Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebahagiaan dalam Islam adalah kebahagiaan autentik artinya lahir dan tumbuh
dari nilai-nilai hakiki Islam dan mewujud dalam diri seseorang hamba yang mampu
menunjukkan sikap tobat (melakukan introspeksi dan koreksi diri) untuk selalu
berpegang pada nilai-nilai kebenaran ilahiah, mensyukuri karunia Allah berupa
nikmat iman, Islam, dan kehidupan, serta menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran,
dan keadilan dalam menjalani kehidupan pribadi, sosial, dan profesional. Pada sisi
lain, kebahagiaan itu menjadi tidak lengkap jika tidak mewujud dalam kehidupan
konkret dengan jalan membahagiakan orang lain.

Tak ada orang yang ingin hidupnya tidak bahagia. Semua orang ingin bahagia.
Namun hanya sedikit orang yang mengerti arti kebahagiaan yang sesungguhnya.
Hidup bahagia merupakan idaman setiap orang, bahkan menjadi simbol
keberhasilan sebuah kehidupan.

Tidak sedikit manusia yang mengorbankan segala-galanya untuk meraihnya.


Menggantungkan cita-cita menjulang setinggi langit dengan puncak tujuan tersebut,
yaitu bagaimana meraih kebahagiaan hidup. Dan ini menjadi cita-cita tertinggi
setiap orang baik yang mukmin atau yang kafir kepada Allah.

1
Apabila kebahagiaan itu terletak pada harta benda yang bertumpuk-tumpuk,
mereka telah mengorbankan segala-galanya untuk meraihnya. Nyatanya, itu tak
pernah diraih dan membuat pengorbanannya sia-sia. Apabila kebahagiaan itu
terletak pada ketinggian pangkat dan jabatan, mereka juga telah siap mengorbankan
apa saja demi memperoleh apa yang diinginkannya.

Tapi tetap saja kebahagiaan itu tidak pernah didapatkannya. Apabila


kebahagiaan itu terletak pada ketenaran nama, mereka telah berusaha untuk
meraihnya dengan apapun juga dan mereka tidak mendapati apa yang disebut
kebahagiaan.

A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah yang diajukan
adalah sebagai berikut:

1. Apa prinsip bahagia dalam islam?


2. Bagaimana Konsep dan Karakteristik Agama sebagai jalan menuju tuhan dan
kebahagiaan ?
3. Bagaimana Psikologis Kebutuhan Manusia terhadap Agama ?
4. Bagaimana hidup bahagia menurut al-Qur’an ?

B. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui prinsip bahagia dalam islam
2. Untuk mengetahui bahwa islam menjamin kesejahteraan rakyat
3. Untuk mengetahui bahagia menurut al-Qur’an

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Menelusuri Konsep dan Karakteristik Agama sebagai Jalan Menuju


Tuhan dan Kebahagiaan

Kebahagiaan dalam Islam adalah kebahagiaan autentik artinya lahir dan


tumbuh dari nilai-nilai hakiki Islam dan mewujud dalam diri seseorang hamba
yang mampu menunjukkan sikap tobat (melakukan introspeksi dan koreksi diri)
untuk selalu berpegang pada nilai-nilai kebenaran ilahiah, mensyukuri karunia
Allah berupa nikmat iman, Islam, dan kehidupan, serta menjunjung tinggi
kejujuran, kebenaran, dan keadilan dalam menjalani kehidupan pribadi, sosial,
dan profesional. Pada sisi lain, kebahagiaan itu menjadi tidak lengkap jika tidak
mewujud dalam kehidupan konkret dengan jalan membahagiakan orang lain.

