NIM : 142150166
KELAS : EA-B
Aset lancar merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya yang langsung
dapat diubah menjadi kas, biasanya dalam jangka waktu siklus operasi perusahaan.
Kas, aset yang paling likuid, mencakup mata uang, deposito dana, money orders,
dan cek. Setara kas juga tergolong sangat lancar, investasi jangka pendek yang (1) siap
dikonversi menjadi kas, dan (2) hampir jatuh tempo sehingga resiko perubahan harga
yang disebabkan pergerakan tingkat bunga yang hanya minimal.
B. Piutang
Piutang merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau
jasa, atau dari pemberian pinjaman uang. Piutang usaha mengacu pada janji lisan untuk
membayar yang berasal dari penjualan produk dan jasa secara kredit. Wesel tagih
mengacu pada janji tertulis untuk membayar.
1. Penilaian Piutang
Analisis piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aset dan arus laba
perusahaan yang saling terkait. 'engalaman menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat
menagih semua piutangnya. -eskipun keputusan mengenai ketertagihan dapat dibuat
kapan saja, ketertagihan piutang dalam satu kelompok hanya dapat diestimasi
berdasarkan pengalaman masa lalu, dengan penyisihan yang layak berdasarkan ekonomi
saat ini, industri, dan kondisi debitur.
2. Analisis Piutang
Menentukan bagian piutang yang merupakan pengalihan atau perpanjangan dari piutang
atau wesel tagih masa lalu.
Keaslian Piutang. Deskripsi piutang pada laporan keuangan atau catatan atas
laporan keuangan biasanya tidak cukup untuk memberikan tingkat keandalan mengenai
apakah piutang asli, jatuh tempo, dan dapat ditagih. Pemahaman mengenai praktik
industri dan sumber informasi tambahan digunakan untuk menambah keyakinan. Faktor
lain yang mempengaruhi keandalan adalah hak pengembalian barang.
Sekuritisasi Piutang. Salah satu masalah analisis penting adalah saat perusahaan
menjual semua atau sebagian piutangnya pada pihak ketiga,. Praktik ini disebut anjak
piutang atau sekuritisasi. Piutang dapat dijual dengan recourse atau tanpa recourse pada
pembeli.
Biaya dibayar di muka merupakan pembayaran di muka atas jasa atau barang
yang belum diterima. Biaya dibayar di muka biasanya dikelompokkan dalam aset lancar
karena mencerminkan jasa yang diberikan yang jika tidak ada akan membutuhkan
penggunaan aset lancar lain.
PERSEDIAAN
FIFO metode ini mengasumsikan bahwa barang yang pertama dibeli merupakan
barang yang pertama dijual. LIFO metode ini mengasumsikan persediaan yang dibeli
terakhir merupakan unit yang pertama dijual. Average Cost metode ini mengasumsikan
bahwa unit dijual tanpa memperhatikan urutan pembeliannya dan menghitung HPP serta
persediaan akhir sebagai rata-rata.
C. Analisis Persediaan
FIFO memberikan laba kotor yang lebih tinggi dibandingkan dengan LIFO karena
biaya persediaan yang lebih rendah dikaitkan dengan pendapatan penjualan dengan harga
pasar terkini.
a. Bahan baku atau bahan mentah - biaya dari bahan dasar yang digunakan untuk
membuat produk.
Kapitalisasi
b.Aset tak berwujud : biaya internalnya segera dibiayakan dan tidak dicatat pada neraca.
Area yang paling bermasalah untuk profesi akuntansi adalah kapitalisasi biaya
pengembangan perangkat lunak. Kapitalisasi untuk internal, harus dikapitalisasi dan
diamortisasi sepanjang masa manfaat yang diharapkan. Untuk yang eksternal,
dikapitalisasi dan diamortisasi hanya jika perangkat tersebut mencapai fisibilitas
teknologi.
Alokasi
a. Periode manfaat
b. Nilai Sisa
Penurunan nilai dilakukan apabila arus kas yang diharapkan lebih kecil daripada
nilai tercatat aset, dan dinyatakan sebesar nilai pasar wajar. Dua distorsi terkait dengan
dengan penurunan nilai :
a. Bias konservatif mendistorsi valuasi aset jangka panjang karena nilai aset dapat
diturunkan namun tidak dapat dinaikkan.
b. Pengakuan penurunan nilai aset memiliki dampak temporer besar yang mendistorsi
laba bersih sementara berpotensi meningkaatkan kegunaan nilai aset pada neraca.
a. Menangguhkan pengakuan biaya = menghasilkan laba yang lebih tinggi pada saat
akuisisi, dan laba yang rendah untuk selanjutnya.
Jika aset dikapitalisasi, biaya dilaporkan sebagai arus kas keluar aktivitas
investasi, maka arus kas keluar operasi terlalu tinggi dan arus kas keluar investasi terlalu
rendah pada tahun akuisisi dibandingkan dengan kapitalisasi biaya.
Sumber daya alam merupakan hak untuk mengambil atau mengkonsumsi sumber
daya. Dilaporkan sebesar biaya historis dan ditambah dengan biaya pencarian, eksplorasi
dan pengembangan. Biaya ini dibebankan saat sumber daya tersebut dipindahkan,
dikonsumsi atau dijual. Perusahaan juga mengalokasi biaya sumber daya alam pada
jumlah estimasi unit cadangan yang tersedia yang juga biasa disebut sebagai deplesi.
