Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MESIN ATWOOD (PULLEY)

NAMA : WAHYU ROBI’AH NURALHASANAH


NPM : 16020009
GROUP : K1
DOSEN : ARIEL HAZRIL GURSIDA, S.T., M.I.L.
ASISTEN : HILMAN I. U., S.Pd., M.Si.
PARTNER : 1. REGITA GRANDIS PERMATASARI
2. NURFADILAH IKHSANI

POLITEKNIK STTT BANDUNG


2016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pesawat Atwood merupakan alat eksperimen yang digunakan untuk
mengamati hukum mekanika gerak yang berubah beraturan. Alat ini mulai
dikembangkan sekitar abad ke delapan belas untuk mengukur percepatan gravitasi.
Dalam kehidupan sehari-hari kita bisa menemui penerapan pesawat Atwood pada cara
kerja lift.
Pada mulanya orang berpendapat bahwa sifat alamiah benda adalah diam.
Supaya benda itu bergerak maka harus terus menerima diberi gaya luar baik berupa
tarikan ataupun dorongan. Namun setelah Galileo mengadakan percobaan, pendapat
ini berubah dan dikenal dengan prinsip Galileo atau lebih baku terkenal dengan
sebutan Hukum I Newton. Hukum Newton ini menunjukan sifat benda yaitu sifat
inersia namun tidak terdefinisi secara kuantitatif. Berdasarkan eksperimen serta
dorongan intuitif dari Hukum I Newton, Newton telah merumuskan Hukum II
Newton, yang terdefinisikan massa secara kuantitatif, serta memperlihatkan hubungan
gaya dengan gerak benda secara kuantitatif pula. Salah satu kesimpulan Hukum II
Newton ini adalah jika gayanya tetap, maka benda akan mengalami percepatan yang
tetap pula.
Dua massa yang digantungkan pada katrol dengan tali, kadang-kadang
disebut secara umum sebagai mesin Atwood. Sederhananya alat ini tersusun atas
seutas tali yang dihubungkan dengan sebuah katrol, dimana pada ujung tali dikaitkan
massa beban M1 dan M2. Jika massa benda M1 dan M2 sama (M1 = M2), maka
keduanya akan diam. Akan tetapi jika M2 ditambahi beban sebesar m yang
mengakubatkan massa benda M2 lebih besar dari pada massa benda M1 (M2>M1),
maka massa M1 akan tertarik oleh massa benda M2.

1.2 Tujuan
- Menggunakan percobaan mesin atwood untuk menentukan percepatan sistem
- Menggunakan teori ralat dalam melakukan eksperimen
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hukum Newton


Hukum I Newton : Setiap benda akan tetap diam atau bergerak lurus
beraturan jika tidak ada resultan gaya yang bekerja pada benda itu. Jika kita
simpulkan, maka menurut hukum I Newton ini setiap benda bersifat lembam yang
berarti bersifat mempertahankan keadaan geraknya. Kemudian yang dimaksud dengan
resultan gaya pada benda adalah jumlah vektor dari semua gaya yang bekerja pada
benda itu.
Hukum II Newton : Percepatan yang dialami sebuah benda besarnya
sebanding dengan besar resultan gaya yang bekerja pada benda itu, searah resultan
gaya itu dan berbanding terbalik dengan massa kelembaman benda itu. Hukum II
Newton ini biasa dinyatakan secara matematik dengan persamaan:

Σ𝐹 = 𝑚. 𝑎

Pada persamaan di atas, m disebut massa kelembaman benda. Massa


kelembaman benda diperoleh dengan cara membandingkan resultan gaya yang
bekerja pada benda itu dengan percepatan yang dialaminya akibat resultan gaya
tersebut.
Hukum III Newton : Untuk setiap gaya (aksi) terdapat sebuah pasangan gaya
(reaksi) yang besarnya sama dan arahnya berlawanan. Hukum III Newton ini biasa
dikenal sebagai hukum aksi-reaksi dan biasa dinyatakan secara singkat sebagai
F Aksi = - F reaksi

