LAPORAN KASUS
1. ANAMNESA
Anamnesa secara autoanamnesa dan alloanamnesa
1.1. Identitas penderita
Nama : Ny. E
Umur : 25 Tahun
JenisKelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Bangsri Gede RT4/RW 7 Kriwen Sukoharjo Jawa
Tengah
No. RM : 01366039
Masuk RS : 18 Januari 2017
Pemeriksaan : 19 Januari 2017
Bangsal : Melati 1/1F
1.2. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan Utama : Sesak sejak 2 hari sebelum masuk RS
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluh sesak napas sejak 2 hari sebelum masuk RS
(SMRS). Sesak dirasa terus-menerus, tidak berkurang dengan beristirahat.
Pasien mengeluh sesak bertambah dengan aktivitas, berjalan 10 meter sudah
terasa sesak. Pasien terbangun saat tidur karena sesak, pasien merasa sesak
tidur terlentang, lebih nyaman tidur dengan setengah duduk atau dengan 2-3
bantal.
Pasien mengeluh perut terasa mual sejak 2 hari SMRS, hilang
timbul, bertambah saat makan. Pasien juga mengeluhkan muntah tiap kali
makan, sehari sekitar 10 kali, sekitar ¼-½ gelas aqua tiap kali muntah,
muntah isi cairan bercampur makanan, terasa pahit. Pasien juga mengeluh
nyeri perut, mbeseseg, kembung, hilang timbul, tidak terpengaruh dengan
makanan. Nafsu makan dirasa berkurang sejak 2 minggu SMRS, pasien
hanya makan 5-6 sendok tiap kali makan.
1
2
2.8. Telinga
sekret (-), darah (-), nyeri tekan mastoid (-), membran tympani bilateral intak
ADS, cone of light (+/+), fungsi pendengaran sulit dievaluasi
2.9. Hidung
Deviasi septum nasi (-), epistaksis (-), nafas cuping hidung (-), sekret (-),
fungsi pembau baik, foetor ex nasal (-), nyeri tekan sinus frontalis(-), sinus
paranasalis (-)
2.10.Mulut
Sianosis (-), gusi berdarah (-), kering (+), stomatitis (-), pucat (-), ulkus (-),
papil lidah atropi (-), oral trush (-), luka pada sudut bibir/cheiltis angularis (-),
foetor exore (-), fungsi pengecap dalam batas normal.
2.11. Leher
JVP R+3 cm H2O,trakea di tengah, simetris, pembesaran tiroid (-),
pembesaran kelenjar getah bening (-)
2.12.Toraks
Bentuk normochest, simetris, retraksi intercostalis (-), pernafasan thorako-
abdominal, sela iga melebar (-), pembesaran kelenjar getah bening aksilla (-).
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat di SIC V 1 cm medial LMCS
Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar
kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra
kanan atas : SIC II linea sternalis dextra
kiri bawah : SIC V linea midclavicularis sinistra
kanan bawah : SIC IV linea sternalis dextra
pinggang jantung : SIC II-III parasternalis sinistra
Konfigurasi jantung kesan melebar
Auskultasi: HR 104 x/ menit, reguler. Bunyi jantung I-II murni, intensitas
normal, regular, bising (-), gallop (-).
Pulmo (Depan)
Inspeksi :
Statis : simetris kanan-kiri, sela iga tak melebar, iga mendatar (-)
7
Dinamis : simetris, sela iga tak melebar, retraksi (-), pergerakan paru
simetris
Palpasi :
Statis : simetris, sela iga tidak melebar.
Dinamis : pengembangan paru simetris, tidak ada yang tertinggal
Fremitus : fremitus raba kanan dan kiri sama
Perkusi :
Kanan : Redup mulai SIC VI ke bawah
Batas paru diafragma di SIC IX, peranjakan diafragma 3 cm.
Kiri : Redup mulai SIC VI ke bawah
Batas paru diafragma di SIC IX, peranjakan diafragma 3 cm.
RBH (+) mulai SIC VI ke bawah
Auskultasi :
Kanan : Suara dasar vesikuler intensitas normal, menurun pada SIC
VI ke bawah, RBH (+) , mulai SIC VI ke bawah
Kiri : Suara dasar vesikuler intensitas meningkat di SIC III-IV
kiri, RBH (+) mulai SIC VI ke bawah
(Belakang)
Inspeksi :
Statis : simetris
Dinamis : pengembangan dada simetris kanan sama dengan kiri, sela
iga melebar kanan dan kiri (-), retraksi interkostal kanan&kiri
(-)
Palpasi :
Statis : Dada kanan dan kiri simetris, sela iga melebar kanan dan kiri
(-), retraksi interkostal kanan dan kiri (-).
Dinamis : Pergerakan kanan sama dengan kiri, simetris, fremitus raba
kanan sama dengan kiri
Perkusi :
Kanan : Redup mulai SIC VI ke bawah
Batas paru diafragma di SIC IX, peranjakan diafragma 3 cm.
