Anda di halaman 1dari 4

LTM

Nama : Nadia Atsarina Dianati Chaidir Dikumpulkan Tanggal : 20-09-17


NPM : 1706104445 Paraf Asisten :
Prodi : Teknik Kimia
Kelompok : 12

I. Outline
1.1.Dampak Berbahaya Limbah
1.2.Kandungan yang Berbahaya dan Proses Pencemarannya
1.3.Zat Warna dalam Proses Pembuatan Batik

II. Pembahasan
2.1.Dampak Berbahaya Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga). Jenis limbah berdasarkan bentuknya
terbagi atas limbah cair, limbah padat, dan limbah gas. Limbah berdasarkan
sifatnya terbagi atas limbah berbahaya dan limbah yang tidak menimbulkan
efek bahaya.
Setiap industri maupun instansi atau badan usaha harus bertanggung jawab
terhadap pengelolaan limbah yang dihasilkan dari kegiatannya. Industri harus
melakukan pengelolaan limbah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan,
sehingga limbah yang dihasilkan memenuhi baku mutu lingkungan yang telah
ditetapkan. Sebagian besar industri masih membuang air limbah industrinya langsung
ke lingkungan tanpa dikelola sehingga dapat mencemari lingkungan. Apabila suatu
industri yang menghasilkan limbah dengan membuang ke lingkungan sekitar
tanpa pengolahan khusus terlebih dahulu dengan standar baku mutu yang aman
bagi lingkungan maka akan mencemari lingkungan.
Industri batik dan tekstil merupakan salah satu penghasil limbah cair yang
dapat menimbulkan masalah pencemaran pada lingkungan. Dalam pembuatan
batik, dari proses awal hingga proses penyempurnaan diindikasikan menggunakan
bahan kimia yang mengandung unsur logam berat, sehingga bahan buangannya
juga masih memiliki unsur logam berat tersebut. Bahan pewarna batik yang
mengandung zat berbahaya sperti logam berat dapat menimbulkan dampak
negatif bagi alam/lingkungan maupun pada manusia (produsen, pekerja, maupun
konsumen). Apabila bahan buangannya tersebut tidak diolah dengan baik, maka
bahan buangan tersebut dapat mengganggu keseimbangan ekosistem pada suatu
lingkungan. Apabila suatu ekosistem sudah tercemar oleh suatu limbah yang tidak
ramah lingkungan, maka pertumbuhan di lingkungan tersebut akan tercemar, dan
mahluk hidup yang berada di daerah tercemar tersebut akan terancam
keselamatan dan kesehatannya.
2.2.Kandungan yang Berbahaya dan Proses Pencemarannya
Industri batik dan tekstil merupakan salah satu penghasil limbah cair yang
berasal dari proses pewarnaan. Selain kandungan zat warnanya tinggi, limbah
industri batik dan tekstil juga mengandung bahan-bahan sintetik yang sukar larut
atau sukar diuraikan. Setelah proses pewarnaan selesai, akan dihasilkan limbah
cair yang berwarna keruh dan pekat. Limbah cair batik seharusnya diolah terlebih
dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Limbah zat warna yang dihasilkan dari
industri tekstil umumnya merupakan senyawa organik non-biodegradable, yang
dapat menyebabkan pencemaran lingkungan terutama lingkungan perairan.
Kandungan logam berat dalam limbah batik pun dapat membahayakan mahluk
hidup yang berada di sekitar lingkungan pembuangan limbah cair batik tersebut.
Senyawa zat warna di lingkungan perairan sebenarnya dapat mengalami
dekomposisi secara alami oleh adanya cahaya matahari, namun reaksi ini
berlangsung relatif lambat, karena intensitas cahaya UV yang sau mpai ke
permukaan bumi relatif rendah sehingga akumulasi zat warna ke dasar perairan
atau tanah lebih cepat daripada fotodegradasinya . Jika industri tersebut
membuang limbah cair, maka aliran limbah tersebut akan melalui perairan di
sekitar pemukiman. Dengan demikian mutu lingkungan tempat tinggal penduduk
menjadi turun. Limbah tersebut dapat menaikkan kandungan organik seperti
COD, BOD,TSS dan pH. Jika hal ini melampaui ambang batas yang diperbolehkan,
maka gejala yang paling mudah diketahui adalah matinya organisme perairan.
Salah satu contoh zat warna yang banyak dipakai industri tekstil adalah
remazol black, red dan golden yellow. Dalam pewarnaan, senyawa ini hanya
digunakan sekitar 5% sedangkan sisanya yaitu 95% akan dibuang sebagai limbah.
Senyawa ini cukup stabil sehingga sangat sulit untuk terdegradasi di alam dan
berbahaya bagi lingkungan apalagi dalam konsentrasi yang sangat besar karena
dapat menaikkan COD (Chemical Oxygen Demand).
Dalam pembuatan batik,dari proses awal hingga proses penyempurnaan
diindikasikan menggunakan bahan kimia yang mengandung unsur logam berat,
sehingga bahan buangannya juga masih mengandung unsur logam berat
tersebut. Apabila bahan buangan tersebut tidak diolah dengan baik, maka bahan
buangan tersebut dapat mencemari lingkungan. Contoh logam berat yang
terkandung dalam limbah batik adalah timbal dan kadmium.
Timbal adalah sebuah unsur yang biasanya ditemukan di dalam batu-
batuan, tanah, tumbuhan dan hewan. Timbal 95% bersifat anorganik dan pada
umumnya dalam bentuk garam anorganik yang bersifat kurang larut dalam air.
Timbal merupakan suatu logam toksik yang bersifat kumulatif, toksisitasnya
dibedakan menurut organ yang dipengaruhi. Pada sistem hemopoietik dapat
memperlambat pematangan normal sel darah merah yang menyebabkan
anemia, mempengaruhi kelangsungan hidup sel darah merah serta menghambat
biosintesa haemoglobin. Risiko dari keracunan timbal dapat menimbulkan
kerusakan pada otak. Penyakit-penyakit yang timbul sebagai akibat dari
keracunan timbal adalah epilepsi, halusinasi, kerusakan pada otak besar dan
delirium. Timbal yang terlarut dalam darah akan berpindah ke sistem urinaria
sehingga dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan pada ginjal.Timbal dapat
melewati placenta sehingga dapat menyebabkan kelainan pada janin berupa
cacat pada bayi dan menimbulkan berat badan lahir rendah serta prematur.
Timbal juga dapat menyebabkan kelainan pada fungsi tiroid dengan mencegah
masuknya iodine.
Kadmium adalah suatu logam putih, mudah dibentuk, lunak dengan
warna kebiruan. Titik didih relatif rendah (767ºC) membuatnya mudah terbakar,
membentuk asap kadmium oksida. Kadmium dan bentuk garamnya banyak
digunakan pada beberapa jenis pabrik untuk proses produksinya.Berbagai organ
tubuh dapat terpengaruh setelah paparan jangka panjang terhadap kadmium.
Organ yang akan mengalami gangguan fungsional dini adalah ginjal. Keracunan
Cd kronis dapat menyebabkan gangguan kardiovaskular dan hipertensi
Konsentrasi limbah yang tinggi dan adanya kandungan logam berat
dalam limbah cair mengharuskan adanya pengolahan limbah batik ini terlebih
dahulu sebelum dibuang ke lingkungan karena akan menimbulkan pencemaran
lingkungan dan masalah yang berbahaya bagi mahluk hidup pada lingkungan
tersebut. Konsentrasi limbah yang terlalu pekat akan merusak keseimbangan
ekosistem, kemudian mencemari lingkungan melalui aliran air pada lingkungan
tersebut. Zat zat berbahaya juga akan terbawa oleh air atau tertimbun dalam
tanah. Apabila ada mahluk hidup yang menggunakan atau mengkonsumsi air
yang tercemar apalagi ada kandungan logam berat di dalamnya maka akan
menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Lingkungan tempat pembuangan
limbah batik tersebut juga akan mengalami kerusakan dan pencemaran.