2.2 Sistem Katrol


Katrol adalah suatu roda dengan bagian berongga di sepanjang sisinya untuk
tempat tali atau kabel. Katrol biasanya digunakan dalam suatu rangkaian yang
dirancang untuk mengurangi jumlah gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat suatu
beban. Walaupun demikian, jumlah usaha yang dilakukan untuk membuat beban
tersebut mencapai tinggi yang sama adalah sama dengan yang diperlukan tanpa
menggunakan katrol. Besarnya gaya memang dikurangi, tapi gaya tersebut harus
bekerja atas jarak yang lebih jauh. Usaha yang diperlukan untuk mengangkat suatu
beban secara kasar sama dengan berat beban dibagi jumlah roda. Semakin banyak
roda yang ada, sistem semakin tidak efisien karena akan timbul lebih banyak gesekan
antara tali dan roda. Katrol adalah salah satu dari enam jenis pesawat sederhana.
Katrol yang digunakan dalam pesawat ini adalah katrol tetap, dimana katrol
tetap adalah Katrol tetap adalah katrol yang dipasang tetap pada suatu titik. Biasanya
digunakan untuk mengubah arah gaya yang kita keluarkan.
Untuk sebuah katrol dengan beban-beban seperti pada gambar dibawah, maka
berlaku persamaan seperti berikut,
Bila dianggap M1 = M2 = M

𝑚. 𝑔
𝑎=
𝐼
2𝑀 + 𝑚 +
𝑟2

2.3 Gerak Jatuh Bebas


Gerak jatuh jatuh bebas adalah gerak yang mengakibatkan benda melewati
lintasan berbentuk lurus karena pengaruh gaya gravitasi bumi. Gerak jatuh bebas
mengakibatkan gesekan dan perubahan kecil percepatan terhadap ketinggian.
Percepatan gerak jatuh bebas disebabkan oleh gaya gravitasi bumi yang besarnya 9,8
m/s2 dan berarah menuju kepusat bumi. Gesekan yang dimaksud di sini adalah
gesekan antara benda dan udara. Suatu benda yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu
dalam ruang terbuka akan di perlambat akibat gaya gesekan dan laju udara, pada
percepatan gerak jatuh bebas seiring ditemukan bahwa haasil percepatan yang dialami
benda tidak seuai dengan hasil percepatan gravitasi bumi, hal tersebut terjadi karena
sesungguhnya benda tersebut telah mengalami perlambatan oleh gaya gesek udara.
Percepatan yang dialami benda pada gerak jatuh bebas akan sama dengan percepatan
gravitasi bila benda tersebut dijatuhkan pada ruang hampa udara.
Gerak jatuh bebas adalah gerak jatuh benda pada arah vertikal dari ketinggian
h tertentu tanpa kecepatan awal. Jadi gerak benda hanya dipengaruhi oleh gravitasi
bumi sebesar g.

1 2
𝑦=ℎ= 𝑔𝑡
2

1 2
ℎ= 𝑎𝑡
2
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dipakai pada eksperimen ini adalah :
 Seprangkat mesin atwood
 Massa beban
 Stopwatch
 Alat tulis
 Neraca

3.2 Prosedur
 Ditentukan percepatan gravitasi
 Ditentukn ketinggian awal h0 sebelum diberikan massa m
 Ditentukan waktu dengan stopwatch saat ketinggian h (pengukuran tunggal)
 Untuk pegukuran menggunakan metode grafik, maka ditentukan ketinggian
awal h0 sebelum diberikan massa m
 Ditentukan waktu dengan stopwatch saat ketinggian h dan ketinggian divariasi
dan ditentukan waktu
 Diplot grafik ketinggian terhadap waktu t
 Diukur massa m, Mkatrol dan juga M1, M2.
 Dicobakan untuk jenis batang lain.
BAB IV

HASIL
BAB V

PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA

Galih, Valentinus., Endah Purnomosari. 2015. Pengantar Eksperimen Fisika (Untuk


SMA/S1), Bandung: Mulia Jaya.

Yusuf, Herayanti. Laporan Pesawat Atwood.


https://www.academia.edu/13375512/LAPORAN_PESAWAT_ATWOOD (diakses tanggal 1
Oktober 2016 pukul 09:59 WIB)

Rachman, Arofi Yanuar. Laporan Praktikum Pesawat Atwood.


http://dokumen.tips/documents/laporan-praktikum-pesawat-atwood.html (diakses tanggal 1
Oktober 14:14 WIB)

Imansari, Maimuna Putri. Momen Inersia Pada Katrol Dalam Pesawat Atwood dengan
Integral Lipat Dua. http://mutmainaemmu.weebly.com/ (diakses tanggal 1 Oktober 16:14
WIB)

Anda mungkin juga menyukai