Anda di halaman 1dari 4

A.

Sejarah Masuknya Islam di Inggris

Menelusuri jejak Islam di Inggris mengharuskan kita kembali ke waktu sekitar 1000 tahun silam.
Beberapa jejak arkeologis seperti kepingan uang logam dan bros menunjukkan bukti bahwa pada waktu
itu kaum muslim telah ada di sana. Namun demikian, pertumbuhan kaum muslim di Inggris berlangsung
pesat sejak permulaan abad ke-18. Ini ditandai dengan kedatangan imigran Muslim dari India.

Sejalan dengan meluasnya ekspansi kolonial Inggris, para pendatang muslim itu semakin lama semakin
banyak dan mulai membentuk pemukiman baru di kota-kota pelabuhan seperti Cardiff Shout Shields
(Dekat Newcastle), London, dan Liverpool. Komunitas muslim di negara itu memiliki akar budaya yang
berbeda satu sama lain. Imigran pertama ke Inggris adalah orang Yaman dari Aden. Mereka
menghimpun diri di Cardif dan di situ membangun salah satu masjid pertama di negeri itu pada tahun
1870. Sebelum pergantian abad, datang kelompok muslim lain dari India dan menetap di dekat London,
di sana mereka membangun masjid Shah Jehan di Woking. Sekitar abad ke-19, sejumlah pengusaha
muslim juga telah berniaga ke kerajaan Inggris. Salah satunya adalah perusahaan terkenal "Mohamed’s
Baths” yang didirikan oleh Sake Deen Muhamed (1750-1851).

Di samping itu, pada tahun 1930-an, gagasan rencana pembangunan masjid pusat di London juga
muncul sebagai respons atas pembangunan masjid di Paris pada tahun 1926 yang juga mendapat
perhatian dara Raja Goerge IV pada tahun 1944. Namun, berbagai kendala seperti terjadinya Perang
Dunia II dan masalah yang dihadapi pemerintah lnggris akibat kemerdekaan India dan Pakistan,
menyebabkan pembangunan masjid tertunda hingga tahun 1970-an. Baru pada tahun 1977, Masjid
Pusat London dengan Islamic Cultural Center (Pusat Kebudayaan Islam)-nya akhirnya diresmikan dan
dewasa ini menjadi terkenal. Pertambahan jumlah masjid dalam perkembangan-perkembangan
selanjutnya di Inggris sesungguhnya mencerminkan peningkatan jumlah komunitas muslim di Inggris.
Peningkatan itu berhubungan erat dengan tahapan sejarah imigrasi kaum muslim secara besar-besaran
dari berbagai negeri muslim ke Inggris tahun 1950-an, dan sebagai akibat penyatuan kembali keluarga
imigran yang diterapkan awal tahun 1960-an, terutama dari India, Pakistan, dan Bangladesh. Selain itu,
sehubungan dengan terbitnya "Commonwealth Immigration Act" (Undang-undang Imigrasi
Persemakmuran), tahun 1962, yang semakin memberikan kemudahan untuk menjadi warga negara
Inggris bagi warga negara bekas jajahan Inggris, juga turut mendorong laju migrasi ini.

Pola distribusi pemukiman muslim tidak merata, baik secara geografis maupun etnis. Kendati demikian,
ada konsentrasi tertentu, misalnya penduduk muslim India di West Midlands, Arab dan Iran di Cardif
Liverpool, dan Birmingham. Turki-Cyiprus di wilayah Timur London, serta Pakistan dan Bangladesh di
Bradford. Begitu signifikannya komunitas muslim Pakistan dan Bangladesh itu di Bradford, sampai orang
menyebutnya kota ini sebagai Islamabad-nya Inggris. Dari perspektif mazhab, muslim di Inggris
mayoritas bermazhab Hanafi, sisanya Syaf i, Ja'fari atau Ismaili.

Proses kebangkitan Islam tidak bisa terelakkan, berbagai kejutan sudah dibuat. Misalnya pernah
diselenggarakan “World of Islam Festival” di London (Inggris) dari bulan april hingga akhir juni 1976.
Panitia itu berhasil mengumpulkan barang-barang kebudayaan Islam dan kira-kira 30 negeri Islam yang
berasal dari 250 museum, perpustakan dan koleksi pribadi. Di tampilkan pula kekayaan literatur dan
arsitektur dunia Islam dari abad ke abad. Penggagas dari pengenalan budaya-budaya Islam ini adalah
“World of Islam Festival Trust”, suatu badan pecinta kebudayaan, diketahui seorang diplomat dan pakar
bahasa Arab, sir Harold Beeley. dari delapan anggota, dua orang muslim: Yahaya At-Tajir, duta besar uni
emirat Arab London dan sheikh Shukri.