Kiri : Redup mulai SIC VI ke bawah
8
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
3.1. Pemeriksaan Laboratorium darah
Tabel 3.1 Laboratorium Hematologi (18 dan 19 Januari 2017)
Kimia Darah 18/1/17 19/1/17 Harga Satuan
normal
Hb 7,9 7,4 13,5-17,5 g / dl
Hct 24 21 33-35 %
Leukosit 16,3 18,7 4,5-11 103 /uL
Trombosit 185 221 150-450 103 /uL
Eritrosit 2.77 2,51 4,50-5,90 106 /uL
Golongan Darah O
GDS 110 60-140 mg/dL
SGOT 21 36 0-35 U/L
SGPT 19 31 0-45 U/L
Albumin 2,9 3,5-4 g/dl
Creatinin 7,4 7,8 0,9-1,3 mg/dl
Ureum 182 162 <50 mg/dl
Natrium 124 118 136-145 mmol/L
Kalium 7,2 6,6 3,5-5,1 mmol/L
Ca 1,01 0,97 98-106 mmol/L
HbSAg Nonreaktif Non reaktif
Anti HCV Nonreaktif Non reaktif
LDH 611 140-300 U/L
Tabel 3.2 Laboratorium Analisa Gas darah (18 dan 19 Januari 2017)
Kimia Darah Hasil Harga normal Satuan
PH 7,340 7,350-7,450
BE -11 -2-+3 Mmol/L
PCO2 26,0 27,0-41,0 mmHg
PO2 59,0 83,0-108,0 mmHg
Hematokrit 20 37-50 %
HCO3 16,4 21-28 Mmol/L
Total CO2 14,8 19,0-24,0 Mmol/L
O2 saturasi 88,0 94,0-98,0 %
Laktat arteri 1,40 0,36-0,75 Mmol/L
3.2. Pemeriksaan Urinalisa
Tabel 3.3. Hasil Pemeriksaan Urinalisa Stick (18 /1/17)
Urinalisa Hasil Satuan Rujukan
Makroskopis
Warna Kuning
Kejernihan Keruh
Kimia urine
Ph 6,0 4.5-8
Berat Jenis 1.019 1.015-1.025
Eritrosit +3 /uL Negatif
Leukosit Negatif /uL Negatif
Protein +4 mg/dl Negatif
Glukosa Normal mg/dl Normal
Urobilinogen Normal mg/dl Normal
Bilirubin Negatif mg/dl Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Keton Negatif mg/dl Negatif
10
6. RENCANA AWAL
Tabel 6.1. Rencana Pengkajian masalah
No Diagnosa/ Pengkajian Rencana Rencana Terapi Rencana Rencana
Masalah Diagnosa Edukasi Monitoring
1. G1P0A0 Anamnesa : sesak terus-menerus, tidur ½ Protein 1. Bedrest tidak total, setengah duduk Edukasi Kondisi
dengan Acute duduk, riwayat hipertensi 1 tahun SMRS urin/24 jam 2. O2 10 lpm nk pasien dan umum
on CKD R. Sakit gigi sering kambuh 10 tahun 3. Diet ginjal 1700 kkal rendah garam < keluarga: (Kesadaran)
Dengan PF : T= 180/120, RR= 28x/menit 2 gram, protein 54 gr/hari Diet, Vital Sign
oedema paru Mata: Conjungtiva pucat (+/+) oedema (kalori : 25 kkal x 68=1700 kkal; penyakit, Balance
palpebra (+/+) protein 0,8 x 68= 54,4 gram) resiko jatuh cairan
Paru : RBH paru bilateral mulai SIC VI ke 4. IVFD Nacl 0,9% 16 tpm mikro prosedur Analisa gas
bawah 5. IVFD EAS primer 16 tpm mikro diagnosis dan darah
Ekstremitas superior dan inferior : oedem 6. Metyldopa 500 mg/8jam po prosedur
(+/+) 7. Nifedipin GITS GITS 10mg/24jam terapi
Pemeriksaan penunjang : Hb=7,9 g/dL po
Creatinin: 7,4, Ureum: 182 8. Hemodialisa
Estimated GFR (CKD-EPI)= 7ml/min/1,73m2
LDH=611, protein urin +4
USG abdomen : mengarah gambaran awal
CKD bilateral dengan nefritis dextra.
Diagnosa Banding :
- CKD pasien sebelumnya tidak
menunjukkan gejala khas CKD sehingga
dianalisa bahwa pasien tersebut dalam
kondisi acute on CKD, kondisi CKD
sebagai analisa diagnosis pada pasien telah
dibuktikan dengan hasil USG
- Preeklampsia berat pada primigravida hamil
imatur adanya kondisi hipertensi
berat,oedema paru, proteinuria, dan kadar
LDH yang tinggi dar iTS obsgyn
mendiagnosa pasien dengan preeklampsia
berat
Komplikasi : Oedema paru, gagal napas,
hiperkalemia berat, imbalance elektrolit,
17
5 Community Anamnesa : Batuk berdahak 1 minggu Sputum 1. Injeksi Ceftriaxon 2 gr/24 jam IV Prosedur Kondisi
Acquired SMRS, dahak warna kekuningan (+), gram, diagnosis dan umum
Pneumonia demam sumer-sumer 2 hari kultur prosedur Vital sign
Pemeriksaan fisik : Skor PORT terapi
Paru Kiri : Suara dasar vesikuler intensitas dan Kelas Edukasi etika
meningkat di SIC III-IV kiri, ronchi (+) pada Risiko batuk
SIC III-IV kiri.
