Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Model
Model dapat diartikan sebagai acuan yang menjadi dasar atas rujukan dari
hal tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, model adalah pola
(contoh, acuan, ragam dan sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau
dihasilkan. Sedangkan menurut Gordon (1991) model ialah sebuah kerangka
informasi tentang suatu hal yang disusun untuk mempelajari dan membahas
hal tersebut.
1.2 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah pemberdayaan potensi peserta didik menjadi
kompetensi. Kegiatan pemberdayaan ini tidak dapat berhasil tanpa ada orang
yang membantu. Menurut Dimyati dan Mudjiono (Syaiful Sagala, 2011: 62)
pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain
instruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada
penyediaan sumber belajar.
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah Proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
Menurut Syaiful Sagala (2008) Pembelajaran ialah membelajarkan siswa
menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu
utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi
dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan
belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.
Menurut Sudjana (2004:28), Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap
upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan
interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar)
dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan.

1
Menurut Warsita (2008:85), Pembelajaran adalah suatu usaha untuk
membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan
peserta didik.
Berdasarkan pengertian pembelajaran menurut para ahli di atas, maka
peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu upaya yang
dilakukan untuk menciptakan proses belajar mengajar. Pembelajaran disini
lebih menekankan pada bagaimana upaya guru untuk mendorong atau
memfasilitasi siswa dalam belajar.
1.3 Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Trianto (2009) model pembelajaran merupakan pendekatan yang
luas dan menyeluruh serta dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan
pembelajarannya, sintaks (pola urutannya), dan sifat lingkungan belajarnya.
Model pembelajaran yang baik digunakan sebagai acuan perencanaan
dalam pembelajaran di kelas ataupun tutorial untuk menentukan perangkat-
perangkat pembelajaran yang sesuai dengan dengan bahan ajar yang diajarkan
(Trianto, 2011).
Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil
penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang
berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada
tingkat operasional dikelas (Suprijono, 2011: 45).
1.4 Pengertian Model Pembelajaran Snowball Throwing
Model pembelajaran Snowball Throwing merupakan salah satu model
pembelajaran yang dikemas dalam suatu permainan menarik yaitu saling
melemparkan bola dari kertas yang berisi pertanyaan. Dalam model
pembelajaran ini ditekankan pada kemampuan peserta didik untuk
merumuskan suatu pertanyaan tentang materi pembelajaran yang disajikan.
Pembelajaran yang dikemas dalam permainan ini membutuhkan suatu
kemampuan sederhana, sehingga dapat dilakukan oleh seluruh peserta didik.
Selain itu, kemampuan peserta didik dalam bekerja sama dengan teman
maupun kemampuan individunya dapat diukur melalui model pembelajaran
ini.

2
Menurut Ismail, (2008:27) Snowball Throwing berasal dari dua kata yaitu
“snowball” dan “throwing”. Kata snowball berarti bola salju, sedangkan
throwing berarti melempar, jadi Snowball Throwing adalah melempar bola
salju. Pembelajaran Snowball Throwing merupakan salah satu model dari
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran Snowball Throwing merupakan model
pembelajaran yang membagi murid di dalam beberapa kelompok, yang
dimana masing-masing anggota kelompok membuat bola pertanyaan. Dalam
pembuatan kelompok, siswa dapat dipilih secara acak atau heterogen.
Menurut Suprijono, (2011: 8) Snowball Throwing adalah suatu cara
penyajian bahan pelajaran dimana murid dibentuk dalam beberapa kelompok
yang heterogen kemudian masing-masing kelompok dipilih ketua
kelompoknya untuk mendapat tugas dari guru lalu masing-masing murid
membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan)
kemudian dilempar ke murid lain yang masing-masing murid menjawab
pertanyaan dari bola yang diperoleh.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Snowball
Throwing adalah suatu model pembelajaran yang membagi murid dalam
beberapa kelompok, yang nantinya masing-masing anggota kelompok
membuat sebuah pertanyaan pada selembar kertas dan membentuknya seperti
bola, kemudian bola tersebut dilempar ke murid yang lain selama durasi
waktu yang ditentukan, yang selanjutnya masing-masing murid menjawab
pertanyaan dari bola yang diperolehnya.
1.5 Tujuan Pembelajaran Snowball Throwing
Menurut Asrori (2010), tujuan pembelajaran Snowball Throwing yaitu
melatih murid untuk mendengarkan pendapat orang lain, melatih kreatifitas
dan imajinasi murid dalam membuat pertanyaan, serta memacu murid untuk
bekerjasama, saling membantu, serta aktif dalam pembelajaran.
Sedangkan menurut Devi (2011:12) model pembelajaran Snowball
Throwing melatih murid untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain,
dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok.
Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti model