Latar belakang diselenggarakan pengenalan Islam di Inggris terbagi ke dalam beberapa faktor
diantaranya:

1. Dari 25 juta umat Islam yang bertebaran di Eropa Barat dan Timur, satu juta berada di Inggris.

2. Sebagian besar Islamic Center dan organisasi-organisasi Islam yang bertebaran di Eropa barat
berpusat di kota London (Inggris) yang bernama “Islamic Council of Europe”

3. Yang pertama kali memperkenalkan Al-Qur’an ke Eropa adalah seorang sarjana Inggris, Robert Ketton,
dengan menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam bahasa latin pada abad 12.

4. Kamus Arab-Inggris pertama disusun oleh seorang sarjana Inggris, E.W. Lans dan kamus Turki-Inggris
oleh Sir James Redhouse.

Masuknya Islam di Inggris selain datang di bawah oleh imigran India-Pakistan tetapi banyak orang-orang
Inggris yang masuk Islam. Orang muslim imigran dan orang muslim mualaf bersama-sama membangun
dan mengembangkan Islam baik dalam bidang fasilitas layan untuk umat Islam (masjid dan bangunan
belajar). Selain itu juga pemerintah Inggris juga membolehkan kepada warganya untuk membangun
fasilitas untuk kepentingan agama yang di anut masyarakatnya.

B. Perkembangan Islam di Inggris

Pada tahun 1951, penduduk muslim di negara itu diperkirakan baru mencapai 23.000 jiwa. Sepuluh
tahun belakangan, populasi penduduk muslim di Inggris menjadi 82.000, dan pada tahun 1971 sudah
mencapai 369.000 jiwa. Dan saat ini, jumlah penduduk muslim di Inggris sekitar 2 juta jiwa. Pendapat
lain, dikemukakan oleh M. Ali Kettani bahwa pada tahun 1971, ada sekitar setengah juta muslirn di
Inggris, atau 1,8 % dari jumlah penduduk. Angka ini pada tahun 1982 naik menjadi 1.250.000 muslim
(2,2 % dari penduduk). Pemukiman kaum muslim di Inggris umumnya terkonsentrasi di kota besar. Di
London, penduduk muslim merupakan komunitas kosmopolitan yang terdiri dari macam-macam latar
belakang kebudayaan. Hampir separuh dari jumlah keseluruhan kaum muslim di Inggris tinggal di
London dan wilayah sekitarnya. Sekitar dua pertiga sisanya bermukim di West Midlands, Yorkshire,
Glasgow, dan wilayah-wilayah di sekitar Manchester.

Di Inggris pada akhir 1960, hanya tercatat sembilan masjid sebagai tempat ibadah. Dan hanya
bertambah empat masjid lagi selama lima tahun berikutnya, tetapi pada 1966, terdapat loncatan
sehingga jumlah masjid terus bertamabah delapan buah tiap tahunnya. Secara kuantitatif, jumlah masjid
di wilayah Inggris ada sekitar 100 masjid di daerah London Raya, 50 di Lancashire, 40 di Yorkshire, dan
30 di Midlands, ada 3 masjid di Skotlandia, dan 2 di Wales, serta 1 buah di Belfast. Sumber lain,
mengemukakan bahwa berdasarkan catatan dr Registeral-General, sebuah departemen pemerintahan di
England dan Wales mencatat jumlah masjid bertambah di Inggris dari tahun 1963 hanya berjumlah 13
buah, menjadi 49 pada tahun 1970, 99 pada-tahun 1975, 193 pada tahun 1980, 314 pada tahun 1985,
dan 452 pada tahun 1990. Tentunya, saat ini terus mengalami peningkatan jumlah seiring semakin
berkembangnya Islam di Inggris pada saat ini.

