Anda di halaman 1dari 4

Nama : Putri Imelda

Universitas : politeknik negri Pontianak

Zakat

Pengertian Zakat
Zakat adalah sejumlah harta yang wajib dikeluarkan oleh pemeluk agama Islam untuk
diberikan kepada golongan yang berhak menerima, seperti fakir miskin dan semacamnya, sesuai
dengan yang ditetapkan oleh syariah.

Zakat termasuk ke dalam rukun Islam dan menjadi salah satu unsur yang paling penting dalam
menegakkan syariat Islam. Oleh karena itu hukum zakat adalah wajib bagi setiap muslim yang
telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat juga merupakan bentuk ibadah seperti sholat, puasa,
dan lainnya dan telah diatur dengan rinci berdasarkan Al-quran dan Sunah.

Macam-Macam Zakat
Zakat tediri dari dua macam. Yang pertama adalah zakat fitrah. Zakat fitrah adalah zakat
yang wajib dilakukan bagi para muslim menjelang hari raya Idul Fitri atau pada bulan
Ramadhan. Zakat fitrah dapat dibayar yaitu setara dengan 3,5 liter (2,5 kilogram) makanan
pokok dari daerah yang bersangkutan. Makanan pokok di Indonesia adalah nasi, maka yang
dapat dijadikan sebagai zakat adalah berupa beras.

Yang kedua adalah zakat maal. Zakat maal (harta) adalah zakat penghasilan seperti hasil
pertanian, hasil pertambangan, hasil laut, hasil perniagaan, hasil ternak, harta temuan, emas dan
perak. Masing-masing jenis penghasilan memiliki perhitungannya sendiri.

Dalam Undang-undang tentang Pengelolaan Zakat No. 38 tahun 1998, pengertian zakat maal
adalah bagian dari harta yang disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki orang
muslim sesuai ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya. Undang-
undang tersebut juga menjelaskan tentang zakat fitrah, yaitu sejumlah bahan pokok yang
dikeluarkan pada bulan Ramadhan oleh setiap muslim bagi dirinya dan bagi orang yang
ditanggungnya, yang memiliki kewajiban makan pokok untuk sehari pada hari raya idul fitri.

Penerima Zakat
Siapa saja yang berhak menerima zakat? Yang berhak mendapatkan zakat menurut kaidah Islam
dibagi menjadi delapan golongan. Golongan-golongan tersebut adalah:

 Fakir: Golongan orang yang hampir tidak memiliki apapun sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan pokok hidupnya.
 Miskin: Golongan orang yang memiliki sedikit harta, tetapi tidak bisa mencukupi kebutuhan
dasar untuk hidupnya.
 Amil: Orang yang mengumpulkan dan membagikan zakat.
 Mu'allaf: Orang yang baru masuk atau baru memeluk agama Islam dan memerlukan bantuan
untuk menyesuaikan diri dengan keadaan baru.
 Hamba Sahaya: Orang yang ingin memerdekakan dirinya.
 Gharimin: Orang yang berhutang untuk memenuhi kebutuhannya, dengan catatan bahwa
kebutuhan tersebut adalah halal, akan tetapi tidak sanggup untuk membayar hutangnya.
 Fisabilillah: Orang yang berjuang di jalan Allah.
 Ibnus Sabil: Orang yang kehabisan biaya dalam perjalanannya.
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan sendiri oleh pembaca, apakah Anda termasuk yang
harus membayar zakat, atau Anda berhak menerimanya. Perlu juga Anda ingat bahwa segala hal
baik yang telah kita lakukan pasti akan mendapatkan balasan yang lebih baik dan ada hikmah
dibalik segala kejadian. Dengan memenuhi kewajiban Anda sebagai umat muslim untuk
membayar zakat, tentu saja banyak kebaikan yang bisa didapat. Beberapa kebaikan tersebut
diantaranya adalah:

 Mempererat tali persaudaraan antara masyarakat yang kekurangan dengan yang berkecukupan
 Mengusir perilaku buruk yang ada pada seseorang
 Sebagai pembersih harta dan juga menjaga seseorang dari ketamakan akan hartanya
 Ungkapan rasa syukur atas nikmat Allah SWT. yang telah diberikan pada umatnya
 Untuk pengembangan potensi diri bagi umat islam
 Memberi dukungan moral bagi orang yang baru masuk agama Islam

