Anda di halaman 1dari 41

BAHAN BACAAN

UNTUK UJIAN DINAS PNS KE GOLONGAN 3

ORGANISASI DAN TATA KERJA


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Disiapkan Oleh

SATRIJO WIDODO

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI

2016
ORGANISASI DAN TATA KERJA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

A. Arti Penting Organisasi dan Tata Kerja

Bisa dibayangkan bagaimana situasi yang akan terjadi bila suatu urusan yang melibatkan
banyak kepentingan dan banyak orang tidak diatur. Tentu akan terjadi banyak masalah.
Mungkin akan terjadi banyak kepentingan dari banyak orang yang tidak dapat diselesaikan.
Mungkin pula akan terjadi benturan kepentingan antar pihak yang terkait, dan mungkin pula
ada pihak-pihak yang akan mengambil keuntungan dari situasi yang ada tanpa bertanggung
jawab terhadap akibat yang ditimbulkannya. Dapat dikatakan situasinya akan kacau balau.
Tidak tentu arah bagaimana berbagai kepentingan akan diselesaikan, terjadi ketidak-efisienan
proses kerja, ketidak-efektifan hasil kerja, dan banyak hal lain yang kurang diharapkan.
Karena itu perlu adanya suatu pengaturan.

Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja suatu lembaga adalah dimaksudkan untuk menjamin
agar segala urusan yang berkaitan dengan pencapaian tujuan lembaga serta yang menjadi
tanggug jawabnya dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Semuanya berjalan efisien dan
efektif. Ada kejelasan siapa yang harus bertanggung jawab, siapa pihak yang terkait, serta
bagaimana mekanismenya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memiliki lebih dari 6000 orang pegawai yang
tersebar di berbagai wilayah di Indonesia serta di beberapa negara sahabat, serta harus
melayani jutaan masyarakat Indonesia dan negara sahabat terkait dengan pendidikan dan
kebudayaan; sudah pasti memiliki organisasi dan tata kerja. Organisasi dan tata kerja
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saat ini diatur melalui Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

B. Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ditetapkan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, di Jakarta pada tanggal 17 April 2015. Organisasi dan Tata
Kerja ini terdiri dari 874 pasal dan 1 lembar lampiran. Beberapa hal penting terkait dengan
Organisasi dan Tata Kerja ini dijelaskan sebagai berikut.

1. Tugas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Tugas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dijelaskan pada pasal 2, yaitu


menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat, serta pengelolaan kebudayaan
untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

Perlu diketahui, sejak pemerintahan Kabinet Kerja (tahun 2014 – 2019), urusan yang
terkait dengan pendidikan tinggi tidak lagi menjadi tanggung jawab Kementerian

Organisasi dan Tata Kerja 1


Pendidikan dan Kebudayaan. Urusan pendidikan tinggi dilakukan oleh Kementerian Riset
Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

2. Fungsi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan sepuluh (10) fungsi


keorganisasian (pasal 3). Fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut.

a. perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat, serta pengelolaan
kebudayaan;
b. pelaksanaan fasilitasi penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat, serta pengelolaan kebudayaan;
c. pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan mutu dan kesejahteraan guru dan
pendidik lainnya, serta tenaga kependidikan;
d. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan;
e. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
f. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan;
g. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan di daerah;
h. pelaksanaan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra;
i. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat, serta
kebudayaan; dan
j. pelaksanaan dukungan substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

3. Susunan Organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Menurut pasal 4 Permendikbud Nomor 11 Tahun 2015, organisasi Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan terdiri atas delapan (8) unit utama dan empat (4) staf ahli.
Delapan unit utama dimaksud terdiri atas:

1. Sekretaris Jenderal;
2. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan;
3. Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat;
4. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah;
5. Direktorat Jenderal Kebudayaan;
6. Inspektorat Jenderal;
7. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa; dan
8. Badan Penelitian dan Pengembangan.

Organisasi dan Tata Kerja 2


Sedangkan empat staf ahli terdiri atas:

1. Staf Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing;


2. Staf Ahli Bidang Hubungan Pusat dan Daerah;
3. Staf Ahli Bidang Pembangunan Karakter; dan
4. Staf Ahli Bidang Regulasi Pendidikan dan Kebudayaan.

Secara organigram, struktur organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dapat


dilihat di lampiran.

4. Tugas dan Fungsi

a. Sekretaris Jenderal

Tugas:

Sekretaris Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan


tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan adminstrasi kepada seluruh unit
organisasi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (pasal 6).

Fungsi:

Bahwa dalam melaksanakan tugas di atas, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan


fungsi (pasal 7):

1. koordinasi kegiatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;


2. koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan;
3. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat,
arsip, dan dokumentasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
4. pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;
5. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan
advokasi hukum;
6. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan
pengadaan barang/jasa; dan
7. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Organisasi:

Ada enam (6) unit kerja eselon dua (2) di Sekretariat Jenderal, yakni (pasal 8):

1. Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri;


2. Biro keuangan;
3. Biro Kepegawaian;
4. Biro Hukum dan Organisasi;
5. Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat; dan
6. Biro Umum.
Organisasi dan Tata Kerja 3
1) Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri

Tugas:

Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri bertugas melaksanakan koordinasi,
sinkronisasi, penyusunan rencana, program, kegiatan, dan anggaran Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan serta pembinaan dan penyelenggaraan kerjasama luar
negeri. (pasal 9).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar
Negeri menyelenggarakan delapan (8) fungsi keorganisasian (lihat pasal 10). Tujuh
(7) fungsi penting Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri adalah:

− koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan Kementerian Pendidikan


dan Kebudayaan;
− koordinasi, sinkronisasi, dan penyusunan rencana, program, kegiatan, dan
anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
− sinkronisasi program pendidikan dan kebudayaan di pusat dan daerah;
− pembinaan kerja sama luar negeri di bidang pendidikan dan kebudayaan;
− koordinasi dan penyelenggaraan kerja sama luar negeri di bidang pendidikan
dan kebudayaan;
− fasilitasi UNESCO, atase pendidikan dan kebudayaan, dan pembinaan
sekolah Indonesia di luar negeri;
− pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, rencana, program, kegiatan,
dan anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta kerja sama luar
negeri.

2) Biro Keuangan

Tugas:

Biro Keuangan mempunyai tugas melaksanakan urusan perbendaharaan dan


pembiayaan, akuntasi dan pelaporan keuangan, dan inventarisasi dan pelaporaran
barang milik negara, serta pembinaan akuntabilitas kinerja Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. (pasal 28)

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Biro Keuangan menyelenggarakan tujuh (7)


fungsi keorganisasian (lihat pasal 29). Enam (6) fungsi penting Biro Keuangan di
lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah:

− pelaksanaan pembinaan perbendaharaan;


− pembinaan pelaksanaan anggaran;
− pelaksanaan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan;
Organisasi dan Tata Kerja 4
− pelaksanaan inventarisasi dan pelaporan barang milik negara;
− pembinaan pengelolaan penerimaan negara bukan pajak; dan
− penyusunan laporan dan pembinaan akuntabilitas kinerja.

Fungsi-fungsi keorganisasian tersebut berkaitan erat dengan upaya untuk


meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran, dan sekaligus
meminimalisasi kemungkinan kebocoran anggaran.

3) Biro Kepegawaian

Tugas:

Biro Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan penyusunan


bahan pembinaan kepegawaian di lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (pasal 47).

Fungsi:

Biro Kepegawaian menyelenggarakan 12 fungsi keorganisasian (lihat pasal 48).


Sembilan (9) fungsi penting Biro Kepegawaian bagi seluruh pegawai di
lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah:

− penyusunan rencana kebutuhan pegawai Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan dan koordinasi pengendalian formasi guru;
− pelaksanaan pemetaan kompetensi pegawai;
− pelaksanaan urusan pengadaan pegawai;
− pelaksanaan urusan pembinaan dan disiplin pegawai;
− pelaksanaan urusan pengembangan pegawai;
− pelaksanaan urusan promosi dan mutasi jabatan pimpinan tinggi,
administrasi, dan fungsional;
− pelaksanaan urusan pemberhentian dan pemensiunan pegawai;
− pelaksanaan urusan pemberian penghargaan;
− pelaksanaan urusan tata naskah dan layanan informasi kepegawaian.

4) Biro Hukum dan Organisasi

Tugas:

Biro Hukum dan Organisasi mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan


koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan, organisasi, dan
ketatalaksanaan serta pemberian advokasi dan bantuan hukum di lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (pasal 66).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Biro Hukum dan Organisasi


menyelenggarakan 10 fungsi keorganisasian. Sembilan (9) fungsi penting Biro

Organisasi dan Tata Kerja 5


Hukum dan Organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
adalah:

− pembinaan dan koordinasi penyusunan rancangan peraturan perundang-


undangan bidang pendidikan dan kebudayaan;
− penelaahan dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan
bidang pendidikan dan kebudayaan;
− penelaahan kasus dan masalah hukum serta pemberian advokasi dan bantuan
hukum kepada satuan organisasi dan pegawai;
− pengkajian dan pengembangan kelembagaan;
− pelaksanaan evaluasi kelembagaan;
− pengkajian, pembinaan, dan pengembangan ketatalaksanaan;
− pengkajian, pembinaan, dan evaluasi pelaksanaan pelayanan publik;
− pelaksanaan analisis jabatan dan penyajian informasi jabatan;
− fasilitasi penyusunan peraturan perundang-undangan, advokasi dan bantuan
hukum, kelembagaan, ketatalaksanaan, dan analisis jabatan di daerah.

5) Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat

Tugas:

Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan


koordinasi dan pengelolaan informasi, publikasi, hubungan antar lembaga, dan
layanan masyarakat di bidang pendidikan dan kebudayaan (pasal 85).

Fungsi:

Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat menyelenggarakan sembilan (9) fungsi


keorganisasian (lihat pasal 86). Beberapa fungsi penting Biro Komunikasi dan
Layanan Masyarakat di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
adalah:

− Koordinasi dan pengelolaan informasi, publikasi, dan hubungan antarlembaga;


− pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi di bidang
pendidikan dan kebudayaan;
− pelaksanaan publikasi di bidang pendidikan dan kebudayaan;
− pelaksanaan hubungan dengan lembaga negara, lembaga pemerintah, lembaga
masyarakat, dan media;
− pemberian layanan informasi di bidang pendidikan dan kebudayaan;
− koordinasi dan pelaksanaan layanan masyarakat di bidang pendidikan dan
kebudayaan;
− evaluasi dan penyusunan laporan pengelolaan informasi, publikasi, hubungan
antarlembaga, dan layanan masyarakat di bidang pendidikan dan kebudayaan.

Organisasi dan Tata Kerja 6


6) Biro Umum

Tugas:

Biro Umum mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan keuangan dan gaji,


urusan ketatausahaan, pembinaan dan pengelolaan persuratan dan kearsipan,
barang milik negara, serta kerumahtanggaan dan keprotokolan di lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (pasal 104).

Fungsi:

Biro Umum menyelenggarakan enam (6) fungsi keorganisasian (lihat pasal 105).
Beberapa fungsi penting Biro Umum di lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan adalah:

− pelaksanaan pengelolaan keuangan dan gaji;


− pelaksanaan urusan tata usaha pimpinan dan keprotokolan;
− pembinaan dan pengelolaan barang milik negara, persuratan, dan kearsipan di
lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

b. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tugas:

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan mempunyai tugas


menyelengarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan guru,
pendidik lainnya, dan tenaga kependidikan (pasal 124).

Fungsi:

Dalam pelaksanaaan tugas di atas, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga


Kependidikan menyelenggarakan fungsi (lihat pasal 125):

1. perumusan kebijakan di bidang pembinaan guru, pendidik lainnya, dan tenaga


kependidikan;
2. pelaksanaan kebijakan di bidang penyusunan rencana kebutuhan dan
pengendalian formasi, pengembangan karir, peningkatan kualifikasi dan
kompetensi, pemindahan, dan peningkatan kesejahteraan guru dan pendidik
lainnya;
3. pelaksanaan kebijakan di bidang penyusunan rencana kebutuhan, peningkatan
kualifikasi dan kompetensi, pemindahan lintas daerah provinsi, dan peningkatan
kesejahteraan tenaga kependidikan;
4. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan guru,
pendidik lainnya, dan tenaga kependidikan;
5. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan guru, pendidik
lainnya, dan tenaga kependidikan;
6. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembinaan guru, pendidik lainnya,

Organisasi dan Tata Kerja 7


dan tenaga kependidikan;
7. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan;
dan
8. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Organisasi:

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan terdiri atas lima (5) unit kerja
eselon dua (2). Unit kerja tersebut adalah sebagai berikut (pasal 126).

1. Sekretariat Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan;


2. Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia
Dini dan Pendidikan Masyarakat;
3. Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar;
4. Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah; dan
5. Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah.

1) Sekretariat Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tugas:

Sekretariat Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan mempunyai tugas


melaksanakan pelayanan teknis dan administratif serta koordinasi pelaksanaan
tugas unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan (pasal 127).

Fungsi:

Sekretariat Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Setditjen GTK)


menyelenggarakan 11 fungsi keorganisasian (lihat pasal 128). Lima (5) diantara
fungsi-fungsi tersebut sangat penting dalam mendukung aktivitas para guru dan
tenaga kependidikan. Fungsi-fungsi dimaksud secara ringkas dijelaskan sebagai
berikut.

− koordinasi penyusunan kebijakan, rencana, program, kegiatan, dan anggaran;


− koordinasi pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, rencana, program,
kegiatan, dan anggaran;
− pengelolaan data dan informasi;
− koordinasi dan pelaksanaan kerja sama; dan
− koordinasi dan penyusunan bahan publikasi dan hubungan masyarakat.

Organisasi dan Tata Kerja 8


2) Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak
Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat.

Tugas:

Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia


Dini dan Pendidikan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan guru, pendidik
lainnya, dan tenaga kependidikan pada pendidikan anak usia dini dan pendidikan
masyarakat, pendidikan khusus, pendidikan layanan khusus, serta satuan
pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat Indonesia di luar negeri
(pasal 146).

Fungsi:

Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia


Dini dan Pendidikan Masyarakat menyelenggarakan 11 fungsi keorganisasian
(lihat pasal 147). Sepuluh dari fungsi tersebut erat hubungannya dengan
kepentingan pembinaan guru, pendidik lainnya, dan tenaga kependidikan secara
langsung. Secara singkat sepuluh fungsi keorganisasian tersebut adalah sebagai
berikut.

− penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembinaan guru, pendidik lainnya,


dan tenaga kependidikan;
− koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan guru, pendidik
lainnya, dan tenaga kependidikan;
− penyusunan rencana kebutuhan guru, pendidik lainnya, dan tenaga
kependidikan, serta pengendalian formasi guru dan pendidik lainnya;
− peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru, pendidik lainnya, dan tenaga
kependidikan;
− penilaian kinerja dan pengembangan karir guru, pendidik lainnya, dan tenaga
kependidikan;
− pemindahan guru, pendidik lainnya, dan tenaga kependidikan;
− peningkatan kesejahteraan serta pemberian penghargaan dan pelindungan
guru, pendidik lainnya, dan tenaga kependidikan;
− penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan guru,
pendidik lainnya, dan tenaga kependidikan;
− pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan guru,
pendidik lainnya, dan tenaga kependidikan; dan
− pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang pembinaan guru, pendidik lainnya,
dan tenaga kependidikan.

Semua fungsi keorganisasian di atas diterapkan pada pendidikan anak usia dini
dan pendidikan masyarakat, pendidikan khusus, pendidikan layanan khusus, serta
satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat Indonesia di luar

Organisasi dan Tata Kerja 9


negeri.

3) Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar

Tugas:

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan guru pada
pendidikan dasar, pendidikan khusus, dan pendidikan layanan khusus, serta satuan
pendidikan Indonesia di luar negeri pada pendidikan dasar (pasal 170).

Fungsi:

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar menyelenggarakan 11 fungsi


keorganisasian (lihat pasal 171). Sepuluh dari fungsi tersebut erat hubungannya
dengan kepentingan para guru secara langsung. Secara singkat sepuluh fungsi
keorganisasian tersebut adalah sebagai berikut.

− penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembinaan guru pada pendidikan


dasar, pendidikan khusus, dan pendidikan layanan khusus, serta satuan
pendidikan Indonesia di luar negeri pada pendidikan dasar;
− koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan guru;
− penyusunan rencana kebutuhan dan pengendalian formasi guru;
− peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru;
− penilaian kinerja dan pengembangan karir guru;
− pemindahan guru;
− peningkatan kesejahteraan serta pemberian penghargaan dan pelindungan
guru;
− penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan guru;
− menyelenggarakan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pembinaan guru;
− pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembinaan guru.

