Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PANCASILA

“PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA”

Di Susun oleh :

Kelompok 6
Marti Hitsmi (A1F015004)
Riza Agustina()
Isnaini Safitri()
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang
Pancasila Sebagai Ideologi Negara.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih
memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulis.

Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik,
namun penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan
kami sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-
kesalahan baik dari segi teknik penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon
maaf dan kritik serta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat
diharapkan oleh kami untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga
dalam pengetahuan kita bersama.

Bengkulu, November 2016


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ideologi

2.2 Ideologi Terbuka dan Tertutup

2.3 Berbagai Ideologi

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ideologi Negara Indonesia adalah Pancasila. Ideologi pancasila ini


dijadikan sebagai pandangan hidup bagi bangsa Indonesia dalam mengembangkan
negara Indonesia dalam berbagai aspek. Dengan ideologi inilah bangsa Indonesia
bisa mencapai kemerdekaan dan bertambah maju baik dari potensi sumber daya
alam maupun sumber daya manusianya. Pancasila sebagai ideologi nasional
artinya Pancasila merupakan kumpulan atau seperangkat nilai yang diyakini
kebenaranya oleh pemerintah dan rakyat Indonesia dan digunakan oleh bangsa
Indonesia untuk menata atau mengatur masyarakat Indonesia atau berwujud
Ideologi yang dianut oleh negara (pemerintah dan rakyat) Indonesia secara
keseluruhan, bukan milik perseorangan atau golongan tertentu atau masyarakat
tertentu saja, namun milik bangsa Indonesia secara keseluruhan. Permasalahan
tentang Ideologi Pancasila bukan hanya sebuah permasalahan yang berkadar
kefilsafatan karena bersifat cita-cita dan normatif namun juga bersifat praksis
karena menyangkut operasionalisasi dan strategi. Hal ini karena ideologi
Pancasila juga menyangkut hal-hal yang mendasarkan suatu ajaran yang
menyeluruh tentang makna dan nilai-nilai hidup, ditentukan secara kongkrit
bagaimana manusia harus bertindak.

1.2 Rumusan Masalah

 Apa yang dimkasud dengan ideologi?


 Apa itu ideologi terbuka dan tertutup?
 Bagaimana ideologi diberbagai dunia?
1.3 Tujuan

 Mengetahui Pengertian Ideologi


 Mengetahui ideologi Terbuka dan tertutup?
 Mengetahui berbagai ideologi dunia
BAB II PEMBAHASAN

Contents
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 5

1.1. Latar Belakang ..................................................................................................... 5

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 5

1.3 Tujuan ................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 6

1.1 Pengertian Ideologi ....................................................................................................... 6

1.1 Pengertian Ideologi

Ideologi berasal dari kata idea (Inggris), yang artinya gagasan, pengertian.
Kata kerja Yunani oida = mengetahui, melihat dengan budi. Kata “logi” yang
berasal dari bahasa Yunani logos yang artinya pengetahuan. Jadi Ideologi
mempunyai arti pengetahuan tentang gagasangagasan, pengetahuan tentang ide-
ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam
pengertian sehari-hari menurut Kaelan ‘idea’ disamakan artinya dengan citacita.
Dalam perkembangannya terdapat pengertian Ideologi yang dikemukakan oleh
beberapa ahli. Istilah Ideologi pertama kali dikemukakan oleh Destutt de Tracy
seorang Perancis pada tahun 1796. Menurut Tracy ideologi yaitu ‘science of
ideas’, suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional
dalam masyarakat Perancis.

Karl Marx mengartikan Ideologi sebagai pandangan hidup yang


dikembangkan berdasarkan kepenti-ngan golongan atau kelas sosial tertentu
dalam bidang politik atau sosial ekonomi. Gunawan Setiardjo mengemukakan
bahwa ideologi adalah seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas
yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup. Ramlan Surbakti mengemukakan ada
dua pengertian Ideologi yaitu Ideologi secara fungsional dan Ideologi secara
struktural. Ideologi secara fungsional diartikan seperangkat gagasan tentang
kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik.