Berikut pendapat dari beberapa ahli mengenai makna kebahagiaan:

1. Al-Alusi : bahagia adalah perasaan senang dan gembira karena bisa


mencapai keinginan atau cita-cita yang dituju dan diharapkan
2. Ibnul Qayyim al-Jauziyah : kebahagiaan adalah perasaan senang dan tentram
karena hati sehat dan ber!ungsi dengan baik.
3. Al Ghazali: bahagia terbagi menjadi dua antara lain:
o Bahagia hakiki adalah kebahagiaan ukhrawi yang dapat diperoleh
dengan modal iman, ilmu dan amal.
o Bahagia majusi adalah kebahagiaan duniawi yang dapat diperoleh
baik itu orang yang beriman maupun yang tidak beriman

3
Beberapa karakteristik hati yang sehat diantaranya:

1. Selalu beriman kepada Allah dan menjadikan Al Qur’an sebagai obat untuk hati.
2. Selalu berorientasi ke masa depan dan akhirat.
3. Selalu mendorong pemiliknya untuk kembali kepada Allah.
4. Selalu mengingat Allah.
5. Selalu menyadarkan diri apabila melupakan Allah karena urusan dunia.
6. Selalu mendapatkan ketenangan, kenikmatan, dan kebahagiaan ketika
menjalankan sholat.
7. Selalu memperhatikan waktu agar tidak terbuang sia-sia.
8. Selalu berorientasi kepada kualitas amal selama hidup.

2.2 Prinsip Bahagia Dalam Islam

Setiap manusia menghendaki kehidupan yang bahagia. Tidak ada satupun


manusia yang ingin hidup susah, gelisah, dan tidak merasakan ketentraman. Akan
tetapi setiap manusia memiliki prinsip dan cara pandang yang berbeda dalam
mengukur kebahagiaan. Karena yang paling mempengaruhi sesorang dalam
mengukur kebahagiaan adalah prinsip dan pandangan hidup yang dipijaknya.

Berikut ini beberapa prinsip kebahagiaan dalam konsep hidup Islam.

1. Berpegang pada Al-qurandan As-sunnah.


Setiap rasul yang diutus oleh Allah kepada umatnya ,terlebih rasulullah
SAW yang diutus rahmatan lil alami.itu diutus untuk menunjukan kepada umatnya
jalan kebahagiaan.rasulullah bersabda:telah aku tinggalkan untuk kalian dua perkara
yang apabila kalian berpegang kepada keduanya, kalian tidak akan sesat selamanya
yaitu kitabullah(Alquran) dan sunnah rasulnya(Al-hadist).

4
2. Beriman dan bertaqwa dengan sebenar-benarnya.
Orang yang beriman akan lebih berani menghadapi hidup yang fana ini.
Kebahagiaan batin dan sikap ridha terhadap kehidupan,penciptaan ketaqwaan yang
sebenarnya segala hal yang dianggap menjadi duri kehidupan dan penghambat
kebahagiaan akan menjadi sebuah kebahagiaan karena dia menganggap bahwa dia
memiliki tuhan yang maha besarsehingga segala problema kehidupan menjadi
ringan terlebih cara berfikirnya pun berbeda dengan orang yang kering, alam berikut
sang penciptanya, adalah buah hasil yang baik dari kebenaran iman.
Kehidupan seorang muslim begitu indah. Apabila diberi kenikmatan dia
bersyukur dan apabila ditimpa musibah dia bersabar. Sebagaimana yang disabdakan
oleh rasulullah SAW:”urusan orang mu’min itu mengagumkan. Semua urusannya
itu baik.jika sedang mendapatkan kenikmatan-kenikmatan ia bersyuku,dan itu baik
baginya.namun jika sedang ditimpa mudharat ia bersabar, dan itu baik baginya.”

3. Bertawakkal kepada Allah.


Tawakkal artinya menyerahkan urusan kepada Allah setelah ada proses
sebelumnya. Tawakkal bukan berarti pasrah tanpa berusaha, justru dengan
bertawakkal terdapa hikmah bahwa kita sebagai manusia harus berusaha karena itu
adalah sebuah keharusan namun manusia juga harus berdoa, karena manusia tidak
luput dari segala kekhilafan.setelah itu semua maka bertawakkallah.maka dengan
bertawakkal Allah akan mencukupi,maka tiada kata lagi bagi orang yang
bertawakkal kecuali kebahagiaan.