3
pembelajaran Talking Stik akan tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan
yang diremas menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepada
murid lain. Murid yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab
pertanyaannya.
1.6 Manfaat Pembelajaran Model Snowball Throwing
Terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh dam model pembelajaran
Snowball Throwing diantaranya ada unsur permainan yang menyebabkan
metode ini lebih menarik perhatian murid. Sementara menurut Asrori (2010:
3) dalam model pembelajaran Snowball Throwing terdapat beberapa manfaat
yaitu:
1. Dapat meningkatkan keaktifan belajar murid.
2. Dapat menumbuh kembangkan potensi intelektual sosial, dan
emosional yang ada di dalam diri murid.
3. Dapat melatih murid mengemukakakn gagasan dan perasaan.
1.7 Prinsip – Prinsip Model Pembelajaran Snowball Throwing
Rahman (2015) menyatakan bahwa terdapat beberapa prinsip yang harus
diketahui dalam menerapkan metode pembelajaran dengan teknik Snowball
Throwing. Prinsip-Prinsip tersebut yaitu sebagai berikut :
1. Menuntut siswa untuk belajar secara aktif atau dinamakan dengan student
active learning.
2. Menuntut siswa untuk belajar bekerjasama dengan teman sebaya atau
dinamakan dengan cooperative learning.
3. Menuntut guru untuk mengajar secara raktif atau dinamakan dengan
reactive teaching.
4. Pembelajaran yang dilakukan bersifat menyenangkan atau dinamakan
dengan joyfull learning.
1.8 Langkah-Langkah Pembelajaran Model Snowball Throwing
Langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh dalam melaksanakan
Model Snowball Throwing sebagaimana dikemukakan Suprijono (Hizbullah,
2011: 10) adalah sebagai berikut:

4
1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-
masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
pembelajaran.
3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-
masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru
kepada teman kelompoknya.
4. Kemudian masing-masing murid diberi satu lembar kerja untuk
menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah
dijelaskan oleh ketua kelompok.
5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu
murid ke murid yang lain selama kurang lebih 5 menit.
6. Setelah tiap murid mendapat satu bola/satu pertanyaan, diberikan
kesempatan kepada murid untuk menjawab pertanyaan yang tertulis
dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
7. Guru bersama dengan murid memberikan kesimpulan atas meteri
pembelajaran yang diberikan.
8. Guru memberikan evaluasi sebagai bahan penilaian pemahaman
muridakan materi pembelajaran.
9. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan pesan-pesan moral
dan tugas di rumah.
1.9 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Model Snowball Throwing
Model Snowball Throwing memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan
yang ditemukan dalam pelaksanaan pembelajaran model Snowball Throwing
menurut Suprijono ( Hizbullah, 2011: 9 ) diantaranya: “(1) Melatih
kedisiplinan murid; dan (2) Saling memberi pengetahuan”. Sedangkan
menurut Safitri (2011: 19) kelebihan model Snowball Throwing antara lain :
1. Melatih kesiapan murid dalam merumuskan pertanyaan dengan
bersumber pada materi yang diajarkan serta saling memberikan
pengetahuan.

5
2. Murid lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang materi
pelajaran yang dipelajari. Hal ini disebabkan karena murid mendapat
penjelasan dari teman sebaya yang secara khusus disiapkan oleh guru
serta mengerahkan penglihatan, pendengaran, menulis dan berbicara
mengenai materi yang didiskusikan dalam kelompok.
3. Dapat membangkitkan keberanian murid dalam mengemukakan
pertanyaan kepada teman lain maupun guru.
4. Melatih murid menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya
dengan baik.
5. Merangsang murid mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik
yang sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut.
6. Dapat mengurangi rasa takut murid dalam bertanya kepada
temanmaupun guru.
7. Murid akan lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan
pemecahan suatu masalah.
8. Murid akan memahami makna tanggung jawab.
9. Murid akan lebih bisa menerima keragaman atau heterogenitas suku,
sosial,budaya, bakat dan intelegensia.
10. Murid akan terus termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya
Selain itu, model ini juga memiliki kelemahan sebagaimana yang
dirumuskan oleh Suprijono (Hizbullah, 2011: 9) diantaranya :
1. Pengetahuan tidak luas hanya terkuat pada pengetahuan sekitar murid
2. Kurang efektif digunakan untuk semua materi pelajaran”.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tentang model pembelajaran Snowball
Throwing di atas, maka sintesis dari model pembelajaran Snowball Throwing
adalah teknik diskusi yang membentuk kelompok yang diwakili ketua
kelompok untuk mendapat tugas dari guru, kemudian masing-masing murid
membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu
dilempar ke murid lain yang masing-masing murid menjawab pertanyaan dari
bola yang diperoleh. Dengan demikian semua murid mendapat kesempatan
untuk bertanya dan menyampaikan pendapat sesuai dengan pertanyaan yang