Ideologi yang doktriner bilamana ajaran-ajaran yang terkandung di dalam


Ideologi itu dirumuskan secara sistematis, dan pelaksanaannya diawasi secara
ketat oleh aparat partai atau aparat pemerintah. Sebagai contohnya adalah
komunisme. Sedangkan Ideologi yang pragmatis, apabila ajaran-ajaran yang
terkandung di dalam Ideologi tersebut tidak dirumuskan secara sistematis dan
terinci, namun dirumuskan secara umum hanya prinsip-prinsipnya, dan Ideologi
itu disosialisasikan secara fungsional melalui kehidupan keluarga, sistem
pendidikan, system ekonomi, kehidupan agama dan sistem politik. Pelaksanaan
Ideologi yang pragmatis tidak diawasi oleh aparat partai atau aparat pemerintah
melainkan dengan pengaturan pelembagaan (internalization), contohnya
individualisme atau liberalisme. Ideologi secara struktural diartikan sebagai
sistem pembenaran, seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan
tindakan yang diambil oleh penguasa.
Dengan demikian secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa Ideologi adalah
kumpulan gagasan- gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan
sistematis, yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia.

Notonegoro sebagaimana dikutip oleh Kaelan mengemukakan, bahwa


Ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi dasar bagi
suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada
hakikatnya merupakan asas kerokhanian yang antara lain memiliki ciri:

1) Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan


kenegaraan;
2) Mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia, pedoman hidup,
pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada
generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan
berkorban. Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat
yang sekaligus membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-citanya.
Ideologi merupakan sesuatu yang dihayati menjadi suatu keyakinan. Ideologi
merupakan suatu pilihan yang jelas membawa komitmen (keterikatan) untuk
mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang, maka akan
semakin tinggi pula komitmennya untuk melaksanakannya. Komitmen itu
tercermin dalam sikap seseorang yang meyakini ideologinya sebagai ketentuan
yang mengikat, yang harus ditaati dalam kehidupannya, baik dalam kehidupan
pribadi ataupun masyarakat. Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersifat
menyeluruh dan mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh seseorang atau suatu
masyarakat sebagai wawasan atau pandangan hidup mereka. Melalui rangkaian
nilai itu mereka mengetahui bagaiman cara yang paling baik, yaitu secara moral
atau normatif dianggap benar dan adil, dalam bersikap dan bertingkah laku untuk
memelihara, mempertahankan, membangun kehidupan duniawi bersama dengan
berbagai dimensinya. Pengertian yang demikian itu juga dapat dikembangkan
untuk masyarakat yang lebih luas, yaitu masyarakat bangsa.
1.2. Ideologi Terbuka dan Tertutup

Ideologi terbuka merupakan suatu sistem pemikiran terbuka yang


tidak hanya dibenarkan, dibutuhkan karena bukan merupakan paksaan dari
pihak luar melainkan digali dan diambil dari harta kekayaan rohani, moral
dan budaya masyarakat itu sendiri. Ideologi terbuka dapat juga diartikan
sebagai ideologi yang tidak dimutlakkan. Ideologi terbuka merupakan
ideologi yang dapat berinteraksi dari perkembangan zaman dan dinamika
yang sifatnya internal. Ideologi terbuka bersumber dari penjelasan umum
1945 yang berbunyi "... Terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih
baik hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan, pokok,
sedangkan aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan
kepada undang-undang yang lebih mudah cara membuatnya, mengubahnya
dan mencabutnya".

Nilai - nilai yang terkandung dalam ideologi pancasila sebagai ideologi


terbuka :
a. Nilai dasar, yaitu hakekat kelima sila pancasila
b. Nilai instrumental, yang merupakan arahan, kebijakan strategi, sasaran
serta lembaga pelaksanaannya
c. Nilai praktis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu
realisasi pengalaman yang bersipat nyata, dalam kehidupan sehari-hari dalam
masyarakat,berbangsa dan bernegara
Ideologi tertutup merupakan suatu sistem pemikiran tertutup yang
membenarkan pengorbanan masyarakat. Bukan hanya berupa nilai dan cita-
cita tertentu melainkan sebuah tuntutan bagi rakyatnya. Ideologi tertutup
merupakan. Kebenaran dari ideologi tertutup tidak dipermasalahkan dalam
nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral yang lain. Ideologi tertutup memiliki
sifat yang dogmatis dan apriori. Arti dogmatis adalah mempercayai terhadap
suatu keadaan tanpa daya yang valid. Sedangkan arti apriori adalah
berprasangka terlebih dahulu terhadap suatu keadaan. Ideologi tertutup
memakai pemaksaan dalam pemberlakuan yang dipatuhi setiap masyarakat
yang kordinir oleh masyarakat elit atau kelompok masyarakat. Hal ini berarti
bersifat otoriter yang dijalankan dengan totaliter.

