilakukan pengocokan. Pengocokan
dapat dilakukan dengan menggunakan alat rotary shaker dengan
kecepatan sekitar 150 rpm. Umumnya perendaman dilakukan 24 jam dan
selanjutnya pelarut diganti dengan pelarut baru. Namun dari beberapa
penelitian melakukan perendama hingga 72 jam.
10
4) Modifikasi remaserasi
Remaserasi adalah penyaringan yang dilakukan dengan membagi
dua cairan yang digunakan, kemudian seluruh serbuk simplisia
dimaserasi dengan cairan penyari pertama, sesudah dienap tuangkan
dan diperas, ampas dimaserasi lagi dengan cairan penyari yang kedua.
2) Perlokasi
Merupakan cara ekstraksi yang dilakukan dengan mengalirkan pelarut
melalui bahan sehingga komponen dalam bahan tersebut tertarik ke dalam
pelarut. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat,
kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosis, adesi, daya
kapiler dan daya geseran (friksi). Hasil perkolasi disebut perkolat.
Perkolasi banyak digunakan untuk mengekstraksi komponen dari bahan
tumbuhan. Pada proses perkolasi, terjadi partisi komponen yang
diekstraksi, antara bahan dan pelarut. Dengan pengaliran pelarut secara
berulang-ulang, maka semakin banyak komponen yang tertarik.
Kelemahan dari metode ini yaitu diperlukan banyak pelarut dan waktu
yang lama, sedangkan komponen yang didapat relatif tidak banyak.
Keuntungannya adalah tidak memerlukan pemanasan sehingga teknik ini
baik untuk substansi termolabil (yang tidak tahan terhadap panas).
3) Soxhlet
Adalah proses ekstraksi dimana sampel yang akan diekstraksi
ditempatkan dalam suatu timbel yang permeabel terhadap pelarut dan
diletakkan di atas tabung destilasi, dididihkan dan dikondensaasikan di
atas sampel. Kondesat akan jatuh ke dalam timbel dan merendam sampel
dan diakumulasi sekeliling timbel. Setelah sampai batas tertentu, pelarut
akan kembali masuk ke dalam tabung destilasi secara otomastis. Proses ini
berulang terus dengan sendirinya di dalam alat terutama dalam peralatan
Soxhlet yang digunakan untuk ekstraksi lipida. Sampel yang bisa diperiksa
meliputi pemeriksaan lemak, trigliserida, kolesterol.
12
4) Rotatori evaporation
BAB III
METODE PERCOBAAN
Berikut ini merupakan diagram alir percobaan ekstraksi pada biji alpukat.
a. Preparasi Bahan
Biji alpukat
Pencucian
Pemisahan
Pemotongan menjadi
kecil-kecil
b. Ekstraksi
Mengekstraksi
Menyaring
c. Uji Densitas
d. Uji viskositas
3.2.1 Alat
3.2.2 Bahan
a. Aquades
b. Es
c. 15 gram serbuk biji alpukat
d. 150 ml etanol
A. Preparasi bahan
B. Proses ekstraksi
C. Uji densitas
Uji densitas diawali dengan menimbang labu ukur yang sudah bersih
dan kering sebagai a gram kemudian mengisi labu ukur dengan sampel dan
menghimpitkannya pada suhu T0C, menimbang sebagai b gram.
20
D. Uji viskositas
BAB IV
9 Rendemen 52%
4.2 Pembahasan
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Sudjaji, Drs. 1986. Metode Pemisahan.Yogyakarta : UGM Press.
[2]
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI
[3]
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
[4]
Adrian,Peyne,2000. Analisa Ekstraktif Tumbuhan Sebagai Sumber Bahan
Obat. Padang: Pusat Penelitian Universitas Negeri Andalas.
[5]
Tobo, Fachruddin. (2001). Buku Pegangan Laboratorium Fitokimia I.
Makassar: Laboratorium Fitokimia Jurusan Farmasi Unhas.
[6]
Alimin, dkk. 2007. Kimia Analitik. Makassar: Alauddin Press
31
LAMPIRAN
A. Perhitungan
𝑀 = 𝑉. 𝑃
3. Rendemen (R)
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 7,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 𝑥 100% = 𝑥 100% = 52%
15 𝑔𝑟𝑎𝑚
32
Data awal :
Berat serbuk biji alpukat = 15 gram
Volume etanol = 150 ml
Hasil percobaan :
9 Rendemen 52%
33
Asisten Praktikan
1.Dinar Fuza Laksana
2.Siti Nurbaeti
3.Yuza Pratama Muharam
Rafi Muhammad