Disiapkan Oleh
SATRIJO WIDODO
2016
ORGANISASI DAN TATA KERJA
Bisa dibayangkan bagaimana situasi yang akan terjadi bila suatu urusan yang melibatkan
banyak kepentingan dan banyak orang tidak diatur. Tentu akan terjadi banyak masalah.
Mungkin akan terjadi banyak kepentingan dari banyak orang yang tidak dapat diselesaikan.
Mungkin pula akan terjadi benturan kepentingan antar pihak yang terkait, dan mungkin pula
ada pihak-pihak yang akan mengambil keuntungan dari situasi yang ada tanpa bertanggung
jawab terhadap akibat yang ditimbulkannya. Dapat dikatakan situasinya akan kacau balau.
Tidak tentu arah bagaimana berbagai kepentingan akan diselesaikan, terjadi ketidak-efisienan
proses kerja, ketidak-efektifan hasil kerja, dan banyak hal lain yang kurang diharapkan.
Karena itu perlu adanya suatu pengaturan.
Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja suatu lembaga adalah dimaksudkan untuk menjamin
agar segala urusan yang berkaitan dengan pencapaian tujuan lembaga serta yang menjadi
tanggug jawabnya dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Semuanya berjalan efisien dan
efektif. Ada kejelasan siapa yang harus bertanggung jawab, siapa pihak yang terkait, serta
bagaimana mekanismenya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memiliki lebih dari 6000 orang pegawai yang
tersebar di berbagai wilayah di Indonesia serta di beberapa negara sahabat, serta harus
melayani jutaan masyarakat Indonesia dan negara sahabat terkait dengan pendidikan dan
kebudayaan; sudah pasti memiliki organisasi dan tata kerja. Organisasi dan tata kerja
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saat ini diatur melalui Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ditetapkan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, di Jakarta pada tanggal 17 April 2015. Organisasi dan Tata
Kerja ini terdiri dari 874 pasal dan 1 lembar lampiran. Beberapa hal penting terkait dengan
Organisasi dan Tata Kerja ini dijelaskan sebagai berikut.
Perlu diketahui, sejak pemerintahan Kabinet Kerja (tahun 2014 – 2019), urusan yang
terkait dengan pendidikan tinggi tidak lagi menjadi tanggung jawab Kementerian
a. perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat, serta pengelolaan
kebudayaan;
b. pelaksanaan fasilitasi penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat, serta pengelolaan kebudayaan;
c. pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan mutu dan kesejahteraan guru dan
pendidik lainnya, serta tenaga kependidikan;
d. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan;
e. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
f. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan;
g. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan di daerah;
h. pelaksanaan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra;
i. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat, serta
kebudayaan; dan
j. pelaksanaan dukungan substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
1. Sekretaris Jenderal;
2. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan;
3. Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat;
4. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah;
5. Direktorat Jenderal Kebudayaan;
6. Inspektorat Jenderal;
7. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa; dan
8. Badan Penelitian dan Pengembangan.
a. Sekretaris Jenderal
Tugas:
Fungsi:
Organisasi:
Ada enam (6) unit kerja eselon dua (2) di Sekretariat Jenderal, yakni (pasal 8):
Tugas:
Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri bertugas melaksanakan koordinasi,
sinkronisasi, penyusunan rencana, program, kegiatan, dan anggaran Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan serta pembinaan dan penyelenggaraan kerjasama luar
negeri. (pasal 9).
Fungsi:
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar
Negeri menyelenggarakan delapan (8) fungsi keorganisasian (lihat pasal 10). Tujuh
(7) fungsi penting Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri adalah:
2) Biro Keuangan
Tugas:
Fungsi:
3) Biro Kepegawaian
Tugas:
Fungsi:
Tugas:
Fungsi:
Tugas:
Fungsi:
Tugas:
Fungsi:
Biro Umum menyelenggarakan enam (6) fungsi keorganisasian (lihat pasal 105).
Beberapa fungsi penting Biro Umum di lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan adalah:
Tugas:
Fungsi:
Organisasi:
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan terdiri atas lima (5) unit kerja
eselon dua (2). Unit kerja tersebut adalah sebagai berikut (pasal 126).
Tugas:
Fungsi:
Tugas:
Fungsi:
Semua fungsi keorganisasian di atas diterapkan pada pendidikan anak usia dini
dan pendidikan masyarakat, pendidikan khusus, pendidikan layanan khusus, serta
satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat Indonesia di luar
Tugas:
Fungsi:
Tugas:
Tugas:
Fungsi:
Tugas:
Fungsi:
4. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pendidikan anak usia dini
Organisasi dan Tata Kerja 12
dan pendidikan masyarakat;
5. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pendidikan anak usia dini dan
pendidikan masyarakat;
Ada lima (5) unit kerja eselon 2 di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak
Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (pasal 245). Unit kerja tersebut adalah sebagai
berikut.
