Anda di halaman 1dari 11

NAMA : DINA ARIESTA

NIM : 142150166

KELAS : EA-B

ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI

PENGENALAN ASSET LANCAR

Aset lancar merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya yang langsung
dapat diubah menjadi kas, biasanya dalam jangka waktu siklus operasi perusahaan.

A. Kas dan Setara Kas

Kas, aset yang paling likuid, mencakup mata uang, deposito dana, money orders,
dan cek. Setara kas juga tergolong sangat lancar, investasi jangka pendek yang (1) siap
dikonversi menjadi kas, dan (2) hampir jatuh tempo sehingga resiko perubahan harga
yang disebabkan pergerakan tingkat bunga yang hanya minimal.

B. Piutang

Piutang merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau
jasa, atau dari pemberian pinjaman uang. Piutang usaha mengacu pada janji lisan untuk
membayar yang berasal dari penjualan produk dan jasa secara kredit. Wesel tagih
mengacu pada janji tertulis untuk membayar.

1. Penilaian Piutang

Analisis piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aset dan arus laba
perusahaan yang saling terkait. 'engalaman menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat
menagih semua piutangnya. -eskipun keputusan mengenai ketertagihan dapat dibuat
kapan saja, ketertagihan piutang dalam satu kelompok hanya dapat diestimasi
berdasarkan pengalaman masa lalu, dengan penyisihan yang layak berdasarkan ekonomi
saat ini, industri, dan kondisi debitur.
2. Analisis Piutang

Risiko Kolektibilitas. Sebagian besar penyisihan piutang tak tertagih berdasarkan


pengalaman masa lalu, meskipun penyisihan dilakukan untuk ekonomi terkini yang
membaik, industri, dan kondisi debitur. Alat analisis untuk memeriksa ketertagihan atau
kolektibiltas mencakup :

Membandingkan presentase piutang terhadap penjualan perusahaan pesaing dengan


perusahaan yang sedang dianalisis.

Memeriksa konsentrasi pelanggan/resiko meningkat jika piutang terkonsentrasi pada satu


atau sedikit pelanggan.

Menghitung dan menyelidiki tred periode rata-rata kolektibilitas piutang dibandingkan


dengan syarat kredit pelanggan untuk industri yang bersangkutan.

Menentukan bagian piutang yang merupakan pengalihan atau perpanjangan dari piutang
atau wesel tagih masa lalu.

Keaslian Piutang. Deskripsi piutang pada laporan keuangan atau catatan atas
laporan keuangan biasanya tidak cukup untuk memberikan tingkat keandalan mengenai
apakah piutang asli, jatuh tempo, dan dapat ditagih. Pemahaman mengenai praktik
industri dan sumber informasi tambahan digunakan untuk menambah keyakinan. Faktor
lain yang mempengaruhi keandalan adalah hak pengembalian barang.

Sekuritisasi Piutang. Salah satu masalah analisis penting adalah saat perusahaan
menjual semua atau sebagian piutangnya pada pihak ketiga,. Praktik ini disebut anjak
piutang atau sekuritisasi. Piutang dapat dijual dengan recourse atau tanpa recourse pada
pembeli.

C. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar di muka merupakan pembayaran di muka atas jasa atau barang
yang belum diterima. Biaya dibayar di muka biasanya dikelompokkan dalam aset lancar
karena mencerminkan jasa yang diberikan yang jika tidak ada akan membutuhkan
penggunaan aset lancar lain.
PERSEDIAAN

A. Akuntansi Persediaan dan Penilaian Persediaan

Persediaan merupakan barang yang dijual dalam aktivitas operasi normal


perusahaan. Pentingnya metode akumulasi biaya dalam penilaian persediaan disebabkan
oleh dampaknya pada laba bersih dan penilaian aset. Persamaan persediaan dapat
digunakan untuk memahami arus persediaan. Untuk perusahaan dagang : Persediaan
Awal + Pembelian Bersih -HPP = Persediaan Akhir.

B. Arus Biaya Persediaan

FIFO metode ini mengasumsikan bahwa barang yang pertama dibeli merupakan
barang yang pertama dijual. LIFO metode ini mengasumsikan persediaan yang dibeli
terakhir merupakan unit yang pertama dijual. Average Cost metode ini mengasumsikan
bahwa unit dijual tanpa memperhatikan urutan pembeliannya dan menghitung HPP serta
persediaan akhir sebagai rata-rata.

C. Analisis Persediaan

1. Dampak Biaya Persediaan Terhadap Profitabilitas

FIFO memberikan laba kotor yang lebih tinggi dibandingkan dengan LIFO karena
biaya persediaan yang lebih rendah dikaitkan dengan pendapatan penjualan dengan harga
pasar terkini.

