Kelompok :2
LABORATORIUM BIOKIMIA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2016
I. Tujuan
1. Mengidentifikasi protein pada suatu sampel menggunakan pereaksi
xanthoprotein.
2. Menentukan kadar protein dari suatu sampel menggunakan uji
biuret.
II. Prinsip
1. Analisis kualitatif
Analisis kualitatif digunakan untuk mencari ada tidaknya
komponen-komponen dalam cuplikan. Komponen-komponen
tersebut dapat berupa radikal, ion, kation, ataupun molekul
(Putjaatmaka, 2002).
2. Analisis kuantitatif
Analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan berapa
banyak suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel. Zat
yang ditetapkan sering dinyatakan sebagai konstituen atau analit
(Day dan Underwood, 2002).
3. Pereaksi xanthoprotein
Xanthoprotein ini adalah pereaksi protein yang
menunjukkan adanya inti benzene (cincin fenil). Prinsip dari
pengujian xanthoprotein adalah nitrasi pada inti benzena yang
terdapat pada molekul protein. Uji ini positif untuk protein yang
mengandung asam amino tirosin, fenilalanin, dan triptofan (Azhar,
2010).
4. Metode biuret
Uji biuret merupakan uji umum untuk mengetahui ikatan
peptida dalam suatu protein. Larutan protein dibuat alkalis dengan
NaOH kemudian ditambahkan larutan CuSO4 encer. Uji ini
memberikan reaksi positif yaitu ditandai dengan timbulnya warna
merah violet atau biru violet (Azhar, 2010).
5. Metode spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang
didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh
suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik
dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi
dengan detektor fototube (Yoky, 2009).
(Lehninger, 1982)
(Lehninger, 1982)
IV. Teori Dasar
Protein adalah sekelompok senyawa organik yang nyaris
keseluruhannya terdiri atas karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Protein
biasanya suatu polimer yang tersusun atas banyak subunit (monomer) yang
dikenal sebagai asam amino. Asam amino yang biasanya ditemukan dalam
protein menunjukkan struktur sebagai berikut (Fried dan Hademenos, 2006).
b. Gelas Kimia
c. Microplate
d. Microplate reader
e. Penangas air
f. Pipet tetes
g. Pipet Mikro
h. Tabung reaksi
2. Bahan
a. Ekstrak kacang tanah (4 ml)
b. NaOH 10%
c. Larutan HNO3 6N (1 ml)
d. Larutan CuSO4 0.01 N (2-3 tetes)
e. NaOH 2,5N (1ml)
VI. Prosedur
Pereaksi yang Dibuat
1. Pereaksi Biuret
Larutkan 1,5 gram CuCO4.5H2O dan 4,5 gram Na-K-Tartrat
dalam 250 ml KOH 0.2 N Tambahkan 2,5 gram KI kemudian
encerkan sampai 500 ml dengan menggunakan KOH 0.2 N.
Penambahan dilakukan KI untuk menghambat reduksi tembaga.
3. Melakukan Didapatkan
pengocokan larutan
sampel yang
homogen
4. Menambahkan Didapatkan
aquades 50 µl aquades
dalam microplate dalam
pada kolom 1 dan microplate
2 50 µl
5. Memasukkan 50 Didapatkan
µl bakukerja baku kerja
(Kasein) dalam dalam
kolom B1 dan B2 microplate
50 µl
6. Mengencerkannya Didapatkan
dan sampel
mengambilnya sebanyak 50
sebanyak 50 µl µl dalam
kemudian kolom C1
dimasukkan dan C2
dalam kolom C1
dan C2
7. Pengenceran Didapatkan
dilakukan secara hasil
bertingkat hingga pengenceran
kolom H1 dan H2 pada tiap
kolom H1
dan H2
8. Menambahkan Didapatkan
biuret pada tiap hasil
kolom pengenceran
dan biuret
dalamkolom
9. Melakukan Didapatkan
inkubasi selama hasil
30 menit inkubasi
yang dapat
terjadi
reaksi antara
kasein dan
biuret
10. Memasukkan Didapatkan
kedalam kolom sampel pada
1,2,3 di kolom1,2,3
microplate tetes
yang baru
11. Menambahkan Didapatkan
biuret pada tiap reaksi antara
kolom dan sampel dan
melakukan biuret
inkubasi selama
30 menit
Absorbansi
Konsentrasi
No Rata- Sampel-
(µg/ml) 1 2
rata blanko
1. 1000 0,205 0,108 0,1565 0,0785
2. 500 0,150 0,086 0,118 0,04
3. 250 0,092 0,117 0,1045 0,0265
4. 125 0,093 0,088 0,0905 0,0125
5. 62,5 0,064 0,101 0,0825 0,0045
6. 31,25 0,083 0,105 0,094 0,016
7. 15,625 0,091 0,106 0,0985 0,0205
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0
15,625 31.25 62.5 125 250 500 1000
Konsentrasi (µg/ml)
Absorbansi blanko
0,080+0,076
= 2
=0,078
0,264+0,156+0,102
= 3
= 0,174
y = Ax + B
A = 9,408045 x 10-3
B=6,684405 x 10-5
0,503+0,329+0,230
= 3
= 0,354
= 0,354 - 0,174
= 0,18
Konsentrasi sampel
y = Ax + B
X = 19,12545 µg/ml
VIII. Pembahasan
Protein merupakan salah satu unsur makro yang terdapat pada bahan
pangan selain lemak dan karbohidrat. Protein merupakan sumber asam amino
yang mengandung unsur-unsur C, H, O dan N dalam ikatan kimia. Protein
merupakan senyawa organik komplek berbobot molekul besar yang terdiri
dari asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang
kala sulfur serta fosfor. Peptida dan protein merupakan polimer kondensasi
asam amino dengan penghilangan unsur air dari gugus amino dan gugus
karboksil. Jika bobot molekul senyawa lebih kecil dari 6.000, biasanya
digolongkan sebagai polipeptida.
