Di dalam industri, bahan -bahan yang digunakan kadangkala merupakan bahan yang berat
maupun berbahaya bagi manusia. Untuk itu diperlukan alat transportasi untuk mengangkut
bahan - bahan tersebut mengingat keterbatasan kemampuan tenaga manusia baik itu berupa
kapasitas bahan yang akan diangkut maupun keselamatan kerja dari karyawan. dalam
pemakaian alat trasnportasi industri juga harus memperhatikan klasifikasi material yang
dibawa, baik berbentuk gas, padat, maupun cair. Ada beberapa macam atau jenis alat
transportasi yang sering digunakan didalam industri, baik itu pertambangan ataupun industri
yang lainnya.
TRANSPORTASI PADATAN
SCREW CONVEYOR
Screw conveyer terdiri dari tiang baja yang berbentuk spiral (helix) dan berputar dalam baknya
tanpa terjadi sentuhan dengan dinding bak. Batang screw digerakan oleh sebuah motor yang
dilengkapi dengan roda gigi
FLIGHT CONVEYOR
Flight conveyor terdiri dari satu atau dua buah endless chain. Rantai tersebut dapat berputar
dan melewati bagian yang melengkung (palung)
Rantai-rantai tersebut juga mempunyai piringan dari kayu atay baja yang disebut Flight
BELT CONVEYOR
alat ini terdiri dari endless belt / sabuk yang membawa solid dari satu tempat ketempat yang
lain
Belt conveyor membutuhkan tenaga yang kecil dan dapat mengangkut material yang cukup
jauh
BUCKET CONVEYOR
alat ini terdiri dari beberapa bucket / ember yang membawa solid dari satu tempat ketempat
yang lain
Bucket Conveyor digunakan untuk membawa material padat yang sangat panas
PNEUMATIC CONVEYER
Pneumatic Action : Aksi pneumatic digunakan untuk membawa material padat dalam bentuk
butiran sangat halus (powder). Material dibawa sebagaimana layaknya menghandle seperti
liquid atau gas, yaitu dengan jalan mensuspensi partikelpartikel padat dalam gas atau cairan;
Apa sajakah peralatan atau instrumentasi yang digunakan untuk transportasi fluida cair ?
PERALATAN TRANSPORTASI FLUIDA CAIR
PIPA
TUBE
Paling panjang 20 – 40 ft
Bisa berates ft
Pada umumnya dindingnya tebal
Dindingnya tipis
Pipa apat dibuat ulir
Tidak dapat dibuat ulir
Disambung dengan screw, flange, dan las
Disambung dengan compression fitting, soldered, dan flare fitting
Dindingnya kasar
Dindingnya kasar
Cara pembuatannya : Las, Casting (Peleburan), dan Piercing (Penembusan).
Cara pembuatannya : extrusion (Cara membuat mie), dn Cold drawn.
Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus diperhatikan hal-hal
berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness (Mudah rapuh), sifat plastis, ketahanan
terhadap korosi, kekuatan pipa, metode pembuatan, dan cara penyambungannya. Bahan
konstruksi pipa terdiri dari 3 macam :
1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran besi dan
karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari ferrous metal adalah :
Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan beberapa alloy lainnya.
2. Non Ferrous Metal
Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu campuran antara
:
- Ni dan Cu (monel)
- Du dan Al (durion)
- Zn dan Cu (hastelloy)
- Su dan Cu (bronze)
3. Non Metal
Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan biasannya hanya
digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik, Kaca, Semen, PVC, dll.
b. Lap welding
Sama seperti butt welding, tetapi pada lap welding kedua tepi yang akan dilas dipotong miring.
Cara ini akan memberikan sambungan yang lebih kuat daripada butt welding.
2. Piercing (Penembusan)
Cara ini menghasilkan seamless pipe. Biasannya untuk pipa yang berukuran pendek. Seamless
pipe adalah pipa yang tak memakai garis las. Pipa ini lebih kuat dibandingkam dengan pipa
yang dibuat dengan car alas karena dindingnya yang homogeny dan dibuat dengan cara
piercing. Cara piercing adalah sebagai berikut :
- Suatu batang baja berbentuk sirkular atau billet, dimasukkan kedalam piercing mill pada
suhu yang sangat tinggi.
- Piercing mill terdiri dari 2 roll yang menekan billet secara radial yang dapat membuat
lubang ditengah-tengahnya pada suhu yang sangat tinggi. Pada suhu ini baja akan bersifat
plastis. Ukuran pipa dan posisi lubang diatur dengan mandrel, kemudian diameter dan tebal
dinding pipa diatur dengan seamless pipe melalui dies.
Untuk pipa-pipa yang berukuran pendek seamless pipe dibentuk dengan cara forging atau
cupping. Bukaan sentral dibentuk dengan pukulan terhadap billet sirkular yang panas.
3. Casting (Cetak)
Casting dipakai untuk material yang rapuh karena material rapuh tidak dapat di roll atau di-
piercing. Satu-satunya cara adalah logam harus dicairkan, kemudian di cetak didalam cetakan
yang bernama centrifugal casting. Dengan cara ini dihasilkan pipa yang berdinding tebal,
homogeny, dan tidak ada lubang pada dinding-dindingnya.
4. Extrusion
Extrusion sering digunakan untuk pipa yang terbuat dari Pb (timbale). Cairan pipa dari materil
yang bersifat sengat elatis ini dilakukan melalui extruder sehingga dihasilkan seamless pipe.
Selai pipa, tube dari materil ini sangat plastis dan dapat dibuat dengan cara ini.