6
mereka dapat. Sedangakan pada kinerja guru diamati melalui indikator
sebagai berikut:
a. Mempersiapkan siswa untuk belajar
b. Melakukan kegiatan apersepsi
c. Menunjukan penguasaan materi
d. Mengaitkan materi dengan hal-hal yang relevan
e. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai
f. Melaksanakan pembelajaran secara runtut
g. Menguasai kelas dan melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi
waktu
h. Menumbuhkan keceriaan siswa dalam belajar
i. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan tujuan
j. Menggunakan bahasan lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar
k. Melakukan refleksi dan tindak lanjut.

7
BAB II
CONTOH APLIKASI
Materi : Kalor
Deskripsi Hal yang dilakukan
Pendahuluan: Guru menyampaikan materi kalor
1. Guru menyampaikan materi yang secara umum dan singkat dan
akan disajikan. membentuk beberapa kelompok
2. Guru membentuk kelompok- kecil dengan satu orang menjadi
kelompok dan memanggil masing- ketua kelompok. Kemudian guru
masing ketua kelompok untuk memanggil ketua kelompok untuk
memberikan penjelasan tentang diberikan materi yang akan
materi pembelajaran. didiskusikan bersama, setelah itu
3. Masing-masing ketua kelompok ketua kelompok kembali ke
kembali ke kelompoknya masing- kelompoknya dan menyampaikan
masing, kemudian menjelaskan materi yang diberi oleh guru.
materi yang disampaikan oleh guru
kepada teman kelompoknya.
Kegiatan Inti : Guru memberikan lembar kerja dan
1. Kemudian masing-masing murid siswa menuliskan satu pertanyaan
diberi satu lembar kerja untuk tentang kalor untuk menguji
menuliskan pertanyaan apa saja yang pemahamannya terhadap materi
menyangkut materi yang sudah kalor, kemudian kertas tersebut
dijelaskan oleh ketua kelompok. dibentuk seperti bola dan dilempar
2. Kemudian kertas tersebut dibuat kepada siswa yang lain.
seperti bola dan dilempar dari satu Guru menunjuk salah satu siswa
murid ke murid yang lain. untuk menjawab pertanyaan. Siswa
3. Setelah tiap murid mendapat satu yang ditunjuk maju ke depan untuk
bola/satu pertanyaan, diberikan menjawab pertanyaan yang tertulis
kesempatan kepada murid untuk di kertas yang dia dapatkan.
menjawab pertanyaan yang tertulis

8
dalam kertas berbentuk bola tersebut
secara bergantian.
Penutup : Setelah melakukan diskusi
1. Guru bersama dengan murid pembelajaran, guru memberikan
memberikan kesimpulan atas meteri kesimpulan tentang materi kalor
pembelajaran yang diberikan. yang diberikan bersama-sama
2. Guru memberikan evaluasi sebagai dengan siswa. Kemudian guru
bahan penilaian pemahaman murid memberikan evaluasi kepada siswa
akan materi sebagai penilaian pemahaman
murid

9
DAFTAR PUSTAKA
Asrori. 2010. Penggunaan Model Belajar Snowball Throwing dalam
Meningkatkan Keaktifan Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gordon, B. Davis. 2001. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian I.


Jakarta: PT. Pustaka Binamas Presindo.

Hardiyanti.2012. Efektifitas Model Pembelajaran Snowbal Throwing.


Yogyakarta: Cipta Remaja.

Hizbullah. 2011. Prinsip Fungsi dan Kriteria dalam Pemilihan Media


Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ismail, Arif. 2008. Model-Model Pembelajaran Mutakhir. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Rahman, A. 2015. Penerapan Metode Snowball Throwing Untuk Meningkatkan


Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V Pada SDN No. 1 Pantolobete. Jurnal Kreatif
Tadulako Online: 154-167.

Safitri, Dian. 2011. Metode Pembelajaran Snowball Throwing. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Sagala, Syaiful. 2008. Makna dan Konsep Pembelajaran. Bandung : Alphabeta.

Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Suprijono, Agus. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka


Jaya.

Trianto. 2011. MODEL PEMBELAJARAN TERPADU Konsep, Strategi, Dan


Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP).Jakarta: Bumi Aksara.

Trianto. (2009) Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Edisi 4,


Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Warsita. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka


Cipta.

10

Anda mungkin juga menyukai