Menciptakan Ketenangan
Zakat dapat memberikan ketenangan dan ketentraman, bukan hanya kepada penerima,
yang memberikan zakat pun juga merasakannya. Rasa dengki dan iri hati dapat timbul dari
mereka yang hidup dalam kekurangan ketika mereka melihat orang-orang dengan harta
melimpah dan bersikap acuh pada mereka yang hidupnya serba kekurangan. Rasa dengki
tersebut dapat menimbulkan rasa permusuhan yang pada akhirnya bisa mengakibatkan keresahan
bagi para pemilik harta tersebut dan membuat perasaan tegang dan cemas.
Amal
Amalan yang baik dinamakan amal shalih karena dengan sebab amal shalih keadaan urusan
dunia dan akhirat seorang hamba Allah akan menjadi baik dan akan hilang seluruh keadaan-
keadaannya yang rusak

Kita sering mendengar istilah amal shalih baik dalam Al Qur’an maupun As Sunnah dan dari
perkataan ulama. Namun apa sebenarnya makna amal shalih? Berikut ini faedah singkat tentang
makna amal shalih.

Makna amalan

Ibnu Faris dalam Mu’jamu Maqayisul Lughah berkata, “‘‫ ’ع – م – ل‬Akar suatu kata yang
menunjukkan pada satu makna yang sama, yaitu semua pekerjaan yang dilakukan” (Mu’jamu Maqayisul
Lughah , 1/17, Cet: Darul Kutub ‘Alamiyah). Raghib al Asfahaniy berkata, “amalan adalah semua
pekerjaan yang berasal dari makhluk hidup dan dilakukan dengan sengaja” (Al Mufradaat Fi Gharibul
Qur’an:351, Cet: Darul Ma’rifat).

Makna shalih

Ibnu Faris dalam Mu’jamu Maqayisul Lughah berkata, “’‫ ل – ح‬-‫ ‘ ص‬Akar suatu kata
yang menunjukkan pada satu makna yang sama yaitu lawan dari kerusakan” (Mu’jamu
Maqayisul Lughah, 1/17, Cet: Darul Kutub ‘Alamiyah).

Syaikh Ahmad bin Yusuf Al Halabiy berkata, “‫ الصالح‬maknanya adalah lawan dari kerusakan,
lawan dari keshalihan di dalam al Qur’an adalah kerusakan [‫] الفساد‬dan kejelakan [‫] السيء‬
sebagaimana dalam firman Allah (yang artinya), “ Dan apabila dikatakan kepada mereka “
janganlah kalian berbuat kerusakan di muka bumi, mereka mengatakan hanyasaja kami adalah
orang-orang yang berbuat perbaikan” (QS. Al Baqarah:11). Juga dalam firman Allah (yang
artinya), “Mereka mencampur amalan shalih dan yang lain amalan yang jelek” (Q.S.At
Taubah:102) (Lihat Umdatul Huffadz:2/346, cet:Darul Kutub ilmiyah).

Kesimpulannya, amal shalih adalah perbuatan baik yang dapat membuat kebaikan dan dilakukan
secara sengaja.
Kenapa Perbuatan Baik Dikatakan Sebagai Amal shalih ?

Syaikh Abdurrahman as Sa’diy dalam Taisiru Karimir Rahman mengaatakan, “Amalan yang
baik dinamakan amal shalih karena dengan sebab amal shalih keadaan urusan dunia dan akhirat
seorang hamba Allah akan menjadi baik dan akan hilang seluruh keadaan- keadaannya yang
rusak. Dengan amalan yang baik tersebut seseorang akan termasuk golongan orang yang shalih
yang pantas bersanding dengan Allah Yang Maha Pengasih di dalam surga-Nya” (Taisiru
Karimir Rahman: 1/62,cet:Markaz Shalih bin Shalih ats Tsaqafiy).

Kapan Suatu Amalan Menjadi Shalih?

Suatu amalan dalam agama islam dikatakan sebagai amal shalih apabila terpenuhi di dalamnya
dua syarat, yaitu Ikhlas karena Allah dan mengikuti sunnah Rasulullah Muhammad shalallahu
‘alaihi wa salam dalam hal sebab, jenis, kadar, tata cara, waktu, dan tempat (Ahkam Minal
Qur’an:1/94 syaikh Utsaimin).

Wallahu a’lam bish shawab.

Anda mungkin juga menyukai