4. Memahami makna kehidupan .


Timbulnya rasa kesusahan pada seseorang itu disebabkan karena tidak
memahami makna kehidupan yang sesungguhnya.karena dalam kehidupan ada
berbagai macam ujian baik itu berupa kebaikan dan keburukan ser ta Allah jadikan
segala sesuatu didalamnya berpasang pasangan(biner) tidak akan sesorang
merasakan apa yang menurut dia indah dan baik selamanya.kadang akan merasakan
sesuatu yang pahit.namun bagi siapa yang mamahami makna kehidupan tentu tiadak
akan merasakan duri kehidupan karena itu adalah sebuah keniscayaan.

5
5. Menjaga keharmonisan kepada sesama.
Karena orang yang akan selalu bahagia adalah orang yang bisa menjaga
keharmonisan ukhuwah kepada sesama dan bahagia melihat orang lain bahagia
akan merasa bahagia mengingat begitu banyaknya orang yang akan merasa
bahagia.

6. Menjauhi perbuatan tercela.


Menjauhi perbuatan tercela seperti iri, dengki, dendam dan saudaranya akan
membawa kepada kepada kebahagiaan karena dengan memelihara sifat tersebut
hanya akan menyiksa diri sendiri.terlebih sifat-sifat tersebut termasuk sifat yang
sangat dibenci dalam agama yang mengakibatkan pelakunya sengsara didunia dan
diakherat.oleh karenanya orang yang berbahagia adalah orang orang yang menjauhi
apa yang telah dilarang agama dan mengerjakan apa yang diperintahkan agama.

7. Bersifat qona’ah.
Bersifat qona’ah kekayaan yang tidak ternilai harganya.Allah
SWT.berfirman:”barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun
wanita,maka sungguh akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik”. Banyak
ahli tafsir yangmengatakan bahwa hayatan thoyyibah(kehdupan yang baik)
adalah qon’aah.imam ali mengatakan: qona’ah adalah sebaik-baiknya kekayaan.
Qana’ah , merasa cukup dan menerima bagian yang ditentukan Allah SWT.,
adalah gerbang utama menuju bahagi, karena ambisi untu menggapai segala sesuatu
merupakan penyakit jiwa yang bebahaya. Sesungguhnya orang yang qona’ah sadar
sepenuhnya bahwa dirinya tidak dapat mewujudkan apa yang diinginkannya. Oleh
karena itu dia akan mengendalikan dirinya dari ambisinya. Inilah sumber
kebahagiaan

6
8. Sederhana dan tidak usil.
Kebahagiaan mempunyai dua ajudan yang setia dan sejati, kesederhanaan dan
tidak usil. Agar jiwa dan hati penuh dengan ketentraman dan kedamaian, maka dua
sifat tadi harus ditanamkan pada kehidupan kita. Sederhana adalah bersikap apa
adany,polos, tidak dibuat-buat dan tidak terlewat batas formal.setiap orang pasti
menginginkan segala urusannya tidak berbelit-belit dan dibuat-buat,karena hal itu
dapat menyusahkan dan tidak mendatangkan kebahagiaan sama sekali.sedangkan
tidak usil adalah diantara sumber kebahagiaan dengan tidak mencampuri serta
mengorek kesalahan orang lain.

9. Introspeksi diri dan melihat diri sendiri.


orang yang dapat melihat kesalahan dan kekurangan diri sendiri adalah orang
yang sangat bahagia karena dengan seperti itu dia lebih bisaa memperbaiki dirinya
sendiri.rasulullah bersabda:berbahagialah bagi siapa yang disibukkan oleh aibnya
sendiri daripada aib orang lain.