1. Ciri-ciri ideologi terbuka


 Merupakan kekayaan rohani, dan budaya masyarakat (falsafath). Jadi,
bukan keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan dari
kesepakatan masyarakat
 Tidak diciptakan oleh negara, melainkan ditemukan dalam masyarakat
sendiri; ia adalah milik seluruh rakyat, digali dan ditemukan dalam
kehidupan mereka.
 Isinya tidak langsung operasional. Sehingga, setiap generasi baru
dapat dan perlu menggali kembali falsafah serta mencari implikasinya
dalam situasi kekinian mereka
 Tidak pernah membatasi kebebasan dan tanggung jawab masyarakat,
melainkan menginspirasi masyarakat untuk dapat berusaha hidup
untuk bertanggung jawab sesuai falsafah tersebut.
 Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima masyarakat yang
berlatar belakang, budaya dan agama yang berbeda.
2. Ciri-ciri ideologi tertutup
 Bukan cita-cita yang hidup dalam masyarakat, melainkan cita-cita dari
kelompok yang digunakan sebagai dasar negara untuk mengubah
masyarakat
 Apabila kelompok tersebut berhasil menguasai negara, ideologinya itu
dipaksakan kepada masyarakat. Nilai-nilai, norma-norma dan berbgai
segi masyarakat akan diubah sesuai dengan ideologi tersebut
 Bersifat totaliter, artinya mencakup/mengurusi seluruh bidang
kehidupan. Sehingga ideologi tertutup melakukan gerakan intensif
menguasai bidang informasi dan pendidikan sebab bidang tersebut
sebagai sarana efektif untuk memengaruhi perilaku masyarakat.
 Pluralisme pandangan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak
dihormati
 Menuntut masyarakat untuk memiliki kesetiaan total dan kesediaan
untuk berkorban bagi ideologi tersebut
 Isi ideologi tidak hanya sebagai nilai-nilai dan cita-cita, melainkan
tuntutan konkret dan operasional yang keras, mutlak dan total.

1.3. Berbagai Ideologi Dunia

1 . Komunisme
Komunisme adalah paham yang mendahulukan kepentingan umum diatas
kepentingan pribadi dan golongan, paham komunis juga menyatakan semua hal
dan sesuatu yang ada di suatu negara dikuasai secara mutlak oleh negara
tersebutPenganut faham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen yang
ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah manifes politik yang pertama
kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 teori mengenai komunis sebuah analisis
pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah dan masa kini) dan ekonomi
kesejahteraan yang kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang paling
berpengaruh dalam dunia politik.

Ciri-ciri Ideologi Komunisme :

Adapun ciri pokok pertama ajaran komunisme adalah sifatnya yang ateis, tidak
mengimani Allah. Orang komunis menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia berpikir
Tuhan tidak ada. Akan tetapi, kalau ia berpikir Tuhan ada, jadilah Tuhan ada.
Maka, keberadaan Tuhan terserah kepada manusia.

Ciri pokok kedua adalah sifatnya yang kurang menghargai manusia sebagai
individu. Manusia itu seperti mesin. Kalau sudah tua, rusak, jadilah ia rongsokan
tidak berguna seperti rongsokan mesin. Komunisme juga kurang menghargai
individu, terbukti dari ajarannya yang tidak memperbolehkan ia menguasai alat-
alat produksi.

Negara yang masih menganut komunisme adalah Tiongkok, Vietnam, Korea


Utara, Kuba dan Laos.

2. Liberalisme

Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan


tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai
politik yang utama. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat
yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Liberalisme
menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang
mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem
pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap
pemilikan individu.

Cirri-ciri ideologi liberal sebagai berikut :


1. Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik
2. Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk
kebebasan
berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
3. Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan
yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat
keputusan diri sendiri.
4. Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk.
5. Semua masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian
terbesar individu berbahagia.
6. Hak-hak tertantu yang tidak dapat dipindahkan dan tidak dapat dilanggar oleh
kekuasaan manapun..
Negara penganut Liberalisme yaitu: Amerika Serikat, Argentina, YUnani, Rusia,
Zimbawe, Australia, Jerman, Spanyol, Swedia dll.