Semua fungsi keorganisasian di atas diterapkan pada pendidikan dasar, pendidikan


khusus, dan pendidikan layanan khusus, serta satuan pendidikan Indonesia di luar
negeri pada pendidikan dasar.

4) Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah

Tugas:

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pembinaan guru pada pendidikan menengah, pendidikan khusus, dan pendidikan
layanan khusus, serta satuan pendidikan Indonesia di luar negeri pada pendidikan
menengah (pasal 194).

Organisasi dan Tata Kerja 10


Fungsi:

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah menyelenggarakan 11 fungsi


keorganisasian (lihat pasal 195). Sepuluh dari fungsi tersebut erat hubungannya
dengan kepentingan para guru secara langsung. Secara singkat sepuluh fungsi
keorganisasian tersebut adalah sebagai berikut.

− penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembinaan guru pada pendidikan


dasar, pendidikan khusus, dan pendidikan layanan khusus, serta satuan
pendidikan Indonesia di luar negeri pada pendidikan dasar;
− koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan guru;
− penyusunan rencana kebutuhan dan pengendalian formasi guru;
− peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru;
− penilaian kinerja dan pengembangan karir guru;
− pemindahan guru;
− peningkatan kesejahteraan serta pemberian penghargaan dan pelindungan
guru;
− penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan guru;
− pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan guru;
− pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembinaan guru.

Semua fungsi keorganisasian di atas diterapkan pada pendidikan menengah serta


pendidikan khusus, dan pendidikan layanan khusus, serta satuan pendidikan
Indonesia di luar negeri pada pendidikan menengah.

5) Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan


Menengah

Tugas:

Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah


mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
di bidang pembinaan tenaga kependidikan pada pendidikan dasar, pendidikan
menengah, pendidikan khusus, dan pendidikan layanan khusus, serta satuan
pendidikan Indonesia di luar negeri pada pendidikan dasar dan menengah (Pasal
218).

Fungsi:

Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah


menyelenggarakan 11 fungsi keorganisasian (lihat pasal 219). Sepuluh dari fungsi
tersebut erat hubungannya dengan kepentingan para tenaga kependidikan secara
langsung. Secara singkat sepuluh fungsi keorganisasian tersebut adalah sebagai
berikut.

− penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembinaan tenaga kependidikan;

Organisasi dan Tata Kerja 11


− koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan tenaga
kependidikan;
− penyusunan rencana kebutuhan tenaga kependidikan;
− peningkatan kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan;
− penilaian kinerja dan pengembangan karir tenaga kependidikan;
− pemindahan tenaga kependidikan lintas daerah provinsi;
− peningkatan kesejahteraan serta pemberian penghargaan dan pelindungan
tenaga kependidikan;
− penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan tenaga
kependidikan;
− pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan tenaga
kependidikan; dan
− pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembinaan tenaga
kependidikan.

Semua fungsi keorganisasian di atas diterapkan pada pendidikan dasar, pendidikan


menengah, pendidikan khusus, dan pendidikan layanan khusus, serta satuan
pendidikan Indonesia di luar negeri pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.

c. Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat

Tugas:

Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat


mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat (pasal 243).

Fungsi:

Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat


menyelenggarakan fungsi (pasal 244):

1. perumusan kebijakan di bidang kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana,


pendanaan, dan tata kelola pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat;

2. pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan kualitas pendidikan karakter peserta


didik, fasilitasi sumber daya, pemberian izin dan kerja sama penyelenggaraan
satuan dan/atau program yang diselenggarakan perwakilan negara asing atau
lembaga asing, dan penjaminan mutu pendidikan anak usia dini dan pendidikan
masyarakat;

3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kurikulum, peserta


didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola pendidikan anak usia dini
dan pendidikan masyarakat;

4. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pendidikan anak usia dini
Organisasi dan Tata Kerja 12
dan pendidikan masyarakat;

5. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pendidikan anak usia dini dan
pendidikan masyarakat;

6. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan


Pendidikan Masyarakat; dan

7. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Menteri.

Ada lima (5) unit kerja eselon 2 di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak
Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (pasal 245). Unit kerja tersebut adalah sebagai
berikut.

1. Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan


Masyarakat;
2. Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini;
3. Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga;
4. Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan; dan
5. Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan.

1) Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan


Masyarakat

Tugas:

Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan


Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif
serta koordinasi pelaksanaan tugas unit organisasi di lingkungan Direktorat
Jenderal (pasal 246).

Fungsi:

Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan


Masyarakat menyelenggarakan 11 fungsi keorganisasian (lihat pasal 247). Di
antara fungsi-fungsi tersebut, ada lima (5) fungsi penting dalam mendukung
aktivitas penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat.
Fungsi-fungsi dimaksud secara ringkas dijelaskan sebagai berikut.

− koordinasi penyusunan kebijakan, rencana, program, kegiatan, dan anggaran;


− koordinasi pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, rencana, program,
kegiatan, dan anggaran;
− pengelolaan data dan informasi;
− koordinasi dan pelaksanaan kerja sama dan pemberdayaan peran serta
masyarakat;
− koordinasi dan penyusunan bahan publikasi dan hubungan masyarakat.

Organisasi dan Tata Kerja 13


2) Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini

Tugas:

Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pembinaan pendidikan anak usia dini (pasal 265).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia


Dini menyelenggarakan 10 fungsi fungsi keorganisasian (lihat pasal 266).
Sembilan (9) dari fungsi tersebut erat hubungannya dengan kepentingan
pembinaan dan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. Secara singkat
sembilan fungsi keorganisasian tersebut adalah sebagai berikut.

− penyiapan perumusan kebijakan di bidang kurikulum, peserta didik, sarana


dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola pendidikan anak usia dini;
− koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang kurikulum, peserta didik,
sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola pendidikan anak usia dini;
− peningkatan kualitas pendidikan karakter peserta didik pendidikan anak usia
dini;
− fasilitasi sarana dan prasarana serta pendanaan pendidikan anak usia dini;
− pertimbangan pemberian izin penyelenggaraan pendidikan anak usia dini
yang diselenggarakan perwakilan negara asing dan satuan pendidikan anak
usia dini kerja sama yang diselenggarakan oleh lembaga asing dengan
lembaga pendidikan Indonesia, serta kerja sama di bidang pendidikan anak
usia dini;
− fasilitasi pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan anak usia dini;
− penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kurikulum,
peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola pendidikan
anak usia dini;
− pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pendidikan anak usia
dini; dan
− pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang pendidikan anak usia dini.

3) Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga

Tugas:

Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan pendidikan
keluarga (pasal 286).

Organisasi dan Tata Kerja 14


Fungsi:

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga


menyelenggarakan sembilan (9) fungsi keorganisasian (lihat pasal 287). Delapan
(8) fungsi penting Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga dalam pembinaan
pendidikan keluarga adalah:

− penyiapan perumusan kebijakan di bidang pendampingan pembelajaran,


sumber belajar, dan pendanaan;
− koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendampingan pembelajaran,
sumber belajar, dan pendanaan;
− peningkatan kualitas pendidikan karakter anak dan remaja;
− fasilitasi sumber belajar dan pendanaan;
− fasilitasi penjaminan mutu;
− penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pendampingan
pembelajaran, sumber belajar, dan pendanaan;
− pemberian bimbingan teknis dan supervisi; dan
− pelaksanaan evaluasi dan laporan.

4) Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan

Tugas:

Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pembinaan pendidikan keaksaraan dan kesetaraan (pasal 305).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan


Kesetaraan menyelenggarakan sembilan (9) fungsi keorganisasian (lihat pasal
306). Delapan (8) fungsi penting terkait dengan pendidikan keaksaraan dan
pendidikan kesetaraan adalah sebagaiai berikut.

− penyiapan perumusan kebijakan di bidang kurikulum, peserta didik, sarana


dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola;
− koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang kurikulum, peserta didik,
sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola;
− peningkatan kualitas pendidikan karakter peserta didik;
− fasilitasi sarana dan prasarana serta pendanaan;
− fasilitasi pelaksanaan penjaminan mutu;
− penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kurikulum,
peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola;
− pemberian bimbingan teknis dan supervisi;
− pelaksanaan evaluasi dan laporan

Organisasi dan Tata Kerja 15


5) Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan

Tugas:

Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan kursus dan
pelatihan (pasal 325).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan


menyelenggarakan sepuluh (10) fungsi keorganisasian (lihat pasal 3206).
Sembilan (9) fungsi penting terkait dengan pembinaan kursus dan pelatihan adalah
sebag berikut.