2. Flange
Cara flange digunakan untuk menyambung pipa yang lebih panjang dari 2”. Selain dengan cara
ini dapat pula digunakan cara welding. Penyambungan flange dilakukan dengan cara
mempertemukan disk (cakram) atau cincin metal dan diikat bersama gasket diantara kedua
flange yang diikat. Flange ini diikat ke pipa dengan cara screw atau welding.
Macam – macam tipe flange tergantung dari penggunaanya pada sambungan, yaitu : raised
face, male and female, tongue and groove, ring joint, full face, dan knife eage. Keuntungan dari
penggunaan flange dalam sambungan adalah sambungannya yang dapat dibuka, dan
kerugiannya karena konstruksinya yang akan menjadi berat karena berat flange itu sendiri.
Kekuatan sambungan menggunakan flange ini tergantung dari penggunaan gasket yang
disisipkan diantara kedua flange.
Macam – macam tipe gasket :
a. Untuk pemakaian yang mempunyai tekanan rendah digunakan gasket yang lunak seperti
gabus atau karet.
b. Untuk pemakaian yang mempunyai tekanan tinggi digunakan gasket yang keras seperti
Pb, Cu, Al, dan Baja.
c. Untuk pemakaian yang tekanannya sangat tinggi biasannya tidak menggunakan gasket
tetapi sambungan antara flange diperkuat.
3. Welding ( las )
a. Las
digunakan untuk menyambung pipa yang diameternya lebih dari 2”, dan merupakan metode
standar untuk menyambung pipa pada flange dengan tekanan tinggi. Macam – macam las yaitu
Butt Welding dan Lap Welding. Keuntungan dari sambungan menggunakan metode las yaitu
:
1. Merupakan sambungan yang kuat dan tidak melemahkan dinding pipa.
2. Murah dan tahan kebocoran.
3. Lebih enteng dibandingkan tipe sambungan lain.
4. Tidak mengganggu aliran dengan sambungan uliran.
Kerugiannya yaitu sambungan dengan las tidak dapat dilepas kecuali dengan memotong atau
merusak sambungan tersebut.
b. Soldering
Untuk pipa dan tube dengan permukaan yang sangat kecil biasannya disambung dengan cara
solder. Seperti halnya dengan cara welding, maka sambungan ini tidak akan melemahkan
dinding pipa. Sambungan dengan menggunakan solder ini dapat dibuka kembali dengan
melebur bahan solder (remelting) tanpa merusak pipa. Biasannya bahan solder yang digunakan
adalah timah.
c. Brazing
Digunakan untuk melekatkan flange ke pipa induknya. Begitu juga untuk
menyambung flange dengan tube nya. Bahan brazing yang biasannya digunakan adal tembaga
atau perak.
2. VALVE
Sistem instalasi pipa biasanya terdiri dari banyak sekali valve dengan ukuran dan bentuk yang
beragam. Beberapa jenis valve sangat cocok untuk membuka dan menutup penuh aliran, ada
valve yang cocok untuk mengurangi tekanan dan laju aliran fluida, ada pula valve yang
berfungsi mengatur agar aliran fluida cair terjadi pada satu arah saja. Berikut beberapa jenis
valve yang paling sering digunakan :
1. Gate Valve
Gate Valve adalah valve yang paling sering dipakai pada sistem perpipaan. Fungsinya untuk
membuka dan menutup aliran (on-off), tetapi tidak untuk mengatur besar kecil aliran
(throttling). Kelebihan Gate Valve, minimnya halangan/ resistan saat valve ini dibuka penuh,
sehingga aliran bisa maksimal. Gate Valve mengontrol aliran melalui badan valve yang
berbentuk pipa, dengan sebuah lempengan atau baji vertikal (lihat gambar dibawah ini) yang
bisa bergeser naik turun saat handel valve diputar. Valve ini didesain untuk posisi terbuka
penuh, atau tertutup penuh. Jika valve ini dalam keadaan setengah terbuka, maka akan
menyebabkan pengikisan pada badan valve, dan turbulensi aliran zat bisa menyebabkan
getaran pada baji valve sehingga menghasilkan suara gemeretak.
2. Globe Valve
Globe Valve biasanya digunakan pada situasi dimana pengaturan besar kecil aliran (throttling)
diperlukan. Dengan mudah memutar handel valve, besarnya aliran zat yang melewati valve
bisa diatur. Dudukan valve yang sejajar dengan aliran, membuat globe valve efisien ketika
mengatur besar kecilnya aliran dengan minimum erosi piringan dan dudukan. Namun demikian
tahanan didalam valve cukup besar. Desain Globe Valve yang sedemikian rupa, memaksa
adanya perubahan arah aliran zat didalam valve, sehingga tekanan menurun drastis dan
menyebabkan turbulensi di dalam valve itu sendiri. Dengan demikian, Globe Valve tidak
disarankan diinstal pada sistem yang menghindari penurunan tekanan, dan sistem yang
menghindari tahanan pada aliran.
3. Angle Valve
Sama seperti globe valve, angle valve juga digunakan pada situasi dimana pengaturan besar
kecil aliran diperlukan (throttling). Namun angle valve di buat dengan sudut 90°, hal ini untuk
mengurangi pemakaian elbow 90° dan fitting tambahan.
4. Ball Valve
Ball Valve adalah alternatif murah dari jenis valve-valve yang lain. Ball valve menggunakan
bola logam yang tengahnya ada lubang tembus, diapit oleh dudukan valve untuk mengontrol
aliran. Sering dipakai pada proses hydrocarbon, ball valve mampu mengatur besar kecil aliran
gas dan uap terutama untuk tekanan rendah. Valve ini dapat dengan cepat ditutup dan cukup
kedap untuk menahan fluida/ zat cair. Ball valve tidak menggunakan handwheel, tetapi
menggunakan ankle untuk membuka atau menutup valve dengan sudut 90°. Disainnya yang
simpel, meminimalkan turunnya tekanan pada saat valve dibuka penuh.
