Anda di halaman 1dari 18

MOMEN KELEMBAMAN

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Pelajaran fisika sangat berguna untuk mengembangkan

kemampuan berfikir analisis dengan menggunakan konsep dan prinsip

fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan

berbagai masalah secara kualitatif maupun kuantitatif. Rotasi benda tegar

merupakan gejala-gejala fisika yang sering kita jumpai dalam kehidupan

sehari-hari. Salah satu contohnya adalah permainan gasing, dimana

permainan tersebut melibatkan perputaran selama beberapa saat sebelum

berhenti. Selain permainan gasing, kita (manusia) juga memiliki momen

inersia. Dimana momen inersia merupakan keadaan suatu benda untuk

mempertahankan posisinya ketikamendapat gaya atau tekanan dari luar.

Pada percobaan ini yang dibahas adalah momen kelembaman. Dimana,

momen kelembaman adalah kemampuan suatu benda untuk

mempertahankan keadaan awalnya. Sedangkan momen inersia adalah

ukuran resistansi atau kelembaman suatu benda terhadap perubahan dalam

gerak rotasi.

Menurut Halliday (2010) dalam bukunya mengatakan bahwa Suatu

benda dapat melakukan gerak melingkar jika pada benda tersebut bekerja

sebuah momen gaya. Akibat momen gaya inilah timbul gerak rotasi dari
gerak rotasi terjadi percepatan sudut, kecepatan sudut dan momen inersia

serta momen gaya (torka). Besaran ini adalah analog rotasi dari pada

massa.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai benda-benda

tegar yang memiliki momen inersia. Termasuk kita (manusia) juga

termasuk benda tegar yang memiliki momen inersia. Dimana benda tegar

merupakan keadaan suatu benda untuk mempertahankan posisinya ketika

mendapat gaya atau tekanan dari luar. Kita ketahui behwa setiap benda

tegar memiliki momen inersia yang berbeda. Hal ini karena disebabkan

beberapa faktor yaitu pusat rotasi benda, massa benda dan jari-jari benda

tegar itu sendiri. Dan untuk membuktikan teori tersebut maka dilakukanlah

pratikum ini yang membahas tentang momen kelembaman atau momen

inersia pada beberapa benda tegar.

2. Tujuan

Sesuai dengan latar belakang diatas, maka tujuan yang ingin

dicapai pada percobaan Momen Kelembaman, ialah sebagai berikut:

a. Untuk menentukan kosntanta pegas dari momen inersia apparatus.

b. Untuk menentukan momen inersia beberapa benda tegar.


B. KAJIAN TEORI

Rotasi adalah perputaran semua titik pada benda yang bergerak

mengitari sumbu atau poros benda tersebut. Sebuah benda tegar atau kaku

dan homogen berputar terhadap suatu sumbu akan tetap diam dalam ruang

sehingga tidak ada energi kinetik yang berhubungan dengan translasi.

Benda tegar diartikan sebagai benda dengan bentuk tertentu yang tidsk

berubah bentuk ketika dikenai gaya, sehingga ketika benda berotasi posisi

partikel pembentuknya berada pada posisi yang tetap. Dalam topik rotasi

terdapat besaran baru yang tidak terdapat dalam translasi diantaranya yaitu

momen inersia dan torsi. Torsi merupakan besaran yang memiliki peran

sama dengan gaya ( F ) pada gerak linear. Torsi adalah besarnya gaya yang

dipengaruhi oleh posisi gaya terhadap pusat rotasi (Amnirullah, 2013).

Untuk benda tegar, percepatan angular adalah sama untuk semua

partikel benda, dan karena itu dapat dijumlahkan besaran ∑ 𝑚 𝑟 2 adalah

sifat benda dan sumbu rotasi yang dinamakan momen inersia.

𝐼 = ∑ 𝑚 𝑟 2 ............................................................................. (2.1)

Momen inersia adalah ukuran resistansi atau kelembaman sebuah benda

terhadap perubahan dalam gerak rotasi. Momen inersia ini tergantung pada

distribusi massa benda relatif terhadap sumbu rotasi benda (Tipler, 1998)

Gerak rotasi dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari,

misalnya bola pejal diatas bidang miring.