− penyiapan perumusan kebijakan di bidang kurikulum, peserta didik, sarana


dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola;
− koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang kurikulum, peserta didik,
sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola;
− peningkatan kualitas pendidikan karakter peserta didik;
− fasilitasi sarana dan prasarana serta pendanaan;
− pertimbangan pemberian izin penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang
diselenggarakan perwakilan negara asing dan program kursus dan pelatihan
kerja sama yang diselenggarakan oleh lembaga asing dengan lembaga
pendidikan Indonesia serta kerja sama di bidang kursus dan pelatihan;
− fasilitasi pelaksanaan penjaminan mutu;
− penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kurikulum,
peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola;
− pemberian bimbingan teknis dan supervisi;
− pelaksanaan evaluasi dan laporan.

d. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Tugas:

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah mempunyai tugas


menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan dasar
dan menengah (pasal 346).

Fungsi:

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah menyelenggarakan fungsi (pasal


347):

1. Perumusan kebijakan di bidang kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana,


pendanaan, dan tata kelola pendidikan dasar dan menengah;

Organisasi dan Tata Kerja 16


2. pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan kualitas pendidikan karakter
peserta didik, fasilitasi sumberdaya, pemberian izin dan kerja sama
penyelenggaraan satuan pendidikan yang diselenggarakan perwakilan negara
asing atau lembaga asing, penyelenggaraan pendidikan di daerah khusus dan
daerah tertinggal (pendidikan layanan khusus), dan penjaminan mutu pendidikan
dasar dan menengah;
3. fasilitasi pembangunan teaching factory dan technopark di lingkungan Sekolah
Menengah Kejuruan;
4. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pendidikan dasar
dan menengah;
5. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pendidikan dasar dan
menengah;
6. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pendidikan dasar dan menengah;
7. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah;
dan
8. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Organisasi:

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah terdiri atas enam (6) unit kerja
eselon dua (2). Unit kerja tersebut adalah sebagai berikut (pasal 348).

1. Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah;


2. Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar;
3. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama;
4. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas;
5. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan; dan
6. Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus.

1) Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Tugas:

Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah mempunyai tugas


melaksanakan pelayanan teknis dan administratif serta koordinasi pelaksanaan
tugas unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal (pasal 349).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan


Dasar dan Menengah menyelenggarakan 11 fungsi keorganisasian (lihat pasal
350). Lima (5) diantara fungsi-fungsi tersebut sangat penting dalam mendukung
pembinaan pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Fungsi-fungsi dimaksud
secara ringkas dijelaskan sebagai berikut.

− koordinasi penyusunan kebijakan, rencana, program, kegiatan dan anggaran;

Organisasi dan Tata Kerja 17


− koordinasi pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, rencana,
program, kegiatan dan anggaran;
− pengelolaan data dan informasi;
− koordinasi dan pelaksanaan kerja sama dan pemberdayaan peran serta
masyarakat; dan
− koordinasi dan penyusunan bahan publikasi dan hubungan masyarakat;

2) Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar

Tugas:

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan sekolah dasar (pasal
368).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar


menyelenggarakan 10 fungsi keorganisasian (lihat pasal 369). Sembilan (9)
diantara fungsi-fungsi tersebut sangat penting dalam mendukung pembinaan
sekolah dasar. Fungsi-fungsi dimaksud secara ringkas dijelaskan sebagai berikut.

− penyiapan perumusan kebijakan di bidang kurikulum, peserta didik, sarana


dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola;
− koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang kurikulum, peserta didik,
sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola;
− peningkatan kualitas pendidikan karakter peserta didik;
− fasilitasi sarana dan prasarana serta pendanaan;
− pemberian pertimbangan izin dan kerja sama penyelenggaraan sekolah dasar
yang diselenggarakan perwakilan negara asing atau lembaga asing;
− fasilitasi pelaksanaan penjaminan mutu;
− penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kurikulum,
peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola;
− pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kurikulum, peserta didik,
sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola;
− pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang kurikulum, peserta didik, sarana
dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola

3) Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama

Tugas:

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pembinaan sekolah menengah pertama. (pasal 388).
Organisasi dan Tata Kerja 18
Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah


Pertama menyelenggarakan 10 fungsi keorganisasian (lihat pasal 389). Sembilan
(9) diantara fungsi-fungsi tersebut sangat penting dalam mendukung pembinaan
sekolah menengah pertama. Fungsi-fungsi dimaksud secara ringkas dijelaskan
sebagai berikut.

− penyiapan perumusan kebijakan di bidang kurikulum, peserta didik, sarana


dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola;
− koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang kurikulum, peserta didik,
sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola;
− peningkatan kualitas pendidikan karakter peserta didik;
− fasilitasi sarana dan prasarana serta pendanaan;
− pemberian pertimbangan izin dan kerja sama penyelenggaraan sekolah
menengah pertama yang diselenggarakan perwakilan negara asing atau
lembaga asing;
− fasilitasi pelaksanaan penjaminan mutu;
− penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kurikulum,
peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola;
− pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kurikulum, peserta didik,
sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola;
− pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang kurikulum, peserta didik, sarana
dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola.

4) Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas

Tugas:

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan sekolah
menengah atas. (pasal 408).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas


menyelenggarakan 10 fungsi keorganisasian (lihat pasal 409). Sembilan (9)
diantara fungsi-fungsi tersebut sangat penting dalam mendukung pembinaan
sekolah menengah atas. Fungsi-fungsi dimaksud secara ringkas dijelaskan sebagai
berikut.

− penyiapan perumusan kebijakan di bidang kurikulum, peserta didik, sarana


dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola;
− koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang kurikulum, peserta didik,
sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola;

Organisasi dan Tata Kerja 19


− peningkatan kualitas pendidikan karakter peserta didik;
− fasilitasi sarana dan prasarana serta pendanaan;
− pemberian pertimbangan izin dan kerja sama penyelenggaraan sekolah
menengah atas yang diselenggarakan perwakilan negara asing atau lembaga
asing;
− fasilitasi pelaksanaan penjaminan mutu;
− penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kurikulum,
peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola;
− pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kurikulum, peserta didik,
sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola;
− pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang kurikulum, peserta didik, sarana
dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola.

5) Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Tugas:

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dibidang
pembinaan sekolah menengah kejuruan (pasal 428).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah


Kejuruan menyelenggarakan 12 fungsi keorganisasian (lihat pasal 429). Sebelas
(11) diantara fungsi-fungsi tersebut sangat penting dalam mendukung pembinaan
sekolah menengah kejuruan. Fungsi-fungsi dimaksud secara ringkas dijelaskan
sebagai berikut.

− penyiapan perumusan kebijakan di bidang kurikulum, peserta didik, sarana


dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola;
− koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang kurikulum, peserta didik,
sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola;
− peningkatan kualitas pendidikan karakter peserta didik;
− fasilitasi sarana dan prasarana dan pendanaan;
− fasilitasi pembangunan teaching factory dan technopark;
− pemberian pertimbangan izin dan kerja sama penyelenggaraan sekolah
menengah kejuruan yang diselenggarakan perwakilan negara asing atau
lembaga asing;
− pelaksanaan penyelarasan kejuruan dan fasilitasi kerja sama industri;
− fasilitasi pelaksanaan penjaminan mutu;
− penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kurikulum,
peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola;
− pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kurikulum, peserta didik,

Organisasi dan Tata Kerja 20


sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola;
− pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang kurikulum, peserta didik, sarana
dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola.

6) Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus

Tugas:

Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pembinaan pendidikan khusus dan layanan khusus serta satuan pendidikan
Indonesia di luar negeri (pasal 452).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan


Layanan Khusus menyelenggarakan 10 fungsi keorganisasian (lihat pasal 453).
Sembilan (9) diantara fungsi-fungsi tersebut sangat penting dalam pembinaan
pendidikan khusus dan layanan khusus serta satuan pendidikan Indonesia di luar
negeri. Fungsi-fungsi dimaksud secara ringkas dijelaskan sebagai berikut.

