A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
gerak rotasi.
benda dapat melakukan gerak melingkar jika pada benda tersebut bekerja
sebuah momen gaya. Akibat momen gaya inilah timbul gerak rotasi dari
gerak rotasi terjadi percepatan sudut, kecepatan sudut dan momen inersia
serta momen gaya (torka). Besaran ini adalah analog rotasi dari pada
massa.
termasuk benda tegar yang memiliki momen inersia. Dimana benda tegar
mendapat gaya atau tekanan dari luar. Kita ketahui behwa setiap benda
tegar memiliki momen inersia yang berbeda. Hal ini karena disebabkan
beberapa faktor yaitu pusat rotasi benda, massa benda dan jari-jari benda
tegar itu sendiri. Dan untuk membuktikan teori tersebut maka dilakukanlah
2. Tujuan
mengitari sumbu atau poros benda tersebut. Sebuah benda tegar atau kaku
dan homogen berputar terhadap suatu sumbu akan tetap diam dalam ruang
Benda tegar diartikan sebagai benda dengan bentuk tertentu yang tidsk
berubah bentuk ketika dikenai gaya, sehingga ketika benda berotasi posisi
partikel pembentuknya berada pada posisi yang tetap. Dalam topik rotasi
terdapat besaran baru yang tidak terdapat dalam translasi diantaranya yaitu
momen inersia dan torsi. Torsi merupakan besaran yang memiliki peran
sama dengan gaya ( F ) pada gerak linear. Torsi adalah besarnya gaya yang
𝐼 = ∑ 𝑚 𝑟 2 ............................................................................. (2.1)
terhadap perubahan dalam gerak rotasi. Momen inersia ini tergantung pada
distribusi massa benda relatif terhadap sumbu rotasi benda (Tipler, 1998)
Sebuah bola pejal yang diletakkan diatas bidang miring dan kemudian
gerak rotasi dan translasi. Gerak rotasi ditunjukan dengan berputarnya bola
tersebut dengan sumbu putar pada salah satu diameternya. Gerak translasi
diputar maka pintu akan terbuka. Pintu ini terbuka tidak lain karena
adanya momen gaya yang timbul akibat gaya yang diberikan oleh gaya
sudut yaitu ketika seorang penari balet dan loncat indah tanpa cidera dan
sebagai berikut :
4) Meletakan benda tegar silinder pejal di atas momen inersia apparatus, kemudian
merubah function menjadi eycles dan menekan tombol CH Over sebanyak 3 kali
1. Hasil
a. Data Pengamatan
Keterangan :
K
Dimana
r.F
r mg
0,0885 0,05 9,8
0,04337 Nm
Jadi
0,04337 Nm
Maka
K
0,04337
K
0,0516
K 0,8395 Nm / rad
0.045
0.04
y = 0.0005x - 0.0008
0.035
Torsi (Nm) 0.03
0.025
Series1
0.02
0.015 Linear (Series1)
0.01 Linear (Series1)
0.005
0
0 50 100
(Simpangan)
𝜃 (𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛)
a) Secara Teori
1) Bola Pejal
2 2
I mr
5
2
I 0,51 (0,05653) 2
5
I 0,00065Kgm 2
2) Silinder Pejal
1
I mr 2
2
1
I 0,496 (0,40125) 2
2
I 0,0004 Kgm 2
3) Kerucut Pejal
3
I mr 2
10
3
I 0,479 (0,07) 2
10
I 0,0007 Kgm 2
4) Piringan Pejal
1 2
I mr
2
1
I 0,521 (0,1075) 2
2
I 0,00301Kgm 2
b) Secara Praktek
1) Bola Pejal
T2
I K
4r 2
(5,139) 2
I 0,0005
4 (3,14) 2
I 0,00105Kgm 2
2) Silinder Pejal
T2
I K
4 2
( 2,721) 2
I 0,0005
4 (3,14) 2
I 0,00029 Kgm2
3) Kerucut Pejal
T2
I K
4 2
(2,5013) 2
I 0,0005
4 3(,14) 2
I 0,00025Kgm 2
4) Piringan Pejal
T2
I K
4 2
(3,6003) 2
I 0,0005
4 2
I 0,00052 Kgm 2
2. Pembahasan
pada berbagai bentuk benda, pusat rotasi, jari-jari rotasi dan massa benda.
Pada penentuan momen inersia bentuk tertentu seperti bola, silinder pejal
plat segi empat atau bentuk yang lain cenderung lebih mudah dari pada
momen inersia benda yang memiliki bentuk tidak sempurna atau tidak
beraturan. Bentuk yang tidak beraturan ini tidak bisa dihitung jari-jarinya,
seperti silinder pejal, bola pejal, kerucut pejal dan piringan pejal. Dan dari
osilasi benda gerak pada sumbu rotasinya. Waktu osilasi ini berkaitan
Selain itu, pada momen inersia apparatus terdapat pegas yang juga
massanya divariasikan yaitu sebesar 0.05 kg, 0.1 kg, 0.15 kg. selain massa
yang divariasikan, dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali untuk
semakin besar massa benda maka semakin kecil nilai konstanta pegas yang
digunakan pada dasarnya bersifat konstan untuk tiap massa benda yang
melibatkan konstanta inersia, massa dan jari – jari benda tegar. Perbedaan
Data nilai momen inersia secara praktek dan secara teori pada
silinder pejal sebesar 0,00029 kgm2 dan 0,0004 kgm2, dari hasil ini dapat
diketahui bahwa nilai momen inersia secara praktek lebih kecil dari pada
nilai momen inersia secara teori. Begitupun dengan nilai momen inersia
pada bola pejal, kerucut pejal serta piringan pejal. Hal ini telah dibuktikan
pada perbedaan nilai yang cukup jauh juga pada konstanta inersia dengan
inersia pada tiap benda tegar yang terdapat pada persamaan matematis.
inersia secara praktek dan secara teori bukan dominannya disebabkan oleh
apparatus.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
0,05 kg, 0,1 kg dan 0,15 kg secara berturut – turut adalah 0,8395
b. momen inersia dari beberapa benda tegar bola pejal, silinder pejal,
kerucut pejal dan piringan pejal, secara teori diperoleh secara berturut-
turut 0,00105 kgm2, 0,00029 kgm2, 0,00025 kgm2 dan 0,00052 kgm2.
DAFTAR PUSTAKA
Jumini, Sri dan Lilis Muhlisah. 2013. Pengaruh Perbedaan panjang Poros Suatu
Riswanto dan Suharno. 2014. Penentuan Koefisien Momen Inersia Bola Pejal
Dahlan
Tipler, Paul A. 1998. Physic For Scientes and Angineers. Jakarta : Erlangga