Pada uji ini, digunakan larutan asam nitrat yang berfungsi untuk
memecah protein menjadi gugus benzena. Adanya pemanasan pada uji ini
bertujuan agar terjadinya nitrasi pada inti benzena yang telah dipecah tadi.
Dimana nitrasi adalah proses kimia yang bertujuan untuk memasukkan gugus
nitro ke dalam senyawa organik. Asam amino yang menunjukkan reaksi
positif untuk uji ini, yaitu tyrosin, phenilalanin dan tryptophan. Protein yang
mengandung residu asam amino dengan radikal fenil dalam struktur kimianya
(protein yang mengandung asam amino fenilalanin atau tirosin) jika
ditambahkan dengan asam nitrat pekat akan terbentuk gumpalan warna putih.
Pada pemanasan, warna gumpalan putih tersebut akan berubah menjadi
kuning yang akhirnya berubah menjadi jingga jika ditambah dengan
larutan basa atau NaOH.
(Petsko, 2005)
Kelebihan metode pengukuran dengan menggunakan metode Biuret
ialah mudah dilakukan dan menggunakan bahan yang murah. Namun,
kekurangannya ialah metode ini memerlukan bahan yang cukup karena
sensitivitasnya yang rendah.
Pada tes biuret ini penambahan NaOH 10% pada protein menyebabkan
terjadinya hidroisis ikatan peptida dari polimer protein. Hidrolisis ini
menghasilkan monomer-monomer asam amino dan ada sebagian gugus asam
amino yang berubah menjadi amonia. Akibatnya hidrolisis itu jumlah gugus
asam amino berkurang dan pengukuran serapan cahaya oleh ikatan kompleks
yang berwarna ungu dapat terjadi oleh sebab itu protein bereaksi dengan
tembaga dalam lingkungan alkali.
Hasil dari proses Absorbansi pada mikroplate reader terdiri dari dua
bentuk yaitu kualitatif dan kuantitatif. Hasil secara kualitatif adalah
perubahan warna pada larutan uji yang mengindikasikan bahwa terjadi reaksi
yang spesifik. Hasil secara kuantitatif berupa besaran konsentrasi dan nilai
adsorbsi (y) pada sampel. Pengukuran y pada hasil yang terbaca dikomputer
prinsipnya sama dengan pada mesin spektrofotometer. Intensitas cahaya yang
diserap oleh sampel pada panjang gelombang tertentu berbanding lurus
dengan besar nilai y. Jika semakin banyak intensitas cahaya yang diserap,
maka semakin besar nilai y. Semakin kecil nilai intensitas cahaya yang
diserap oleh sampel, semakin kecil pula nilai y.
Persamaan kurva regresi serum standar adalah y = 9,408045 x 10-3 x +
6,684405 x 10-5 Variabel y menyatakan nilai adsorbsi sedangkan variabel x
merupakan nilai yang dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi. Nilai x
dapat diperoleh dengan memasukkan nilai y pada persamaan tersebut. Nilai y
sampel adalah 0,18 sehingga didapat nilai konsentrasi sampel adalah X =
19,12545 µg/ml.
IX. Kesimpulan
1. Protein pada suatu sampel dapat diidentifikasi menggunakan
pereaksi xanthoprotein.
2. Kadar protein dari suatu sampel dapat ditentukan dengan
menggunakan uji biuret sebesar 19,12545 µg/ml.
DAFTAR PUSTAKA