− penyiapan perumusan kebijakan di bidang kurikulum, peserta didik, sarana


dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola;
− koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang kurikulum, peserta didik,
sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola;
− peningkatan kualitas pendidikan karakter peserta didik;
− fasilitasi sarana dan prasarana serta pendanaan;
− pemberian pertimbangan izin penyelenggaraan satuan pendidikan di daerah
khusus dan daerah tertinggal, satuan pendidikan Indonesia di luar negeri, dan
satuan pendidikan yang diselenggarakan perwakilan negara asing atau
lembaga asing;
− fasilitasi pelaksanaan penjaminan mutu;
− penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kurikulum,
peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola;
− pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kurikulum, peserta didik,
sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola;
− pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang kurikulum, peserta didik, sarana
dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola.

e. Direktorat Jenderal Kebudayaan

Tugas:

Direktorat Jenderal Kebudayaan mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan


pelaksanaan kebijakan di bidang kebudayaan, perfilman, kesenian, tradisi, sejarah,

Organisasi dan Tata Kerja 21


cagar budaya, permuseuman, warisan budaya, dan kebudayaan lainnya (pasal 473).

Fungsi:

Direktorat Jenderal Kebudayaan menyelenggarakan fungsi (pasal 474):

1. perumusan kebijakan di bidang kebudayaan, perfilman, kesenian, tradisi, sejarah,


cagar budaya, permuseuman, warisan budaya, dan kebudayaan lainnya;
2. pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan dan pelestarian kesenian, sejarah,
dan tradisi;
3. pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan pemahaman nilai-nilai kesejarahan
dan wawasan kebangsaan;
4. pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan lembaga kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, pengelolaan cagar budaya, warisan budaya nasional dan
dunia, dan museum nasional, pembinaan dan perizinan perfilman nasional,
promosi, diplomasi, dan pertukaran budaya antar daerah dan antar negara, serta
pembinaan dan pengembangan tenaga kebudayaan;
5. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kebudayaan,
perfilman, kesenian, tradisi, sejarah, cagar budaya, permuseuman, warisan
budaya, dan kebudayaan lainnya;
6. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kebudayaan, perfilman,
kesenian, tradisi, sejarah, cagar budaya, permuseuman, warisan budaya, dan
kebudayaan lainnya;
7. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang kebudayaan, perfilman, kesenian,
tradisi, sejarah, cagar budaya, permuseuman, warisan budaya, dan kebudayaan
lainnya;
8. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kebudayaan; dan
9. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Organisasi:

Direktorat Jenderal Kebudayaan terdiri atas enam (6) unit kerja eselon dua (2). Unit
kerja tersebut adalah sebagai berikut (pasal 475).

1. Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan;


2. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman;
3. Direktorat Kesenian;
4. Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi;
5. Direktorat Sejarah; dan
6. Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya.

Organisasi dan Tata Kerja 22


1) Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan

Tugas:

Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan mempunyai tugas melaksanakan


pelayanan teknis dan administratif serta koordinasi pelaksanaan tugas unit
organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal (pasal 476).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan


menyelenggarakan 11 fungsi keorganisasian (lihat pasal 477). Lima (5) diantara
fungsi-fungsi tersebut sangat penting dalam mendukung pelaksanaan kebijakan di
bidang kebudayaan. Fungsi-fungsi dimaksud secara ringkas dijelaskan sebagai
berikut.

− koordinasi penyusunan kebijakan, rencana, program, kegiatan, dan anggaran;


− koordinasi pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, rencana, program,
kegiatan, dan anggaran;
− pengelolaan data dan informasi;
− koordinasi dan pelaksanaan kerja sama;
− koordinasi dan penyusunan bahan publikasi dan hubungan masyarakat.

2) Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman

Tugas:

Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pelestarian cagar budaya dan permuseuman (pasal 495).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan


Permuseuman menyelenggarakan 11 fungsi keorganisasian (lihat pasal 496).
Sepuluh (10) diantara fungsi-fungsi tersebut sangat penting dalam mendukung
pelestarian cagar budaya dan permuseuman. Fungsi-fungsi dimaksud secara
ringkas dijelaskan sebagai berikut.

− penyiapan perumusan kebijakan di bidang registrasi nasional, pelestarian


cagar budaya, permuseuman, dokumentasi, dan pembinaan tenaga;
− koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang registrasi nasional,
pelestarian cagar budaya, permuseuman, dokumentasi, dan pembinaan
tenaga;
− pelaksanaan registrasi nasional cagar budaya;
− pengelolaan cagar budaya nasional;
− pembinaan dan pengembangan tenaga;
Organisasi dan Tata Kerja 23
− penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang registrasi,
pelestarian cagar budaya, permuseuman, dan pembinaan;
− pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang registrasi, pelestarian
cagar budaya, permuseuman, dan pembinaan;
− pelaksanaan kerja sama dan pemberdayaan peran serta masyarakat;
− pelaksanaan dokumentasi di bidang registrasi nasional, pelestarian cagar
budaya, permuseuman, dan pembinaan tenaga cagar budaya dan
permuseuman;
− pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang registrasi nasional, pelestarian
cagar budaya, permuseuman, dan pembinaan tenaga.

3) Direktorat Kesenian

Tugas:

Direktorat Kesenian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan


pelaksanaan kebijakan di bidang kesenian (pasal 519).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Direktorat Kesenian menyelenggarakan 10


fungsi keorganisasian (lihat pasal 520). Sembilan (9) diantara fungsi-fungsi
tersebut sangat penting dalam mendukung pelaksanaan kebijakan di bidang
kesenian. Fungsi-fungsi dimaksud secara ringkas dijelaskan sebagai berikut.

− penyiapan perumusan kebijakan di bidang seni pertunjukan, seni rupa, seni


media, dokumentasi, dan tenaga kesenian;
− koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang seni pertunjukan, seni rupa,
seni media, dokumentasi, dan pembinaan tenaga kesenian;
− pembinaan dan pelestarian kesenian;
− pembinaan dan pengembangan tenaga kesenian;
− penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang seni
pertunjukan, seni rupa, seni media dan pembinaan tenaga kesenian;
− pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang seni pertunjukan, seni
rupa, seni media, dan pembinaan dan pengembangan tenaga kesenian;
− pelaksanaan kerja sama dan pemberdayaan peran serta masyarakat di bidang
kesenian;
− pelaksanaan dokumentasi di bidang seni pertunjukan, seni rupa, seni media,
dan pembinaan tenaga kesenian;
− pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang seni pertunjukan, seni rupa, seni
media, dan pembinaan tenaga

Organisasi dan Tata Kerja 24


4) Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi

Tugas:

Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan tradisi (pasal 543).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang


Maha Esa dan Tradisi menyelenggarakan 11 fungsi keorganisasian (lihat pasal
544). Sepuluh (10) diantara fungsi-fungsi tersebut sangat penting dalam
mendukung pelaksanaan kebijakan di bidang kepercayaan dan tradisi. Fungsi-
fungsi dimaksud secara ringkas dijelaskan sebagai berikut.

− penyiapan perumusan kebijakan di bidang kepercayaan, komunitas adat,


pengetahuan dan ekspresi budaya tradisional, dokumentasi, dan pembinaan
tenaga;
− koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang kepercayaan, komunitas
adat, pengetahuan dan ekspresi budaya tradisional, dokumentasi, dan
pembinaan tenaga;
− pembinaan dan pelestarian tradisi;
− pembinaan dan pengembangan tenaga;
− pembinaan komunitas kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
− penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kepercayaan,
komunitas adat, pengetahuan dan ekspresi budaya tradisional, dan pembinaan
tenaga;
− pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kepercayaan, komunitas
adat, pengetahuan dan ekspresi budaya tradisional, dan pembinaan tenaga;
− pelaksanaan kerja sama dan pemberdayaan peran serta masyarakat di bidang
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan tradisi;
− pelaksanaan dokumentasi di bidang kepercayaan, komunitas adat,
pengetahuan dan ekspresi budaya tradisional, dan pembinaan tenaga;
− pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang kepercayaan, komunitas adat,
pengetahuan dan ekspresi budaya tradisional, dan pembinaan tenaga.

5) Direktorat Sejarah

Tugas:

Direktorat Sejarah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan


pelaksanaan kebijakan di bidang sejarah (pasal 567).

Organisasi dan Tata Kerja 25


Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Direktorat Direktorat Sejarah


menyelenggarakan 11 fungsi keorganisasian (lihat pasal 568). Sepuluh (10)
diantara fungsi-fungsi tersebut sangat penting dalam mendukung pelaksanaan
kebijakan di bidang sejarah. Fungsi-fungsi dimaksud secara ringkas dijelaskan
sebagai berikut.