Pemeriksaan penunjang : AL : 16,3.103
Diagnosa Banding :
Secara klinis pasien ini kami diagnosa dengan
CAP berdasarkan onset batuk purulen yang
akut dengan demam , pada pemeriksaan fisik
paru mengesankan adanya suatu proses
konsolidasi paru dengan peningkatan suara
dan peningkatan leukosit (16,3.103) yang
berbeda dengan kondisi oedema pulmonum,
namun pasien ini masih kami dd dengan
- Oedema pulmonum
Pasien tidak dilakukan rontgen toraks karena
kondisi pasien hamil
Diagnosa Banding etiologi :
- Bakteri
- Jamur
6 Anemia Anamnesa : lemes Retikulosit 1. Transfusi PRC durante hemodialisa Edukasi KUVS
normokromik PF : konjungtiva pucat +/+ SI 2. Asam folat 800mg/24 jam po Injeksi prosedur Hb
-normositik Pemeriksaan penunjang : TIBC Terapi EPO 3000iu subcutan diagnostik
Hb: 7,9 g/dL Feritin 2x/minggu (ditunda, tunggu hasil SI, dan prosedur
GDT : anemia normokromik normositik TIBC, feritin) terapi
dengan netrofilia relatif dan trombositois
susp ec proses kronik dd defisiensi besi
disertai infeksi
Diagnosa Banding :
- penyakit ginjal kronik menunjang
diagnosis adanya CKD pada pasien ini
-proses infeksi adanya infeksi akut CAP
perdarahan
19
7 Hiperkalemia Anamnesa : Mual , muntah, perut nyeri (+), Kalium 1. Injeksi Ca Gluconas 1 gram IV Prosedur Kondisi
berat nyeri perut, kembung, mbeseseg urin/24jam 2. Injeksi D40 2 flash + 10 unit insulin diagnosis dan umum
PF : - IV prosedur Vital sign
Penujang: Kalium darah = 7,2 mmol/L 3. IVFD D5% + insulin 12,5 unit 16 terapi Berat badan
Keluhan dari anamnesa merupakan bagian tpm mikro Cek kalium
dari kondisi hiperkalemia pada pasien, 4. Hemodialisa serum ulang
sehingga kami diagnosa banding etiologinya
dengan :
- CKD
- AKI
8 Hiponatremia Anamnesa: lemas Natrium Infus Nacl 0,9% 16 tpm mikro Prosedur KUVS
Berat Pemeriksaan fisik : - urin/24jam Osmolaritas serum =2(Na+K)+GDS/18 diagnosis dan Cek natrium
Pemeriksaan penunjang: Natrium darah : 124 + Ureum/6 prosedur serum ulang
mmol/L = 2(124+7,4)+110/18+182/6= 299,23 terapi (post
Adanya oedem pada pasien dengan Osm/L koreksi)
osmolaritas serum 299 maka pasien berada
pada kondisi hipervolemik hiponatremia yang
kami Diagnosa Banding dengan:
- Hypervolemik hiponatremia ec CKD
- Hypervolemik hiponatremia ec AKI
7. Hipoalbumine Anemnesis: bengkak seluruh badan Protein urin Diet Protein 0,8 gr/hari, setelah Prosedur Cek
mia Sedang Pemeriksaan fisik : kuantitatif hemodialisa rutin , diet dinaikkan diagnosis dan albumin
Mata : oedem palpebra (+/+) menjadi 1 gr/hari 60 gr/hari prosedur ulang
Ekstremitas superior et inferior : oedem (+/+) terapi
Pemeriksaan penunjang : Albumin : 2,9 gr/dL Edukasi diet
Diagnosa banding :
- CKD
- Kehamilan dengan malnutrisi
20
7. PERJALANAN PENYAKIT
7.1. Tanggal 20 Januari 2016 (DPH 2)
Subjektif
Anamnesa: sesak napas, batuk, mual
Objektif
Keadaan Umum : kesadaran compos mentis GCS E4V5M6
Tanda vital :
Tekanan darah : 160/100 mmHg
Nadi : 100 x/mnt
Pernapasan : 28 x/mnt
Temperatur : 36,1ºC
Mata : edema palpebra +/+, konjungtiva pucat (+/+)
Paru : Suara dasar vesikuler intensitas meningkat di SIC III-IV kiri
RBH (+) bilateral setinggi SIC VI ke bawah
Abdomen : Supel (+),dinding perut lebih tinggi dari dinding dada,
TFU setinggi pusat nyeri tekan (-), His (-), DJJ (+) 146 x/ menit,
ballotement (+)
Ekstremitas superior et inferior : oedema +/+
Balance cairan= -200
Pemeriksaan Penunjang :
Tabel 7.1. Hasil Pemeriksaan laboratorium Gas Darah (20
Januari 2017)
Kimia Darah 20/1/2014 Harga normal Satuan
PH 7,453 7,400 7,350-7,450
BE -4,5 -4,4 -2-+3 Mmol/L
PCO2 27,9 33,0 27,0-41,0 mmHg
PO2 135,8 48,0 83,0-108,0 mmHg
Hematokrit 33 28 37-50 %
HCO3 19,7 21,7 21-28 Mmol/L