Gambar 2.1 Gerak Menggelinding pada Bidang Miring

Sebuah bola pejal yang diletakkan diatas bidang miring dan kemudian

menggelinding menuruni bidang miring, maka benda tersebut mengalami

gerak rotasi dan translasi. Gerak rotasi ditunjukan dengan berputarnya bola

tersebut dengan sumbu putar pada salah satu diameternya. Gerak translasi

di tunjukan dengan berubahnya keudukan bola tersebut dari kedudukan

sebelumnya. (Riswanto, 2014)

Contoh momen inersia dalam kehidupan sehari-hari adalah saat

membuka pintu rumah. Apabila dilihat dimana untuk membukanya

terdapat pemutar dengan silinder pejal sehingga apabila batang silinder

diputar maka pintu akan terbuka. Pintu ini terbuka tidak lain karena

adanya momen gaya yang timbul akibat gaya yang diberikan oleh gaya

torsi atau momen gaya. Contoh lainnya berhubungan dengan momentum

sudut yaitu ketika seorang penari balet dan loncat indah tanpa cidera dan

papan nama yang dapat terpasang dengan baik (Jumini, 2013).


C. METODE PRAKTIKUM

1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan Momen

Kelembaman dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.

Table 2.1 Tabel Alat dan Bahan Percobaan Momen Kelembaman


No Alat dan Bahan Fungsi
1 Momen inersia Apparatus Untuk mengukur momen inersia
2 Timer Counter AT.01 Untuk mengukur waktu osilasi
3 Silinder pejal Sebagai objek pengamatan
4 Bola pejal Sebagai objek pengamatan
5 Kerucut pejal Sebagai objek pengamatan
6 Piringan pejal Sebagai objek pengamatan
7 Neraca analitik Untuk mengukur massa bola
pejal, piringan pejal, silinder pejal
dan kerucut pejal
8 Mistar Untuk mengukur diameter bola
pejal dan piringan pejal
9 Jangka sorong Untuk mengukur diameter silinder
pejal
10 Beban Sebagai objek pengamatan
11 Tali Untuk mengikat beban
2. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada percobaan Momen Kelembaman adalah

sebagai berikut :

a. Prosedur kerja menentukan konstanta pegas momen inersia apparatus

1) Menyiapkan alat dan bahan

2) Mengikat tali pada momen inersia apparatus.

3) Mengikatkan beban 0,05 kg menggunakan tali yang terikat pada

momen inersia apparatus, kemudian melepaskannya kebawah.

4) Melakukan sebanyak 5 kali percobaan kemudian menuliskan

simpangan pada momen inersia apparatus. Kemudian menuliskan

simpangan yang diperoleh.

5) Mengulangi langkah (3) sampai (4) dengan menggunakan beban 0,1

kg dan 0,15 kg.

b. Prosedur kerja menentukan momen inersia beberapa benda tegar

1) Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Menghubungkan timer counter ke sumber arus. Kemudian menekan

tombol on pada timer counter.

3) Menghubungkan momen inersia apparatus ke timer counter.

4) Meletakan benda tegar silinder pejal di atas momen inersia apparatus, kemudian

merubah function menjadi eycles dan menekan tombol CH Over sebanyak 3 kali

untuk menghitung waktu 3 kali osilasi.

5) Memberikan simpangan 270ᵒ. Mencatat hasil pengamatan.


6) Mengulangi langkah (4) sampai (6) untuk bola pejal, piringan pejal

dan kerucut pejal.

Gambar 2.2 Rangkaian Percobaan Momen Kelembaman


D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil

a. Data Pengamatan

Data pengamatan pada percobaan Momen Kelembaman dapat

dilihat pada Tabel 2.2 dan Tabel 2.3 berikut.

Tabel 2.2 Data pengamatan Menentukan Kosntanta Pegas Momen


Inersia Apparatus
No Massa θ (rad) ̅ (rad)
𝜽
Beban (kg) 𝜽𝟏 𝜽𝟐 𝜽𝟑 𝜽𝟒 𝜽𝟓
1 0,05 0,523 0,523 0,523 0,506 0,506 0,516
2 0,1 1,343 1,343 1,343 1,361 1,326 1,343
3 0,15 2,146 2,111 2,111 2,111 2,111 2,118

Table 2.3 Data Pengamatan Menentukan Momen Inersia beberapa


Benda Tegar
No Jenis M R θ T (S) ̅ (S)
𝑻
Benda (0)
Tegar (kg) (m) T1 T2 T3
1 Bola 0,510 0,05653 270 9,62 5,54 0,251 5,139
Pejal
2 Silinder 0,496 0,040125 270 4,723 1,585 1,856 2,721
Pejal
3 Kerucut 0,479 0,07 270 0,76 4,23 2,514 2,5013
Pejal
4 Piringan 0,521 0,1075 270 4, 77 0,921 5,34 3,6003
Pejal