− penyiapan perumusan kebijakan di bidang sejarah nasional, geografi sejarah,


internalisasi nilai sejarah, dokumentasi, dan pembinaan tenaga kesejarahan;
− koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang sejarah nasional, geografi
sejarah, internalisasi nilai sejarah, dan dokumentasi serta pembinaan tenaga
kesejarahan;
− pembinaan dan pelestarian sejarah;
− peningkatan pemahaman nilai-nilai kesejarahan dan wawasan kebangsaan;
− pembinaan dan pengembangan tenaga di bidang kesejarahan;
− penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang sejarah nasional,
geografi sejarah, internalisasi nilai sejarah, dan pembinaan tenaga
kesejarahan;
− pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang sejarah nasional,
geografi sejarah, dan internalisasi nilai sejarah dan pembinaan tenaga
kesejarahan;
− pelaksanaan kerja sama dan pemberdayaan peran serta masyarakat di bidang
sejarah;
− pelaksanaan dokumentasi di bidang sejarah nasional, geografi sejarah,
internalisasi nilai sejarah, dan pembinaan tenaga kesejarahan;
− pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang sejarah nasional, geografi
sejarah, internalisasi nilai sejarah, dan pembinaan tenaga

6) Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya

Tugas:

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang warisan dan diplomasi
budaya (pasal 591).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


menyelenggarakan 12 fungsi keorganisasian (lihat pasal 592). Sebelas (11)
diantara fungsi-fungsi tersebut sangat penting dalam mendukung pelaksanaan
kebijakan di bidang warisan dan diplomasi budaya. Fungsi-fungsi dimaksud
secara ringkas dijelaskan sebagai berikut.

− penyiapan perumusan kebijakan di bidang warisan budaya benda dunia,


Organisasi dan Tata Kerja 26
warisan budaya tak benda, diplomasi budaya dalam negeri, diplomasi budaya
luar negeri, dan dokumentasi;
− koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang warisan budaya benda dunia,
warisan budaya tak benda, diplomasi budaya dalam negeri, diplomasi budaya
luar negeri, dan dokumentasi;
− pelaksanaan promosi dan pertukaran budaya antar daerah dan antar negara;
− pelaksanaan diplomasi budaya dalam negeri dan diplomasi budaya luar
negeri;
− pengelolaan warisan budaya dunia;
− penyusunan bahan pelindungan hak kekayaan intelektual (HKI) komunal di
bidang kebudayaan;
− penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang warisan budaya
tak benda;
− pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang warisan dan diplomasi
budaya;
− pelaksanaan kerja sama dan pemberdayaan peran serta masyarakat di bidang
warisan dan diplomasi budaya;
− pelaksanaan dokumentasi di bidang warisan budaya benda dunia, warisan
budaya tak benda, diplomasi budaya dalam negeri, dan diplomasi budaya
luar negeri;
− pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang warisan budaya benda dunia,
warisan budaya tak benda, diplomasi budaya dalam negeri, diplomasi budaya
luar negeri.

f. Inspektorat Jenderal

Tugas:

Inspektorat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan internal di


lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (pasal 615).

Fungsi:

Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi (pasal 616):

1. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan;
2. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
3. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri;
4. penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan;
5. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan

Organisasi dan Tata Kerja 27


6. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Organisasi:

Inspektorat Jenderal terdiri atas lima (5) unit kerja eselon dua (2). Unit kerja tersebut
adalah sebagai berikut (pasal 617).

1. Sekretariat Inspektorat Jenderal;


2. Inspektorat I;
3. Inspektorat II;
4. Inspektorat III; dan
5. Inspektorat Investigasi.

1) Sekretariat Inspektorat Jenderal

Tugas:

Sekretariat Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis


dan administratif serta koordinasi pelaksanaan tugas unit organisasi di lingkungan
Inspektorat Jenderal (pasal 619).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Sekretariat Inspektorat Jenderal


menyelenggarakan 13 fungsi keorganisasian (lihat pasal 620). Tujuh (7) diantara
fungsi-fungsi tersebut sangat penting dalam mendukung pelaksanaan pengawasan.
Fungsi-fungsi dimaksud secara ringkas dijelaskan sebagai berikut.

− koordinasi penyusunan kebijakan, rencana, program, kegiatan, dan anggaran


di bidang pengawasan;
− pengelolaan data dan informasi di bidang pengawasan;
− koordinasi pelaksanaan tugas di bidang pengawasan;
− koordinasi dan penyusunan bahan publikasi dan hubungan masyarakat di
bidang pengawasan;
− pengolahan dan evaluasi laporan hasil pengawasan;
− pemantauan dan evaluasi tindak lanjut hasil pengawasan;
− fasilitasi pencegahan korupsi.

2) Inspektorat

Inspektorat I sampai dengan Inspektorat III mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis serta pengawasan internal di
wilayah kerjanya (pasal 638).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Inspektorat (I sampai dengan III)

Organisasi dan Tata Kerja 28


menyelenggarakan tujuh (7) fungsi keorganisasian (lihat pasal 639). Lima (5)
diantara fungsi-fungsi tersebut sangat penting dalam mendukung pelaksanaan
pengawasan dan pencegahan korupsi. Fungsi-fungsi dimaksud secara ringkas
dijelaskan sebagai berikut.

− penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengawasan internal;


− pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan
lain terhadap kinerja dan keuangan;
− pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu;
− pelaksanaan pencegahan korupsi;
− penyusunan laporan hasil pengawasan

3) Inspektorat Investigasi

Inspektorat Investigasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan


perumusan kebijakan teknis dan audit investigasi terhadap dugaan korupsi, kolusi,
dan nepotisme di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (pasal
642).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Inspektorat Investigasi menyelenggarakan


tujuh (7) fungsi keorganisasian (lihat pasal 643). Enam (6) diantara fungsi-fungsi
tersebut sangat penting dalam mendukung pelaksanaan audit investigasi terhadap
dugaan korupsi, kolusi, dan nepotisme di lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Fungsi-fungsi dimaksud secara ringkas dijelaskan sebagai berikut.

− penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis audit investigasi;


− penyusunan rencana, program, kegiatan, dan anggaran Inspektorat
Investigasi;
− pelaksanaan penemuan fakta (fact finding) atas dugaan korupsi, kolusi,
nepotisme, dan penyelewengan lain;
− pelaksanaan audit investigasi atas dugaan korupsi, kolusi, nepotisme, dan
penyelewengan lain;
− pelaksanaan fasilitasi pengawasan investigasi;
− penyusunan laporan hasil audit investigasi.

g. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Tugas:

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa mempunyai tugas melaksanakan


pengembangan, pembinaan, dan pelindungan di bidang bahasa dan sastra (pasal 648).

Organisasi dan Tata Kerja 29


Fungsi:

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menyelenggarakan fungsi (pasal 649):

1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana, program, dan anggaran pengembangan,


pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra;
2. Pelaksanaan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan astra;
3. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pengembangan, pembinaan,
dan pelindungan bahasa dan sastra;
4. pelaksanaan administrasi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa; dan
5. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Organisasi:

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa terdiri atas lima (4) unit kerja eselon
dua (2). Unit kerja tersebut adalah sebagai berikut (pasal 650).

1. Sekretariat Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa;


2. Pusat Pengembangan dan Pelindungan;
3. Pusat Pembinaan; dan
4. Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan.

1) Sekretariat Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Tugas:

Sekretariat Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa mempunyai tugas


melaksanakan pelayanan teknis dan administratif serta koordinasi pelaksanaan
tugas unit organisasi di lingkungan Badan (pasal 651).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Sekretariat Badan Pengembangan dan


Pembinaan Bahasa menyelenggarakan 11 fungsi keorganisasian (lihat pasal 652).
Lima (5) diantara fungsi-fungsi tersebut sangat penting dalam mendukung
pengembangan dan pembinaan bahasa dan sastra. Fungsi-fungsi dimaksud secara
ringkas dijelaskan sebagai berikut.

− koordinasi penyusunan kebijakan, rencana, program, kegiatan, dan anggaran;


− koordinasi pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, rencana,
program, kegiatan, dan anggaran;
− pengelolaan data dan informasi;
− koordinasi dan pelaksanaan kerja sama;
− koordinasi dan penyusunan bahan publikasi dan hubungan masyarakat.