5. Butterfly Valve
Butterfly Valve memiliki bentuk yang unik jika dibandingkan dengan valve-valve yang lain.
Butterfly menggunakan plat bundar atau wafer yang dioperasikan dengan ankel untuk posisi
membuka penuh atau menutup penuh dengan sudut 90°. Wafer ini tetap berada ditengah aliran,
dan dihubungkan ke ankel melalui shaft. Saat valve dalam keadaan tertutup, wafer tersebut
tegak lurus dengan arah aliran, sehingga aliran terbendung, dan saat valve terbuka wafer
sejajar/ segaris dengan aliran, sehingga zat dapat mengalir melalui valve.
Butterfly valve memiliki turbulensi dan penurunan tekanan (pressure drop) yang minimal.
Valve ini bagus untuk pengoperasian on-off ataupun throttling, dan bagus untuk mengontrol
aliran zat cair atau gas dalam jumlah yang besar. Namun demikian valve ini biasanya tidak
memiliki kekedapan yang bagus, dan harus digunakan pada situasi/ sistem yang memiliki
tekanan rendah (low-pressure).
6. Relief Valve
Relief valve memiliki fungsi yang sangat berbeda dari valve-valve yang lain. Valve ini didesain
khusus untuk melepas tekanan berlebih yang ada di equipment dan sistem perpipaan. Untuk
mencegah kerusakan pada equipment, dan lebih penting lagi cedera pada pekerja, relief valve
dapat melepas kenaikan tekanan sebelum menjadi lebih ekstrim. Relief valve menggunakan
pegas baja yang secara otomatis akan terbuka jika tekanan mencapai level yang tidak aman.
Level tekanan pada valve ini bisa diatur, sehingga bisa ditentukan pada level tekanan berapa
valve ini akan terbuka. Ketika tekanan kembali normal, relief valve secara otomatis akan
tertutup kembali.
7. Check Valve
Check Valve memiliki perbedaan yang signifikan dari Gate Valve dan Globe Valve. Valve ini
di desain untuk mencegah aliran balik. Ada beberapa jenis check valve, tapi ada 2 jenis yang
paling umum yaitu Swing Check dan Lift Check. Swing Check Valve biasanya dipasangkan
dengan Gate Valve, sedangkan Lift Check Valve oleh beberapa pabrikan digunakan untuk
menggantikan fungsi Ball Valve sebagai Ball Check Valve. Check Valve tidak menggunakan
handel untuk mengatur aliran, tapi menggunakan gravitasi dan tekanan dari aliran fluida itu
sendiri. Karena fungsinya yang dapat mencegah aliran balik (backflow) Check Valve sering
digunakan sebagai pengaman dari sebuah equipment dalam sistem perpipaan.
Beberapa rule of thumb yang penting dalam penyusunan aliran pipa, antara lain:
3. POMPA
Pompa adalah alat untuk memindahkan zat cair. Istilsh pompa (pump), kipas (fan), blower
(penghembus) dan kompressortidaklah mempunyai arti yang tepat. Misalnya pompa angin (air
pump) dan pompa vakum (vacuum pump) adalah mesin-msin untuk memampatkan gas.
Namun demikian, pompa adalah alat untuk memindahkan zat cair, sedangkan kipas, blower
atau kompressor berfungsi untuk menambahkan energi pada gas. Kipas membuang gas
(biasanya udara) dalam volume besar ke ruang terbuka atau talang besar, biasanya berupa
mesin putar kecepatan rendah dan tekanan yang dibangkitkannya hanyalah beberapa inchi air
saja.
Setiap pompa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda tergantung pabrik yang
membuatnya. Pompa dapat digolongkan m enjadi 2 golongan :
1. Positive Displacement Pump (PDP)
a. Reciprocating pump
b. Rotary pump
2. Variable Head Capacity Pump (VHCP)
a. Pompa sentrifugal
b. Pompa turbin
Perbedaan kedua golongan pompa itu antara lain :
1. Pada VHCP, kapasitas dan head terbentuk karena adanya putaran kipas
2. Pada PDP, kapasitas dan head terbentuk karena adanya gerakan perpindahan
3. Pada PDP, tidak memerlukan priming, sedangkan pada VHCP sangat diperlukan priming.
Priming
Priming atau pemula (pemancing) adalah cara yang dilakukan di pompa VHCP agar dapat
terjadi aliran. Cara-cara priming :
1. Dengan jalan pengisian : secara langsung atau secara tak langsung
2. Dengan cara vakum : pengaliran berlangsung karena adanya vakum. Keadaan vakum ini
diciptakan dengan melakukan penyedotan atau menggunakan jet ejektor.
Head
Head merupakan besaran energi yang terdapat di dalam persamaan neraca energi dari sistem
aliran fluida, yaitu persamaan Bernoulli. Satuan dari setiap head adalah energi per satuan berat
fluida, misalnya ft-lb/lb atau cm-gr/gr. Secara umum satuan yang biasa dipakai adalah satuan
panjang dari kolom fluida, ft atau cm.
Di dalam sistem aliran fluida terdapat dua macam head, yaitu :
1. Static Head : energi yang diakibatkan adanya perbedaan tinggi antara permukaan liquid
dengan pusat pompa (∆Z). Berdasarkan perbedaan dengan posisi pompa, maka static head
dibedakan atas : static head dan static discharge head.
Kavitasi
Kavitasi adalah kondisi dari pompa dimana terjadi lokal pressure drop sehingga ruangan pompa
menjadi terisi oleh uap air. Kavitasi ini terjadi karena harga NPSH- = 0. Hal ini terjadi karena
:
1. Static suction lift bertambah (Zb>>)
2. Fraksi antara permukaan fluida yang akan dipompakan dengan pomnpa inlet (Hfs>>)
3. Menurunnya tekanan atau karena ketingggian (Pa>>)
4. Naiknya temperatur dari pompa likuid (Pv>>)
5. Terjadinya penurunan tekanan absolut dari sistem fluida itu sendiri, misalnya : pemompaan
dari vessel yang vakum.
Tanda-tanda kavitasi :
1. Adanya noise dan vibrasi dari pompa.
2. Terjadi penurunan kurva dari head capcity dan efisiensi sehingga karakteristik pompa
akan lebih rendah dari semula (yang akan merugikan operasi).
3. Terjadinya lobang-lobang pada impeller, karena adanya uap air.
4. Korosi terhadap logam pompa, yang akan merusak pompa tersebut.
1. POMPA TORAK
Pompa torak merupakan pompa yang banyak digunakan dalam kelompok pompa desak gerak
bolak-balik. Menurut cara kerjanya pompa torak dapat dikelompokkan dalam kerja tunggal dan
kerja ganda. Sedangkan menurut jumlah silinder yang digunakan, dapat dikelompokkan dalam
pompa torak sinder tunggal dan pompa torak silinder banyak.
Cara kerja
Untuk pompa torak kerja tunggal dan silinder tunggal, aliran cairan terjadi sebagai berikut. Bila
batang torak dan torak bergerak ke atas, zat cair akan terisap oleh katup isap di sebelah bawah
dan pada saat yang sama cairan yang ada disebelah atas torak akan terkempakan ke luar. Jika
torak bergerak ke bawah katup isap akan tertutup dan katup kempa terbuka sehingga cairan
tertekan ke atas torak melalui katup kempa. Dengan gerakan ini maka akan terjadi kerja isap
dan kerja kempa secara bergantian. Aliran cairan yang dihasilkan terputus-putus.
Cara kerja pompa torak kerja ganda pada prinsipnya sama dengan cara kerja pompa torak kerja
tunggal, tetapi pada pompa torak kerja ganda terdapat dua katup isap dan dua katup kempa
yang masing-masing bekerja secara bergantian. Sehingga pada saat yang sama terjadi kerja
isap dan kerja kempa. Karena itu aliran zat cair menjadi relatif lebih teratur. Untuk memperoleh
kecepatan aliran zat cair yang lebih konstan dapat digunakan pompa torak kerja ganda dengan
silinder banyak.
Kegunaan
Pompa torak cocok digunakan untuk pekerjaan pemompaan dengan daya isap (suction head)
yang tinggi disamping itu pompa torak dapat digunakan untuk memompa udara dalam
kapasitas yang besar.
Kegunaan
Pompa plunyer pada umumnya digunakan untuk aliran volum (kapasitas) yang kecil tetapi
tekanan yang dapat dicapai lebih tinggi dari pada yang dapat dicapai dengan pompa torak.
Pompa plunyer banyak digunakan untuk pompa bahan bakar motor diesel.
3. POMPA MEMBRAN
Cara kerja
Pada pompa ini, pembesaran dan pengecilan ruang dalam rumah pompa disebabkan oleh
membran yang kenyal. Seperti halnya pompa torak, pompa membran dapat digunakan sebagai
kerja tunggal dan kerja ganda, dan juga memberikan aliran cairan yang terputus-putus.
Kegunaan
Pompa membran sering digunakan untuk memompa air kotor (pompa kepala kucing) dan dapat
digunakan untuk pompa bahan bakar.
Kegunaan
Pompa lobe dapat digunakan untuk memompa cairan yang kental (viskositasnya tinggi) dan
mengandung padatan. Pemilihan dua rotor lobe atau tiga rotor lobe didasarkan atas ukuran
padatan yang terkandung dalam cairan, kekentalan cairan, dan kontinyuitas aliran. Dua rotor
lobe cocok digunakan untuk cairan kental, ukuran padatan yang relatif kasar dengan
kontinyuitas kecepatan aliran yang tidak halus.
Kegunaan
Saran umum untuk penggunaan gear pumps yaitu: Untuk mencegah terjadinya kemacetan dan
aus saat pompa digunakan maka zat cair yang dipompa tidak boleh mengandung padatan dan
tidak bersifat korosif.
Pompa dengan penggigian luar banyak digunakan untuk memompa minyak pelumas atau
cairan lain yang mempunyai sifat pelumasan yang baik. Pompa dengan penggigian dalam dapat
digunakan untuk memompa zat cair yang mempunyai kekentalan (viskositas) tinggi, seperti
tetes, sirop, dan cat.
Cara kerja
Oleh gerak putar poros ulir zat cair mengalir dalam arah aksial. Pompa jenis ini hanya dapat
digunakan untuk tekanan pada saluran kempa lebih rendah dari tekanan pada saluran isap dan
bila zat cair yang dipompa mempunyai kekentalan tinggi. Pada keadaan kering pompa ini tidak
dapat mengisap sendiri, sehingga sebelum digunakan pompa ini harus terisi cairan yang akan
dipompa (dipancing).
Kegunaan
Sama halnya dengan pompa roda gigi, pompa ulir ini cocok untuk memompa zat cair yang
bersih dan mempunyai sifat pelumasan yang baik.
Secara umum pompa rotary mempunyai kecepatan aliran volum yang konstan asal kecepatan
putarannya dapat dipertahankan tetap. Selain itu alirannya lebih teratur (tidak terlalu pulsatif).
Hal ini sangat berbeda dengan pompa reprocating (bandingkanlah setelah pembahasan pompa
reprocating). Pompa rotary cocok untuk operasi pada kisaran tekanan sedang dan untuk kisaran
kapasitas dari kecil sampai sedang (lihat gambar pemilihan jenis pompa berdasarkan
karakteristiknya).
Cara kerja
Pompa berporos tunggal yang di dalam rumah pompa berisi sebuah rotor berbentuk silinder
yang mempunyai alur-alur lurus pada kelilingnya. ke dalam alur-alur ini dimasukkan sudu-
sudu lurus yang menempel pada dinding dalam rumah pompa dan dapat berputar secara radial
dengan mudah. Rotor ini dipasang asimetri dalam rumah pompa. Ketika rotor berputar tekanan
dalam rumah pompa turun sehingga terjadi kerja isap dan pada saluran pemasukkan terjadi
pembesaran ruang kosong, sehingga cairan dapat mengalir dari sumber dan mengisi rongga
kosong dalam rumah pompa. Pada tempat pengeluaran terjadi pengecilan ruang kosong
sehingga pada tempat ini terjadi kerja kempa. Dengan cara ini secara berturut-turut terjadi kerja
isap dan kerja kempa.
Kegunaan
Pompa dinding vane dapat digunakan sebagai pompa vakum.
b. Bermacam ‘kehilangan’ (losses) pada pompa sentrifugal : Mechanical losses (berasal dari
geseran antara impeller, dll), leakage losses (karena kebocoran pada ujung ataupun suction
impeller), recirculation losses (akibat kecepatan fluida), hydraulic losses (akibat friksi atau
geseran likuid).
d. ‘Keuntungan’ reciprocating pump dibanding pompa sentrifugal : Head yang tinggi, first
cost lebih rendah, tidak terjadi air binding, operasinya lebih fleksibel, efisiensi operasi tetap,
dapat menghandel fluida kental
e. Susunan seri dan paralel pompa : untuk keadaan tertentu sering digunakan susunan seri
dan paralel dari berbagai pompa. Pompa susunan seri digunakan untuk memperoleh head yang
tinggi, yaitu bila untuk sejumlah kenaikan head tidak bisa dicapai oleh satu pompa saja.
Kecepatan alirannya sama dengan pompa tunggal. Pompa susunan paralel digunakan untuk
memperoleh kapasitas yang tinggi, yaitu apabila sejumlah kapasitas itu tidak bisa dicapai satu
pompa saja, tetapi head yang dihasilkan susunan paralel sama seperti pada pompa tunggal.
- Metode yang paling umum digunakan dalam pembuatan pipa yaitu : Welding (las),
Piercing (penembusan), Casting (cetak), dan Extrusion.
- Dua jenis valve yang paling dikenal adalah gate valve dan globe valve. Pada gate valve,
bukaan tempat aliran fluida cair hampir sama besar dengan pipa sehingga aliran fluida tidak
berubah. Akibatnya, gate valve yang terbuka penuh hanya menyebabkan penurunan tekanan
sedikit. Dalam gate valve terdapat piringan tipis yang berada pada dudukan yang tipis pula.
Bila gate valve dibuka, piring naik ke selongsong atas, sehingga seluruhnya berada di luar
lintasan fluida cair. Valve ini tidak cocok digunakan sebagai pengendali aliran, dan biasanya
dipakai dalam keadaan terbuka atau tertutup penuh.
Sebaliknya, globe valve banyak digunakan sebagai pengendali aliran. Bukaannya bertambah
secara hampir linear menurut posisi batang valve, sehingga keausan di sekeliling piringan
terdistribusi secara seragam. Fluida cair mengalir melalui bukaan yang terbatas dan berubah
arah beberapa kali. Akibatnya, penurunan tekanan pada globe valve cukup besar.
Fungsi utama dari alat transportasi bahan padat adalah untuk mengangkut dan juga
mengumpan. Prinsip pengangkutan bahan padat dapat dibedakan berdasarkan :
Prinsip Pengangkutan.
Berdasarkan prinsip pengangkutannya, alat trasportasi bahan padat yang mengangkut bahan
padat secara horizontal disebut conveyor, sedangkan untuk pengangkutan secara vertical
disebut elevator.
dengan menggunakan sistem scraper (mendorong) atau carrier (mengangkut atau membawa).
2. Pneumatis,
pengangkutan bahan padat dengan menggunakan udara secara pressure system, vacuum system
atau pressure & vacuum system.
3. Hidrolis,
Berdasarkan fungsi dari transportasi bahan padat, alat transportasi bahan padat yang digunakan
adalah sebagai berikut.
Screw conveyor;
Alat ini terdiri dari pisau-pisau berbentuk spiral yang terpasang pada as yang berputar dalam
saluran yang berbentuk U. Screw konveyor digunakan untuk mengangkut bahan yang
berbentuk butir atau pasta dimana bahan tersebut akan terdorong dan ketika proses tersebut
berlangsung akan terjadi pengecilan ukuran bahan secara otomatis.
Pemasangan screw conveyor biasanya “miring” karena berfungsi untuk membantu pengaliran
bahan dengan kapasitas yang dibatasi yaitu 10.000 ft/hour.
Secara umum screw conveyor digunakan untuk men-tansportasi-kan bahan secara horizontal,
namun bisa untuk mengangku bahan dengan elevasi tertentu.
Belt conveyor;
Pemakaian belt conveyor biasanya dilakukan karena sifat transportasi kontinu, penggunaan
powernya lebih rendah dan dapat digunakan dengan kemiringan 180-200, kemiringan
maksimal 300. Dengan kecepatan bisa mencapai 1000 ft/menit dengan kapasitas hingga 5000
ton/jam sehingga jarak tempuh dari belt conveyor ini dapat bermil-mil.
Kapasitas dari belt conveyor ini tergantung dari bulk density bahan, sudut tergelincir bahan,
ukuran bahan, lebar & kecepatan belt serta elevasi pengangkutannya.