Keterangan :

Jari – jari (R) momen inersia apparatus : 0,08855m


b. Analisis Data

Analisis data percobaan momen kelembaman adalah sebagai berikut :

1. Menentukan Konstanta Pegas pada Momen Inersia Apparatus


K

Dimana
  r.F
  r  mg
0,0885  0,05  9,8
0,04337 Nm

Jadi
  0,04337 Nm

Maka

K

0,04337
K
0,0516
K  0,8395 Nm / rad

Dengan cara yang sama untuk data yang lainnya dapat

dilihat pada Tabel 2.4 berikut :

Tabel 2.4 Analisis Data Menentukan Konstanta Momen Inersia


Apparatus
No Massa Beban 𝜃(𝑟𝑎𝑑) r(m) K(Nm/rad)
1. 0,05 0,0516 0,0885 0,8395
2. 0,1 1,343 0,0885 0,064
3. 0,15 2,146 0,0885 0,061
Grafik hubungan antara momen gaya (  ) dengan

simpangan ( ) dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut:

0.045
0.04
y = 0.0005x - 0.0008
0.035
Torsi (Nm) 0.03
0.025
Series1
0.02
0.015 Linear (Series1)
0.01 Linear (Series1)
0.005
0
0 50 100
(Simpangan)
𝜃 (𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛)

Gambar 2.3 Grafik Hubungan antara momen gaya (  ) dengan


simpangan ( )

2. Menentukan Momen Inersia beberapa Benda Tegar

a) Secara Teori

1) Bola Pejal

2 2
I mr
5
2
I  0,51  (0,05653) 2
5
I  0,00065Kgm 2

2) Silinder Pejal

1
I mr 2
2
1
I  0,496  (0,40125) 2
2
I  0,0004 Kgm 2
3) Kerucut Pejal

3
I mr 2
10
3
I  0,479  (0,07) 2
10
I  0,0007 Kgm 2

4) Piringan Pejal

1 2
I mr
2
1
I  0,521 (0,1075) 2
2
I  0,00301Kgm 2

b) Secara Praktek

1) Bola Pejal

T2
I K
4r 2
(5,139) 2
I 0,0005
4  (3,14) 2
I  0,00105Kgm 2

2) Silinder Pejal

T2
I  K
4 2
( 2,721) 2
I  0,0005
4  (3,14) 2
I  0,00029 Kgm2
3) Kerucut Pejal

T2
I K
4 2
(2,5013) 2
I 0,0005
4  3(,14) 2
I  0,00025Kgm 2

4) Piringan Pejal

T2
I K
4 2
(3,6003) 2
I 0,0005
4 2
I  0,00052 Kgm 2
2. Pembahasan

Momen kelembaman merupakan kemampuan suatu benda untuk

mempertahankan keadaannya semula. Besarnya momen inersia bergantung

pada berbagai bentuk benda, pusat rotasi, jari-jari rotasi dan massa benda.

Pada penentuan momen inersia bentuk tertentu seperti bola, silinder pejal

plat segi empat atau bentuk yang lain cenderung lebih mudah dari pada

momen inersia benda yang memiliki bentuk tidak sempurna atau tidak

beraturan. Bentuk yang tidak beraturan ini tidak bisa dihitung jari-jarinya,

sehingga terdapat istilah jari-jari girasi.

Percobaan momen kelembaman dilakukan untuk menentukan

konstanta pegas dan menentukan momen inersia beberapa benda tegar

seperti silinder pejal, bola pejal, kerucut pejal dan piringan pejal. Dan dari

masing-masing benda tegar tersebut yang ditentukan adalah momen

inersianya. Secara eksperimental, penentuan momen inersia menggunakan

metode ayunan fisis dengan bantuan alat momen inersia apparatus.

Penggunaan alat ini ditujukan untuk mempermudah dalam penetuan waktu

osilasi benda gerak pada sumbu rotasinya. Waktu osilasi ini berkaitan

dengan momen inersia benda, oleh karenanya perhitungan ini diperlukan.