10. Bersikap moderat dan istiqomah.


Bersifat moderat artinya bersikap tidak berlebihan dalam segala urusan, bersikap
tawassuth berada ditengah-tengahnya serta harus istiqomah dalam mencapai sesuatu
atau mengerjakan sesuatu.

11. Tidak berbuat dzalim.


Dzalim berarti tidak meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya.perbuatan ini
dilarang oleh agama, terlebih rasulullah menjelaskan bhwa berbuat dzalim adalah
kegelapan pada hari kiamat.sedangkan dalam hadist qudtsi:wahai hamba-hambaku
sesungguhnya aku mengharamkan atas dzatku berbuat dzalim dan aku jadikan
kedzaliman menjadi sesuatu yang diharamkan maka janganlah kalian berbuat
dzalim.

7
12. Berkata yang baik dan menangisi dosa-dosa.
Agama islam sangat menganjurkan umatnya agar selalu memelihara lisannya
agar selalu berkata baik . bahkan dijelaskan dalam sebuah hadist bahwa amal yang
paling dicintai adalah menjaga lisan.nabi SAW bersabda: “sungguh
beruntung/bahagia bagi siapa yang bisa memelihara lisannya, rumahnya terasa
lapang bagi dirinya, dan menangis karena dosa-dosanya.”(HR.THABRANI).
Bahkan sebuah hadist lain menjelaskan bahwa tujuh golongan yang akan
mendapatkan naungan Allah diantaranya adalah orang yang menyendiri dalam
kesepian hingga air matanya jatuh.
Itulah sebagian diantara kiat-kiat kita dalam meraih kebahagiaan yang hakiki,
kebahagiaan didunia maupun diakherat. Yang pada dasarnya rumus kebahagiaan
adalah kebahagiaan dalam pers pektif islam.

13. Gemar menuntut ilmu.


Inilah diantara kiat terpenting dari kiat-kiat untuk mencapai kebahagiaan hidup
dunia dan akherat. Karena dengan ilmu sesorang bisa meraih apa yang dia cari dari
segi keduniaan maupun ukhrawi. Terlebih ilmu yang bisa mendekatkan diri kita dan
menimbulkan rasa takut ke hadrat Allah.
Dengan ilmu berarti dia telah menghilangkan musuh dalam dirinya diantaranya
kebodohan yang ada pada dirinya. Karena kebodohan adalah musuh manusia yang
akan menjeratnya kepada kubang kehinaan. Oleh karenanya bagi siapa yang
menginginkan kebahagiaan hidup didunia maupun diakherat syaratnya harus
berilmu. Maka isilah waktumu untu mencari ilmu sehingga kita dengan sebabnya
dijauhkan dari kesengsaraan hidup.

8
2.3 Menanyakan Alasan Mengapa Manusia Harus Beragama dan
Bagaimana Agama Dapat Membahagiakan Umat Manusia?

Kunci beragama berada pada fitrah manusia. Fitrah itu sesuatu yang
melekat dalamdiri manusia dan telah menjadi karakter (tabiat) manusia.Kata
“fitrah”secara kebahasaan memang asal maknanya adalah suci. Yang
dimaksud suci adalah suci dari dosa dan suci secara genetis Meminjam term
Prof. Udin Winataputra,fitrah adalah lahir dengan membawa iman.

Berbeda dengan konsep teologi Islam, teologi tertentu berpendapat


sebaliknya yaitu bahwa setiap manusia lahir telah membawa dosa yakni dosa
warisan. Didunia, menurut teologi ini,manusia dibebanitugas yaitu harus
membebaskan diri dari dosa itu. Adapun dalam teologi Islam, seperti telah
dijelaskan,bahwa setiap manusia lahir dalam kesucian yakni suci dari dosa dan
telah beragama yakni agama Islam.Tugas manusia adalah berupaya agar
kesucian dan keimanan terus terjaga dalam hatinya hingga kembali kepada
Allah.

