Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU MANAJEMEN INVESTASI

“INVESTASI BODONG”

Disusun Oleh :

SITI SHOFIATUN

(14211499)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

MAHARDHIKA

SURABAYA

2017
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH

Investasi bodong lagi-lagi menjadi masalah di masyarakat. Padahal sudah berulang


kali hal seperti ini terjadi dan mengakibatkan banyak orang jadi korban serta pelaku
meringkuk di jeruji besi. Tetapi mungkin sifat bawaan manusia yaitu malas yang menjadi
penyebabnya. Malas berusaha kerja keras, maunya dapat untung besar tanpa melakukan
usaha sendiri, hal seperti inilah yang dimanfaatkan para pelaku penipuan investasi bodong.
Mereka mengambil celah dari sifat manusia yang malas berusaha sendiri untuk mencari uang
dengan iming-iming investasi dengan bagi hasil keuntungan yang menggiurkan misalnya
seminggu mendapat bagian keuntungan sebesar 8 – 15 persen.

Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal
barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang
produksi). Contohnya: membangun rel kereta api atau pabrik.

Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya
I= (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar,
dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana
hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang.

Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri
untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana
tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga. Orang berinvestasi untuk salah
satu diantaranya adalah memperoleh keuntungan, atau sarana saving untuk mencegah
turunnya nilai aset.
BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN DAN CIRI INVESTASI BODONG

Pada dasarnya investasi merupakan kegiatan menitipkan modal usaha bisa berupa
barang/uang/saham dan lain-lain ke orang lain dan mendapatkan bagi hasil dari usaha
tersebut. Ketika investasi dikategorikan bodong jika pada akhirnya kegiatan investasi tersebut
tidak sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak dimana si pelaku
investasi ingkar janji bahkan melarikan modal investasi. Padahal ciri-ciri investasi bodong
bisa kita ketahui lebih dini jika kita termasuk orang yang jeli, karena ciri-ciri investasi yang
bodong berbeda dengan ciri investasi yang benar-benar investasi bukan penipuan.

Inilah beberapa ciri investasi bodong atau investasi penipuan yang sering terjadi di
masyarakat :

1. Menjanjikan Bagi hasil keuntungan yang tidak realistis. Seperti kasus investasi
bodong terakhir yang terjadi adalah berupa investasi usaha toko susu yang berhasil
mengeruk Rp 5 M dari para anggotanya. Dalam hal ini Pelaku menjanjikan bgi hasil
keuntungan 8-15 persen per minggu kepada setiap anggotanya. Pada awalnya,
pembayaran bagi hasil berjalan lancer hingga beberapa bulan, namun kemudian
Pembayaran seret dan pelaku hilang entah kemana. Kasus seperti ini sering terjadi
dengan berbagai kedok usaha investasi bodong seperti berkedok investasi warung
makan (pernah terjadi menimpa teman saya), arisan, Forex trading, dan lain-lain.
2. Tidak ada Badan hukumnya. Biasanya investasi bodong atau investasi penipuan tidak
terdaftar di badan hukum. Tetapi tidak menutup kemungkinan juga investasi bodong
memiliki badan hukum namun pelakunya bener-bener nekat menipu para nasabahnya.
3. Tempat usahanya meragukan. Misalnya tempat usaha yang baru saja dibangun oleh
pelaku orang yang tidak kita kenal kepribadiannya sebelumnya. Tidak logis jika
tempat usaha kecil misalkan hanya toko susu dengan omset penjualan tidak seberapa
bila di banding bagi hasil yang ditawarkan.
4. Biaya administrasi untuk bergabung invetasi ini besar. Misalnya untuk alasan bayar
produk ini itu untuk menjadi anggota.
5. Administrasi dilakukan secara manual sehingga sulit untuk mengontrol kegiatan
usaha investasi bodong tersebut dan sulit mengoleksi data yang akurat dari kegiatan
investasi tersebut.
6. Skema bisnis investasi kadang tidak jelas.
7. Menggunakan model ponzi scheme yaitu dana dari investor baru dipakai untuk
membayar keuntungan investor lama, begitu seterusnya sehingga investor terakhirlah
yang benar-benar terugikan meskipun dengan dalih bahwa tidak ada istilah anggota
terakhir karena pasar selalu tumbuh.. tetapi tetap saja member terakhir rugi,
Logikanya seperti itu.

CONTOH INVESTASI VGMC (Virgin Gold Mining Corporation) PENIPUAN

VGMC (Virgin Gold Mining Corporation) berambisi menjadi pemimpin industri


pertambangan, produksi, dan perdagangan emas. Caranya dengan membuat kerjasama
ventura, kemitraan, akuisisi, dan eksplorasi.Karena itulah VGMC menawarkan Convertible
Preferred Stocks (CPS) senilai US$ 3 miliar hingga US$ 5 miliar. Jumlahnya setara dengan
Rp 27 triliun hingga Rp 45 triliun. CPS ini adalah instrumen investasi berbentuk saham
preferen.