3. Kapitalisme
Kapitalisme atau Kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa
pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-
besarnya. Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya
sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini dikenal
dengan sebutan guild sebagai cikal bakal kapitalisme. Adam Smith adalah tokoh
ekonomi kapitalis klasik yang menyerang merkantilisme yang dianggapnya
kurang mendukung ekonomi masyarakat. Ia menyerang para psiokrat yang
menganggap tanah adalah sesuatu yang paling penting dalam pola produksi.

Gerakan produksi haruslah bergerak sesuai konsep MCM (Modal-


Comodity-Money, modal-komoditas-uang), yang menjadi suatu hal yang tidak
akan berhenti karena uang akan beralih menjadi modal lagi dan akan berputar lagi
bila diinvestasikan. Adam Smith memandang bahwa ada sebuah kekuatan
tersembunyi yang akan mengatur pasar (invisible hand), maka pasar harus
memiliki laissez-faire atau kebebasan dari intervensi pemerintah. Pemerintah
hanya bertugas sebagai pengawas dari semua pekerjaan yang dilakukan oleh
rakyatnya.
Negara yang menganut paham kapitalisme adalah Inggris, Belada, Spanyol,
Australia, Portugis, dan Perancis.

4. Fasisme

Fasisme merupakan sebuah paham politik yang mengangungkan


kekuasaan absolut tanpa demokrasi. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat
fanatik dan juga otoriter sangat kentara. Kata fasisme diambil dari bahasa Italia,
fascio, sendirinya dari bahasa Latin, fascis, yang berarti seikat tangkai-tangkai
kayu. Ikatan kayu ini lalu tengahnya ada kapaknya dan pada zaman Kekaisaran
Romawi dibawa di depan pejabat tinggi. Fascis ini merupakan simbol daripada
kekuasaan pejabat pemerintah.

Ciri khas ideologi fasisme sebagai berikut :


 Mengingkari derajat kemanusiaan, Bagi fasisme, keberadaan pria
melebihi wanita, militer melebihi sipil, anggota partai melebihi bukan
anggota partai, bangsa satu melebihi bangsa lain, dan yang kuat harus
melebihi yang lemah. Dengan demikian, fasisme tidak mengakui
adanya persamaan kedudukan dan kemanusiaan, tapi lebih
mengutamakan kekuatan.
 Ketidakpercayaan pada kemampuan nalar, Keyakinan yang
berkelebihan merupakan sesuatu yang sudah tentu benar.
 Pemerintahan oleh kelompok elit, Pemerintahan harus dipimpin oleh
beberapa orang elit. Jika muncul pertentangan pendapat, keinginan elit
yang berlaku.
 Perilaku bertumpu pada kekuasaan dan kebohongan, Jika ada yang
berusaha menentang kekuasaan negara, maka dianggap musuh yang
harus dimusnahkan. Menurut ideologi ini, kebenaran terletak pada
perkataan yang berulang-ulang, bukan pada kebenaran yang
sebenarnya.
 Totalirisme, Fasisme bersifat total untuk menyingkirkan kaum yang
dianggap lebih rendah, seperti wanita. Pengawasan yang ketat selalu
dilakukan. Totalirisme memakai cara kekerasan.
 Rasialisme dan imperialisme, Fasisme menganggap ras mereka lebih
unggul daripada ras lain. Oleh karena itu, ras lain harus tunduk dan
dikuasai.
 Menentang hukum dan keterlibatan internasional, Fasisme memilih
perang sebagai posisi tertinggi dalam peradaban manusia.
Negara yang menganut paham fasisme adalah Italia, Jerman .

5. Sosialisme
Sosialisme atau sosialis adalah paham yang bertujuan membentuk negara
kemakmuran dengan usaha kolektif yang produktif dan membatasi milik
perseorangan. Sosialisme dapat mengacu ke beberapa hal yang berhubungan
dengan ideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan negara. Istilah ini
mulai digunakan sejak awal abad ke-19. Dalam bahasa Inggris, istilah ini
digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut Robert Owen pada tahun 1827.
Di Perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut doktrin Saint-Simon pada
tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre Leroux dan J. Regnaud dalam
l'Encyclopédie Nouvelle[1].
Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam berbagai konteks
yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa
istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad
ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan
memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan sistem ekonomi menurut
mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada hanya segelintir elite. Negara
yang menganut paham sosialisme adalah Kuba dan Venezuela.

