Alat kesehatan yang sudah mencapai akhir masa pakainya harus dimusnahkan dengan
aman. Dalam beberapa kasus, pemusnahan alat kesehatan mungkin perlu dilakukan sebelum
berakhir masa siklus hidupnya, jika dikonfirmasi bahwa alat kesehatan tersebut sudah tidak
berfungsi dengan baaik dan dapat membahayakan bagi pengguna atau pasien.
Pemusnahan alat kesehatan harus mengikuti prosedur keselamatan agar tidak
membahayakan bagi manusia dan lingkungan, terutama alat-alat yang terkontaminasi seperti
syringe atau hypodermic needles, dan alat-alat yang infeksius, toksik, dan mengandung bahan-
bahan radiologi. Penandaan (labelling) dan petunjuk penggunaan alat kesehatan harus mencakup
tentang informasi pemusnahan yang benar pada akhir masa pakai alat tersebut. Untuk alat
kesehatan dengan durasi pakai yang panjang, dapat dilakukan penggantian dan penghapusan.
Untuk alat kesehatan habis pakai, pemusnahan dilakukan dengan cara dekontaminasi dan praktik
pengelolaan limbah yang tepat sesuai dengan petunjuk dari produsen. Kriteria terkait prosedur
penggantian dan penghapusan perlu ditetapkan sesuai dengan rekomendasi dari pabrik oleh pihak
yang bertanggung jawab atas regulasi alat kesehatan tersebut. Komunikasi antara pengguna dan
produsen alat kesehatan sangat penting, terutama untuk produk yang rumit dan berteknologi tinggi,
dalam hal menentukan cara terbaik untuk memusnahkan produk.
DONASI
Donasi alat kesehatan dan dan in vitro diagnostic (IVDs) dapat sangat membantu dalam
meningkatkan efisiensi fasilitas kesehatan, menghemat biaya pembelian peralatan baru, dan dapat
membantu diagnose atau terapi pada pasien, terutama terkait hal terbatasnya sumber daya. Selain
memberikan manfaat, donasi juga dapat menyebabkan risiko jika keamanan dan kinerjanya tidak
terverifikasi. Adapun keterbatasan launnya adalah kurangnya dokumentasi yang jelas menenai
produk alat kesehatan yang didonasikan terkait kondisi, asal-usul alat kesehatan, dan donator yang
bertanggung jawab. Masalah terkait alat kesehatan yang didonasikan telah dilaporkan di banyak
negara, terkait tanggal kadaluwara yang pendek, alat yang rusak, dan alat kesehatan yang
sebenarnya tidak diminta oleh penerimanya. Hal-hal tersebut sering menyebabkan negara-negera
penerima mengeluarkan biaya perawatan dan pemusnahan yang tidak diingiinkan dan juga
menimbulkan kesan bahwa alat kesehatan tidak memenuhi standar. Alat kesehatan yang diimpor
harus memenuhi persyaratan peraturan keselamatan dan mutu dan kualitasnya tidak boleh berbeda
dengan produk yang diimpor melalui jalur pasokan reguler.