PENDAHULUAN
Kebahagiaan dalam Islam adalah kebahagiaan autentik artinya lahir dan tumbuh
dari nilai-nilai hakiki Islam dan mewujud dalam diri seseorang hamba yang mampu
menunjukkan sikap tobat (melakukan introspeksi dan koreksi diri) untuk selalu
berpegang pada nilai-nilai kebenaran ilahiah, mensyukuri karunia Allah berupa
nikmat iman, Islam, dan kehidupan, serta menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran,
dan keadilan dalam menjalani kehidupan pribadi, sosial, dan profesional. Pada sisi
lain, kebahagiaan itu menjadi tidak lengkap jika tidak mewujud dalam kehidupan
konkret dengan jalan membahagiakan orang lain.
Tak ada orang yang ingin hidupnya tidak bahagia. Semua orang ingin bahagia.
Namun hanya sedikit orang yang mengerti arti kebahagiaan yang sesungguhnya.
Hidup bahagia merupakan idaman setiap orang, bahkan menjadi simbol
keberhasilan sebuah kehidupan.
1
Apabila kebahagiaan itu terletak pada harta benda yang bertumpuk-tumpuk,
mereka telah mengorbankan segala-galanya untuk meraihnya. Nyatanya, itu tak
pernah diraih dan membuat pengorbanannya sia-sia. Apabila kebahagiaan itu
terletak pada ketinggian pangkat dan jabatan, mereka juga telah siap mengorbankan
apa saja demi memperoleh apa yang diinginkannya.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah yang diajukan
adalah sebagai berikut:
B. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui prinsip bahagia dalam islam
2. Untuk mengetahui bahwa islam menjamin kesejahteraan rakyat
3. Untuk mengetahui bahagia menurut al-Qur’an
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Beberapa karakteristik hati yang sehat diantaranya:
1. Selalu beriman kepada Allah dan menjadikan Al Qur’an sebagai obat untuk hati.
2. Selalu berorientasi ke masa depan dan akhirat.
3. Selalu mendorong pemiliknya untuk kembali kepada Allah.
4. Selalu mengingat Allah.
5. Selalu menyadarkan diri apabila melupakan Allah karena urusan dunia.
6. Selalu mendapatkan ketenangan, kenikmatan, dan kebahagiaan ketika
menjalankan sholat.
7. Selalu memperhatikan waktu agar tidak terbuang sia-sia.
8. Selalu berorientasi kepada kualitas amal selama hidup.
4
2. Beriman dan bertaqwa dengan sebenar-benarnya.
Orang yang beriman akan lebih berani menghadapi hidup yang fana ini.
Kebahagiaan batin dan sikap ridha terhadap kehidupan,penciptaan ketaqwaan yang
sebenarnya segala hal yang dianggap menjadi duri kehidupan dan penghambat
kebahagiaan akan menjadi sebuah kebahagiaan karena dia menganggap bahwa dia
memiliki tuhan yang maha besarsehingga segala problema kehidupan menjadi
ringan terlebih cara berfikirnya pun berbeda dengan orang yang kering, alam berikut
sang penciptanya, adalah buah hasil yang baik dari kebenaran iman.
Kehidupan seorang muslim begitu indah. Apabila diberi kenikmatan dia
bersyukur dan apabila ditimpa musibah dia bersabar. Sebagaimana yang disabdakan
oleh rasulullah SAW:”urusan orang mu’min itu mengagumkan. Semua urusannya
itu baik.jika sedang mendapatkan kenikmatan-kenikmatan ia bersyuku,dan itu baik
baginya.namun jika sedang ditimpa mudharat ia bersabar, dan itu baik baginya.”
5
5. Menjaga keharmonisan kepada sesama.
Karena orang yang akan selalu bahagia adalah orang yang bisa menjaga
keharmonisan ukhuwah kepada sesama dan bahagia melihat orang lain bahagia
akan merasa bahagia mengingat begitu banyaknya orang yang akan merasa
bahagia.
7. Bersifat qona’ah.
Bersifat qona’ah kekayaan yang tidak ternilai harganya.Allah
SWT.berfirman:”barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun
wanita,maka sungguh akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik”. Banyak
ahli tafsir yangmengatakan bahwa hayatan thoyyibah(kehdupan yang baik)
adalah qon’aah.imam ali mengatakan: qona’ah adalah sebaik-baiknya kekayaan.