6. Anarkisme

Anarkisme yaitu suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk


negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang
menumbuhsuburkan penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu negara,
pemerintahan, beserta perangkatnya harus dihilangkan/dihancurkan. Secara
spesifik pada sektor ekonomi, politik, dan administratif, Anarki berarti koordinasi
dan pengelolaan, tanpa aturan birokrasi yang didefinisikan secara luas sebagai
pihak yang superior dalam wilayah ekonomi, politik dan administratif (baik pada
ranah publik maupun privat).
7. Konservatisme
Hal atau unsur yang terkandung di dalamnya, antara lain:
1. inti pemikiran : memelihara kondisi yang ada, mempertahankan kestabilan,
baik berupa kestabilan yang dinamis maupun kestabilan yang statis. Tidak jarang
pula bahwa pola pemikiran ini dilandasi oleh kenangan manis mengenai kondisi
kini dan masa lampau
2. filsafatnya adalah bahwa perubahan tidak selalu berarti kemajuan. Oleh karena
itu, sebaiknya perubahan berlangsung tahap demi tahap, tanpa menggoncang
struktur social politik dalam negara atau masyarakat yang bersangkutan.
3. landasan pemikirannya adalah bahwa pada dasarnya manusia lemah dan
terdapat “evil instinct and desires” dalam dirinya. oleh karena itu perlu pola-pola
pengendalian melalui peraturan yang ketat
4. system pemerintahan (boleh): demokrasi, otoriter.

8. Pancasila

Pancasila sebagai dasar Negara, mempunyai kekuatan mengikat secara


hukum sehingga semua peraturan hukum ketatanegaraan yang bertentangan
dengan pancasila harus dicabut. Perwujudan niai-nilai pancasila sebagai dasar
Negara dalam bentuk peraturan perundang-undangan bersifat emperatif
(mengikat) bagi penyelenggara Negara, lembaga kenegaraan, lembaga
kemasyarakatan, warga Negara Indonesia dimana pun berada dan penduduk di
seluruh wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia.pancasila sebagai ideology
Negara tercantum dalam Tap MPR No. XVIII/MPRJ1 998 tentang pencabutan
ketetapan MPR RI No. II/MPRI1 978 tentang oedoman penghayatan dan
pengalaman pancasila dan penetapan tentang penegasan pancasila sebagai dasar
Negara. Pancasila terdiri dari dua kata dari Sansekerta: pañca berarti lima dan śīla
berarti prinsip atau asas.
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia berisi:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Ciri-ciri ideology pancasila, antara lain sebagai berikut :


1. Bidang politik : politik berdasarkan demokrasi pancasila
2. Bidang ekonomi : sistem ekonomi yang bertujuan mewujudkan
kesejahteraan bagi seluruh rakyat
3. Bidang social budaya : pola kehidupan social adalah kekeluargaan dan
kegotongroyongan.

9. Demokrasi

Demokrasi artinya hukum untuk rakyat oleh rakyat. kata ini merupakan
himpunan dari dua kata : demos yang berarti rakyat, dan kratos berarti kekuasaan.
Jadi artinya kekuasaan ditangan rakyat.Sebenarnya pemikiran untuk melibatkan
rakyat dalam kekuasaan sudah muncul sejak zaman dahulu. Di beberapa kota
Yunani didapatkan bukti nyata yang menguatkan hal ini, seperti di Athena dan
Sparta. Hal ini pernah diungkapkan Plato, bahwa sumber kepemimpinan ialah
kehendak yang bersatu milik rakyat. dalam suatu kesempatan Aristoteles
menjelaskan macam-macam pemerintahan, dengan berkata,“ada tiga mcam
pemerintahan: kerajaan, aristokrasi, republik, atau rakyat memagang sendiri
kendali urusannya.”

1. inti pemikiran: kedaulatan ditangan rakyat

2. filsafat : menurut Dr. M. Kamil Lailah menetapkan tiga macam justifikasi


ilmiah dari prinsip demokrasi, yaitu: a. ditilik dari pangkal tolak dan perimabngan
yang benar, bahwa system ini dimaksudkan untuk kepentingan social dan bukan
untuk kepentingan individu, b. unjustifikasi berbagai macam teori yang
bersebrangan dengan prinsip demokrasi, c. opini umum dan pengaruhnya

3. landasan pemikiran. Rakyat membuat ketetapan hukum bagi dirinya sendiri


lewat dewan perwakilan, yang kemudian dilaksanakan oleh pihak pemerintah atau
eksekutif.

4. system pemerintahan (harus) : domokrasi. Negara Penganutnya adalah Inggris,


Norwegia, Denmark, Swedia, Belanda, Belgia, Australia, Selandia Baru, Israel,
dan Venezuela.

