1
2
8
9
10
11
12
No.
3
4
10
11
12
13
14
15
###
-
Lakukanlah
tes yang
sama
dengan
menggunak
an tusukan
ringan
jarum steril,
mula-mula
pada daerah
kulit yang
normal.
Biarkan
pasien
melihat apa
dan di mana
anda
melakukann
ya.
- Tutuplah mata pasien dan lakukan tusukan ringan mula-mula pada dae
- Lakukanlah penilaian hasil tes tusukan yang anda lakukan.
16 Menggunakan tabung panas dan dingin:
-
Lakukanlah
tes yang
sama
dengan
menggunak
an dua
tabung yang
masing-
masing
berisi air
dingin dan
air hangat.
Mula-mula
lakukanlah
pada daerah
kulit yang
normal dan
mintalah
pasien
melihat apa
dan di mana
anda
melakukann
ya.
- Tutuplah
mata pasien
dan
tempelkanla
h berganti-
ganti kedua
tabung tadi
mula-mula
pada daerah
normal, lalu
di daerah
bercak
secara
berganti-
ganti.
- Lakukanlah penilaian hasil tes tabung yang anda lakukan
17
- Mintalah pasien untuk memalingkan wajahnya ke arah berlawanan dari sisi yang
- Perhatikanlah apakah nampak atau tidak adanya pembesaran N. Auricularis magn
- Bila pembesaran saraf tidak terlihat, lakukanlah palpasi dengan tetap mempertaha
- Rasakanah ada tidaknya penebalan syaraf ini.
18 Pemeriksaan N. Radialis:
- Mintalah pasien untuk menekuk lengannya sehingga membentuk sudu
- Tenangkanlah pasien dan mintalah ia melemaskan otot-ototnya.
- Raba dan telusurilah daerah lateral sepertiga lengan atas kira-kira anta
- Rasakanlah ada tidaknya pembesaran saraf ini.
- Perhatikanlah mimik pasien untuk meengetahui sensitifitas saraf ini.
19 Pemeriksaan N. Ulnaris:
- Peganglah lengan kanan bagian bawah psien dengan tangan kanan and
- Posisikanlah siku pasien sedikit ditekuk sehingga lengan pasien rileks.
-
Gunakanlah
jari telunjuk
dan jari
tengah
tangan kiri
anda untuk
mencari
sambil
meraba N.
Ulnaris di
dalam
sulkus nervi
Ulnaris
(lekukan
antara
tonjolan
tulang siku
dan tonjolan
kecil di
bagian
medial =
epicondylus
medialis)
- Rasakanlah apakah ada pembesaran saraf atau tidak.
-
Berikanlah
sedikit
tekanan
ringan pada
N. Ulnaris
sambil
menelusurin
ya ke arah
atas dengan
halus,
perhatikanla
h mimik
apakah
nampak
kesakitan
atau tidak.
###
20 Pemeriksaan N.Medianus:
- Mintalah pasien untuk mengepalkan tangan (jangan terlalu erat), samb
- Telusurilah daerah antara tendo m. Palmaris longus dan tendo m. Flexo
- Rasakanlah ada tidaknya pembesaran.Sambil meraba perhatikanlah mi
- Duduklah di depan pasien dengan tangan kanan memeriksa kaki kiri p
- Letakkanlah jari tengan dan jari telunjuk anda pada bagian luar perteng
- Rabalah perlahan-lahan ke arah atas sampai menemukan benjolan tula
- Setelah itu rabalah saraf peroneus kira-kira 1 cm dari benjolan tulang t
- Gulirkanlah saraf tersebut dengan tekanan ringan ke kiri dan ke kanan
- Rasakanlah ada tidaknya pembesaran.
- Sambil meraba perhatikanlah mimik pasien.
- Penderita masih diminta duduk berjuntai dengan santai.
- Rabalah N. Tibialis Posterior di bagian belakang bawah dari mata kaki
- Rasakanlah ada tidaknya pembesaran.
- Sambil meraba perhatikanlah mimik pasien.
22 Pembuatan peta kelainan saraf:
Buatlah gambarannya pada kertas yang telah disediakan, semua saraf yang ditemukan
23 Pemeriksaan gangguan fungsi saraf:
- Periksalah kelopak mata pasien untuk melihat adanya gangguan motor
- Periksalah kaki untuk melihat adanya gangguan motorik dan sensoris.
24 Membantu pasien untuk bangun, membantu memasangkan pakaian dan mempe
25 Jelaskan pada pasien keluarga pasien tentang hasil pemeriksaan yang ditemukan
26 Jelaskan bahwa untuk diagnosis pasti diperlukan beberapa pemeriksaan penunja
27 Jelaskan tentang diagnosis penyakitnya, rencana pengobatan, prognosis dan kom
28 Lakukanlah konseling dengan menjelaskan tentang penyakit (sesuai diagnosis),
###
29 Jelaskanlah aturan pengobatan dan pastikanlah pasien atau pengantarnya akan m
30 Ucapkanlah salam perpisahan dengan pasien dengan memberikan harapan pada
31
Tulislah
resume
secara
keseluruhan
(hasil
anamnesis,
hasil
pemeriksaan
fisis,
pengobatan
sementara
yang
diberikan
dan
pemeriksaan
penunjang
yang
diminta)
sebagai
arsip pasien.
11
12
12
13
14
A
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
B
25
26
27
28
II
29
30
31
III
32
33
34
Kegiatan yang dilakukan
Persiapan pasien
Menjelaskan pemeriksaan fisis yang akan dilakukan, tujuan dan manfaatnya
Berikan jaminan pada pasien dan keluarganya tentang kerahasiaan semua informasi
Menjelaskan hak-hak pasien atau keluarganya, misalnya tentang hak untuk menolak untuk diperiksa.
Persilahkan pasien membuka seluruh pakaian dan memastikan pasien mendapat pencahayaan yang
baik selama pemeriksaan fisis.
Cuci Tangan dan Berdiri di sebelah kanan pasien
Pemeriksaan Fisis Kelainan Kulit
Inspeksi lokasi kelainan kulit tersebut
- Posisikan kelainan kulit agar nampak dengan jelas oleh pemeriksa
- Self pracaution untuk pemeriksa perlu diperhatikan memakai handschoen sesuai indikasi
- Raba dengan lembut permukaan lesi dengan ujung ujung jari pemeriksa
- Lakukan palpasi pada kelainan kulit/lesi pada pasien apakah ada nodul, kista dan tumor,
kemudian apakah permukaannya kasar (verukosus) atau lembut, kedalaman lesi kulit apakah lesi
terletak pada bagian epidermis,dermis dan subkutis, bedakan pula krusta (serum yang mengering)
dengan skuama, apakah ada hiperkeratosis, eksokriasi, maserasi atau likenifikasi.
- Menilai kelainan kulit yang ada dan catat pada resume pasien
- Perhatikan slide atau video cara pemeriksaan tersebut; bandingkan dengan apa yang kalian
lakukan.
Palpasi
Menilai jenis effloresensi yang tampak : eritema, hipopigmentasi, hiperpigmentasi,nodul vesikel,
bulla, makula papula, skuama, urtika, ulkus, krusta dengan menggunakan kaca pembesar atau senter.
Menilai permukaan kulit yang terlihat : kering atau basah.
Menilai bentuk dan gambaran kelainan kulit yang tampak pada pasien.
Menilai ukuran dan distribusi kelainan kulit yang terlihat pada pasien.
Mengulangi pemeriksaan fisis kelainan kulit dengan menggunakan Kaca Pembesar (loop).
Mencatat kelainan kulit pada pasien dan lakukan dokumentasi (pemotretan)
Tentukanlah status gizi : ukur tinggi dan berat badan (sesuai panduan penentuan
status gizi).
Ukur dan menilailah tanda vital pasien: tekanan darah, denyut nadi, pernapasan
dan suhu.
Perhatikanlah seluruh tubuh penderita dari ubun-ubun sampai kaki:
- apakah ada penipisan rambut kepala dan alis.
- apakah ada lagophthalmia pada kelopak mata.
- apakah hidung pasien merosot (sadle nose).
- didaerah mana bercak yang dimaksud berada
Periksa ada tidaknya pembesaran hati, edema kaki, luka pada kaki
Uji sensitivitas
Menggunakan ujung kapas yang diruncingkan:
Sentuhlah kulit penderita
- yang normal dengan
ujung kapas yang
diruncingkan dan sedikit
dibengkokkan. Biarkan
pasien melihat apa dan
di mana anda
melakukann
ya.
- Minta pasien melihat kearah lain dan lakukan sentuhan dengan kapas
mula-mula pada daerah
normal, lalu di daerah
bercak secara berganti-
ganti. Tanyakan apakah
pasien merasakan
sentuhan tersebut.
mintalah
pasien
-
menunjukka
n
apakah
sesuai atau
tidak dengan
- Lakukanlah penilaian hasil tes sentuhan tersebut.
Melakukan tusukan ringan dengan ujung jarum:
- Tutuplah mata pasien dan lakukan tusukan ringan mula-mula pada daerah normal, lalu di daerah b
- Lakukanlah penilaian hasil tes tusukan yang anda lakukan.
16 Menggunakan tabung panas dan dingin:
- Lakukanlah penilaian hasil tes tabung yang anda lakukan
N. Auricularis magnum:
- Mintalah pasien untuk memalingkan wajahnya ke arah berlawanan dari sisi yang akan diperiksa, sambil mem
- Perhatikanlah apakah nampak atau tidak adanya pembesaran N. Auricularis magnum.
- Bila pembesaran saraf tidak terlihat, lakukanlah palpasi dengan tetap mempertahankan posisi seperti tadi, tel
- Rasakanah ada tidaknya penebalan syaraf ini.
18 Pemeriksaan N. Radialis:
- Mintalah pasien untuk menekuk lengannya sehingga membentuk sudut 600C pada siku.
- Tenangkanlah pasien dan mintalah ia melemaskan otot-ototnya.
- Raba dan telusurilah daerah lateral sepertiga lengan atas kira-kira antara daerah pertemuan m. Tri
- Rasakanlah ada tidaknya pembesaran saraf ini.
- Perhatikanlah mimik pasien untuk meengetahui sensitifitas saraf ini.
19 Pemeriksaan N. Ulnaris:
- Peganglah lengan kanan bagian bawah psien dengan tangan kanan anda.
- Posisikanlah siku pasien sedikit ditekuk sehingga lengan pasien rileks.
- Rasakanlah apakah ada pembesaran saraf atau tidak.
20 Pemeriksaan N.Medianus:
- Mintalah pasien untuk mengepalkan tangan (jangan terlalu erat), sambil sedikit difleksikan.
- Telusurilah daerah antara tendo m. Palmaris longus dan tendo m. Flexor carpi radialis longus den
- Rasakanlah ada tidaknya pembesaran.Sambil meraba perhatikanlah mimik pasien.
- Duduklah di depan pasien dengan tangan kanan memeriksa kaki kiri pasien dan tangan kiri meme
- Letakkanlah jari tengan dan jari telunjuk anda pada bagian luar pertengahan betis pasien.
- Rabalah perlahan-lahan ke arah atas sampai menemukan benjolan tulang,(caput fibula).
- Setelah itu rabalah saraf peroneus kira-kira 1 cm dari benjolan tulang tersebut ke arah belakang at
- Gulirkanlah saraf tersebut dengan tekanan ringan ke kiri dan ke kanan secara bergantian.
- Rasakanlah ada tidaknya pembesaran.
- Sambil meraba perhatikanlah mimik pasien.
- Penderita masih diminta duduk berjuntai dengan santai.
- Rabalah N. Tibialis Posterior di bagian belakang bawah dari mata kaki sebelah dalam.
- Rasakanlah ada tidaknya pembesaran.
- Sambil meraba perhatikanlah mimik pasien.
22 Pembuatan peta kelainan saraf:
Buatlah gambarannya pada kertas yang telah disediakan, semua saraf yang ditemukan kelainan.
23 Pemeriksaan gangguan fungsi saraf:
- Periksalah kelopak mata pasien untuk melihat adanya gangguan motorik dari N. Fasialis
- Periksalah kaki untuk melihat adanya gangguan motorik dan sensoris.
24 Membantu pasien untuk bangun, membantu memasangkan pakaian dan mempersilahkan untuk kembali du
25 Jelaskan pada pasien keluarga pasien tentang hasil pemeriksaan yang ditemukan.
26 Jelaskan bahwa untuk diagnosis pasti diperlukan beberapa pemeriksaan penunjang.
27 Jelaskan tentang diagnosis penyakitnya, rencana pengobatan, prognosis dan komplikasi.
28 Lakukanlah konseling dengan menjelaskan tentang penyakit (sesuai diagnosis), terutama tentang keberhas
29 Jelaskanlah aturan pengobatan dan pastikanlah pasien atau pengantarnya akan mematuhi aturan pengobata
30 Ucapkanlah salam perpisahan dengan pasien dengan memberikan harapan pada pasien
Tusuk kulit dengan ujung jarum yang tajam dan dengan pangkal
tangkainya yang tumpul (Pasien harus mengatakan mana tusukan yang tajam dan mana tusukan
yang tumpul)
RASA SUHU (diperiksa dengan memakai 2 tabung reaksi)
Siapkan tabung reaksi yang berisi air panas (40oC) dan air dingin
(20oC)
Minta pasien untuk menutup matanya atau menoleh ke tempat lain
Lakukan tes kontrol à kedua tabung tersebut ditempelkan pada daerah kulit yang normal secara
bergantian untuk memastikan pasien
dapat membedakan panas dan dingin
Lakukan tes pada daerah kulit yang dicurigai dengan menempelkan kedua tabung tersebut secara
bergantian (Bila pada daerah kulit yang dicurigai beberapa kali pasien salah menyebutkan rasa pada
tabung yang ditempelkan, dapat disimpulkan bahwa sensasi suhu daerah
tersebut terganggu)
uncingkan dan sedikit
bengkokkan. Biarkan
sien melihat apa dan
ula-mula pada daerah
rmal, lalu di daerah
rcak secara berganti-
nti. Tanyakan apakah
sien merasakan
ntuhan tersebut.
bagian
tubuhnya
yang
disentuh.
Catatlah
bagian yang
disentuh.
aerah normal, lalu di daerah bercak secara berganti-ganti.
g akan diperiksa, sambil memandang ke arah bahu.
hankan posisi seperti tadi, telusurilah dengan perabaan daerah sisi leher bagian atas pasien, dari arah craniolateral ke caudomedi
dut 600C pada siku.
tara daerah pertemuan m. Triceps brachii caput longum dan lateral.
mbil sedikit difleksikan.
exor carpi radialis longus dengan ujung-ujung jari anda.
mimik pasien.
pasien dan tangan kiri memeriksa kaki kanan pasien.
engahan betis pasien.
lang,(caput fibula).
g tersebut ke arah belakang atas.
an secara bergantian.
aki sebelah dalam.
an kelainan.
orik dari N. Fasialis
persilahkan untuk kembali duduk.
a pengobatan
omplikasi.
s), terutama tentang keberhasilan terapi.
n mematuhi aturan pengobatan yang akan diterimanya.
arah craniolateral ke caudomedial.
No. Kegiatan yang dilakukan
Persiapan pasien
1 Menjelaskan pemeriksaan fisis yang akan dilakukan, tujuan dan manfaatnya
2 Berikan jaminan pada pasien dan keluarganya tentang kerahasiaan semua informasi
Menjelaskan hak-hak pasien atau keluarganya, misalnya tentang hak untuk menolak
3
untuk diperiksa.
Persilahkan pasien membuka seluruh pakaian dan memastikan pasien mendapat
4
pencahayaan yang baik selama pemeriksaan fisis.
5 Cuci Tangan dan Berdiri di sebelah kanan pasien
Inspeksi kulit
Menilai jenis effloresensi yang tampak : eritema, hipopigmentasi,
hiperpigmentasi,nodul vesikel, bulla, makula papula, skuama, urtika, ulkus, krusta
dengan menggunakan kaca pembesar atau senter.
Menilai permukaan kulit yang terlihat : kering atau basah.
6 Menilai bentuk dan gambaran kelainan kulit yang tampak pada pasien.
Menilai ukuran dan distribusi kelainan kulit yang terlihat pada pasien.
Mengulangi pemeriksaan fisis kelainan kulit dengan menggunakan Kaca Pembesar
(loop).
Mencatat kelainan kulit pada pasien dan lakukan dokumentasi (pemotretan)
Inspeksi Mukosa
1. Pasien duduk berhadapan dengan pemeriksa dengan tinggi yang sejajar.
2. Amati bibir untuk mengetahui adanya kelainan kongenital, bibir sumbing, warna bibir
Lakukan inspeksi pada mukosa labial bagian dalam dan frenulum. tarik bibir ke arah lua
Lakukan inspeksi dari bagian mucobucofold hingga ke retromolar pad dan tuberositas ma
Posisi pemeriksa: Berdiri disebelah kanan pasien. • Posisi pasien: Memposisikan pasien d
yang sejajar.
bibir sumbing, warna bibir (pucat, kemerahan, cyanosis), ulkus, lesi dan masa.
um. tarik bibir ke arah luar. Inspeksi hubungan frenulum dgn gingival margin Lakukan palpasi bidigital hingga ke fornix / mu
lar pad dan tuberositas maksila Lakukan inspeksi dan palpasi bidigital pada mukosa bukal kanan dan kiri.
en: Memposisikan pasien dalam posisi Lithotomi (Berbaring terlentang dalam keadaan rileks, lutut ditekuk 600 ), pasien terlebih
si bidigital hingga ke fornix / mucobucofold
an dan kiri.
tut ditekuk 600 ), pasien terlebih dahulu disuruh berkemih. • Pemeriksaan dimulai dengan melakukan inspeksi perianal dan per
kukan inspeksi perianal dan perineum dibawah penerangan yang baik (jika ada hemoroid grade 4, tidak dilakukan RT). • Pada p
4, tidak dilakukan RT). • Pada pemeriksaan perianal dapat dilihat adanya fistula perianal, skin tag, fissura, tumor anus dan hem
ag, fissura, tumor anus dan hemorrhoid. Dinilai juga keadaan perineum, apakah meradang atau tidak.