i=
i=?
2. HUKUM ARUS KIRCHHOFF (KCL)
CONTOH SOAL:
i=
i= −1A
2. HUKUM ARUS KIRCHHOFF (KCL)
SOAL 1:
i= 5A
2. HUKUM ARUS KIRCHHOFF (KCL)
SOAL 2:
i= 1A
2. HUKUM ARUS KIRCHHOFF (KCL)
CONTOH SOAL 2:
V1 = V2
9.8 × I1 = 2 × I 2
9.8 × I1 = 2 × (13.7 A − I1 )
9.8I1 = 27.4 A − 2 I1
9.8I1 + 2 I1 = 27.4 A
11.8I1 = 27.4 A
I1 & I 2 = ? 27.4
I1 = A = 2.32 A
11.8
I1 + I 2 = 13.7 A I 2 = 13.7 A − I1
= 13.7 A − 2.32 A
→ I 2 = 13.7 A − I1
= 11.38 A
2. HUKUM ARUS KIRCHHOFF (KCL)
SOAL:
I1 & I 2 = ?
I1 = 18 A
I 2 = 12 A
3. HUKUM TEGANGAN KIRCHHOFF (KVL)
Pada rangkaian listrik, penjumlahan aljabar dari tegangan adalah nol.
Beberapa dari tegangan merupakan sumber, sedangkan yang lain (pada
komponen pasif) akan menjadi voltage drop.
3. HUKUM TEGANGAN KIRCHHOFF (KVL)
CONTOH:
Jika:
Vab = −50V
Jika:
I = -5.0 A Vab = 55V
4. HUKUM RANGKAIAN SERI
Komponen pasif yang dipasang secara seri
memiliki nilai ARUS yang SAMA.
Sedangkan tegangan totalnya adalah penjumlahan
dari tegangan masing-masing komponen.
Contoh:
TIDAK ADA pasangan komponen
seri di rangkaian ini:
4. HUKUM RANGKAIAN SERI
Komponen pasif yang dipasang secara seri
memiliki nilai ARUS yang SAMA.
Sedangkan tegangan totalnya adalah penjumlahan
dari tegangan masing-masing komponen.
CONTOH:
Manakah pasangan komponen yang seri?
i sama
4. HUKUM RANGKAIAN SERI
Komponen pasif yang dipasang secara seri
memiliki nilai ARUS yang SAMA.
Sedangkan tegangan totalnya adalah penjumlahan
dari tegangan masing-masing komponen.
R SERI
4. HUKUM RANGKAIAN SERI
Komponen pasif yang dipasang secara seri
memiliki nilai ARUS yang SAMA.
Sedangkan tegangan totalnya adalah penjumlahan
dari tegangan masing-masing komponen.
R SERI
4. HUKUM RANGKAIAN SERI
Komponen pasif yang dipasang secara seri
memiliki nilai ARUS yang SAMA.
Sedangkan tegangan totalnya adalah penjumlahan
dari tegangan masing-masing komponen.
V1 = 22V
V2 = 33V
V3 = 55V
4. HUKUM RANGKAIAN SERI
Komponen pasif yang dipasang secara seri
memiliki nilai ARUS yang SAMA.
Sedangkan tegangan totalnya adalah penjumlahan
dari tegangan masing-masing komponen.
L SERI
4. HUKUM RANGKAIAN SERI
Komponen pasif yang dipasang secara seri
memiliki nilai ARUS yang SAMA.
Sedangkan tegangan totalnya adalah penjumlahan
dari tegangan masing-masing komponen.
L SERI
4. HUKUM RANGKAIAN SERI
Komponen pasif yang dipasang secara seri
memiliki nilai ARUS yang SAMA.
Sedangkan tegangan totalnya adalah penjumlahan
dari tegangan masing-masing komponen.
Ls =
L1 + L2 + L3 =
50 + 25 + 10 =
85 mH
4. HUKUM RANGKAIAN SERI
Komponen pasif yang dipasang secara seri
memiliki nilai ARUS yang SAMA.
Sedangkan tegangan totalnya adalah penjumlahan
dari tegangan masing-masing komponen.