Total CO2 20,5 21,4 19,0-24,0 Mmol/L
O2 saturasi 99,3 83,0 94,0-98,0 %
Laktat arteri 1,2 0,80 0,36-0,75 Mmol/L
21
Masalah/Diagnosa :
1. G1P0A0 dengan acute on CKD dengan oedem pulmo dd CKD dd
Preeklampsia berat pada primigravida hamil imatur
2. Gagal napas type I ec Oedem pulmo dd Pneumoni (perbaikan)
3. CHF NYHA IV, anatomi kardiomegali, etiologi HHD
4. Community Acquired Pneumonia (CAP)
5. Anemia normokromik-normositik ec penyakit ginjal kronik
6. Hiperkalemia Berat ec CKD
7. Hipervolemia Hiponatremia Berat ec CKD
8. Hipoalbuminemia sedang ec CKD
Planing Diagnosa :
1. Dari obsgin usul konsul fetomaternal (obsgyn)
2. Cek sputum gram, kultur
22
3. Kultur urin
4. SI, TIBC, Feritin
5. Elektrolit
6. Analisa gas darah
7. Pemasangan HD cath pro Hemodialisa
Planing Terapi :
1. Bedrest tidak total
2. O2 2 lpm nk
3. Diet ginjal 1700 kkal rendah garam <2 gr/hari, protein 54
gram/hari
4. Infus D5% 16 tpm mikro
5. Infus EAS primer 16 tpm mikro
6. Inj. Ceftriaxon 2 gr/24 jam IV
7. SP MgSO4 20% 0,5 gr/jam IV
8. Inj. Metoclopramid 20 mg/8 jam IV
9. Inj. Furosemid 40mg/8 jam
10. Metyldopa 500 mg/8jam po
11. Nifedipin GITS 10 mg/8jam po
12. Asam folat 800mg/24 jam po
13. Hemodialisa (tunggu jadawal)
14. Transfusi PRC 1 kolf saat Hemodialisa
Hasil Konsultasi dengan Anestesi (20/1/2017)
Telah dilakukan pemeriksaan terhadap Ny. Ernawati, 25 tahun G1P0A0
dengan CKD. Pada prinsipnya setuju pemasangan HD cath
Nadi : 83 x/mnt
Pernapasan : 24 x/mnt
Temperatur : 36,6ºC
Mata : edema palpebra (+/+), konjungtiva pucat (+/+)
Paru kiri : Suara dasar vesikuler intensitas meningkat di SIC III-IV kiri
RBH (+) bilateral setinggi SIC VI ke bawah+
Abdomen : Supel (+),dinding perut lebih tinggi dari dinding dada, TFU
setinggi pusat, nyeri tekan (-), His (-), DJJ (+) 146 x/ menit,
ballotement (+)
Ekstremitas superior et inferior : oedema +/+
Balance cairan = -50
Pemeriksaan Penunjang :
Tabel 7.3. Hasil Pemeriksaan laboratorium (21 Januari 2017)
Kimia Darah Hasil Harga normal Satuan
Hb 9,6 13,5-17,5 g / dl
Hct 28 33-35 %
Eritrosit 3,42 4,50-5,90 106 /uL
Leukosit 13,5 4,5-11 103 /uL
Trombosit 199 150-450 103 /uL
SI 17 27-138 ug/dl
TIBC 272 228-428 ug/dl
Transferin 6 15-45 %
Feritin 259,1 20-200 ng/ml
Creatinin 6,4 0,9-1,3 mg/dl
Ureum 170 <50 mg/dl
Natrium 122 136-145 mmol/L
Kalium 5,1 3,5-5,1 mmol/L
Ca 1,21 98-106 mmol/L
Tabel 7.4. Hasil Pemeriksaan laboratorium Analisa Gas Darah (21
Januari 2017)
Kimia Darah Hasil Harga normal Satuan
PH 7,400 7,350-7,450
BE -4,4 -2-+3 Mmol/L
PCO2 33,0 27,0-41,0 mmHg
PO2 48,0 83,0-108,0 mmHg
Hematokrit 28 37-50 %
HCO3 21,7 21-28 Mmol/L
Total CO2 21,4 19,0-24,0 Mmol/L
O2 saturasi 83 94,0-98,0 %
Laktat arteri 0,8 0,36-0,75 Mmol/L
Tabel 7.5. Hasil Pemeriksaan sputum gram
Pengecatan gram Ditemukan kuman gram positif coccus, leukosit 2,
epithel 2+
24
95
Tabel 7.7. Derajat Skor Risiko Pneumonia
Risiko Kelas Risiko Total Skor PORT Perawatan
Rendah I Tidak diprediksi Rawat jalan
II 70 Rawat jalan
III 71-90 Rawat inap/rawat
jalan
Sedang IV 91-130 Rawat inap
Berat V 130 Rawat inap
SKOR PORT 95, kelas risiko IV
Masalah/Diagnosa :
1. G1P0A0 dengan acute on CKD dengan oedem pulmo dd CKD dd
Preeklampsia berat pada primigravida hamil imatur
2. Gagal napas type I ec Oedem pulmo (teratasi)
3. CHF NYHA IV, anatomi kardiomegali, etiologi HHD
4. CAP KR IV PORT 95
5. Anemia normokromik-normositik ec penyakit ginjal kronik
(perbaikan)
6. Hiperkalemia Berat ec CKD (teratasi)
7. Hipervolemia Hiponatremia Berat ec CKD
25
Temperatur : 36,5ºC
Mata : edema palpebra (+/+), konjungtiva pucat (+/+)
Paru kiri : Suara dasar vesikuler intensitas meningkat di SIC III-IV