2.4 Menggali Sumber Historis, Filosofis, Psikologis, Sosiologis, dan


Pedagogis tentang Pemikiran Agama sebagai Jalan Menuju Kebahagiaan.

Secara teologis,beragama itu adalah fitrah. Jika manusia hidup sesuai


dengan fitrahnya, maka ia akan bahagia. Sebaliknya, jika ia hidup tidak sesuai
dengan fitrahnya, maka ia tidak akan bahagia. Secara historis, pada sepanjang
sejarah hidup manusia, beragama itu merupakan kebutuhan dasar manusia yang
paling hakiki.

Dengan akalnya, manusia mencari Tuhan dan bisa sampai kepada


Tuhan. Namun, penemuannya itu perlu konfirmasi dari Tuhan melalui wahyu,
agar ia dapat menemukan yang hakiki dan akhirnya ia bisa berterima kasih
kepada Tuhan atas segala nikmat yang diperolehnya terutama nikmat bisa
menemukan Tuhan dengan akalnya itu.

9
Agama adalah landasan atau fundamen, sedangkan jabatan atau kedudukan
adalah lembaganya. Barang siapa yang tidak memiliki fondasi, maka akan
roboh. Sebaliknya, barang siapa yang tidak mempunyai penjaga, maka akan
kehilangan. Allah berfirman:

ْ‫ن فَه ََز ُموهُم‬ ّْ ‫َاو ُْد َوقَت َ َْل‬


ِْ ‫َللاِ بِ ِإذ‬ ّْ َْ‫علّ َم ْهُ َوال ِحك َم ْةَ ال ُملك‬
ُ ‫َللاُ َوآتَاهُْ جَالُوتَْ د‬ َ ‫َللاِ دَف ُْع َولَوال يَشَا ُْء ِم ّما َو‬
ّْ ‫اس‬َْ ّ‫الن‬
َ ‫ت ِببَعضْ بَع‬
ْ‫ض ُهم‬ َ َ‫ض لَف‬
ِْ ‫س َد‬ ّْ ‫علَى فَضلْ ذُو‬
ُْ ‫َللاَ َو َل ِكنّْ األر‬ َ َْ‫العَالَ ِمين‬

Yang artinya: “seandainya bukan karena perlindingan allah kepada sebagian


manusia atau sebagian yang lain maka rusaklah bumi ini “ (Quran surah al-
baqarah 251)

Yang perlu di ketahui berikutnya adalah faktor-faktor yang menyebabkan


hati manusia menjadi sakit. Dengan kata lain dapat dikatakan beberapa sebab
yang dapat merusak hati manusia sehingga fungsi hati terganggu dan menjadi
tidak normal aliyas sakit.

Secara horizontal, manusia butuh berinteraksi dengan sesamanya dan


lingkungannya baik flora maupun fauna. Secara vertikal manusia lebih butuh
berinteraksi dengan Zat yang menjadi sebab ada dirinya. Manusia dapat wujud/
tercipta bukan oleh dirinya sendiri, namun oleh yang lain. Yang menjadi sebab
wujud manusia tentulah harus Zat Yang Wujud dengan sendirinya sehingga
tidak membutuhkan yang lain. Zat yang wujud dengan sendirinya disebut
wujud hakiki, sedangkan suatu perkara yang wujudnya tegantung kepada
yang lain sebenarnya tidak ada/ tidak berwujud.

Kalau perkara itu mau disebut ada (berwujud), maka adalah wujud
idhāfī. Wujud idhāfī sangat tergantung kepada wujud hakiki. Itulah sebabnya,
manusia yang sebenarnya adalah wujud idhāfī yang sangat membutuhkan Zat
yang berwujud secara hakiki, itulah Allah. Jadi, manusia sangat membutuhkan
Allah. Allahlah yang menghidupkan, mematikan, memuliakan, menghinakan,
mengayakan,memiskinkan, dan Dialah Allah Yang Zahir Yang Batin, dan Yang
Berkuasa atas segala sesuatu.