Ls =
55 + 25 + 20 =
100 mH
4. HUKUM RANGKAIAN SERI
Komponen pasif yang dipasang secara seri
memiliki nilai ARUS yang SAMA.
Sedangkan tegangan totalnya adalah penjumlahan
dari tegangan masing-masing komponen.
C SERI
4. HUKUM RANGKAIAN SERI
Komponen pasif yang dipasang secara seri
memiliki nilai ARUS yang SAMA.
Sedangkan tegangan totalnya adalah penjumlahan
dari tegangan masing-masing komponen.
C SERI
4. HUKUM RANGKAIAN SERI
Komponen pasif yang dipasang secara seri
memiliki nilai ARUS yang SAMA.
Sedangkan tegangan totalnya adalah penjumlahan
dari tegangan masing-masing komponen.
C SERI
4. HUKUM RANGKAIAN SERI
Komponen pasif yang dipasang secara seri
memiliki nilai ARUS yang SAMA.
Sedangkan tegangan totalnya adalah penjumlahan
dari tegangan masing-masing komponen.
20
CS = µF
7
1 1 1 1 7
= + + =
CS 10 5 20 20
4. HUKUM RANGKAIAN SERI
Komponen pasif yang dipasang secara seri
memiliki nilai ARUS yang SAMA.
Sedangkan tegangan totalnya adalah penjumlahan
dari tegangan masing-masing komponen.
CS = 3.125µF
5. HUKUM RANGKAIAN PARALEL
Jumlah arus yang memasuki
suatu percabangan sama dengan
arus yang meninggalkan
percabangan tersebut.
Contoh:
DUA KOMPONEN DENGAN TIDAK ADA pasangan komponen
BESAR TENGANGAN BERBEDA yg paralel di rangkaian ini:
TIDAK MUNGKIN PARALEL
CONTOH:
Manakah pasangan
komponen yang
paralel?
∆V sama
5. HUKUM RANGKAIAN PARALEL
Jumlah arus yang memasuki
suatu percabangan sama dengan
arus yang meninggalkan
percabangan tersebut.
R PARALEL
5. HUKUM RANGKAIAN PARALEL
Jumlah arus yang memasuki
suatu percabangan sama dengan
arus yang meninggalkan
percabangan tersebut.
R PARALEL
5. HUKUM RANGKAIAN PARALEL
Jumlah arus yang memasuki
suatu percabangan sama dengan
arus yang meninggalkan
percabangan tersebut.
1 1 1 1 8
= + + =
R P 10 2 5 10
R P = 1 . 25 Ω
5. HUKUM RANGKAIAN PARALEL
Jumlah arus yang memasuki
suatu percabangan sama dengan
arus yang meninggalkan
percabangan tersebut.
RP = 4Ω
5. HUKUM RANGKAIAN PARALEL
Jumlah arus yang memasuki
suatu percabangan sama dengan
arus yang meninggalkan
percabangan tersebut.
10 × 10
R= RP = 4 Ω
10 + 10
= 5Ω
5. HUKUM RANGKAIAN PARALEL
Jumlah arus yang memasuki
suatu percabangan sama dengan
arus yang meninggalkan
percabangan tersebut.
RP = 2 Ω
5. HUKUM RANGKAIAN PARALEL
Jumlah arus yang memasuki
suatu percabangan sama dengan
arus yang meninggalkan
percabangan tersebut.
R eq = 10 Ω
5. HUKUM RANGKAIAN PARALEL
Jumlah arus yang memasuki
suatu percabangan sama dengan
arus yang meninggalkan
percabangan tersebut.
R eq = 75 Ω
5. HUKUM RANGKAIAN PARALEL
Jumlah arus yang memasuki
suatu percabangan sama dengan
arus yang meninggalkan
percabangan tersebut.
R eq = 10 Ω
5. HUKUM RANGKAIAN PARALEL
Jumlah arus yang memasuki
suatu percabangan sama dengan
arus yang meninggalkan
percabangan tersebut.