kiri RBH (+) bilateral setinggi SIC VI ke bawah+
Abdomen : Supel (+),dinding perut lebih tinggi dari dinding dada,
TFU setinggi pusat, nyeri tekan (-), His (-), DJJ (+) 146 x/ menit,
ballotement (+)
Ekstremitas superior et inferior : oedema +/+
Balance cairan = -110
Pemeriksaan Penunjang :
Tabel 7.8. Hasil Pemeriksaan laboratorium Analisa Gas Darah
(22 Januari 2017)
Kimia Darah Hasil Harga normal Satuan
PH 7,472 7,400 7,350-7,450
BE -5,5 -4,4 -2-+3 Mmol/L
PCO2 24,8 33,0 27,0-41,0 mmHg
PO2 191,3 48,0 83,0-108,0 mmHg
Hematokrit 35 28 37-50 %
HCO3 18,3 21,7 21-28 Mmol/L
Total CO2 19,1 21,4 19,0-24,0 Mmol/L
O2 saturasi 99,7 83,0 94,0-98,0 %
Laktat arteri 1,30 0,80 0,36-0,75 Mmol/L
Masalah/Diagnosa :
1. G1P0A0 dengan acute on CKD dengan oedem pulmo dd CKD dd
Preeklampsia berat pada primigravida hamil imatur
2. Gagal napas type I ec Oedem pulmo (teratasi)
3. CHF NYHA IV, anatomi kardiomegali, etiologi HHD
4. CAP KR IV PORT 95
5. Anemia normokromik-normositik ec penyakit ginjal kronik
6. Hiperkalemia Berat (teratasi)
7. Hipervolemia Hiponatremia Berat (perbaikan)
8. Hipoalbuminemia sedang
27
Planing Diagnosa :
1. Terminasi kehamilan dari TS obsgyn
2. HD ulang
3. Tunggu hasil kultur sputum dan urin
Planing Terapi :
1. Bedrest tidak total
2. O2 2 lpm nk
3. Diet ginjal 1700 kkal rendah garam <2 gr/hari, protein 54 gram/hari
4. Infus Nacl 0,9% 16 tpm mikro
5. Infus EAS primer 16 tpm mikro
6. Inj. Ceftriaxon 2 gr/24 jam IV
7. Inj. Metoclopramid 20 mg IV kalau mual
8. Metyldopa 500 mg/8jam po
9. Nifedipin GITS 10 mg/8jam po
10. Asam folat 800mg/24 jam po
11. Zinc 20 mg/24 jam (TS obsgyn)
12. Hemodialisa sebelum terminasi
13. Transfusi 1 kolf PRC on HD
Abdomen : Supel (+),dinding perut lebih tinggi dari dinding dada, TFU
setinggi pusat, nyeri tekan (-), His (-), DJJ (+) 146 x/ menit,
ballotement (+)
Ekstremitas superior et inferior : oedema +/+
Balance cairan = -150
Pemeriksaan Penunjang :
Tabel 7.9. Hasil Pemeriksaan laboratorium (23 Januari 2017)
Kimia Darah Hasil Harga normal Satuan
Hb 10,5 13,5-17,5 g / dl
Hct 30 33-35 %
Eritrosit 3,56 4,50-5,90 106 /uL
Leukosit 13 4,5-11 103 /uL
Trombosit 210 150-450 103 /uL
SGOT 17 <31 u/l
SGPT 51 <34 u/l
LDH 550 140-300 u/l
Masalah/Diagnosa :
1. G1P0A0 dengan acute on CKD dengan oedem pulmo dd CKD dd
Preeklampsia berat pada primigravida hamil imatur
2. CHF NYHA IV, anatomi kardiomegali, etiologi HHD
3. CAP KR IV PORT 95
4. Anemia normokromik-normositik ec penyakit ginjal kronik(perbaikan)
5. Hipervolemia Hiponatremia Berat ec CKD (perbaikan)
6. Hipoalbuminemia sedang ec CKD
Planing Diagnosa :
Terminasi kehamilan dari TS obsgyn post HD
Planing Terapi :
1. Bedrest tidak total
2. O2 2 lpm nk
3. Diet ginjal 1700 kkal rendah garam <2 gr/hari, protein 68 gram/hari
4. Infus Nacl 0,9% 16 tpm mikro
5. Infus EAS primer 16 tpm mikro
6. Inj. Ceftriaxon 2 gr/24 jam IV
7. Inj. Metoclopramid 20 mg IV kalau mual
8. Metyldopa 500 mg/8jam po
9. Nifedipin GITS 10 mg/8jam po
29
Masalah/Diagnosa :
1. G1P0A0 dengan acute on CKD dengan oedem pulmo dd CKD dd
Preeklampsia berat pada primigravida hamil imatur
2. CHF NYHA IV, anatomi kardiomegali, etiologi HHD
3. CAP KR IV PORT 95 (teratasi)
4. Anemia normokromik-normositik ec penyakit ginjal kronik (perbakan)
5. Hipervolemia Hiponatremia sedangt ec CKD (perbaikan)
6. Hipoalbuminemia sedang ec CKD
Planing Diagnosa :
Konsul mata
Planing Terapi :
1. Bedrest tidak total
2. O2 2 lpm nk
3. Diet ginjal 1700 kkal rendah garam <2 gr/hari, protein 68 gram/hari
4. Infus Nacl 0,9% 16 tpm mikro
5. Infus EAS primer 16 tpm mikro
6. Inj. Metoclopramid 20 mg/8 jam IV kalau mual
7. Metyldopa 500 mg/8jam po
8. Nifedipin GITS 10 mg/8jam po
