Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN

RASA NYAMAN “NYERI”

A. PENGERTIAN
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Smatzler & Bare, 2002).
Nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan
terjadi kapan saja seseorang mengatakan bahwa ia merasa nyeri (MC Cafferv dalam
potter & Perry. 2006). Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan
bersifat individual karena respon individu terhadap sensasi nyeri beragam dan tidak
bisa disamakan satu sama lain (Asmadi, 2008). Nyeri merupakan keadaan ketika
individu mengalami sensasi ketidaknyamanan dalam merespon suatu rangsangan yang
tidak menyenangkan (Lnyda Juall, 2012).
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau
digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (IASP), serangan yang tiba-tiba
atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi
atau diprediksi dan berlangsung < 6 bulan (NANDA, 2012). Nyeri kronis adalah
pengalaman sensori dan emosional yang pengertiannya sama dengan nyeri akut,
hanya saja nyeri kronis berlangsung > 6 blan ( NANDA, 2012).

B. KLASIFIKASI NYERI
1. Nyeri Akut
Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang
tidak melebihi 6 bulan dan ditandai dengan adanya peningkatan tegangan otot
berbatasan karakteristik.
Mayor : Komunikasi (verbal atau non verbal) tentang nyeri yang
dideskriminasi.
Minor : Kegelisahan, peka, rangsangan, ketidakaktifan fisik dan mobilitas,
rasa takut mengalami cedera, mual muntah.

2. Nyeri Kronis

1
Merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan. Biasanya
berlangsung dalam waktu cukup lama lebih dari 6 bulan, dengan batasan
karakteristik :
Mayor : Nyeri telah ada lebih dari 6 bulan
Minor : Gangguan hubungan sosial dan keluarga, serta tampilan yang
meringis, ketidakaktifan fisik dan mobilitas, dan keletihan.

C. ETIOLOGI NYERI
Adapun etiologi nyeri yaitu :
1. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya kerusakan jaringan akibat bedah atau
cidera.
2. Iskemik jaringan
3. Spasmus otot merupakan suatu keadaan konstraksi yang tidak disadari atau
tidak terkendali dan sering menimbulkan rasa sakit. Spasme biasanya terjadi
pada otot teregang berlebih atau dalam menahan beban pada posisi yang tetap
dalam waktu yang lama.
4. Inflamasi pembengkakan jaringan mengakibatkan peningkatan tekanan lokal
dan juga karena ada pengeluaran zat histamin dan zat kimia bioaktif lain.
5. Post operasi seteleh dilakukan pembedahan

D. MANIFESTASI KLINIS
Berikut merupakan tanda dan gejala nyeri :
1. Gangguan tidur
2. Posisi menghindari nyeri
3. Gerakan menghindari nyeri
4. Raut wajah kesakitan (menangis, merintih)
5. Perubahan nafsu makan
6. Tekanan darah meningkat
7. Nadi meningkat
8. Pernafasan meningkat
9. Depresi

E. PATOFISIOLOGI
Proses nyeri dimulai dari stimulasi hosiseptor oleh stimulus hox ivs sampai
terjadinya pengalaman subjektif nyeri adalah suatu seri kejadian elektrolit dan kimia
yang dibagi menjadi 4 fase :
1. Tranduksi
Stimulasi Nasiseptor oleh stimulus Noxivs pada jaringan yang
kemudian akan mengakibatkan stimulasi nasiseptor dimana dirubah menjadi
potensial aksi, potensial aksi ditransmisikan menuju neuron berhubungan
dengan nyeri.
2. Transmisi

2
Tahap pertama dari transmisi yaitu konduksi impuls dari neuron aferen
primer ke korno dorsalis medulla spinalis.
3. Modulasi
Sinyal yang mampu mempengaruhi proses nyeri tersebut, tempat
modulasi sinyal yang diketahui adalah pola kornu dorsalis medulla spinalis.
4. Persepsi
Proses terakhir dimana pesan nyeri direlai menuju ke otak dengan
menghasilkan pengalaman nyeri yang tidak menyenangkan.

F. KOMPLIKASI
Dalam nyeri terjadi beberapa komplikasi yang dapat terjadi, yaitu :
1. Gangguan pola istirahat tidur
2. Syok neurologik
3. Edema pulmonal
4. Hipertermi
5. Hipertensi
6. Hipovolemik
7. Kejang
8. Masalah mobilisasi

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Adapun pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan :
1. Pemeriksaan darah lengkap
2. CT Scan
3. MRI
4. EEG
5. EKG
6. USG
7. ECG
8. Radiologi
9. Rontgen

H. PENATALAKSANAAN
1. Medis
a. Pemeriksaan Analgesik
Golongan ini akan merubah persepsi dan interprestasi nyeri dengan
jalan mendpresi sistem saraf pusat pada thalamus dan korteks serebri contoh
obat analgesik yaitu asam salisilat (no narkotik), morphin (narkotik), dan
lain-lain.
b. Plasebo