Penyusutan
Tingkat Penyusutan
a.Umur manfaat.
Asumsi ini dibuat berdasar kondisi ekonomi, pemahaman teknik, pengalaman, dan
informasi mengenai fisik dan sifat produktifnya. Kerusakan merupakan salah satu alasan
adanya umur manfaat ini. Integritas penyusutan dan penentuan laba bergantung pada
estimasi yang cukup akurat dan revisi masa manfaat yang tepat waktu, yang idealnya
tidak dipengaruhi oleh insentif manajemen yang terkait dengan waktu pengakuan laba.
Metode Alokasi
a. Garis lurus
Mengalokasikan biaya aset pada masa manfaat berdasarkan beban periodik yang sama.
Alasan penggunaan metode ini adalah kerusakan fisik terjadi seragam sepanjang waktu.
Analisis harus waspada pada kelemahan konseptual ini yaitu kurang efisien dan
membutuhkan pemeliharaan yang lebih tinggi karena penyusutan pada tahun awal sama
dengan tahun berikutnya. #an juga penyusutan ini menghasilkan bias yang makin besar
pada pola tingkat pengembalian aset sepanjang waktu.
b. Dipercepat
Mengalokasi biaya aset sepanjang masa manfaat dengan pola semakin menurun. Tujuan
dari metode ini adalah pajak, yaitu percepatan alokasi biaya dan berikut penangguhan
laba kena pajak. Konsep yang mendukung metode ini addalah beban penyusutan yang
semakin kecil sepanjang waktu merupakan kompensasi atas :
Dua metode dipercepat antara lain yaitu saldo menurun dan jumlah angka tahun.
c. Khusus
Ditentukan pada industri tertentu, seperti baja dan mesin berat. Metode ini mengkaitkan
penyusutan dengan pada aktivitas atau entitas penggunaan aset. Pada metode ini perlu
menelaah estimasi masa manfaat secara periodik untuk tetap valid dibaawah kondisi yang
berubah
Deplesi
Merupakan alokasi biaya sumber daya alam berdasarkan tingkat pemungutan atau
produksi. Perbedaan dengan penyusutan adalah jika penyusutan adalah alokasi biaya aset
produktif sepanjang waktu, sedangkan deplesi adalah alokasi biaya berdasar unit yang
dieksploitasi dari sumber daya alam. Deplesi tergantung pada produksi, jika
menghasilkan lebih banyak maka biaya deplesi juga lebih tinggi pula. Analis harus
memperhatikan kerumitan pada deplesi seperti keandalan dalam mengestimasi pemulihan
sumber daya. Harus menelaah estimasi ini secara periodik untuk membuktikan informasi
telah semua tersampaikan.
Penurunan Nilai
Akuntansi sekarang telah merefleksikan nilai masa kini, meskipun dengan dasar
konservatif yaitu ketika aset yang telah disusutkan diestimasi lebih tinggi daripada nilai
estimasi sekarang, maka nilainya pada neraca diturunkan untuk merefleksikan nilai saat
ini.
Analis berfokus pada revisi masa manfaat aset. Revisi ini sering kali digunakan
untuk memindahkan atau meratakan laba selama beberapa periode. Tiga kemungkinan
tantangan analis pada perbedaan metode alokasi yang digunakan adalah :
a. Penggunaan garis lurus baik dalam pelaporan keuangan maupun tujuan pajak.
b. Dampak pajak yang menguntungkan menghasilkan dari penyusutan pajak yang makin
tinggi .
c. Menghasilkan penyusutan yang lebih tinggi dari awal tahun yang diperpanjang selama
beberapa tahun bagi perusahaan yang sedang ekspansi.
Merupakan hak, keistimewaan, dan manfaat kepemilikan atau pengendalian. Aset tak
berwujud sering kali :
Merupakan aset tak berwujud yang dapat diidentifikasikan terpisah dan dikaitkan dengan
hak tertentu atau keistimewaan selama periode manfaat yang terbatas. Dicatat sebesar
biayanya dan mengamortisasi biaya sepanjang periode manfaat. Tidak diperbolehkan
menghapus untuk dibebankan pada saat akuisisi.
Merupakan aset yang dapat dikembangkan secara internal atau dibeli namun tidak dapat
diidentifikasi dan seringkali memiliki masa manfaat yang tak terhingga. Biaya
pengembangan, pemeliharaan dan pemulihan aset tak berwujud dibebankan saat
terjadinya.
Saat kapitalisasi biaya aset tak berwujud yang dapat atau tidak diidentifikasi, biaya ini
selanjutnya diamortisasi sepanjang periode manfaat aset ini. Jika aset tak berwujud
mengalami penurunan nilai yang materiel (setelah uji pemulihan), maka aset diturunkan
nilainya. Berdasar standar akuntansi goodwill tidak diamortisasi tetapi diuji penurunan
nilai setiap tahunnya.
a. Saat mengevaluasi aset tak berwujud karena sering terjadi kesalahan penilaian.
b. Goodwill yang dicatat hanya saat akuisisi, dan sebagian besar goodwill terdapat pada
neraca.
Dalam praktik, pengeluaran untuk menciptakan goodwill dibebankan saat terjadinya. Jika
goodwill dapat menghasilkan laba itu karena pembebanan pengembangan goodwill.
Analis harus menyesuaikan aset dan kewajiban secara layak.