9. Asam folat 800mg/24 jam po
10. CaCO3 1 tab/8 jam
11. Zinc 20 mg/24 jam po (TS obsgyn)
12. Vitamin E/24jam po(TS obsgyn)
13. Hemodialisa rutin 20 jam/minggu
14. Pertahankan kehamilan (hasil joint conference)
Tanda vital :
Tekanan darah : 140/100 mmHg
Nadi : 84 x/mnt
Pernapasan : 22 x/mnt
Temperatur : 36,2ºC
Mata : edema palpebra (+/+), konjungtiva pucat (+/+)
Paru kiri : Suara dasar vesikuler intensitas normal, RBH (+) bilateral
setinggi SIC VI ke bawah+
Abdomen : Supel (+),dinding perut lebih tinggi dari dinding dada, TFU
setinggi pusat, nyeri tekan (-), His (-), DJJ (+) 146 x/ menit, ballotement
(+)
Ekstremitas superior et inferior : oedema +/+
Balance cairan = -100
Pemeriksaan Penunjang:
Tabel 7.13. Hasil Pemeriksaan laboratorium urin (27 Januari 2017)
Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan
Protein /24jam 3300 <300mg/hari mg/hari
Na urin 24 jam 37 30-300 mmol/24jam
Klorida urin 24 jam 63 110-250 mmol/24jam
Kalium urin 24 jam 30,00 25,00-125,00 mmol/24jam
3. CAP KR IV PORT 95
4. Anemia normokromik-normositik ec penyakit ginjal kronik
5. Hiperkalemia berat ec CKD (teratasi)
6. Hipervolemia hiponatremia berat ec CKD (perbaikan)
7. Hipoalbuminemia sedang ec CKD
Planing: Rawat jalan
Terapi Pulang :
1. Diet ginjal 1700 kkal rendah garam <2 gr/hari, protein 68 gram/hari
2. Metyldopa 500 mg/8jam po
3. Nifedipin GITS 10 mg/8jam po
4. Asam folat 800mg/24 jam po
5. CaCO3/8jam po
6. Zinc 20 mg/24 jam po (TS obsgyn)
7. Vitamin E/24jam po(TS obsgyn)
8. Hemodialisa 20 jam/minggu; jadwal tersedia Rabu dan Sabtu
Pemeriksaan Penunjang:
Tabel 7.14. Hasil Pemeriksaan laboratorium (4 Februari 2017)
Kimia Darah Hasil Harga normal Satuan
Hb 10,1 13,5-17,5 g / dl
Hct 30 33-35 %
Eritrosit 3,53 4,50-5,90 106 /uL
Leukosit 19,6 4,5-11 103 /uL
Trombosit 219 150-450 103 /uL
PT 14,9 10,0-15,0 detik
APTT 72,3 20,0-40,0 detik
INR 1.240
GDS 104 60-140 mg/dL
SGOT 97 0-35 U/L
SGPT 101 0-45 U/L
Albumin 3,1 3,5-4 gr/dl
Creatinin 9,4 0,9-1,3 mg/dl
LDH 1035 140-300 u/l
Ureum 218 <50 mg/dl
Natrium 134 136-145 mmol/L
Kalium 4 3,5-5,1 mmol/L
Cl 95 98-106 mmol/L
Tabel 7.15. Hasil Pemeriksaan laboratorium Analisa Gas Darah (4
Februari 2017)
Kimia Darah Pkl 4.00 Pkl 4.49 Harga normal Satuan
PH 7,3 7,49 7,350-7,450
BE -4,3 -1 -2-+3 Mmol/L
PCO2 45 29,4 27,0-41,0 mmHg
PO2 27 70,4 83,0-108,0 mmHg
Hematokrit 29 27 37-50 %
HCO3 20,7 22,6 21-28 Mmol/L
Total CO2 23,5 23,5 19,0-24,0 Mmol/L
O2 saturasi 92 95,4 94,0-98,0 %
Laktat arteri 1,7 1,5 0,36-0,75 Mmol/L
Tabel 7.16. Hasil Urin stick
protein +3
leukosit 70
Masalah/Diagnosa :
1. CKD Stage V (Post kuretase sisa plasenta, post partus spontan IUFD
pada primipara hamil imatur)
2. CHF NYHA IV, anatomi kardiomegali, etiologi HHD
2. Alkalosis metabolik terkompensasi
3. Anemia normositik normokromin ec perdarahan dan PGK
4. Hipervolemia hiponatremia ringan ec CKD
Planing terapi :
1. Bedrest tidak total
40
2. O2 2 lpm nk
3. Diet Ginjal 1700 kkal, RG< 2 gr/hr, protein 68 gr/hr
4. Inf EAS primer 16 tpm mikro
5. Candesartan 16mg/24 jam po
6. Asam folat 800mg/24j po
7. N-Acetyl sistein 200mg/8j po
8. Hemodialisa sesuai jadwal
9. Antibiotik sesuai ts obsgyn
Keterangan :
Measurement Normal Measurement Normal
Aorta Root 22 20-39 mm Left LVIDd 57 35-52
diameter Ventricel mm
Left Atrium Dimension 33 15-40 mm LVIDs 51 26-36
mm
LA/AO 1,4 <1,3 IVSd 8
Right Dimension 28 <30 mm IVSs 8
Ventricel
Heart EF 23 53-77% IVS Frac >30%
Function T
IVS/PW <1,3 LVPWd 7 7-12
ratio
EPSS <10 mm LVPWs 9
MVA <3 cm PW Fract 30%
(planim) T
E/A >1 dengan DT 132 mec
E/E 13,38
Dimensi LV dilatasi , IVS & PW TIDAK menebal, massa tidak meningkat
Kontraktilitas LV menurun, EF 22%.