Tugas:
Fungsi:
Tugas:
Fungsi:
Tugas:
Tugas:
Fungsi:
Tugas:
Fungsi:
Tugas:
Fungsi:
Organisasi:
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah terdiri atas enam (6) unit kerja
eselon dua (2). Unit kerja tersebut adalah sebagai berikut (pasal 348).
Tugas:
Fungsi:
Tugas:
Fungsi:
Tugas:
Tugas:
Fungsi:
Tugas:
Fungsi:
Tugas:
Fungsi:
Tugas:
Fungsi:
Organisasi:
Direktorat Jenderal Kebudayaan terdiri atas enam (6) unit kerja eselon dua (2). Unit
kerja tersebut adalah sebagai berikut (pasal 475).
Tugas:
Fungsi:
Tugas:
Fungsi:
3) Direktorat Kesenian
Tugas:
Fungsi:
Tugas:
Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan tradisi (pasal 543).
Fungsi:
5) Direktorat Sejarah
Tugas:
Tugas:
Fungsi:
f. Inspektorat Jenderal
Tugas:
Fungsi:
Organisasi:
Inspektorat Jenderal terdiri atas lima (5) unit kerja eselon dua (2). Unit kerja tersebut
adalah sebagai berikut (pasal 617).
Tugas:
Fungsi:
2) Inspektorat
Fungsi:
3) Inspektorat Investigasi
Fungsi:
Tugas:
Organisasi:
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa terdiri atas lima (4) unit kerja eselon
dua (2). Unit kerja tersebut adalah sebagai berikut (pasal 650).
Tugas:
Fungsi:
Tugas:
Fungsi:
3) Pusat Pembinaan
Tugas:
Fungsi:
Tugas:
Fungsi:
Tugas:
Fungsi:
Organisasi:
Badan Penelitian dan Pengembangan terdiri atas lima (5) unit kerja eselon dua (2).
Unit kerja tersebut adalah sebagai berikut (pasal 709).
Tugas:
Fungsi:
Tugas:
Tugas:
Fungsi:
Tugas:
Fungsi:
Tugas:
Fungsi:
Tugas:
Fungsi:
Tugas:
Fungsi:
Fungsi:
Dalam melaksanakan tugas di atas, Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan
Kebudayaan menyelenggarakan lima (5) fungsi keorganisasian (lihat pasal 799).
Empat (4) diantara fungsi-fungsi tersebut sangat penting dalam mendukung
pengelolaan data dan statistik pendidikan dan kebudayaan. Fungsi-fungsi
dimaksud secara ringkas dijelaskan sebagai berikut.
Tugas:
Fungsi:
Tugas:
Fungsi:
j. Staf Ahli
Staf Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri dan secara
administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal (pasal 849).
1) Staf Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing mempunyai tugas memberikan
Organisasi dan Tata Kerja 38
rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang
inovasi dan daya saing.
2) Staf Ahli Bidang Hubungan Pusat dan Daerah mempunyai tugas memberikan
rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang
hubungan pusat dan daerah.
3) Staf Ahli Bidang Pembangunan Karakter mempunyai tugas memberikan
rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang
pembangunan karakter.
4) Staf Ahli Bidang Regulasi Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai tugas
memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait
dengan bidang regulasi pendidikan dan kebudayaan.
Kelompok jabatan fungsional terdiri atas jabatan yang terbagi dalam kelompok
jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya (lihat pasal 852).
5. Tata kerja
Pada pasal 861 dan 862 dijelaskan mengenai pengaturan eselon, pengangkatan, dan
pemberhentian jabatan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pengaturan tersebut adalah sebagai berikut.
− Staf Ahli merupakan jabatan struktural eselon I.b atau Jabatan Pimpinan Tinggi
Madya.
− Kepala Subbagian, Kepala Subbidang, dan Kepala Seksi merupakan jabatan struktural
eselon IV.a atau Jabatan Pengawas.
− Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, Inspektur Jenderal, Kepala Badan, dan Staf
Ahli diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan.
− Pejabat struktural eselon III ke bawah dapat diangkat dan diberhentikan oleh pejabat
yang diberi pelimpahan wewenang oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
--oo0oo--