Perusahaan yang mengaku berdiri sejak tahun 1999 ini menawarkan CPS kepada
investor global sejak tahun 2001. CPS tersebut kelak bisa ditukar menjadi saham biasa
VGMC, saat mereka melangsungkan penawaran saham perdana ke publik (IPO).Rencananya,
hajatan ini baru terlaksana tahun 2015 mendatang. Aksi korporasi itu pun baru dilakukan jika
kondisi pasar memungkinkan. Hingga berita ini ditulis, KONTAN belum berhasil
menghubungi nomor telepon dan alamat VGMC yang terpampang di situsnya.Bermodal
kepercayaan dalam situsnya, VGMC hanya memberikan informasi ala kadarnya. Tidak ada
informasi mengenai rekam jejak kinerja keuangannya. Mereka hanya memberikan penjelasan
tentang prospek berinvestasi CPS, plus cara pendaftarannya secara online.

Sebagai ilustrasi, pada saat pertama kali ditawarkan, harga CPS tahun 2001 sebesar
US$ 0,8 per saham. Nah, nilainya dijanjikan bakal terus berkembang seiring perkembangan
bisnis emas milik VGMC.Iming-iming semacam ini memang cukup menggiurkan. Apalagi
jika kita lihat harga emas terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada akhir 2009 harga emas di
bursa NYMEX-Amerika Serikat (AS) untuk kontrak bulan Februari 2011 masih US$
1.106,80 per ons troi. Sedangkan pada 6 Desember 2010, harga emas mencapai rekor baru di
level US$ 1.416,10 per ons troi. Dalam rentang hampir setahun, harga naik 27,95%. Potensi
keuntungan besar itulah yang menarik minat investor, meskipun mereka hanya berinteraksi
dengan pengelola VGMC secara online. KONTAN juga menemukan beberapa orang di
Indonesia yang rela membeli CPS tawaran mereka. Padahal, VGMC tidak memiliki kantor
perwakilan di sini.

Salah seorang investor itu adalah Zulfahmi Munir. Dia mengaku telah mengenal
VGMC sejak awal tahun 2010. Dia mengetahui dari temannya yang bekerja di Malaysia.
Merasa tertarik oleh imbal hasil yang ditawarkan, dia mencoba berinvestasi mulai Februari
2010.Bahkan, dia membuat sebuah blog dengan nama vgmcmutiaraclub. Zulfahmi
menjelaskan, bagi investor ritel, unit terkecil pembelian CPS sebanyak 1.000 saham.
“Sementara harga satu sahamnya saat ini sebesar US$ 1,05 per saham,” ujarnya. Artinya, bila
ada investor yang ingin berinvestasi saat ini, dia harus menyetorkan dana minimal sebesar
US$ 1.050. Anehnya, besaran harga saham CPS mutlak ditentukan VGMC sendiri. “Saya
tidak tahu bagaimana perhitungannya karena saya hanya investor yang memperoleh informasi
dari website,” kata Zulfahmi. Ia pun mengaku tidak bisa menjamin legalitas VGMC apabila
ada calon investor yang ingin meminta informasi lebih lanjut. Zulfahmi memaparkan
beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dari investasi ini. Selain mendapatkan dividen
saban bulan, investor juga bisa bertransaksi emas. Caranya? VGMC akan memberikan
semacam fasilitas margin tiga kali lipat dari jumlah nominal saham yang dimiliki si investor.
Contohnya, seorang investor membenamkan dana US$ 1.050. Maka, dia akan mendapat
kesempatan bertransaksi emas hingga nominal US$ 3.150. Bila harga emas sebesar US$
1.400, maka investor bisa bertransaksi hingga 2 ons troi emas. Selisih dari transaksi jual-beli
itulah yang nantinya menjadi keuntungan bagi investor. Zulfahmi tak sendirian mengisap sari
dari investasi di VGMC tersebut. Melalui salah satu forum pembaca sebuah situs berita
online, Luki Santoso juga memaparkan potensi keuntungan investasi itu. Saat ditemui
KONTAN pada pekan lalu, pria ini mengaku sudah setahun menginvestasikan dana sebesar
US$ 2.000 di VGMC. Bahkan, dia mengaku bisa menarik investor lain dengan investasi yang
lebih besar dari setoran investasinya. “Bila berhasil membawa investor baru, saya dijanjikan
akan mendapat 10% dari nominal investasi yang ditaruhnya,” kata Luki. Dia pun mengaku
sudah menikmati hasilnya dengan mendapat komisi dari VGMC.