10
2.5 MembangunْArgumenْtentangْTauḫīdullāhْsebagaiْSatu-satunya
Model Beragama yang Benar

Sebagaimana telah diketahui bahwa misi utama Rasulullah saw.,


seperti halnya rasul-rasul yang sebelum beliau adalah mengajak manusia kepada
Allah. Lāilāha illallāhitulah landasan teologis agama yang dibawa oleh
Rasulullah dan oleh semua para nabi dan rasul. Makna kalimat tersebut
adalah “Tidak ada Tuhan kecuali Allah;” “Tidak ada yang berhak disembah
kecuali Allah;” “Tidak ada yang dicintai kecuali Allah;” “Tidak ada yang
berhak dimintai tolong/bantuan kecuali Allah;” “Tidak ada yang harus dituju
kecuali Allah;” “Tidak ada yang harus ditakuti kecuali Allah;” “Tidak ada
yang harus diminta ridanya kecuali Allah”.

Tauḫīdullāh menempatkan manusia pada tempat yang bermartabat,


tidak menghambarkan diri kepada makhluk yang lebih rendah derajatnya
daripada manusia. Manusia adalah makhluk yang paling mulia dan paling
sempurna dibanding dengan makhluk-makhluk Allah yang lain. Itulah
sebabnya, Allah memberikan amanah kepada manusia. Manusia adalah roh
alam, Allah menciptakan alam karena Allah menciptakan manusia sempurna
(insan kamil).

Tauḫīdullāh adalah barometer kebenaran agama-agama sebelum Islam.


Jika agama samawi yang dibawa oleh nabi-nabi sebelum Muhammad
saw.masih tauḫīdullāh, maka agama itu benar, dan seandainya agama nabi-
nabi sebelum Muhammad saw.itu sudah tidak tauḫīdullāh yakni sudah ada
syirik, unsur menyekutukan Allah, maka dengan terang benderang agama
itu telah melenceng, salah, dan sesat-menyesatkan. Agama yang dibawa para
nabi pun namanya Islam

11
BAB III

KESIMPULAN

Tujuan hidup manusia adalah sejahtera di dunia dan bahagia diakhirat. Dengan
kata lain,dapat disebutkan bahagia di dunia dan bahagia diakhirat. Kebahagiaan
yang diimpikan adalah kebahagiaan duniawi dan ukhrawi. Untuk menggapai
kebahagiaan termaksud mustahil tanpa landasan agama. Agama dimaksud adalah
agama tauḫīdullāh.

Kebahagiaan dalam Islam adalah kebahagiaan autentik artinya lahir dan tumbuh
dari nilai-nilai hakiki Islam dan mewujud dalam diri seseorang hamba yang mampu
menunjukkan sikap tobat (melakukan introspeksi dan koreksi diri) untuk selalu
berpegang pada nilai-nilai kebenaran ilahiah, mensyukuri karunia Allah berupa nikmat
iman, Islam, dan kehidupan, serta menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran, dan
keadilan dalam menjalani kehidupan pribadi, sosial, dan profesional.

12
DAFTAR PUSTAKA

 Abdullah Al-Qarni ‘Aidh. La Tahzan for Smart Muslimah. Jakarta : Grafindo


Khazanah Ilmu. 2008
 Artikel www. Muslimah. Or. Id
 Hartati Netti, Dkk. Islam dan Psikologi. Jakarta : PT RajaGarindo. 2004.
 Suryadilaga Sutrisna. The Balance Ways ( Jalan Menuju Keseimbangan Hidup
untuk Kesuksesan dan Kebahagiaan sejati ). Jakarta : Hikmah.2007
 Walgoti Bimo.Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Amdi Offset. 1989

13

Anda mungkin juga menyukai