Di Inggris agama Islam berkembang dengan pesat. Hal ini didukung dengan kepeloporannya dalam
pemindahan Universitas Islam Toledo di Spanyol ke Inggris. Sejak itu Inggris mernpunyai Universitas
Cambridge dan Oxford. satu tokoh yang amat berjasa dan aktif dalam penyebaran ilmu pengetahuan
agama Islam, Ia mengganti namanya menjadi Pekus Al Ponsi, dan beliau menjadi dokter istana Raja
Henry I. Pengembangan Islam dilakukan tiap hari libur, seperti hari Sabtu dan Ahad, baik untuk anak-
anak maupun orang dewasa. hasil penelitian bahwa, di Inggris saat ini terdapat 14.200 mualaf berkulit
putih, yang datang dari kalangan bangsawan, pejabat sampai celeberitis. Mereka berbondong-bondong
bersyahadat (memeluk Islam) oleh karena merasa gersangnya nilai-nilai kehidupan di Barat.
Perkembangan Islam di negeri ini sangat pesat dirasakan sebelum terjadinya Tragedi 11 September. Dari
segi kuantitas bisa dilihat dari perkembangan yang disebut tadi. Demikian juga dari segi kualitas, kaum
Muslim di sana tidak banyak mendapatkan kesulitan yang berarti tatkala berusaha
mengimplementasikan keberagamaannya. Hal ini didukung oleh kebijakan pemerintah Inggris yang
secara tegas membebaskan seluruh warganya untuk memeluk dan menjalankan ajaran-ajaran agamanya.
Artinya, setiap warga negara Inggris tidak dibatasi dan dilarang untuk memeluk suatu agama apa pun.

Berkembangnya Islam di kampus-kampus di Inggris, Sehingga banyak kegiatan yang dilakukan yang
sifatnya dalam bentuk mimbar bebas, bahkan mereka juga aktif mengikuti kegiatan nasional. kegiatan
sosial budaya Islam di kampus-kampus juga ada hubungannya dengan kompetisi diantara mahasiswa
untuk menempati posisi penting di student union (senat mahasiswa). Kemungkinan lain lagi, banyak
mahasiswa dari negeri muslim, Malaysia, Libya, Iran, Turki, Saudi, Palestina, dan negara lainnya yang
kuliah di Inggris. Disamping organisasi-organisasi keagamaan muslim dan organisasi Islam yang tumbuh
di kampus, juga ada beberapa organisasi-organisasi Islam lain yang banyak berperan mensosialisasikan
Islam melalui gerakan dakwah dan kampanye budaya yang menarik bagi rakyat Inggris tentang Islam,
sehingga banyak penduduk pribumi Ingggris yang tertarik mameluk Islam, di antaranya yaitu:

1.The Islamic council of Europe (Majlis Islam Eropa) berfungsi sebagai pengawas Kebudayaan Eropa.

2. The Union of Moslem Organization ( Persatuan Organisasi Islam Inggris)

3. The Asociation of British Moslems (Perhimpunan Muslim Inggris)

4. Islamic Fondation dan Moslem Institute.


Sedangkan dari sisi sosial budaya, kaum muslim telah memberikan corak kehidupan tersendiri di tengah-
tengah kehidupan kaum kapitalis sekuler di sana. Kaum muslimah begitu mudah ditemui. Kaum
muslimah memakai jilbab atau sekadar memakai kerudung atau kaum lelaki yang berjambang lebat
serta berbusana muslim, baik di dalam tube (kereta bawah tanah), di bus, di kawasan perkantoran, di
sentra perdagangan, maupun di sekolah, termasuk universitas. Mereka juga banyak terlihat di sentra-
sentra pemukiman muslim di London seperti di kawasan Brick Lane, East Ham, atau Whitechapel yang
termasuk wilayah London Borough of Tower of Hamlet dan London Borough of Newham.

Di daerah itu masjid berdiri dengan berbagai coraknya, termasuk yang terbesar di kawasan itu yaitu East
London Mosque – yang juga berfungsi sebagai London Muslim Center. Tapi jangan dibayangkan masjid
yang mempunyai kubah dan area parkir yang luas sebagaimana di Indonesia, kecuali hanya beberapa
masjid besar saja. Karena sebagian besar bangunan masjid tersebut adalah bekas gudang atau toko yang
dibeli oleh komunitas muslim dan disulap menjadi masjid. Saat ini terdapat lebih dari 1.600 masjid di
seluruh Inggris Raya. Selain masjid, di kawasan tersebut sangat mudah ditemukan restoran halal yang
menyediakan masakan ala Pakistan, Bangladesh, India, Turki dan makanan Timur Tengah. Di pusat kota
Birmingham, Bradford dan sebagian London, restoran itu banyak dijumpai hanya saja harganya bisa
sangat mahal kalau tidak pandai memilih.

Perkembangan Islam di Inggris cukup mendapat apresiasi dalam hal kehidupan sosial budaya di Inggris
yang mayoritas non muslim tidak terlepas oleh karakteristik ajaran Islam yang sangat toleran, inklusif,
dan sangat menghargai hak-hak kemanusiaan. Maka wajar jika pangeran Charles, putra mahkota Inggris
mengungkapkan apresiasinya bahwa prinsip-prinsip yang dianut dalam Islam akan mampu
menyelamatkan dunia.

Anda mungkin juga menyukai