Seperti Zulfami, Luki juga mengenal VGMC dari kawannya. Lantaran sang teman
tidak pernah mengalami kendala, Luki pun tergiur untuk turut berinvestasi. Bahkan, ini
investasi pertamanya. Dia mengaku belum pernah berinvestasi saham atau reksadana. Meski
belum berpengalaman di dunia investasi, Luki tak ragu berinvestasi di VGMC. Dia mengaku
membiayai investasi awalnya tersebut dari pinjaman bank. “Saya memberanikan diri
meminjam uang dari bank karena saya yakin bisa untung,” ujar pria yang mengaku masih
tercatat sebagai mahasiswa di sebuah perguruan tinggi terkenal di Jakarta. Yang pasti, baik
Luki dan Zulfahmi, sama-sama mengetahui bahwa risiko investasi ini sangat besar. Mereka
juga bilang tidak pernah berinteraksi langsung dengan pengelola VGMC di Panama. “Saya
hanya bermodalkan kepercayaan. Kalau mau untung besar, risikonya juga pasti besar,” ujar
Zulfahmi dengan penuh kesadaran.

Namun, bila kelak ada masalah, Zulfahmi dan Luki tidak bisa membayangkannya.
“Semoga tidak ada apa-apa karena teman saya selama ini juga aman-aman saja,” tukas Luki.
Persoalannya, mengapa dana investasi pada saham VGMC juga bisa dipakai untuk
bertransaksi emas dengan fasilitas marjin? “Memang seperti itu aturan VGMC,” kata Luki.
Dia menjelaskan, hasil dari jual-beli emas menjadi keuntungan investor. Sedangkan batasan
fasilitas marjin tidak berubah dengan realisasi keuntungan itu.

Investasi bodong?

Zulfahmi dan Luki harus bersiap menghadapi segala kemungkinan. Di Malaysia,


Bank Negara dan Securities Commission Malaysia (SC) , telah memasukkan VGMC dalam
daftar hitam investasi yang mengandung penipuan. “VGMC mirip Swisscash yang sudah
kami blacklist,” begitu penjelasan SC kepada situs Berita Semasa.

Analis Askap Futures, Ibrahim, mengatakan sepanjang pengetahuannya


berkecimpung dalam dunia investasi, dia belum pernah mendengar nama VGMC. “Jika
mengaku perusahaan emas besar, seharusnya namanya familiar,” ujar dia. Ia
mengkhawatirkan, investasi itu hanya kedok dari aksi penipuan dengan memanfaatkan situasi
krisis global dan peningkatan harga emas dunia. Apalagi, VGMC berdomisili di Panama.
“Jangankan di sana, di negara tetangga seperti Singapura juga banyak yang seperti itu,” kata
Ibrahim. Dia mengaku pernah coba-coba berinvestasi pada perusahaan seperti ini dan
akhirnya tertipu. Ibrahim bilang, berinvestasi lewat perusahaan asing yang berdomisili di luar
negeri sangat berisiko. Salah satu kendalanya adalah kepastian hukum jika terjadi konflik di
kemudian hari. Investor bakal kesulitan berhadapan dengan hukum di negara tempat
perusahaan itu.
Di sisi lain, saat ini modus investasi dengan tawaran menjadi bagian dari pemodal di
sebuah perusahaan multinasional memang marak. Sehingga, misalkan, perusahaan itu
bangkrut, maka pengelola dengan mudahnya menjanjikan akan mendahulukan pelunasan hak
si investor. Tapi, menurut Ibrahim, hal semacam itu hanya akal bulus pengelola untuk lari
dari tanggung jawab. VGMC telah dilaporkan nasabahnya ke OJK krena tidak lagi
mendapatkan deviden yang dijanjikan.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Investasi adalah mengeluarkan sejumlah uang atau menyimpan uang pada sesuatu
dengan harapan suatu saat mendapatkan keuntungan financial. Ketika investasi dikategorikan
bodong jika pada akhirnya kegiatan investasi tersebut tidak sesuai dengan perjanjian yang
telah disepakati kedua belah pihak dimana si pelaku investasi ingkar janji bahkan melarikan
modal investasi.

SARAN

Kunci utama supaya kita tidak menjadi korban penipuan investasi bodong adalah
“Jangan mudah tergiur menjadi kaya dengan cepat, jangan mudah tergiur bagi hasil yang
besar, cobalah dipikir ulang secara logika apakah realistis atau tidak” Semua pakai usaha
untuk menjadi kaya, Semua butuh proses yang harus dilalui dengan kerja keras untuk
berhasil. Mulailah menghilangkan rasa malas melakukan usaha sendiri Setiap usaha
membutuhkan kerja keras, sabar, tahan banting dan ulet. Menitipkan uang atau harta kita
untuk dijalankan orang lain akan berpeluang terjadinya tindakan penipuan. Lakukan sendiri,
jika untung kita untung dengan hasil sendiri, rasanya lebih nikmat. Dan jika memang harus
rugi ya rugi karena kita sendiri bukan disebabkan oleh investasi bodong.

DAFTAR PUSTAKA

- (sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Investasi)

- www. Kontan.co.id

- http://en.wikipedia.org/wiki/investasi_bodong

Anda mungkin juga menyukai