Vanaya.co.id. Persaingan global yang ketat, serta inovasi-inovasi di bidang teknologi yang pesat
menyebabkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kapasitas, kapabilitas dan mampu
beradaptasi-lah yang akan diandalkan. Sejumlah metode pengembangan SDM sering kita dengar,
diantaranya coaching dan mentoring.
Coaching dan mentoring memiliki tujuan yang sama yakni mencapai tujuan organisasi lewat
pengembangan SDM. Hanya, keduanya memiliki prinsip metode yang berbeda satu dengan yang lain.
Pada banyak kasus, coaching dan mentoring kerap kali disamakan. Bahkan ada mentor dan coach yang
bisa menempatkan posisi keduanya sekaligus.
Padahal dalam prinsip memberdayakan SDM, menetapkan metode yang tepat sangat penting. Karena
pada hakekatnya pengembangan SDM yang terarah dan terencana disertai pengelolaan yang baik dan
berdaya guna dan berhasil guna serta akan dapat menghemat sumber daya lainnya (Wayne dan Awad,
1981:29).
Tentu saja jika kita bisa menelisik kembali perbedaan prinsip metode coaching dan mentoring. Apalagi
istilah coaching di Indonesia memang saat ini mulai membumi. Berbagai gerakan perkenalan coaching
setelah lima tahun kebelakang mulai gencar. Salah satunya adalah Vanaya Coaching Institute.
Selain menelurkan ratusan coach tersertifikasi global Erickson Coaching International. Vanaya Coaching
Institute yang sejak tahun 2013 telah menginisasi kegiatan WORLD GAME COACHING CONFERENCE dan
bersama komunitas para coach, Coachnesia menggelar INDONESIA COACHING MOVEMENT 2017.
A, MENTORING
Mentoring berasal dari bahasa Inggris, mentor yang artinya penasehat. Mentor adalah seorang yang
penuh kebijaksanaan , pandai mengajar, mendidik, membimbing, membina, melatih, dan menangani
oranglain, maka perkataan mentor hingga kini digunakan dalam kontekspendidikan, bimbingan,
pembinaan, dan latihan.
Shahizan Hasan dan Tsai Chen Chi mendefinisikan mentoring sebagai proses yang menggunakan
berbagai aspek termasuk kemahiran oleh orang yang berpengalaman melalui bimbingan,pendidikan dan
latihan kepada remaja bagi tujuan pembelajaran.
Parsloe dan Wray, mendefinisikan mentoring sebagai proses yang menyokong dan menggalakkan
seseorang supaya pembelajaran berlaku. Clutterbuck mengatakan, mentoring juga mencakup aspek
melatih, dan membimbing.
Dapat disimpulkan bahwa mentoring adalah proses berbagi pengalaman dan pengetahuan dari seorang
yang sudah berpengalaman (been there done that) kepada seseorang yang yang ingin belajar di bidang
tersebut. Di sini kata kuncinya adalah berbagi pengalaman dan pengetahuan.
Seorang mentor biasanya adalah seseorang yang memang sudah berpengalaman di bidangnya sehingga
bisa menuntun, memberikan tips dan saran. Sehingga akhirnya bisa mempercepat proses belajar Anda
dan menghindari Anda membuat kesalahan-kesalahan yang biasa terjadi.
Mentee : Perusahaan yang saya pimpin satu tahun ini merugi. Saya sangat khawatir ini akan terjadi lagi di
tahun berikutnya.
Mentor : Iya saya sangat menghargai dan bersimpatik atas ini. Saya punya pengalaman yang serupa saat
15 tahun memimpin bisnis. Sebagai orang yang berada di pucuk pimpinan, kita harus selalu bisa
menyesuaikan dengan resiko ini. Ketika itu krisis ekonomi, saya waktu itu menyusun sejumlah strategi
untuk bangkit.
Mentor : Saya langsung melakukan efisiensi besar-besaran mulai dari proses produksi hingga SDM. Saya
kemudian menyusun program penjualan yang berbeda dari tahun sebelumnya.