1.5A
it = 1 . 5 A
5. HUKUM RANGKAIAN PARALEL
Jumlah arus yang memasuki
suatu percabangan sama dengan
arus yang meninggalkan
percabangan tersebut.
1.5A
v = 9V v = 24V − 9V = 15 V
→ i = v R = 15 30 = 0 .5 A
5. HUKUM RANGKAIAN PARALEL
Jumlah arus yang memasuki
suatu percabangan sama dengan
arus yang meninggalkan
percabangan tersebut.
i = 0 .5 A
5. HUKUM RANGKAIAN PARALEL
Jumlah arus yang memasuki
suatu percabangan sama dengan
arus yang meninggalkan
percabangan tersebut.
5
i= A
3
5. HUKUM RANGKAIAN PARALEL
Jumlah arus yang memasuki
suatu percabangan sama dengan
arus yang meninggalkan
percabangan tersebut.
i1 = 5 A
i2 = − 3 A
5. HUKUM RANGKAIAN PARALEL
Jumlah arus yang memasuki
suatu percabangan sama dengan
arus yang meninggalkan
percabangan tersebut.
v =20 V v = 12 V
R = 4Ω
5. HUKUM RANGKAIAN PARALEL
Jumlah arus yang memasuki
suatu percabangan sama dengan
arus yang meninggalkan
percabangan tersebut.
i = 4A
R = 4 . 67 Ω
5. HUKUM RANGKAIAN PARALEL
Jumlah arus yang memasuki
suatu percabangan sama dengan
arus yang meninggalkan
percabangan tersebut.
L PARALEL
5. HUKUM RANGKAIAN PARALEL
Jumlah arus yang memasuki
suatu percabangan sama dengan
arus yang meninggalkan
percabangan tersebut.
L PARALEL
5. HUKUM RANGKAIAN PARALEL
Jumlah arus yang memasuki
suatu percabangan sama dengan
arus yang meninggalkan
percabangan tersebut.
L eq = 5 mH
5. HUKUM RANGKAIAN PARALEL
Jumlah arus yang memasuki
suatu percabangan sama dengan
arus yang meninggalkan
percabangan tersebut.
C PARALEL
5. HUKUM RANGKAIAN PARALEL
Jumlah arus yang memasuki
suatu percabangan sama dengan
arus yang meninggalkan
percabangan tersebut.
C eq = 50 µ F
TES PEMAHAMAN
SOAL 1:
Tentukan manakah rumusnya:
TES PEMAHAMAN
SOAL 1:
Tentukan manakah rumusnya:
TES PEMAHAMAN
SOAL 2:
Tentukan nilai pada alat ukur:
+1.2 A
TES PEMAHAMAN
SOAL 2:
Tentukan nilai pada alat ukur:
−1.2 A
+12 V
TES PEMAHAMAN
SOAL 2:
Tentukan nilai pada alat ukur:
−1.2 A
−12 V
TES PEMAHAMAN
SOAL 3:
Tentukan nilai pd alat ukur:
−2 A
vR = 8V 2A 28V
2A v − v + 8 + 20 = 0
v = 28V
Sumber arus ideal memaksa arus yang melewatinya memiliki nilai tertentu.
Sumber tegangan ideal menjaga beda tegangannya senilai tertentu.
1. RANGKAIAN DENGAN SUMBER ARUS
24V
i= = 0 .8 A
30 Ω
i=?
V1 = V 2
15 Ω (10 A − i ) = 30 Ω i
i = 3 . 33 A
1. RANGKAIAN DENGAN SUMBER ARUS
i = 3 . 75 A
1. RANGKAIAN DENGAN SUMBER ARUS
Contoh soal: Tentukan nilai i !
6A
6A
3A
6A 6A
i1 = ?
V1 = V 2
3 Ω (10 A − i ) = 2 Ω i
i1 = 6 A
1. RANGKAIAN DENGAN SUMBER ARUS
Soal: Tentukan nilai i !
i = 5A
1. RANGKAIAN DENGAN SUMBER ARUS
Latihan soal: Tentukan nilai v & i !
v = 12 V
i = 1A