Selain itu, pada momen inersia apparatus terdapat pegas yang juga

mempengaruhi penentuan momen inersia benda, sehingga pada percobaan

pertama melakukan penentuan konstanta pegas. Dalam penentuan tersebut,

massanya divariasikan yaitu sebesar 0.05 kg, 0.1 kg, 0.15 kg. selain massa
yang divariasikan, dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali untuk

memperoleh data yang semakin valid. Dari nilai konstanta pegas

ditentukan dengan persamaan momen gaya dibagi simpangan rata – rata,

maka diperoleh hasil berturut – turut sebesar 0,8395 Nm/rad,

0,064 Nm/rad dan 0,0061 Nm/rad. Sehingga dapat dianalisis bahwa

semakin besar massa benda maka semakin kecil nilai konstanta pegas yang

diperoleh. Namun, dalam penentuan inersia konstanta pegas yang

digunakan pada dasarnya bersifat konstan untuk tiap massa benda yang

berputar pada sumbu rotasinya.

Penentuan momen inersia pada percobaan yang dilaakukan ada dua

metode, yaitu secara praktek dan secara teori.perbedaan penentuan momen

inersia, secara praktek melibatkan persamaan matematis kuadrat periode

dan konstanta pegas. Sedangkan secara teori persamaan matematisnya

melibatkan konstanta inersia, massa dan jari – jari benda tegar. Perbedaan

persamaan ini dikarenakan konstanta inersia pada tiap jenis benda

berfokus pada kuadrat periode saja, sedangkan secara praktek

menunjukkan bahwa pada perbedaan jauh dan nilai tersebut yang

memungkinkan penentuan nilai momen inersia.

Data nilai momen inersia secara praktek dan secara teori pada

silinder pejal sebesar 0,00029 kgm2 dan 0,0004 kgm2, dari hasil ini dapat

diketahui bahwa nilai momen inersia secara praktek lebih kecil dari pada

nilai momen inersia secara teori. Begitupun dengan nilai momen inersia

pada bola pejal, kerucut pejal serta piringan pejal. Hal ini telah dibuktikan
pada perbedaan nilai yang cukup jauh juga pada konstanta inersia dengan

kuadrat periode. Perbedaan ini kemungkinan dikarenakan oleh beberapa

faktor yaitu ketidak akuratan dalam melakukan percobaan. Selain itu,

karena pada dasarnya momen inersia hanya bergantung pada bagaimana

massa benda dikontribusikan didalam ruang. Ini tidak ada hubungannya

dengan momen dari waktu (periode). Namun karena penentuan nilai

momen inersia membutuhkan periode sebagai pembeda pada konstanta

inersia pada tiap benda tegar yang terdapat pada persamaan matematis.

Secara praktek, maka periode penting untuk diketahui. Juga perlu

diketahui bahwa konstanta inersia adalah konstanta tidak berdimensi

sedangkan periode (T) berdimensi terhadap ruang. Perbedaan nilai momen

inersia secara praktek dan secara teori bukan dominannya disebabkan oleh

pengukuran momen inersia menggunakan alat bantu momen inersia

apparatus.
E. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan momen kelembaman yaitu:

a. Nilai konstanta pegas momen inersia apparatus untuk berat beban

0,05 kg, 0,1 kg dan 0,15 kg secara berturut – turut adalah 0,8395

Nm/rad, 0,064 Nm/rad dan 0,061 Nm/rad.

b. momen inersia dari beberapa benda tegar bola pejal, silinder pejal,

kerucut pejal dan piringan pejal, secara teori diperoleh secara berturut-

turut adalah 0.00065 kgm2, 0.0004 kgm2, 0.0007 kgm2 dan

0.00301 kgm2. Sedangkan secara praktek diperoleh secara berturut-

turut 0,00105 kgm2, 0,00029 kgm2, 0,00025 kgm2 dan 0,00052 kgm2.
DAFTAR PUSTAKA

Amnirullah, Lalu. 2015. Analisis Kesulitan Penguasaan Konsep Mahasiswa pada

Topik Rotasi Benda Tegar dan Momentum Sudut. Jurnal Fisika

Indonesia. Vol : XIX . No : 55. Malang: Universitas Negeri Malang

Jumini, Sri dan Lilis Muhlisah. 2013. Pengaruh Perbedaan panjang Poros Suatu

Benda Terhadap Kecepatan Sudut Putar. Prosiding Seminar Nasional

Sains dan Pendidikan Sains. Vol : 4. No : 1. Wonosobo : FTIK UNSIQ

Riswanto dan Suharno. 2014. Penentuan Koefisien Momen Inersia Bola Pejal

Melalui vidio Gerak pada Bidang Miring dengan Fitting Data.

Prosiding Pertemuan Ilmiah. Yogyakarta : Universitas Muhammad

Dahlan

Tipler, Paul A. 1998. Physic For Scientes and Angineers. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai