Anda di halaman 1dari 6

MATERI

HARGA JUAL

A. Pentingnya Strategi Penetapan Harga Jual


Setiap bentuk badan usaha yang dijalankan pengusaha yang bergerak dalam bisnis
eceran selalu dihadapkan dengan penetapan harga jual. Penentuan harga jual banyak
faktor yang memegaruhi selain biaya pembuatan produk itu sendiri. Harga jual harus
disesuaikan dengan jenis perusahaan, produk dan pasarnya. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam penetapan harga adalah “Harga tinggi = Keuntungan tinggi =
Kemungkinan Sukses Rendah”
“Harga rendah = Keuntungan rendah = Kemungkinan Sukses tinggi”
Sebagian besar perusahaan, baik perusahaan yang bersifat agraris, ekstraktif,
perniagaan maupun perusahaan yang bersifat industri tidak luput dari masalah
penentuan harga pokok atau harga jual. Penentuan harga pokok ini terutama sangat
penting dalam perusahaan yang bersifat industri.
Penentuan harga pokok dapat digunakan sebagai petunjuk apakah mesin dan alat
perlengkapan diganti atau ditambah dengan mesin dan alat perlengkapan baru. Tegasnya
harga suatu barang dipasar ditentukan oleh harga pokok, politik harga, dan
pertimbangan pembeli.

Pengertian Harga Pokok


Adalah jumlah biaya seharusnya untuk memproduksi suatu barang ditambah dengan
biaya lainnya hingga barang itu berada dipasar. Dalam penentuan harga pokok harus
teliti, sebab kesalahan menentukan harga dapat berakibat bagi perusahaan yaitu
mengalami kegagalan dalam kegiatan usahanya.

Unsur – unsur dalan harga pokok


Secara umum unsur – unsur harga pokok itu meliputi :
 Harga bahan mentah dan harga bahan pembantu
Adalah jumlah bahan mentah dan bahan pembantu yang digunakan dalam proses
produksi suatu barang dikalikan dengan harga tiap kg atau tiap potong.
 Biaya tenaga kerja
Adalah segala upah langsung yang dibayarkan dalam memproduksi suatu barang.
Biaya umum.
 Biaya umum adalah segala macam pengeluaran yang harus dibayar tanpa
memperhatikan tingkat proses produksi dari perusahaan.

 Biaya penjualan
Segala pengeluaran yang berhubungan dengan penjualan hasil produksi, misalnya
advertensi, komisi – komisi, biaya telpon dan lain – lain.

Memilih Metode Penetapan Harga Jual


Keputusan tentang strategipenetapan harga jual hendaknya dikoordinasikan dengan
produk, distribusi dan promosi supaya menghasilkan program pemasaran yang efektif
dan efisien. Penetapan harga jual perlu ditelaah secara mendalam agar harga yang
ditetapkan sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen. Tidak ada suatu barang
yang dijual tanpa harga. Penentuan tingkat harga jual biasa dilakukan dengan
mengadakan beberapa perubahan untuk menguji pasarnya, apakah menerima atau tidak.

B. Metode Penentuan Harga Jual


a. Metode harga jual berdasarkan biaya, sbb:
1. Gross Margin Pricing (Mark Up Pricing Methods)
Metode ini tepat digunakan oleh perusahaan perdagangan yang tidak membuat
sendiri produk yang dijual. Cara menentukan persentase di atas, harga produk yang
dibeli. Persentase disebut mark up= persentase ini meliputi bagian yang merupakan
laba yang diinginkan.
Mark Up merupakan jumlah rupiah yang ditambahkan pada biaya barang
dagangan untuk menghasilkan harga jual, atau dengan kata lain laba yang
diharapkan.
Metode ini lebih banyak digunakan oleh para pedagang, tepat digunakan untuk
pengusaha yang bergerak dalam bidang bisnis eceran. Pedagang akan menentukan
harga jual setelah menambah harga beli dengan sejumlah mark up.
Cara menghitungnya :

Harga Jual = Harga Beli + Mark Up ( Laba yang diinginkan )

Contoh: biaya tetap Rp2000.000, BV= Rp10/unit


Data perubahan harga jual dan unit terjual sbb.
HARGA JUMLAH UNIT TERJUAL PENDAPATAN (Rp) TC= FC + VC LABA TOTAL
Rp25 200.000 Rp 5.000.000 4.000.000 Rp 1.000.000
20 350.000 7.000.000 5.500.000 1.500.000
18 500.000 9.000.000 7.000.000 2.000.000
15 750.000 11.250.000 9.500.000 1.700.000
13 1.000.000 13.000.000 12.000.000 1.000.000

BV per unit = Rp10 18−14


Mark up= x 100 % = 22%
18
BT per unit
(2.000.000:500.000) =Rp 4
Biaya total =Rp 14
Harga jual =Rp 18