Fungsi diastolik baik
Wall motion : Global Hipokinetik
Dimensi LA, RA & RV : normal
Kontraktilitas LV menurun (TAPSE 1,2 cm)
Katup-katup jantung: Aorta : 3 kuspis, dalam batas normal
Mitral : MR mild dengan Peak PG 105,52 mmHg
Trikuspid : TR mild dengan peak PG 21,72 mmHg
Pulmonal : PR mild dengan PR PHT 247 msec
Kesimpulan : LV dilatasi dengan kontraktilitas LV menurun EF 22 % MR
mild TR mild dan PR mild
Saran : Medikamentosa
Planing : Rawat jalan
Masalah/Diagnosa :
1. CKD Stage V (Post kuretase sisa plasenta, post partus spontan IUFD
pada primipara hamil imatur)
2. CHF NYHA IV, anatomi LV enlargement, etiologi HHD
3. Alkalosis metabolik terkompensasi
4. Anemia normositik normokromin ec PGK
5. Hipervolemia hiponatremia ringan ec CKD
46
8. PROGRESS MONITORING
8.1. Monitoring Tekanan Darah
8.3. Monitoring HB
9.PROGNOSIS
MASALAH AD AD AD
VITAM FUNGSIONAM SANATIONAM
CKD stage V dengan oedem malam malam malam
pulmo
CHF NYHA IV a/ LV malam malam malam
enlargement e/HHD
Gagal napas ec Oedema bonam bonam bonam
pulmonum
Community Acquired bonam bonam bonam
Pneumonia KR IV PORT 95
Anemia normokromik- malam malam malam
normositik ec penyakit ginjal
kronik
Hipervolemia Hiponatremia bonam bonam bonam
sedangt ec CKD (perbaikan)
Hiperkalemia ec CKD bonam bonam bonam
Hipoalbuminemia sedang ec bonam bonam bonam
CKD
Gangguan penyesuaian bonam bonam bonam
dengan reaksi depresi singkat
11.PEMBAHASAN
Pada pasien ini di diagnosa dengan CKD berdasarkan adanya anamnesa
sesak terus-menerus yang tidak berkurang dengan istirahat, pasien tidur dengan 2
bantal atau lebih ataupun dengan setengah duduk. Pasien juga mengalami bengkak
pada seluruh tubuh. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 180/120
mmHg, nadi 104 x/menit, RR= 28 x/ menit, oedema palpebra, konjungtiva pucat,
dengan jantung kesan melebar ke caudolateral, RBH pada kedua lapang paru dan
edema pada kesemua ekstremitas. Pemeriksaan penunjang yang mendukung adalah
Hb=7,9 g/dL, creatinin: 7,4 mg/dl, ureum: 182 mg/dl. Perhitungan estimated GFR
(CKD-EPI)= 7ml/min/1,73m2 dan USG ginjal kanan : ukuran normal, echostruktur
meningkat, batas cortex dan medulla kurang tegas, pyramid prominent dan ginjal
kiri: ukuran normal, echostruktur meningkat, batas cortex dan medulla kurang tegas,
mengarah gambaran awal CKD bilateral dengan nefritis dextra. Perhitungan
estimated GFR pada kondisi kehamilan tidak bisa dijadikan patokan diagnosis CKD
karena adanya perubahan fisiologi pada kehamilan1,2.GFR bisa meningkat 40-60%
pada kehamilan.2-9
Diagnosa CKD pada kehamilan pada pasien ini awalnya kami diagnosa
banding dengan preeklampsia karena adanya keraguan pada anamnesis bahwa pasien
tidak pernah diberikan terapi antihipertensi sebelumnya dan dengan kondisi awal
50
masuk RS : tekanan darah 180/120 mmHg, LDH=611, protein urin +4. Preeklampsia
sendiri didefinisikan dengan adanya hipertensi, proteinuria, edema, peningkatan
waktu koagulasi atau fungsi liver setelah kehamilan 20 minggu pada nullipara. 4
Diagnosa CKD tegak dengan reanamnesis ulang bahwa pasien telah didiagnosa
dengan hipertensi 1 tahun sebelumnya namun tidak kontrol rutin, pemeriksaan 1
bulan SMRS ke RSUD Sukoharjo mengkonfirmasi hal yang sama. Pasien
mempunyai faktor risiko sering sakit gigi namun tidak mendapatkan tatalaksana yang
memadai (pasien tidak berobat ke dokter dan hanya makan obat anti nyeri). Hal ini
dikonfirmasi dengan pemeriksaan ulang USG ginjal bahwa pasien telah mengalami
CKD. Pasien mengalami Acute on CKD selain karena perubahan fisiologis pada
kehamilan, dimana terjadi perubahan hemodinamik, juga dicetuskan oleh infeksi/
CAP.10 Beberapa diagnosa banding pada kondisi pasien ini kami sajikan pada bagan
berikut :
Terapi pada pasien ini yaitu dengan oksigenasi, diet 1700 kkal (sesuai berat
badan) dengan protein 0.8 g/kg/hari saat sebelum CKD dan ditingkatkan menjadi 1
g/kg/hari dan rendah garam < 2 gram/ hari sesuai dengan rekomendasi KDIGO
2012.11 Terapi untuk CKD adalah hemodialisa yang direncanakan 20 jam/
minggu.3,8,12 Namun, karena keterbatasan BPJS dan tempat (pasienberencana HD
dengan biaya swadaya) maka HD hanya bisa dilakukan 2x/minggu. HD yang
kurang adekuat, kontrol tekanan darah yang tidak optimal akan mengakibatkan
pertumbuhan janin kurang maksimal, 50% pasien CKD dengan kehamilan tidak
berhasil mempertahankan kehamilannya 1,13 dan 80% diantaranya melahirkan bayi
prematur.14
Pasien mengalami gagal napas tipe 1 pada hari pertama perawatan yang
kami kaji disebabkan oleh oedem pulmo sebagai komplikasi dari CKD. Untuk
mengatasi masalah oedem pulmo pada pasien ini, kami rencanakan pasien
dilakukan intubasi dan ventilasi mekanik, namun dari keluarga pasien menolak.
Terapi dengan furosemid sempat diberikan pada pasien ini saat maasuk RS yang
kemudian dihentikan dengan pertimbangan furosemid padda kehamilan akan
mempengaruhi volume plasma, perfusi utero-plasenta dan cardiac output.15,16
Meskipun beberapa peneliti berpendapat lain. 17 Terapi dengan furosemid 40mg/8
jam IV dilanjutkan kembali setelah pasien partus.
Pasien didiagnosa dengan fungsional CHF NYHA IV karena
memenuhi kriteria Framingham yaitu 3 kriteria mayor : paroksismal nocturnal
dyspneu dan ortopneu, kardiomegali dan edema paru akut dengan 2 kriteria
minor edema pergelangan kaki dan batuk pada malam hari. Selanjutnya pasien
dlakukan echocardiografi post partum dengan hasil : LV dilatasi dengan
kontraktilitas LV menurun EF 22 % MR mild TR mild dan PR mild, sehingga
bisa disimpulkan penyebabnya adalah LV enlargement dengan etiologi HHD.
Terapi yang diberikan pada pasien ini saat kehamilan adalah metyldopa 500
mg/8jam po dan nifedipin GITS 10mg/8 jam karena mempunyai profile
keamanan yang cukup baik untuk kehamilan.1,3,8,18
Pasien kami diagnosa dengan Community Acquired Pneumonia (CAP)
kelas risiko IV skor PORT 95 19 berdasarkan adanya anamnese keluhan batuk
berdahak 1 minggu SMRS, dahak warna kekuningan (+), demam sumer-sumer 2
52
12.KESIMPULAN
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang, maka pada pasien ini telah ditegakkan diagnosa : CKD stage V (post
kuretase sisa plasenta, post partus spontan IUFD pada primipara hamil imatur),
CHF NYHA IV, anatomi LV enlargement, etiologi HHD, CAP KR IV PORT 95,
dengan masalah anemia normokromik-normositik, hipervolemia hiponatremia
hiperkalemia dan hipoalbuminemia serta gangguan penyesuaian dengan reaksi
depresi singkat karena komplikasi dari CKD yang dideritanya.
Dari perjalanan penyakit dan riwayat perawatan, terapi yang diberikan
berespon baik. Prognosis dari penyakit secara keseluruhan adalah dubia ad
malam. Satu penyakit dengan penyakit yang lain saling terkait sehingga
diperlukan tatalaksana dan monitoring yang baik.
13.SARAN
Pasien harus dimotivasi untuk rutin kontrol dan menjalani HD rutin (2
kali per minggu) agar tidak terjadi komplikasi lebih jauh. Selain itu, masih
diperlukan upaya motivasi dan edukasi kepada pasien secara berkelanjutan serta
edukasi dan motivasi bagi keluarga untuk perawatan komprehensif lebih lanjut.