Untuk itu belt yang digunakan memiliki banyak variasinya, mulai dari kawat, kasa kawat baja,
natural rubber, special rubber, cotton, asbeston fiber, elastomers seperti Teflon, vinyls dsb.
Namun, bahan yang ditransfer tidak dapat mengalami pengecilan ukuran dan tidak baik untuk
mengangkut bahan yang mudah terbawa angin.
Bucket elevator;
Terdapat beberapa material memerlukan pengangkutan dengan kemiringan yang curam maka
bucket elevator ini dapat digunakan karena sudut elevasi yang melebihi 300. Dimana bucket
elevator ini terdiri dari timba-timba (bucket) yang dibawa oleh rantai/sabuk yang bergerak.
Vibrating elevator;
Roller conveyor.
2.1.2 Alat transportasi pengangkut pneumatik.
Vacuum conveyor;
Pressure conveyor.
Vibrating feeder;
Screw feeder;
Belt/apron feeder;
Table feeder;
Vibratory feeder;
Star feeder.
Transportasi fluida merupakan perpindahan fluida dari suatu tempat ke tempat lain.
Perpindahan fluida dibutuhkan energi dimana energy tersebut didapatkan dari alat-alat
transportasi.
Alat transportasi fluida cair & gas berdasarkan pembagian menurut cara kerja dibedakan
menurut cara kerja, yaitu :
2.2.1 Positive Displacement , memberi tekanan langsung terhadap fluida. Dibedakan atas
reciprocating dan rotary.
Reciprocating pump
Prinsip kerja : cairan dipindahkan kemudian ditangkap didalam ruangan (silinder) pompa
kemudian didorong keluar.
Rotary pump
Prinsip kerja : cairan didorong keluar oleh torak sedangkan ruangan dimana cairan
terperangkap tetap diam.
Rotary pump terdiri dari :
Gear pump;
Lobe pump;
Screw pump;
Cam pump;
Vane pump;
Lobe pump;
Screw pump;
Cam pump;
Vane pump;
Flow inducer;
Mono pump.
2.2.2 Centrifugal, memberi torsi dan putaran terhadap fluida. Dibedakan atas centrifugal
pump dan kipas angin/fan, blower & kompresor.
Centrifugal pump digunakan untuk pemindahan cairan sedangkan kipas angin/fan,
blower & kompresor digunakan untuk pemindahan gas / udara.
Prinsip kerja dari centrifugal pump adalah ketika cairan dan ruangan cairan berputar
maka cairan akan terlempar keluar. Jumlah cairan yang keluar bergantung dari kecepatan
gerakan torak, kecepatan putaran. Selain itu, kita harus mempertimbangkan head yang harus
dicapai, friksi sepanjanng saluran, sifat fisik & kimia cairan serta sumber tenaga.
Alat transportasi yang memberi beda tekanan terhadap fluida dari tangki tekanan tinggi ke
tangki tekanan rendah.
PENDAHULUAN
1. Conveyor
Di dalam industri, bahan -bahan yang digunakan kadangkala merupakan bahan yang berat
maupun berbahaya bagi manusia. Untuk itu diperlukan alat transportasi untuk mengangkut
bahan -bahan tersebut mengingat keterbatasan kemampuan tenaga manusia baik itu berupa
kapasitas bahan yang akan diangkut maupun keselamatan kerja dari karyawan.
Salah satu jenis alat pengangkut yang sering digunakan adalah Conveyor yang berfungsi untuk
mengangkut bahan -bahan industri yang berbentuk padat. Pemilihan alat transportasi
(conveying equipment) material padatan antara lain tergantung pada :
Kapasitas material yang ditangani
Jarak perpindahan material
Kondisi pengangkutan : horizontal, vertikal atau inklinasi
Ukuran (size), bentuk (shape) dan sifat material (properties)
Harga peralatan tersebut.
2. Klasifikasi Conveyor
Secara umum jenis/type Conveyor yang sering digunakan dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
Belt Conveyor
Chain Conveyor :
1. Scraper Conveyor
2. Apron Conveyor
3. Bucket Conveyor
4. Bucket Elevator
Screw Conveyor
Pneumatic Conveyor
ALAT TRANSPORTASI
1. Belt Conveyor
Belt Conveyor pada dasarnya mernpakan peralatan yang cukup sederhana. Alat tersebut terdiri
dari sabuk yang tahan terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk yang digunakan pada belt
conveyor ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan misalnya dari karet, plastik, kulit ataupun
logam yang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan diangkut. Untuk mengangkut bahan
-bahan yang panas, sabuk yang digunakan terbuat dari logam yang tahan terhadap panas.
Scraper conveyor merupakan konveyor yang sederhana dan paling murah diantara jenis -jenis
conveyor lainnya. Conveyor jenis ini dapat digunakan dengan kemiringan yang besar.
Conveyor jenis ini digunakan untuk mengangkut material - material ringan yang tidak mudah
rusak, seperti : abu, kayu dan kepingan.
b. Apron Conveyor
Apron Conveyor digunakan untuk variasi yang lebih luas dan untuk beban yang lebih berat
dengan jarak yang pendek. Apron Conveyor yang sederhana terdiri dari dua rantai yang dibuat
dari mata rantai yang dapat ditempa dan ditanggalkan dengan alat tambahan A. Palang kayu
dipasang pada alat tambahan A diantara rantai dengan seluruh tumpuan dari tarikan conveyor.
Untuk bahan yang berat dan pengangkutan yang lama dapat ditambahkan roda (roller) pada
alat tambahan A. Selain digunakan roller, palang kayu dapat juga digantikan dengan plat baja
untuk mengangkut bahan yang berat.
c. Bucket Conveyor
Bucket Conveyor sebenarnya merupakan bentuk yang menyerupai conveyor apron yang
dalam.
d. Bucket Elevator
Belt, scraper maupun apron conveyor mengangkut material dengan kemiringan yang terbatas.
Belt conveyor jarang beroperasi pada sudut yang lebih besar dari 15-20° dan scraper jarang
melebihi 30°. Sedangkan kadangkala diperlukan pengangkutan material dengan kemiringan
yang curam. Untuk itu dapat digunakan Bucket Elevalor. Secara umum bucket elevator terdiri
dari timba -timba (bucket) yang dibawa oleh rantai atau sabuk yang bergerak. Timba -timba
(bucket) yang digunakan memiliki beberapa bentuk sesuai dengan fungsinya masing -masing.
Bentuk - bentuk dari timba -timba (bucket) dapat dibagi atas :
- Minneapolis Type
Bentuk ini hampir dipakai di seluruh dunia. Dipergunakan untuk mengangkut butiran dan
material kering yang sudah lumat.
Bucket yang lebih datar. Dipergunakan untuk mengangkut material yang cenderung lengket.
Dipergunakan untuk mengangkut bongkahan -bongkahan besar dan material yang berat.
3. Screw Conveyor
Wadah konveyor biasanya terbuat dan lempeng baja , Panjang sebuah wadah antara 8, 10, dan
12 ft. Tipe wadah yang paling sederhana hanya bagian dasarnya, yang berbentuk setengah
lingkaran dan terbuat dari baja, sedangkan sisi-sisi lurus lainnya terbuat dari kayu. Untuk
mendapatkan sebuah wadah yang panjang, wadah-wadah pendek disusun sehingga sesuai
dengan panjang konveyor. menunjukkan wadah yang lebih rumit yang konstruksinya
semuanya terbuat dari besi.
4. Pneumatic Conveyor
Konveyor yang digunakan unluk mcngangkul bahan yang ringan atau berbentuk bongkahan
kecil adalah konvenyor aliran udara (pneumatic conveyor). Pada jenis konveyor ini bahan
dalam bentuk suspensi diangkut oleh aliran udara.
Kerugian menggunakan jenis konveyor ini adalah pemakaian energinya lebih besar dibanding
jenis konveyor lainnya untuk jumlah pengangkutan yang sama. Perhitungan-perhitungan pada
konveyor pneumatik sama sekali empiris dan memuat faktor-faktor yang tidak terdapat di luar
data-data peralatan pabrik. PENDAHULUAN
1. Conveyor
Di dalam industri, bahan -bahan yang digunakan kadangkala merupakan bahan yang berat
maupun berbahaya bagi manusia. Untuk itu diperlukan alat transportasi untuk mengangkut bahan
-bahan tersebut mengingat keterbatasan kemampuan tenaga manusia baik itu berupa kapasitas
bahan yang akan diangkut maupun keselamatan kerja dari karyawan.
Salah satu jenis alat pengangkut yang sering digunakan adalah Conveyor yang berfungsi untuk
mengangkut bahan -bahan industri yang berbentuk padat. Pemilihan alat transportasi (conveying
equipment) material padatan antara lain tergantung pada :
2. Klasifikasi Conveyor
Secara umum jenis/type Conveyor yang sering digunakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Belt Conveyor
Chain Conveyor :
1. Scraper Conveyor
2. Apron Conveyor
3. Bucket Conveyor
4. Bucket Elevator
Screw Conveyor
Pneumatic Conveyor
ALAT TRANSPORTASI
1. Belt Conveyor
Belt Conveyor pada dasarnya mernpakan peralatan yang cukup sederhana. Alat tersebut terdiri
dari sabuk yang tahan terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk yang digunakan pada belt
conveyor ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan misalnya dari karet, plastik, kulit ataupun logam
yang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan diangkut. Untuk mengangkut bahan -bahan
yang panas, sabuk yang digunakan terbuat dari logam yang tahan terhadap panas.
Dapat beroperasi secara mendatar maupun miring dengan sudut maksimum sampai
dengan 18.
Sabuk disanggah oleh plat roller untuk membawa bahan.
Kapasitas tinggi.
Serba guna.
Dapat beroperasi secara kontinu.
Kapasitas dapat diatur.
Kecepatannya sampai dengan 600 ft/m.
Dapat naik turun.
Perawatan mudah.
2. Chain Conveyor
Chain conveyor dapat dibagi atas beberapa jenis conveyor, yaitu :
Scraper Conveyor
Apron Conveyor
Bucket Conveyor
Bucket Elevator
Keempat jenis elevator tersebut pada dasarnya menggunakan rantai sebagai alat bantu untuk
menggerakkan material.
a. Scraper Conveyor
Scraper conveyor merupakan konveyor yang sederhana dan paling murah diantara jenis -jenis
conveyor lainnya. Conveyor jenis ini dapat digunakan dengan kemiringan yang besar. Conveyor
jenis ini digunakan untuk mengangkut material - material ringan yang tidak mudah rusak, seperti :
abu, kayu dan kepingan.
b. Apron Conveyor
Apron Conveyor digunakan untuk variasi yang lebih luas dan untuk beban yang lebih berat dengan
jarak yang pendek. Apron Conveyor yang sederhana terdiri dari dua rantai yang dibuat dari mata
rantai yang dapat ditempa dan ditanggalkan dengan alat tambahan A. Palang kayu dipasang pada
alat tambahan A diantara rantai dengan seluruh tumpuan dari tarikan conveyor. Untuk bahan yang
berat dan pengangkutan yang lama dapat ditambahkan roda (roller) pada alat tambahan A. Selain
digunakan roller, palang kayu dapat juga digantikan dengan plat baja untuk mengangkut bahan
yang berat.
c. Bucket Conveyor
Bucket Conveyor sebenarnya merupakan bentuk yang menyerupai conveyor apron yang dalam.
d. Bucket Elevator
Belt, scraper maupun apron conveyor mengangkut material dengan kemiringan yang terbatas.
Belt conveyor jarang beroperasi pada sudut yang lebih besar dari 15-20° dan scraper jarang
melebihi 30°. Sedangkan kadangkala diperlukan pengangkutan material dengan kemiringan yang
curam. Untuk itu dapat digunakan Bucket Elevalor. Secara umum bucket elevator terdiri dari timba
-timba (bucket) yang dibawa oleh rantai atau sabuk yang bergerak. Timba -timba (bucket) yang
digunakan memiliki beberapa bentuk sesuai dengan fungsinya masing -masing. Bentuk - bentuk
dari timba -timba (bucket) dapat dibagi atas :
- Minneapolis Type
Bentuk ini hampir dipakai di seluruh dunia. Dipergunakan untuk mengangkut butiran dan material
kering yang sudah lumat.
Bucket yang lebih datar. Dipergunakan untuk mengangkut material yang cenderung lengket.
3. Screw Conveyor
Sectional flight : Konveyor berfiight section dibuat dari pisau-pisau pendek yang
disatukan -tiap pisau berpilin satu putaran penuh- dengan cara disimpul tepat pada tiap
ujung sebuah pisau dengan paku keling sehingga akhirnya akan membentuk sebuah
pilinan yang panjang.
Helicoid flight : Sebuah helicoid flight, bentuknya seperti pita panjang yang berpilin
mengelilingi suatu poros . Untuk membentuk suatu konveyor, flight- flight itu disatukan
dengan cara dilas tepat pada poros yang bersesuaian dengan pilinan berikutnya.
Special flight, terbagi:
1. cast iron flight : digunakan dimana suhu dan tingkat kerusakan tinggi
2. ribbon flight : Untuk bahan yang lengket
3. cut flight : Untuk mengaduk digunakan cut flight, Flight pengaduk ini dibuat dari flight
biasa, yaitu dengan cara memotong-motong flight biasa lalu membelokkan potongannya
ke berbagai arah.
Untuk mendapatkan konveyor panjang yang lebih sederhana dan murah, biasanya konveyor
tersebut itu disusun dari konveyor-konveyor pendek. Sepasang konveyor pendek disatukan
dengan sebuah penahan yang disebut hanger dan disesuaikan pasangan pilinannya.
Tiap konveyor pendek mempunyai standar tertentu sehingga dapat dipasang dengan konveyor
pendek lainnya, yaitu dengan cara memasukkan salah satu poros sebuah konveyor ke lubang
yang terdapat pada poros konveyor yang satunya lagi.
Wadah konveyor biasanya terbuat dan lempeng baja , Panjang sebuah wadah antara 8, 10, dan
12 ft. Tipe wadah yang paling sederhana hanya bagian dasarnya, yang berbentuk setengah
lingkaran dan terbuat dari baja, sedangkan sisi-sisi lurus lainnya terbuat dari kayu. Untuk
mendapatkan sebuah wadah yang panjang, wadah-wadah pendek disusun sehingga sesuai
dengan panjang konveyor. menunjukkan wadah yang lebih rumit yang konstruksinya semuanya
terbuat dari besi.
4. Pneumatic Conveyor
Konveyor yang digunakan unluk mcngangkul bahan yang ringan atau berbentuk bongkahan kecil
adalah konvenyor aliran udara (pneumatic conveyor). Pada jenis konveyor ini bahan dalam bentuk
suspensi diangkut oleh aliran udara.
Pada tipe yang sederhana, sebuah pompa cycloida akan menghasilkan kehampaan yang sedang
dan sedotannya dihubungkan dengan sistem pengangkulan. Bahan -bahan akan terhisap naik
melalui selang yang dapat dipindahpindahkan ujungnya.
Kemudian, aliran udara yang mengangkut bahan padat dalam bentuk suspensi akan menuju siklon
dan selanjutnya menuju ke pompa.
Jika bahan-bahan ini mengandung debu, debu ini tentunya akan merusak pompa dan debu ini
juga akan membahayakan jika dibuang ke udara, dengan kala lain debu adalah produk yang tidak
diinginkan. Karenanya, sebuah kotak penyaring ditempatkan diantara siklon dan pompa.
Jenis konveyor ini terutama digunakan untuk mengangkut bahan yang kebersihannya harus tetap
terjaga baik (seperti biji-bijian, bahan-bahan lumat seperti soda abu, dan lain-lain) supaya
keadaannya tetap baik dan tidak mengandung zat-zat beracun seperti timbal dan arsen.
Konveyor ini juga dapat dipakai untuk mengangkut bahan-bahan yang berbentuk bongkahan kecil
seperti chip kayu, bit pulp kering, dan bahan lainnya yang sejenis. Kadang-kadang juga digunakan
bila jalan yang dilalui bahan berkelok- kelok atau jika bahan harus diangkat dan lain-lain hal yang
pada tipe konveyor lainnya menyebabkan biaya pengoperasian lebih tinggi.
Kecepatan aliran udara pada kecepatan rendah adalah 3000-7500 fpm dan pada kecepatan tinggi
adalah 10000-20000 fpm. Sedangkan jumlah udara yang digunakan untuk mengangkut tiap ton
bahan per jam adalah 50-200 cfm, tergantung pada keadaan dan berat bahan,jarak dan
kemiringan pengangkutan, dan lain-lain.
Kerugian menggunakan jenis konveyor ini adalah pemakaian energinya lebih besar dibanding
jenis konveyor lainnya untuk jumlah pengangkutan yang sama. Perhitungan-perhitungan pada
konveyor pneumatik sama sekali empiris dan memuat faktor-faktor yang tidak terdapat di luar data-
data peralatan pabrik.