Organisasi dan Tata Kerja 30


2) Pusat Pengembangan dan Pelindungan

Tugas:

Pusat Pengembangan dan Pelindungan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


bahan kebijakan teknis, pengembangan, dan pelindungan bahasa dan sastra. (pasal
670).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Pusat Pengembangan dan Pelindungan


menyelenggarakan tujuh (7) fungsi keorganisasian (lihat pasal 671). Enam (6)
diantara fungsi-fungsi tersebut sangat penting dalam mendukung pengembangan
dan pelindungan bahasa dan sastra. Fungsi-fungsi dimaksud secara ringkas
dijelaskan sebagai berikut.

− penyiapan bahan kebijakan teknis;


− penyusunan program;
− pelaksanaan pengkajian;
− pelaksanaan pengembangan dan pelindungan;
− koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan pengembangan dan pelindungan;
− pemantauan, evaluasi, dan laporan pelaksanaan pengembangan dan
pelindungan.

3) Pusat Pembinaan

Tugas:

Pusat Pembinaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan kebijakan


teknis dan pelaksanaan pembinaan bahasa dan sastra (pasal 682).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Pusat Pembinaan menyelenggarakan 8 fungsi


keorganisasian (lihat pasal 683). Tujuh (7) diantara fungsi-fungsi tersebut sangat
penting dalam mendukung pembinaan bahasa dan sastra. Fungsi-fungsi dimaksud
secara ringkas dijelaskan sebagai berikut.

− penyiapan bahan kebijakan teknis;


− penyusunan program pemasyarakatan, pembelajaran, pengendalian, dan
penghargaan bahasa dan sastra;
− pelaksanaan pemasyarakatan dan pembelajaran bahasa dan sastra;
− pelaksanaan pembinaan tenaga kebahasaan dan kesastraan serta pengguna
bahasa;
− pelaksanaan pengendalian dan pemberian penghargaan penggunaan bahasa;
− koordinasi dan fasilitasi pemasyarakatan, pembelajaran, pengendalian, dan
penghargaan bahasa dan sastra;
Organisasi dan Tata Kerja 31
− pemantauan, evaluasi, dan laporan pelaksanaan pembinaan bahasa dan sastra.

4) Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan

Tugas:

Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan kebijakan teknis, pengembangan strategi dan
diplomasi kebahasaan. (pasal 698).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi


Kebahasaan menyelenggarakan delapan (8) fungsi keorganisasian (lihat pasal
699). Tujuh (7) diantara fungsi-fungsi tersebut sangat penting dalam mendukung
pengembangan strategi dan diplomasi kebahasaan. Fungsi-fungsi dimaksud secara
ringkas dijelaskan sebagai berikut.

− penyiapan bahan kebijakan teknis;


− penyusunan program;
− pelaksanaan pengembangan strategi dan diplomasi kebahasaan;
− peningkatan kompetensi berbahasa asing;
− pelaksanaan penerjemahan;
− koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan pengembangan strategi dan diplomasi
kebahasaan;
− pemantauan, evaluasi, dan laporan pelaksanaan pengembangan strategi dan
diplomasi kebahasaan.

h. Badan Penelitian dan Pengembangan

Tugas:

Badan Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan


pengembangan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan masyarakat, serta kebudayaan (pasal 707).

Fungsi:

Badan Penelitian dan Pengembangan menyelenggarakan fungsi (pasal 708):

1. penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran penelitian dan


pengembangan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan masyarakat, serta kebudayaan;
2. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat, serta
kebudayaan;
3. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan
Organisasi dan Tata Kerja 32
di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan masyarakat, serta kebudayaan;
4. pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan; dan
5. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Organisasi:

Badan Penelitian dan Pengembangan terdiri atas lima (5) unit kerja eselon dua (2).
Unit kerja tersebut adalah sebagai berikut (pasal 709).

1. Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan;


2. Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan;
3. Pusat Kurikulum dan Perbukuan;
4. Pusat Penilaian Pendidikan; dan
5. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

1) Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan

Tugas:

Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan


pelayanan teknis dan administratif serta koordinasi pelaksanaan tugas unit
organisasi di lingkungan Badan. (pasal 710).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Sekretariat Badan Penelitian dan


Pengembangan menyelenggarakan 11 fungsi keorganisasian (lihat pasal 711).
Lima (5) diantara fungsi-fungsi tersebut sangat penting dalam mendukung
penelitian dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan. Fungsi-fungsi
dimaksud secara ringkas dijelaskan sebagai berikut.

− koordinasi penyusunan kebijakan, rencana, program, kegiatan, dan anggaran;


− koordinasi pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, rencana,
program, kegiatan, dan anggaran;
− pengelolaan data dan informasi;
− koordinasi dan pelaksanaan kerja sama;
− koordinasi dan penyusunan bahan publikasi dan hubungan masyarakat.

2) Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan

Tugas:

Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan kebijakan teknis penelitian dan pengembangan
kebijakan pendidikan dan kebudayaan (pasal 729).

Organisasi dan Tata Kerja 33


Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan


Kebudayaan menyelenggarakan tujuh (7) fungsi keorganisasian (lihat pasal 730).
Enam (6) diantara fungsi-fungsi tersebut sangat penting dalam mendukung
penelitian dan pengembangan kebijakan pendidikan dan kebudayaan. Fungsi-
fungsi dimaksud secara ringkas dijelaskan sebagai berikut.

− penyiapan bahan kebijakan teknis penelitian dan pengembangan;


− penyusunan program penelitian dan pengembangan;
− pelaksanaan penelitian dan pengembangan;
− pengelolaan jaringan dan pangkalan data penelitian dan pengembangan;
− koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan penelitian dan pengembangan;
− pemantauan, evaluasi, dan laporan pelaksanaan penelitian dan
pengembangan.

3) Pusat Kurikulum dan Perbukuan

Tugas:

Pusat Kurikulum dan Perbukuan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


bahan kebijakan teknis pengembangan kurikulum, pengembangan dan
pengendalian mutu perbukuan, dan pengembangan pembelajaran (pasal 736).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Pusat Kurikulum dan Perbukuan


menyelenggarakan delapan (8) fungsi keorganisasian (lihat pasal 737). Tujuh (7)
diantara fungsi-fungsi tersebut sangat penting dalam mendukung pengembangan
kurikulum, pengembangan dan pengendalian mutu perbukuan, dan pengembangan
pembelajaran. Fungsi-fungsi dimaksud secara ringkas dijelaskan sebagai berikut.

− penyiapan bahan kebijakan teknis;


− pengembangan kurikulum;
− pengembangan perbukuan dan pengendalian mutu perbukuan;
− pengembangan pembelajaran;
− pengelolaan informasi;
− koordinasi dan fasilitasi pengembangan;
− pemantauan, evaluasi, dan laporan pelaksanaan kegiatan.

4) Pusat Penilaian Pendidikan

Tugas:

Pusat Penilaian Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan


kebijakan teknis penelitian dan pengembangan sistem dan metodologi penilaian

Organisasi dan Tata Kerja 34


pendidikan. (pasal 746).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Pusat Penilaian Pendidikan menyelenggarakan


delapan (8) fungsi keorganisasian (lihat pasal 747). Tujuh (7) diantara fungsi-
fungsi tersebut sangat penting dalam mendukung pengembangan sistem dan
metodologi penilaian pendidikan. Fungsi-fungsi dimaksud secara ringkas
dijelaskan sebagai berikut.

− penyiapan bahan kebijakan teknis;


− pengembangan sistem dan pelaksanaan pengukuran akademik;
− pengembangan sistem dan pelaksanaan pengukuran non-akademik dan
seleksi;
− pelaksanaan analisis hasil penilaian pendidikan;
− pengembangan sistem, pengelolaan, dan pemanfaatan hasil penilaian
pendidikan;
− koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan penilaian pendidikan;
− pemantauan, evaluasi, dan laporan pelaksanaan penilaian pendidikan

5) Pusat Penelitian Arkeologi Nasional

Tugas:

Pusat Penelitian Arkeologi Nasional mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


bahan kebijakan teknis di bidang penelitian dan pengembangan arkeologi (pasal
756).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional


menyelenggarakan sembilan (9) fungsi keorganisasian (lihat pasal 757). Delapan
(8) diantara fungsi-fungsi tersebut sangat penting dalam mendukung penelitian
dan pengembangan arkeologi. Fungsi-fungsi dimaksud secara ringkas dijelaskan
sebagai berikut.