Qana’ah , merasa cukup dan menerima bagian yang ditentukan Allah SWT.,
adalah gerbang utama menuju bahagi, karena ambisi untu menggapai segala sesuatu
merupakan penyakit jiwa yang bebahaya. Sesungguhnya orang yang qona’ah sadar
sepenuhnya bahwa dirinya tidak dapat mewujudkan apa yang diinginkannya. Oleh
karena itu dia akan mengendalikan dirinya dari ambisinya. Inilah sumber
kebahagiaan
6
8. Sederhana dan tidak usil.
Kebahagiaan mempunyai dua ajudan yang setia dan sejati, kesederhanaan dan
tidak usil. Agar jiwa dan hati penuh dengan ketentraman dan kedamaian, maka dua
sifat tadi harus ditanamkan pada kehidupan kita. Sederhana adalah bersikap apa
adany,polos, tidak dibuat-buat dan tidak terlewat batas formal.setiap orang pasti
menginginkan segala urusannya tidak berbelit-belit dan dibuat-buat,karena hal itu
dapat menyusahkan dan tidak mendatangkan kebahagiaan sama sekali.sedangkan
tidak usil adalah diantara sumber kebahagiaan dengan tidak mencampuri serta
mengorek kesalahan orang lain.
7
12. Berkata yang baik dan menangisi dosa-dosa.
Agama islam sangat menganjurkan umatnya agar selalu memelihara lisannya
agar selalu berkata baik . bahkan dijelaskan dalam sebuah hadist bahwa amal yang
paling dicintai adalah menjaga lisan.nabi SAW bersabda: “sungguh
beruntung/bahagia bagi siapa yang bisa memelihara lisannya, rumahnya terasa
lapang bagi dirinya, dan menangis karena dosa-dosanya.”(HR.THABRANI).
Bahkan sebuah hadist lain menjelaskan bahwa tujuh golongan yang akan
mendapatkan naungan Allah diantaranya adalah orang yang menyendiri dalam
kesepian hingga air matanya jatuh.
Itulah sebagian diantara kiat-kiat kita dalam meraih kebahagiaan yang hakiki,
kebahagiaan didunia maupun diakherat. Yang pada dasarnya rumus kebahagiaan
adalah kebahagiaan dalam pers pektif islam.
8
2.3 Menanyakan Alasan Mengapa Manusia Harus Beragama dan
Bagaimana Agama Dapat Membahagiakan Umat Manusia?
Kunci beragama berada pada fitrah manusia. Fitrah itu sesuatu yang
melekat dalamdiri manusia dan telah menjadi karakter (tabiat) manusia.Kata
“fitrah”secara kebahasaan memang asal maknanya adalah suci. Yang
dimaksud suci adalah suci dari dosa dan suci secara genetis Meminjam term
Prof. Udin Winataputra,fitrah adalah lahir dengan membawa iman.
9
Agama adalah landasan atau fundamen, sedangkan jabatan atau kedudukan
adalah lembaganya. Barang siapa yang tidak memiliki fondasi, maka akan
roboh. Sebaliknya, barang siapa yang tidak mempunyai penjaga, maka akan
kehilangan. Allah berfirman:
Kalau perkara itu mau disebut ada (berwujud), maka adalah wujud
idhāfī. Wujud idhāfī sangat tergantung kepada wujud hakiki. Itulah sebabnya,
manusia yang sebenarnya adalah wujud idhāfī yang sangat membutuhkan Zat
yang berwujud secara hakiki, itulah Allah. Jadi, manusia sangat membutuhkan
Allah. Allahlah yang menghidupkan, mematikan, memuliakan, menghinakan,
mengayakan,memiskinkan, dan Dialah Allah Yang Zahir Yang Batin, dan Yang
Berkuasa atas segala sesuatu.
10
2.5 MembangunْArgumenْtentangْTauḫīdullāhْsebagaiْSatu-satunya
Model Beragama yang Benar
11
BAB III
KESIMPULAN
Tujuan hidup manusia adalah sejahtera di dunia dan bahagia diakhirat. Dengan
kata lain,dapat disebutkan bahagia di dunia dan bahagia diakhirat. Kebahagiaan
yang diimpikan adalah kebahagiaan duniawi dan ukhrawi. Untuk menggapai
kebahagiaan termaksud mustahil tanpa landasan agama. Agama dimaksud adalah
agama tauḫīdullāh.
Kebahagiaan dalam Islam adalah kebahagiaan autentik artinya lahir dan tumbuh
dari nilai-nilai hakiki Islam dan mewujud dalam diri seseorang hamba yang mampu
menunjukkan sikap tobat (melakukan introspeksi dan koreksi diri) untuk selalu
berpegang pada nilai-nilai kebenaran ilahiah, mensyukuri karunia Allah berupa nikmat
iman, Islam, dan kehidupan, serta menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran, dan
keadilan dalam menjalani kehidupan pribadi, sosial, dan profesional.
12
DAFTAR PUSTAKA
13