2.3. Zat Warna dalam Proses Pembuatan Batik


Zat warna dibagi menjadi bermacam-macam, antara lain: zat warna nitroso,
nitro, azo, stilben, difenil metana, trifenil metana, akridin, kinolin, indigoida,
aminokinon, anin dan indofenol. Namun, secara garis besar zat warna digolongkan
menjadi dua golongan yaitu zat warna alami dan zat warna sintetik. Salah satu
contoh struktur zat warna yang digunakan adalah Salah satu contoh zat warna yang
banyak dipakai industri batik adalah remazol black, red dan golden yellow. Dalam
pewarnaan, senyawa ini hanya digunakan sekitar 5% sedangkan sisanya yaitu 95%
akan dibuang sebagai limbah. Sisa zat pewarna yang tidak digunakan akan menjadi
limbah, dan harus diolah dulu sebelum dibuang ke lingkungan agar tidak
menimbulkan kerusakan pada lingkungan yang akan mengakibatkan kerugian bagi
mahluk hidup yang tinggal di lingkungan tempat limbah tersebut dibuang.
III. Daftar Pustaka
 Hindarko, S., 2003, Mengolah Air Limbah Supaya Tidak Mencemari Orang
Lain, Jakarta : Penerbit Esha
 Palar, H., 1994, Pencemaran dan Toksidan Logam Berat, Jakarta : Penerbit
Rineka Cipta
 Wardhana, W. A., 2004, Dampak Pencemaran Lingkungan, Yogyakarta :
Penerbit Andi.

 YUNIARTO, D. R. & A. IQBAL. 2013. Pengaruh Limbah Cair Industri Batik


Terhadap Kualitas Air Sungai Serayu di Kecamatan Banyumas Kabupaten
Banyumas. Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah16:81-86.
 Hardoko, I.Q. 2006. Kimia Lingkungan. Diktat Kuliah Kimia Lingkungan Jurusan
Kimia FMIPA. Universitas Lampung.
 www.ris.edu
 http://repository.upi.edu
 https://ejournal.unri.ac.id

Anda mungkin juga menyukai