− penyiapan bahan kebijakan teknis;


− penyusunan program;
− pelaksanaan penelitian dan pengembangan arkeologi;
− koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan penelitian dan pengembangan
arkeologi;
− pelaksanaan konservasi dan arkeometri hasil penelitian arkeologi;
− pelaksanaan kerja sama penelitian dan pengembangan arkeologi;
− pendayagunaan dan pelayanan data hasil penelitian arkeologi;
− pemantauan, evaluasi, dan laporan pelaksanaan penelitian dan
pengembangan arkeologi.
Organisasi dan Tata Kerja 35
i. Pusat-pusat

1) Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan

Tugas:

Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan mempunyai tugas melaksanakan


analisis dan sinkronisasi kebijakan, pengelolaan isu dan masalah strategis
Kementerian serta pemantauan dan evaluasi target rencana kerja Kementerian
(pasal 767).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan


menyelenggarakan lima (5) fungsi keorganisasian (lihat pasal 768). Empat (4)
diantara fungsi-fungsi tersebut sangat penting dalam mendukung analisis dan
sinkronisasi kebijakan, pengelolaan isu dan masalah strategis Kementerian.
Fungsi-fungsi dimaksud secara ringkas dijelaskan sebagai berikut.

− pelaksanaan analisis dan sinkronisasi kebijakan Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan;
− pengelolaan isu dan masalah strategis Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan;
− pemantauan dan evaluasi target rencana kerja Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan;
− fasilitasi kegiatan Menteri

2) Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan

Tugas:

Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan


mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan pendayagunaan teknologi
informasi dan komunikasi untuk pendidikan dan kebudayaan. (pasal 778).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi


Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan 10 fungsi keorganisasian (lihat
pasal 779). Sembilan (9) diantara fungsi-fungsi tersebut sangat penting dalam
mendukung pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan
komunikasi untuk pendidikan dan kebudayaan. Fungsi-fungsi dimaksud secara
ringkas dijelaskan sebagai berikut.

− penyusunan kebijakan teknis;


− pengembangan teknologi pembelajaran untuk pendidikan dan kebudayaan
berbasis radio, televisi, film, multimedia, dan web;

Organisasi dan Tata Kerja 36


− pengembangan dan pengelolaan jejaring teknologi informasi dan komunikasi
pendidikan dan kebudayaan;
− pengelolaan dan pengintegrasian e-layanan pendidikan dan kebudayaan;
− fasilitasi pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan
komunikasi pendidikan dan kebudayaan;
− pemantauan dan evaluasi di bidang teknologi informasi dan komunikasi
pendidikan dan kebudayaan;
− pelaksanaan kerja sama di bidang pengembangan dan pendayagunaan
teknologi informasi dan komunikasi pendidikan dan kebudayaan;
− penyusunan laporan pelaksanaan pengembangan dan pendayagunaan
teknologi informasi dan komunikasi pendidikan dan kebudayaan;
− pembinaan jabatan fungsional pengembang teknologi pembelajaran

3) Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan


Tugas:

Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai tugas


melaksanakan pengelolaan data dan statistik pendidikan dan kebudayaan (pasal
798).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan
Kebudayaan menyelenggarakan lima (5) fungsi keorganisasian (lihat pasal 799).
Empat (4) diantara fungsi-fungsi tersebut sangat penting dalam mendukung
pengelolaan data dan statistik pendidikan dan kebudayaan. Fungsi-fungsi
dimaksud secara ringkas dijelaskan sebagai berikut.

− penyusunan kebijakan teknis;


− pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data pendidikan dan kebudayaan;
− pendayagunaan dan pelayanan data dan statistik pendidikan dan kebudayaan;
− pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi pengelolaan data dan statistik
pendidikan dan kebudayaan

4) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai

Tugas:

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai mempunyai tugas melaksanakan


pendidikan dan pelatihan pegawai (pasal 818).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai


menyelenggarakan sembilan (9) fungsi keorganisasian (lihat pasal 819). Delapan

Organisasi dan Tata Kerja 37


(8) diantara fungsi-fungsi tersebut sangat penting dalam mendukung pendidikan
dan pelatihan pegawai. Fungsi-fungsi dimaksud secara ringkas dijelaskan sebagai
berikut.

− penyusunan kebijakan teknis;


− penyusunan dan pengembangan program;
− pelaksanaan pendidikan dan pelatihan pegawai;
− pengembangan sistem informasi pendidikan dan pelatihan;
− fasilitasi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan;
− pelaksanaan kerja sama di bidang pendidikan dan pelatihan;
− pemantauan dan evaluasi pelaksanaan dan pasca pendidikan dan pelatihan;
− penyusunan laporan pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan

5) Pusat Pengembangan Perfilman

Tugas:

Pusat Pengembangan Perfilman mempunyai tugas melaksanakan pengembangan


perfilman (pasal 834).

Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas di atas, Pusat Pengembangan Perfilman


menyelenggarakan sembilan (9) fungsi keorganisasian (lihat pasal 835). Delapan
(8) diantara fungsi-fungsi tersebut sangat penting dalam mendukung
pengembangan perfilman. Fungsi-fungsi dimaksud secara ringkas dijelaskan
sebagai berikut.

− penyusunan kebijakan teknis;


− pemberian izin kegiatan dan usaha perfilman;
− fasilitasi pengembangan perfilman;
− pengendalian kegiatan dan usaha perfilman;
− fasilitasi dan pelaksanaan apresiasi di bidang perfilman;
− pemberian penghargaan di bidang perfilman;
− pelaksanaan pengarsipan film;
− pembinaan tenaga teknis di bidang perfilman

j. Staf Ahli

Staf Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri dan secara
administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal (pasal 849).

Staf ahli terdiri dari (lihat pasal 850)

1) Staf Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing mempunyai tugas memberikan
Organisasi dan Tata Kerja 38
rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang
inovasi dan daya saing.
2) Staf Ahli Bidang Hubungan Pusat dan Daerah mempunyai tugas memberikan
rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang
hubungan pusat dan daerah.
3) Staf Ahli Bidang Pembangunan Karakter mempunyai tugas memberikan
rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang
pembangunan karakter.
4) Staf Ahli Bidang Regulasi Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai tugas
memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait
dengan bidang regulasi pendidikan dan kebudayaan.

k. Kelompok jabatan fungsional

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan


jabatan fungsional masing-masing berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan. (pasal 851).

Kelompok jabatan fungsional terdiri atas jabatan yang terbagi dalam kelompok
jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya (lihat pasal 852).

Masing-masing kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud di atas


dikoordinir oleh tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh dan bertanggung jawab
kepada pemimpin unit organisasi sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan ketentuan peraturan


perundang-undangan yang berlaku.

5. Tata kerja

Dalam melaksanakan tugasnya setiap pemimpin satuan organisasi di lingkungan


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan wajib menerapkan prinsip koordinasi,
integrasi, dan sinkronisasi baik di lingkungan masing-masing maupun antar satuan
organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta dengan instansi
lain di luar lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan tugas
masing-masing (pasal 853). Penjelasan tentang tata kerja ini dapat dipelajari pada
beberapa pasal selanjutnya (pasal 854 sampai dengan pasal 860).

Organisasi dan Tata Kerja 39


6. Eselon, pengangkatan, dan pemberhentian

Pada pasal 861 dan 862 dijelaskan mengenai pengaturan eselon, pengangkatan, dan
pemberhentian jabatan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pengaturan tersebut adalah sebagai berikut.

− Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, Inspektur Jenderal, dan Kepala Badan


merupakan jabatan struktural eselon I.a atau Jabatan Pimpinan Tinggi Madya.

− Staf Ahli merupakan jabatan struktural eselon I.b atau Jabatan Pimpinan Tinggi
Madya.

− Kepala Biro, Direktur, Inspektur, Kepala Pusat, Sekretaris Direktorat Jenderal,


Sekretaris Inspektorat Jenderal, dan Sekretaris Badan merupakan jabatan struktural
eselon II.a atau Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama.

− Kepala Bagian, Kepala Bidang, dan Kepala Subdirektorat merupakan jabatan


struktural eselon III.a atau Jabatan Administrator.

− Kepala Subbagian, Kepala Subbidang, dan Kepala Seksi merupakan jabatan struktural
eselon IV.a atau Jabatan Pengawas.

− Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, Inspektur Jenderal, Kepala Badan, dan Staf
Ahli diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan.

− Pejabat struktural eselon II ke bawah diangkat dan diberhentikan oleh Menteri


Pendidikan dan Kebudayaan.

− Pejabat struktural eselon III ke bawah dapat diangkat dan diberhentikan oleh pejabat
yang diberi pelimpahan wewenang oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

--oo0oo--

Organisasi dan Tata Kerja 40

Anda mungkin juga menyukai