2. Direct cost pricing


Perusahaan yang tajam persaingannya menjual produknya berdasarkan harga jual dengan
memperhitungkan semua biaya (full cost) baik biaya variabe atau biaya tetapnya.
Contoh.
JENIS BIAYA P. A P. B
Bahan baku 150 200
Upah langsung 150 150
Overhead variabel 150 150
Biaya operasi variabel 100 150
Jumlah biaya variabel 550 650
Marginal income yang diinginkan (dari biaya variabel),
produk A= 20%; produk B= 15%
Harga jual produk A= 550 + (20%X550)= Rp660
Harga jual produk B= 650 + (15%X650)= Rp748
3. Full cost pricing
Dalam metode ini semua jenis biaya dipakai sebagai dasar untuk menentukan harga jual.
Jadi, semua biaya untuk membuat produk tersebut dihitung presentase laba yang
diinginkan untuk menutup biaya operasi dan laba yang diinginkan.
Dalam metode ini penjual menentukan harga jual untuk satu jenis barang / unit barang.
Besarnya sama dengan biaya per unit barang ditambah dengan suatu jumlah laba yang
diinginkan ( Margin ) pada unit tersebut.
Cara menghitungnya :

Harga Jual = Biaya Total + Laba ( Margin yang diinginkan )

Contoh: sebuah perusahaan membuat suatu produk dengan biaya produksi dan biaya
operasi
Biaya produksi total + margin (persentase produksi total)+ biaya operasi
Biaya produksi total = Rp 130
Biaya operasi = Rp 35
Laba yang diinginkan = 20%
Harga jual = Rp130 + 20% (130) + Rp35
= Rp 191
4. Time and material pricing
Dalam metode ini ditentukan dari upah langsung dan tarif lainnya dari bahan baku masing-
masing. Metode ini digunakan untuk perusahaan jasa seperti reparasi mobil, percetakan,
operasi TV, dan juga perusahaan profesional seperti notatis. Yang dimaksud time dalam
metode ini ditunjukkan oleh tarif per jam atau waktu dari tenaga kerja dimana tarif ini
jumlah dari:
a. Upah langsung dan premi-premi pada karyawan
b. Bagian yang layak dan berhubungan dengan tenaga kerja
c. Bagian laba
Yang dimaksud beban adalah semua beban yang dimasukkan dalam faktur pembelian
material yang digunakan untuk job tertentu ditambah handling dari material tersebut serta
laba dari penggunaan material.
Contoh: perusahaan reparasi mobil “ABC” menerima pesanan untuk mereparasi mobil
Holden dengan menggunakan:
a. Bahan seperti busi, kanvas, dan sebagainya costnya Rp200.000
b. Upah ahli dan tenaga kerja lain Rp50.000
c. Jasa penggunaan alat elektronik Rp10.000
Perusahaan menentukan mengambil tambahan untuk menutup indirect cost dan laba, sbb:
bahan dinaikkan 20%, upah dinaikkan 20%, dan jasa elektronik dinaikkan 20%.
Jadi harga jual jasa reparasi mobil sbb:
(Rp200.000 x 20%) + Rp 200.000 = Rp 240.000
(Rp50.000 x 20%) + Rp 50.000 = Rp 60.000
(Rp10.000 x 20%) + Rp 10.000 = Rp 12.000 +
Rp 312.000 =

b. Penetapan Harga Jual dalam hubungannya dengan pasar.


Dalam metode ini yang digunakan sebagai dasar penetapan harga jual adalah faktor
pesaing, yaitu jumlah pesaing yang ada di pasar bebas. Metode ini digunakan dalam
rangka penyesuaian diri menghadapi atau mencegah timbulnya persaingan lebih lanjut.

Variasi penetapan harga jual adalah :...........

1. Penetapan Harga Jual = Harga Pesaing


Ini dilakukan jika barang yang dijual tidak dapat dibedakan secara mencolok
terutama mengenai bentuk / kualitas dengan barang yang ada dipasar. Cara ini
sangat menguntungkan jika dipakai pada saat harga pesaing itu tinggi.

2. Penetapan harga dibawah harga pesaing


Siasat ini biasanya dilakukan perusahaan – perusahaan besar yang produknya telah
mempunyai kedudukan stabil di pasar. Guna menghindari perang harga,
perusahaan besar bersedia membanting harga atau memberi potongan cukup besar.
Mereka punya prinsip bahwa mark up rendah akan menghasilkan volume
penjualan yang tinggi dan dapat memasuki pasar baru.

3. Penetapan Harga diatas Harga Pesaing


Ini bisa dilakukan bila pengusaha atau merk dagangannya mempunyai reputasi
yang sangat baik dikalangan pembeli.

Ini disebabkan konsumen lebih memperhatikan / mengutamakan faktor kualitas


atau prestise yang di dapat dari barang tersebut. Siasat ini digunakan untuk menarik
konsumen tingkat atas atau mempertahankan pelanggan yang sudah ada.

Anda mungkin juga menyukai