Lapas Refarat Radiologi
Lapas Refarat Radiologi
PENDAHULUAN
adalah saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit.
droplet yang berisikan organisme basil tuberkel dari seseorang yang terinfeksi.2
Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul didalam paru akan berkembang biak
menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah) dan
dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab
paru,otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain,
meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru.1
baru yang jumlahnya paling sedikit 5000 kuman dalam satu mililiter dahak.
memiliki hasil sputum BTA (-). Oleh karena itu, apabila diagnosis TB paru
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Tuberkulosis adalah penyakit akibat infeksi kuman
Mycobacterium tuberculosis sistemik sehingga dapat mengenai hampir semua
organ tubuh, dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi
infeksi primer.1,4,5
B. EPIDEMIOLOGI
Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah utama kesehatan di Indonesia,
dan sebagian besarnegara-negara di dunia.4 Laporan TB dunia oleh WHO yang
terbaru (2006), masih menempatkan Indonesia sebagai penyumbang TB terbesar nomor 3 di
dunia setelah India dan Cina dengan jumlah kasus baru sekitar 539.000 dan jumlah
kematian sekitar 101.000 pertahun. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
tahun 1995, menempatkan TB sebagai penyebab kematian ketiga terbesar setelah
penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan, dan merupakan nomor
satu terbesar dalam kelompok penyakit infeksi.3 Baik di Indonesia maupun di
dunia, TB masih tetap menjadi problem kesehatan dunia yang utama. Walaupun
sudah lebih dari seabad sejak penyebabnya ditemukan oleh ilmuwan Jerman,
Robert Koch, pada tahun 1882, TB belum dapat diberantas bahkan terus berkembang.2
Peningkatan jumlah kasus TB di berbagai tempat pada saat ini diduga disebabkan
oleh berbagai hal, yaitu (1) diagnosis yang tidak tepat, (2) pengobatan yang tidak
adekuat, (3) program penanggulangan tidak dilaksanakan dengan tepat, (4) infeksi
endemik human immuno-deficiency virus (HIV), (5) migrasi penduduk,
(6) mengobati sendiri (self treatment ), (7) meningkatnya kemiskinan, dan
(8) pelayanan kesehatan yang kurang memadai.4,6
C. PATOFISIOLOGI
Penyakit TB dapat berkembang pada seseorang melalui dua cara. Yang
pertama dapat terjadi pada seseorang yang telah beberapa tahun terinfeksi TB dan
telah sembuh sempurna, kedua ketika kuman TB pertama kali masuk ke dalam
2
tubuh melalui inhalasi, tetapi tubuhnya tidak mampu membunuh kuman tersebut.
Ketika kesehatannya menurun karena penyakit lain seperti AIDS atau diabetes,
atau karena penyalahgunaan alkohol maupun kurangnya kepedulian seseorang
terhadap kesehatan, infeksi TB dapat menjadi penyakit TB. Pada cara ini,
seseorang dapat menjadi sakit beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun setelah
mereka menghirup kuman TB. Cara yang lain terjadi jauh lebih cepat. Terkadang
ketika seseorang pertama kali menghirup kuman TB, tubuhnya tidak mampu
melindungi diri terhadap penyakit ini. Kuman tersebut kemudian berkembang
menjadi penyakit TB aktif dalam beberapa minggu. Seseorang dengan TB aktif akan
menjadi sangat infeksius dan dapat menyebarkan TB ke orang lain.2
Kuman TB dalam droplet nuclei yang terhirup dapat mencapai alveolus. Masuknya
TB akan hancur. Akan tetapi, pada sebagian kecil kasus, makrofag tidak mampu
3
menghancurkan kuman TB dan kuman akan bereplikasi dalam makrofag. Kuman
saluran limfe (limfangitis) dandi kelenjar limfe (limfadenitis) yang terkena. Jika
fokus primer terletak di lobus bawah atau tengah, kelenjar limfe yang terlibat
adalah kelenjar limfe parahilus, sedangkan jika focus primer terletak di apeks
paru, yang akan terlibat adalah kelenjar paratrakeal. Kompleks primer merupakan
D. DIAGNOSIS
1. Gejala Klinis
- Demam
- Sesak nafas
- Nyeri dada
- Malaise
4
2. Pemeriksaan Fisik
Tempat kelainan TB paru yang paling dicurigai adalah bagian apeks paru.