10. Marxisme

Marxisme, dalam batas-batas tertentu bisa dipandang sebagai jembatan


antara revolusi Prancis dan revolusi Proletar Rusia tahun 1917. Untuk memahami
Marxisme sebagai satu ajaran filsafat dan doktrin revolusioner, serta kaitannya
dengan gerakan komunisme di Uni Soviet maupun di bagian dunia lainnya,
barangkali perlu mengetahui terlebih dahulu kerangka histories Marxisme itu
sendiri.
Berbicara masalah Marxisme, memang tidak bisa lepas dari nama-nama tokoh
seperti Karl Marx (1818-1883) dan Friedrich Engels (1820-1895). Kedua tokoh
inilah yang mulai mengembangkan akar-akar komunisme dalam pengertiannya
yang sekarang ini. Transisi dari kondisi masyarakat agraris ke arah industrialisasi
menjadi landasan kedua tokoh diatas dalam mengembangkan pemikirannya.
Dimana eropa barat telah menjdai pusat ekonomi dunia, dan adanya kenyataan di
mana Inggris Raya berhasil menciptakan model perkembangan ekonomi dan
demokrasi politik.Tiga hal yang merupakan komponen dasar dari Marxisme
adalah :
1. filsafat dialectical and historical materialism

2. sikap terhadap masyarakat kapitalis yang bertumpu pada teori nilai tenaga kerja
dari David Ricardo (1772) dan Adam Smith (1723-1790)

3. menyangkut teori negara dan teori revolusi yang dikembangkan atas dasar
konsep perjuangan kelas. Konsep ini dipandang mampu membawa masyarakat ke
arah komunitas kelas.

Dalam teori yang dikembangkannya, Marx memang meminjam metode dialektika


Hegel. Menurut metode tersebut, perubahan-perubahan dalam pemikiran, sifat dan
bahkan perubahan masyarakat itu sendiri berlangsung melalui tiga tahap, yaitu
tesis (affirmation), antitesis (negation), dan sintesisI (unification). Dalam
hubungan ini Marx cendrung mendasarkan pemikiran kepada argumentasi Hegel
yang menandaskan bahwa kontradiksi dan konflik dari berbagai hal yang saling
berlawanan satu sama lain sebenarnya bisa membawa pergeseran kehidupan
social-politik dari tingkat yang sebelumnya ke tingkat yang lebih tinggi. Selain
dari itu, suatu tingkat kemajuan akan bisa dicapai dengan jalan menghancurkan
hal-hal yang lama dan sekaligus memunculkan hal-hal yang baru.
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Dapat disimpulkan bahwa deologi mempunyai arti pengetahuan tentang


gagasangagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang
pengertian-pengertian dasar. Ideologi terbuka adalah suatu sistem pemikiran
terbuka yang tidak hanya dibenarkan, dibutuhkan karena bukan merupakan
paksaan dari pihak luar melainkan digali dan diambil dari harta kekayaan rohani,
moral dan budaya masyarakat itu sendiri dan ideologi tertutup adalah suatu sistem
pemikiran tertutup yang membenarkan pengorbanan masyarakat. Bukan hanya
berupa nilai dan cita-cita tertentu melainkan sebuah tuntutan bagi rakyatnya.
Ideologi didunia yaitu komunisme,libelar, kapitalisme, fasisme,sosialisme,
anarkisme, konservatisme, pancasila, demokrasi, marxisme.

3.2 Saran

Patutlah kiranya kita bersedia menjunjung tinggi peranan Pancasila di


Indonesia dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya yaitu
dengan menjadi warga negara Indonesia yang baik dan taat hukum agar
perancangan Pancasila sebagai dasar negara ini tidak sia-sia. Tidak hanya di
kalangan petinggi, pejabat, atau masyarakat saja tetapi seluruh pelosok negeri
sebagai bagian dari bangsa Indonesia juga wajib mewujudkan nilai-nilai Pancasila
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Martini. 2013.Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara.


Jakarta: Erlanggga
Al Marsudi Subandi H. 2003. Pancasila dan UUD’45 dalam Paradigma
Reformasi. Jakarta : Rajawali Pers.

Setiady Elly M. Panduan Kuliah Pendidikan Pancasila. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama

Wahana, Paulus. 1993. Filsafat Pancasila. Kanisius. Yogyakarta. hal 20

Anda mungkin juga menyukai