3
Merupakan obat yang tidak mengandung komponen obat analgesik
seperti gula, larutan garam/normal saline, atau air, terapi ini dapat
menurunkan rasa nyeri, hal ini karena faktor persepsi kepercayaan pasien.
2. Keperawatan
a. Monitor gejala cardinal/ TTV
b. Kaji adanya infeksi atau peradangan disekitar nyeri
c. Beri rasa aman
d. Sentuhan terapeutik
e. Distraksi
f. Pemberian tekanan pada pusat-pusat nyeri
g. Memodifikasi secara langsung cemas yang berhubungan dengan nyeri

I. FOKUS PENGKAJIAN
Dalam melakukan pengkajian nyeri, perawat harus dengan seksama
mendengar keluhan-keluhan pasien karena nyeri merupakan kejadian yang bersifat
individu :
1. Ciri-ciri nyeri dan faktor pencetus
Dalam mengkaji nyeri perawat harus memastikan area nyeri yang dirasakan
secara jelas meliputi dimana nyeri dirasakan, intensitas nyeri, faktor pencetus nyeri
juga perlu dilaporkan, misalnya nyeri terasa setelah latihan atau bekerja keras.
2. Riwayat nyeri
Riwayat nyeri harus meliputi lokasi, intesitas, durasi. Perawat perlu
mengetahui berapa lama pasien menderita nyeri, bagaimana pengaruhnya terhadap
aktivitas sehari-hari.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri
Faktor yang mempengaruhi nyeri meliputi lingkungan, umur, kelelahan,
riwayat sebelumnya, mekanisme pemecahan masalah, kepercayaan atau agama, dan
budaya.
4. Pengkajian karakteristik nyeri berdasarkan PQRST
 P (Provoking Incident) : Apakah ada peristiwa yang menjadi faktor
penyebab nyeri, apakah nyeri berkurang apabila beristirahat.
 Q (Quality) : Gambaran rasa nyeri yang dirasakan.
 R (Region) : Lokasi nyeri
 S (Scale) : Seberapa jauh nyeri dirasakan
 T (Time) : Berapa lama nyeri berlangsung
5. Perhitungan skala nyeri
 Skala numerik : Digunakan untuk pasien dewasa.
 Skala ekspresi wajah : digunakan untuk pasien anak-anak.

4
J. FOKUS INTERVENSI
1. Prioritas
Diagnosa keperawatan atau masalah keperawatan
Nyeri akut/kronis berhubungan dengan :
 Gangguan sirkulasi ditandai dengan sianosis, kulit pucat
 Iritasi pada daerah ginjal ditandai dengan nyeri pada perut bagian bawah
 Eliminasi urin ditandai dengan sakit/nyeri saat pengeluaran urin.
2. Rencana keperawatan
Tujuan : Rasa nyeri berkurang atau dapat menghilang
Kriteria hasil :
a. Pasien menunjukkan penurunan skala nyeri
b. Pasien menggambarkan rasa nyaman dan rileks

Intervensi :

a. Kaji faktor penyebab, kualitas, lokasi, frekuensi, dan skala nyeri.


Rasional : Menentukan sejauh mana nyeri yang dirasakan dan untuk
memudahkan intervensi selanjutnya
b. Monitor TTV, perhatikan takikardi, hipertensi, dan peningkatan
pernafasan.
Rasional : Dapat mengindentifikasi rasa sakit dan ketidaknyamanan
c. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
Rasional : Membantu pasien menjadi rileks, menurunkan rasa nyeri,
serta mampu mengalihkan perhatian pasien dari nyeri yang dirasakan.
d. Beri posisi yang nyaman untuk pasien
Rasional : Mengurangi rasa sakit, meningkatkan sirkulasi, posisi
semifowler dapat mengurangi tekanan dorsal.
e. Berikan pendidikan kesehatan tentang nyeri.
Rasional : Pasien mengerti tentang nyeri yang dirasakan dan
menghindari hal-hal yang dapat memparah nyeri
f. Kolaborasi dalam pemberian terapi analgesik
Rasional : Menekan susunan saraf pada thalamus dan korteks serebri
sehingga dapat mengurangi rasa sakit/ nyeri.

DAFTAR PUSTAKA

1. Asmadi.2008.Tehnik Prosedural Keperawatan : Konsep Aplikasi Kebutuhan D asar


klien.Jakarta : Salemba Medika.

2. Carpenito, Lynda Juall.2000.Buku Saku diagnosa keperawatan Edisi 8. Definisi dan


klasifikasi.Jakarta: EGC

5
3.Doenges, Marilynn E.1999.Rencana Asuhan keperawatan : Pedoman untuk perencanaan
dan pendokumentasian perawatan pasien.Jakarta:EGC

4.Herlman, T. Heather.2012.NANDA Internasional Diagnosis Keperawatan : Definisi dan


Klasifikasi 2012-2014.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai