Anda di halaman 1dari 5

BAB I

BENDUNGAN DASAR

A. Landasan Teori

Bendung merupakan konstruksi untuk meninggikan elevasi muka air di sungai


dan berfungsi pula sebagai sarana pengukur debit aliran. Di samping itu bendung
juga merupakan bentuk bangunan pelimpah yang paling sederhana. Sifat-sifat
aliran melalui bendung pada awalnya dikenal sebagai dasar perencanaan pelimpah
dengan mercu bulat, yakni profil pelimpah yang ditentukan sesuai dengan bentuk
permukaan tirai luapan bawah di atas bendung mercu tajam.

Gambar Sketsa Aliran Melalui Bendung

Debit yang mengalir di atas bendung dapat dihitung dengan formula sebagai
berikut:
2
Q Cd  B 2 g (Yo  P)3
3

dimana :
(Yo-P) = jarak vertikal antara muka air di hulu bendung dengan
puncak bendung
B = lebar bendung
Cd = koefisien debit

27
Loncatan hidraulik pada bendung Aliran air yang melewati bendung akan
mengalami loncatan hidraulik akibat terjadinya pelepasan energi karena
berubahnya kondisi aliran dari aliran superkritik menjadi aliran subkritik. Pada
umumnya loncatan hidraulik dipakai sebagai peredam energi pada hilir bendung,
saluran irigasi atau struktur hidraulik yang lain untuk mencegah pengikisan
struktur di bagian hilir.

Suatu loncatan hidraulik dapat terbentuk pada saluran apabila memenuhi


persamaan sebagai berikut :
y2 1 
   1  1  8 Fr1 
2

y1 2  

v1
Fr1  1
2
(gy1 )

Sumber : (Bambang Triatmojo, Hidraulika II, 1993, hal.137)

Adapun panjang loncatan air (L) dapat dihitung dengan rumus empiris sebagai
berikut:
L  5 s.d 7( y2  y1 )

dengan:
y2 = tinggi muka air di hilir loncatan hidraulik
y1 = tinggi muka air di hulu loncatan hidraulik
v1 = kecepatan aliran di hulu
Fr1 = bilangan froude
g = percepatan gravitasi

Lubang adalah bukaan pada dinding atau dasar tangki dimana zat cair mengalir
melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun
lingkaran. Sisi hulu lubang tersebut bisa tajam atau dibulatkan. Karena
kemudahan dalam pembuatan, lubang lingkaran dengan sisi tajam adalah yang
28
paling banyak digunakan untuk pengukuran zat cair. Menurut ukurannya lubang
dapat dibedakan menjadi lubang kecil dan besar. Pada lubang besar, apabila sisi
atas dari lubang tersebut berada di atas permukaan air di dalam tangki, maka
bukaan tersebut dikenal dengan peluap. Peluap ini juga berfungsi sebagai alat
ukur debit aliran, dan banyak digunakan pada jaringan irigasi. Peluap dengan
ukuran yang besar disebut bendung, yang selain sebagai pengukur debit, dalam
jaringan irigasi juga berfungsi untuk menaikkan elevasi muka air. Tinjauan
hidraulis bendung adalah sama dengan peluap. Peluap biasanya terbuat dari plat,
sedang bendung terbuat dari beton atau pasangan batu.

Kedalaman zat cair disebelah hulu diukur dari sumbu lubang tersebut dengan
tinggi energi (head) H. Pada aliran melalui lubang atau peluap, tinggi energi bisa
konstan atau berubah karena adanya aliran keluar. Apabila tinggi energi konstan
maka aliran adalah mantap (steady), sedangkan jika tinggi energi berubah maka
aliran adalah tak mantap (unsteady).

Gambar Aliran melalui lubang (a) dan peluap (b)

Partikel zat cair yang mengalir melalui lubang berasal dari segala arah.
Karena zat cair mempunyai kekentalan maka beberapa partikel yang mempunyai
lintasan membelok akan mengalami kehilangan tenaga. Setelah melewati lubang
pancaran air mengalami kontraksi, yang ditunjukkan oleh penguncupan aliran.

29
Kontraksi maksimum terjadi pada suatu tampang sedikit disebelah hilir lubang,
dimana pancaran kurang lebih horisontal. Tampang dengan kontraksi maksimum
tersebut dikenal dengan vena kontrakta.

Gambar Vena kontrakta

Pada aliran zat cair melalui lubang terjadi kehilangan tenaga menyebabkan
beberapa parameter aliran akan lebih kecil dibanding pada aliran zat cair ideal
yang dapat ditunjukkan oleh beberapa koefisien, yaitu koefisien kontraksi,
kecepatan, dan debit.

Koefisien kontraksi (Cc) adalah perbandingan antara luas tampang aliran pada
vena kontrakta (ac) dan luas lubang (a) yang sama dengan tampang aliran zat cair
ideal.
Cc = ac / a

Koefisien kontraksi tergantung pada tinggi energi, bentuk dan ukuran lubang, dan
nilai reratanya adalah sekitar Cc = 0,64. Perbandingan antara kecepatan nyata
aliran pada vena kontrakta (ac) dan kecepatan teoritis (V) dikenal dengan
koefisien kecepatan (Cv). kecepatan teoritis kecepatan nyata pada vena kontrakta
Cv = Vc / V
Nilai koefisien kecepatan tergantung pada bentuk dari sisi lubang (lubang
30
tajam atau dibulatkan) dan tinggi energi. Nilai rerata dari koefisien kecepatan
adalah Cv = 0,97. Koefisien debit (Cd) adalah perbandingan antara debit nyata
dan debit teoritis :
 kecepatan teoritis x luas lubang
 kecepatan nyata x luas nyata tampang alirandebit teoritis debit nyata

Nilai koefisien debit tergantung pada nilai Cc dan Cv yang nilai reratanya adalah
0,62.

31

Anda mungkin juga menyukai