Bila dicuragai adanya infiltrate yang agak luas, maka didapatkan perkusi redup
dan auskultasi suara nafas bronkial. Akan didapatkan juga suara nafas tambahan
berupa ronki basah, kasar dan nyaring, tetapi bila infitrat ini diliputi oleh
penebalan pleura, suara nafasnya menjadi vesikuler yang melemah (redup). Dalam
Kelainan pada foto toraks bisa sebagai usul tetapi bukan sebagai diagnosa
kemungkinan TB paru pada orang-orang yang dengan hasil tes tuberkulin (+) dan
2. Bila klinis ada dugaan terhadap penyakit tuberkulosis paru, tetapi pada
foto roentgen tidak terlihat kelainan, maka ini merupakan tanda yang kuat
bukan tuberkulosis.
3. Sebaliknya, bila tidak ada kelainan pada foto toraks belum berarti tidak
ada tuberkulosis, sebab kelainan pertama pada foto toraks baru terlihat
5
5. Ditemukannya kelainan pada foto toraks belum berarti bahwa penyakit
tersebut aktif.
6. Dari bentuk kelainan pada foto roentgen memang dapat diperoleh kesan
9. Pemeriksaan roentgen tuberkulosis paru saja tidak cukup dan dewasa ini
roentgen adalah suatu keharusan, yaitu foto posterior anterior (PA), bila
dalam posisi berdiri, tahan nafas pada akhir inspirasi dalam. Bila terlihat
6
2. Proyeksi Lateral.
belakang kepala. Pengambilan foto dilakukan pada saat pasien tahan napas
tambahan ini hendaknya dibuat setelah foto rutin diperiksa dan bila
E. Gambaran Radiologis TB
1. Tuberkulosis Primer8
paling sering didiagnosis dengan tuberkulin test. Pada umumnya menyerang anak,
tetapi bisa terjadi pada orang dewasa dengan daya tahan tubuh yang lemah. Pasien
dengan TB primer sering menunjukkan gambaran foto normal. Pada 15% kasus
pada foto toraks. Lokasi kelainan biasanya terdapat pada satu lobus, dan paru
kanan lebih sering terkena, terutama di daerah lobus bawah, tengah dan lingula
7
serta segmen anterior lobus atas. Kelainan foto toraks pada tuberculosis primer ini
pleura. Pada paru bisa dijumpai infiltrat dan kavitas. Salah satu komplikasi yang
primer tersembunyi dibelakangnya. Bercak infiltrat yang terlihat pada foto roentgen
biasanya di lapangan atas dan segmen apical lobi bawah. Kadang-kadang juga
terdapat di bagian basal paru yang biasanya disertai oleh pleuritis. Pembesaran
Association ( ATA ).
daerah yangdibatasi oleh garis median, apeks dan iga 2 depan, sarang-
sarang soliter dapat berada dimana saja. Tidak ditemukan adanya kavitas.
sarang – sarang yang berupa bercak infiltrat tidak melebihi luas satu paru.
8
3. Tuberkulosis sangat lanjut (far advanced tuberculosis ) : Luas daerah
yang dihinggapi sarang-sarang lebih dari 1 paru atau bila ada lubang -
Ada beberapa bentuk kelainan yang dapat dilihat pada foto roentgen, antara
lain :
2. Sarang produktif, berbentuk butir-butir bulat kecil yang batasnya tegas dan
densitasnya sedang.
9
Gambar 3. TB paru primer
10
Left upper lobe cavity
11
Gambar 7. TB Milier
12
BAB III
PENUTUP
13
DAFTAR PUSTAKA
Alwi I ,Simadibrata KM, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II,
Indonesia. 2007.
Disitasi dari :
http://www.Cureresearch.com/Tuberculosis/Prevalence.htm
2005.
14