2. Dampak Biaya Persediaan Terhadap Neraca

Dalam periode harga meningkat, dan dengan asumsi persediaan belum


melikuidasi lapisan persediaan lamanya, LIFO melaporkan persediaan akhir pada harga
jauh yang lebih rendah dibandingkan dengan biaya penggantinya. Hasilnya neraca
perusahaan yang menggunakan LIFO tidak secara akurat mencerminkan investasi lancar
yang dimiliki perusahaan dalam perusahannya.

3. Dampak Biaya Persediaan Terhadap Arus Kas


Peningkatan laba kotor dengan menggunakan metode FIFO menyebabkan laba
sebelum pajak menjadi lebih tinggi, dan karenanya utang pajak menjadi tinggi pula. Pada
periode dimana harga meningkat, peusahaan dapat terjebak pada pengurangan arus kas
karena mereka harus membayar pajak yang lebih tinggi dan perlu mengganti persediaan
yang terjual pada biaya pegganti yang lebih tinggi dibandingkan biaya persediaan awal.

4. Biaya Persediaan Manufaktur dan Dampak Peningkatan Produksi

Biaya persediaan manufaktur terdiri atas tiga komponen :

a. Bahan baku atau bahan mentah - biaya dari bahan dasar yang digunakan untuk
membuat produk.

b. Tenaga kerja-biaya tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk


menyelesaikan produk jadi.

c. Overhead-biaya tidak langsung pada proses manufaktur, seperti penyusutan


peralatan manufaktur, gaji penyelia, dan biaya prasarana.

5. Biaya Perolehan atau Nilai Pasar Mana yang Lebih Rendah

Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum atas valuasi persediaan adalah


menilai pada biaya perolehan atau nilai pasar, dinilai dari mana yang lebih rendah (lower
of market-LOCOM). Aturan LOCOM menyatakan bahwa jika harga pasar persediaan
turun melebihi biaya perolehan persediaan untuk alasan apapun maka nilai persediaan
diturunkan untuk mencerminkan kerugian ini. Nilai atau harga pasar dijabarkan sebagai
biaya pengganti terkini melalui pembelian atau produksi. Meskipun begitu, nilai pasar
tidak boleh melebihi nilai realisasi bersih atau kurang dari nilai realisasi bersih setelah
dikurangi margin keuntungan normal.

PENGENALAN ASET JANGKA PANJANG

Aset jangka panjang merupakan sumber daya yang digunakan untuk


menghasilkan penghasilan operasi lebih dari satu periode. Aset tetap berwujud antara lain
bangunan, pabrik dan peralatan. Sedangkan untuk aset tetap tak berwujud antara lain
paten, merk dagang, copyright, goodwill.

A. Akuntansi Aset Jangka Panjang

Kapitalisasi

a.Aset berwujud : aset dicatat pada nilai perolehan.

b.Aset tak berwujud : biaya internalnya segera dibiayakan dan tidak dicatat pada neraca.

Area yang paling bermasalah untuk profesi akuntansi adalah kapitalisasi biaya
pengembangan perangkat lunak. Kapitalisasi untuk internal, harus dikapitalisasi dan
diamortisasi sepanjang masa manfaat yang diharapkan. Untuk yang eksternal,
dikapitalisasi dan diamortisasi hanya jika perangkat tersebut mencapai fisibilitas
teknologi.

Alokasi

a. Penyusutan (depresiasi) : untuk aset tetap.

b.Amortisasi : untuk aset tak berwujud.

c.Deplesi : untuk sumber daya alam.

3 faktor yang menentukan nilai alokasi biaya:

a. Periode manfaat

b. Nilai Sisa

c. Metode alokasi Penurunan

Penurunan nilai dilakukan apabila arus kas yang diharapkan lebih kecil daripada
nilai tercatat aset, dan dinyatakan sebesar nilai pasar wajar. Dua distorsi terkait dengan
dengan penurunan nilai :

a. Bias konservatif mendistorsi valuasi aset jangka panjang karena nilai aset dapat
diturunkan namun tidak dapat dinaikkan.
b. Pengakuan penurunan nilai aset memiliki dampak temporer besar yang mendistorsi
laba bersih sementara berpotensi meningkaatkan kegunaan nilai aset pada neraca.

B. Kapitalisasi vs Pembebanan : Dampak terhadap Laporan Keuangan dan Rasio

a. Dampak Kapitalisasi terhadap Laba

Dampak terhadap laba :

a. Menangguhkan pengakuan biaya = menghasilkan laba yang lebih tinggi pada saat
akuisisi, dan laba yang rendah untuk selanjutnya.

b. Menghasilkan serial perataan laba

b. Dampak Kapitalisasi terhadap Tingkat Pengembalian Investasi

Meningkatkan fluktuasi pengukuran laba dan rasio tingkat pengembalian


investasi. Kapitalisasi mempengaruhi baik laba maupun basis investasi pada rasio tingkat
pengembalian investasi.

c. Dampak Kapitalisasi terhadap Rasio Solvabilitas

Pada pembebanan biaya aset langsung, rasio solvabilitas mencerminkan kondisi


perusahaan lebih buruk dari kondisi sebenarnya, karena pembebanan tersebut
menyebabkan ekuitas dinyatakan terlalu rendah untuk yang memiliki aset produktif.

d. Dampak Kapitalisasi terhadap Arus Kas Operasi

Jika aset dikapitalisasi, biaya dilaporkan sebagai arus kas keluar aktivitas
investasi, maka arus kas keluar operasi terlalu tinggi dan arus kas keluar investasi terlalu
rendah pada tahun akuisisi dibandingkan dengan kapitalisasi biaya.

ASET TETAP dan SUMBER DAYA ALAM

Menilai Aset Tetap dan Sumber Daya Alam

a. Menilai Properti, Pabrik, dan Peralatan


Penilaian dari aset tetap ini menggunakan prinsip biaya historis, yaitu mencatat
aset sesuai harga beli. Seluruh biaya akuisisi dan persiapan dikapitalisasi pada saldo akun
aset.

b. Menilai Sumber Daya Alam

Sumber daya alam merupakan hak untuk mengambil atau mengkonsumsi sumber
daya. Dilaporkan sebesar biaya historis dan ditambah dengan biaya pencarian, eksplorasi
dan pengembangan. Biaya ini dibebankan saat sumber daya tersebut dipindahkan,
dikonsumsi atau dijual. Perusahaan juga mengalokasi biaya sumber daya alam pada
jumlah estimasi unit cadangan yang tersedia yang juga biasa disebut sebagai deplesi.

Penyusutan

Tingkat Penyusutan

a.Umur manfaat.

Asumsi ini dibuat berdasar kondisi ekonomi, pemahaman teknik, pengalaman, dan
informasi mengenai fisik dan sifat produktifnya. Kerusakan merupakan salah satu alasan
adanya umur manfaat ini. Integritas penyusutan dan penentuan laba bergantung pada
estimasi yang cukup akurat dan revisi masa manfaat yang tepat waktu, yang idealnya
tidak dipengaruhi oleh insentif manajemen yang terkait dengan waktu pengakuan laba.

Metode Alokasi

a. Garis lurus

Mengalokasikan biaya aset pada masa manfaat berdasarkan beban periodik yang sama.
Alasan penggunaan metode ini adalah kerusakan fisik terjadi seragam sepanjang waktu.
Analisis harus waspada pada kelemahan konseptual ini yaitu kurang efisien dan
membutuhkan pemeliharaan yang lebih tinggi karena penyusutan pada tahun awal sama
dengan tahun berikutnya. #an juga penyusutan ini menghasilkan bias yang makin besar
pada pola tingkat pengembalian aset sepanjang waktu.

b. Dipercepat
Mengalokasi biaya aset sepanjang masa manfaat dengan pola semakin menurun. Tujuan
dari metode ini adalah pajak, yaitu percepatan alokasi biaya dan berikut penangguhan
laba kena pajak. Konsep yang mendukung metode ini addalah beban penyusutan yang
semakin kecil sepanjang waktu merupakan kompensasi atas :

1. Peningkatan biaya perbaikan dan perawatan.

2. Penurunan pendapatan dan efisiensi operasi.

3. Peningkatan ketidakpastian pendapatan atas aset berumur dimasa depan.

Dua metode dipercepat antara lain yaitu saldo menurun dan jumlah angka tahun.

c. Khusus

Ditentukan pada industri tertentu, seperti baja dan mesin berat. Metode ini mengkaitkan
penyusutan dengan pada aktivitas atau entitas penggunaan aset. Pada metode ini perlu
menelaah estimasi masa manfaat secara periodik untuk tetap valid dibaawah kondisi yang
berubah

Deplesi

Merupakan alokasi biaya sumber daya alam berdasarkan tingkat pemungutan atau
produksi. Perbedaan dengan penyusutan adalah jika penyusutan adalah alokasi biaya aset
produktif sepanjang waktu, sedangkan deplesi adalah alokasi biaya berdasar unit yang
dieksploitasi dari sumber daya alam. Deplesi tergantung pada produksi, jika
menghasilkan lebih banyak maka biaya deplesi juga lebih tinggi pula. Analis harus
memperhatikan kerumitan pada deplesi seperti keandalan dalam mengestimasi pemulihan
sumber daya. Harus menelaah estimasi ini secara periodik untuk membuktikan informasi
telah semua tersampaikan.

Penurunan Nilai

Akuntansi sekarang telah merefleksikan nilai masa kini, meskipun dengan dasar
konservatif yaitu ketika aset yang telah disusutkan diestimasi lebih tinggi daripada nilai
estimasi sekarang, maka nilainya pada neraca diturunkan untuk merefleksikan nilai saat
ini.

Menganalisis Aset Tetap dan Sumber Daya Alam

Menganalisis Penyusutan dan Deplesi

Analis berfokus pada revisi masa manfaat aset. Revisi ini sering kali digunakan
untuk memindahkan atau meratakan laba selama beberapa periode. Tiga kemungkinan
tantangan analis pada perbedaan metode alokasi yang digunakan adalah :

a. Penggunaan garis lurus baik dalam pelaporan keuangan maupun tujuan pajak.

b. Dampak pajak yang menguntungkan menghasilkan dari penyusutan pajak yang makin
tinggi .

c. Menghasilkan penyusutan yang lebih tinggi dari awal tahun yang diperpanjang selama
beberapa tahun bagi perusahaan yang sedang ekspansi.

Analis dapat mempertimbangkan penyusutan tambahan berdasar percepatan dengan


membagi jumlah pajak tangguhan dengan tarif pajak terkini. Analis juga harus
memperhatikan informasi penyusutan dan juga tidak terfokus pada laba sebelum
penyusutan. Menganalisis penyusutan membutuhkan evaluasi kelayakannya. Untuk itu
digunakan pengukuran seperti rasio penyusutan terhadap total aset. Pengukuran lain yaitu
rata-rata jangkauan waktu total, umur rata-rata, umur sisa rata-rata, dan rata-rata
jangkauan total yang berhubungan dengan umur rata-rata dan umur sisa. Jika pengukuran
tersebut digunakan oleh analis untuk membandingkan antar perusahaan, harus dilakukan
dengan hati-hati karena beban penyusutan berubah tergantung metode alokasi serta
asumsi masa manfaat dan nilai sisa.

Analisis Penurunan Nilai

3 masalah anilisis penurunan nilai adalah

a. Ealuasi kelayakan jumlah penurunan nilai.

b. Ealuasi kelayakan waktu penurunan nilai.


c. Analisis efek penurunan nilai terhadap laba.

ASET TAK BERWUJUD

Merupakan hak, keistimewaan, dan manfaat kepemilikan atau pengendalian. Aset tak
berwujud sering kali :

a. Tidak dapat dipisahkan dari suatu perusahaan atau segmennya.

b. Masa manfaat yang tidak terhingga.

c. Mengalami perubahan penilaian yang besar karena kondisi yang kompetitif.

Akuntansi Aset Tak Berwujud

a.Aset Tak Berwujud dapat Diidentifikasi

Merupakan aset tak berwujud yang dapat diidentifikasikan terpisah dan dikaitkan dengan
hak tertentu atau keistimewaan selama periode manfaat yang terbatas. Dicatat sebesar
biayanya dan mengamortisasi biaya sepanjang periode manfaat. Tidak diperbolehkan
menghapus untuk dibebankan pada saat akuisisi.

b. Aset Tak Berwujud tidak dapat Diidentifikasi

Merupakan aset yang dapat dikembangkan secara internal atau dibeli namun tidak dapat
diidentifikasi dan seringkali memiliki masa manfaat yang tak terhingga. Biaya
pengembangan, pemeliharaan dan pemulihan aset tak berwujud dibebankan saat
terjadinya.

c. Amortisasi Aset Tak berwujud

Saat kapitalisasi biaya aset tak berwujud yang dapat atau tidak diidentifikasi, biaya ini
selanjutnya diamortisasi sepanjang periode manfaat aset ini. Jika aset tak berwujud
mengalami penurunan nilai yang materiel (setelah uji pemulihan), maka aset diturunkan
nilainya. Berdasar standar akuntansi goodwill tidak diamortisasi tetapi diuji penurunan
nilai setiap tahunnya.

Menganalisis Aset Tak Berwujud


Analisis harus waspada terhadap :

a. Saat mengevaluasi aset tak berwujud karena sering terjadi kesalahan penilaian.

b. Goodwill yang dicatat hanya saat akuisisi, dan sebagian besar goodwill terdapat pada
neraca.

c. Perlakuan amortisasi manajemen. yaitu dengan meningkatkan laba yang dilaporkan


dengan cara mengamortisasi aset tak berwujud sepanjang periode yang melebihi periode
manfaat.

d. Komposisi, penilaian dan disposisi goodwill.

Aset Tak Berwujud dan Kontinjensi yang Tak Tercatat

Dalam praktik, pengeluaran untuk menciptakan goodwill dibebankan saat terjadinya. Jika
goodwill dapat menghasilkan laba itu karena pembebanan pengembangan goodwill.
Analis harus menyesuaikan aset dan kewajiban secara layak.

Anda mungkin juga menyukai