Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nadia Atsarina Dianati Chaidir Dikumpulkan Tanggal : 27-09-17

NPM : 1706104445 Paraf Asisten :


Prodi : Teknik Kimia
Kelompok : 12

I. Outline
1.1 Apa Larutan Baku dan Gunanya
1.2 Kurva Kalibrasi dan Gunanya
1.3 Hal Penting dalam Analisis Agar Akurat

II. Pembahasan
2.1 Apa Larutan Baku dan Gunanya
Larutan adalah campuran homogen dalam suatu campuran terdapat molekul-
molekul, atom-atom, ion-ion dan zat atau lebih disebut campuran, karena
susunannya dapat diubah-ubah disebut campuran homogen, karena komponen-
komponen penyusunnya telah kehilangan sifat fisiknya dan susunannya sangat
seragam sehingga tidak dapat diamati. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan
suatu zat antara lain adalah tekanan dan suhu. Kelarutan zat padat dan cairan tidak
terpengaruh oleh tekanan, sedangkan kelarutan gas-gas akan bertambah, apabila
tekanan diperbesar.
Larutan terdiri atas zat terlarut dan pelarut. Kuantitas zat terlarut dalam volume
larutan dinyatakan dalam bentuk konsentrasi larutan. Konsentrasi suatu larutan
dapat dinyatakan dengan menggunakan skala konsentrasi molar dan normalitas.
Skala konsentrasi molar dan normalitas juga sangat bermanfaat untuk eksperimen
volumetri.
Suatu larutan memiliki keterbatasan skala normalitas yaitu suatu larutan
mungkin mempunyai lebih dari satu nilai normalitas, bergantung pada reaksi yang
menggunakannya, maka diperlukan larutan baku standar untuk menentukan
konsentrasi larutan uji.
Larutan baku (standar) adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya
secara teliti, dan konsentrasinya biasa dinyatakan dalam satuan N (normalitas) atau
M (molaritas). Senyawa yang digunakan untuk membuat larutan baku dinamakan
senyawa baku.
Dalam melakukan percobaan dengan metode potensiometri diperlukan larutan
standar untuk menentukan konsentrasi larutan uji dengan membandingkan potensial
larutan uji dan larutan standar.
2.2 Kurva Kalibrasi dan Gunanya

Kalibrasi adalah serangkaian pekerjaan di bawah kondisi tertentu yang


menetapkan hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh suatu alat ukur, sistem
pengukuran, nilai yang ditunjukkan oleh suatu besaran bahan (material measure)
atau bahan acuan dan nilai yang diketahui berkaitan dari suatu besaran ukur.
Tujuan kalibrasi adalah untuk mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil
pengukuran dapat dikaitkan atau ditelusur sampai ke standar yang lebih teliti atau
tinggi (standar primer nasional atau internasional) melalui rangkaian perbandingan
yang tidak terputus, dalam artian standar ukur itu akan lebih baik apabila berupa
standar yang rantainya mendekati SI sehingga tingkat ketidakpastian (error) makin
kecil.Manfaat kalibrasi adalah ntuk mendukung sistem mutu yang diterapkan
diberbagai industri pada peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki,dan
mengetahui seberapa jauh perbedaan (penyimpangan) antara harga yang benar
dengan harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.
Dalam metode potensiometri, kurva kalibrasi digunakan untuk mencari
konsentrasi analit yang kita ukur, dapat menggunakan persamaan regresi yang
didapatkan dari kurva kalibrasi tersebut.
Analisis secara potensiometri dengan standar konsentrasi didasarkan atas
hubungan bahwa: E(sel) = E* ± (0,0591/n) log ci
Dengan membuat grafik hubungan antara emf (Esel) dan konsentrasi analit akan
diperoleh persamaan garis lurus.
Dengan menggunakan sitem perhitungan matematis dengan menghitung
persamaan garis linier. Dari persamaan Nerst maka data pengamatan yang telah
didapat dan disajikan dalam bentuk tabel dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan garis linier. Dari persamaan umum garis linier Y=ax+b. Dengan
menghubungkan dengan persamaan Nerst, maka dapat dinyatakan bahwa Y= emf,
a = konstanta x=konsentrasi dan b=intersept. Persamaan garis lurus ini kemudian
dihubungkan dengan E(sel) = E* ± (0,0591/n) log ci.

2.2 Hal Penting dalam Analisis Agar Akurat


Dalam melakukan analisis kimia, perlu dilakukan tahapan analisis untuk
memperoleh hasil analisis kimia yang tepat dan teliti. Tahapan analisis yang perlu
dilakukan agar data hasil analisis akurat adalah :
1. Perencanaan analisis.
Sebelum melakukan analisis kuantitatif, maka perlu memperhatikan informasi
yang diperlukan dan metode analisis yang akan digunakan. Informasi yang
diperlukan harus mencakup informasi yang diperlukan dan informasi
mengenai tipe sampel yang akan di uji .Untuk mendapatkan hasil analisis
dengan tingkat ketepatan dan ketelitian tertentu memerlukan metode analisis
tertentu. Selain itu untuk memilih metode analisis, diperlukan bahan kimia dan
peralatan tertentu.
2. Pengambilan sampel (sampling).
Pengambilan sampel harus dilakukan secara representatif dan sesuai dengan
prosedur pengambilan sampel.
3. Persiapan sampel untuk analisis.
Sampel yang akan diuji/dianalisis perlu dikondisikan terlebih dahulu sebelum
dilakukan pengujian. Tahap ini meliputi pengeringan sampel, pengukuran sampel
dan pelarutan sampel. Persiapan sampel dilakukan sesuai dengan kondisi analisis
yang dibutuhkan. Sampel yang akan dianalisis harus bersih dari senyawa
pengganggu karena kebanyakan metode analisis kimia bersifat selektif hanya
untuk unsur atau senyawa yang dianalisis, apabila ada senyawa pengotor maka data
hasil pengujian tidak akan akurat, maka senyawa pengotor harus dipisahkan
terlebih dahulu.
4. Pengukuran (analisis) unsur / senyawa uji
Tahap pengukuran dalam suatu analisis dapat dilakukan dengan cara
kimia,fisika, atau biologi. Teknik laboratorium yang digunaka menghasilkan
pengelompokkan metode-metode kuantitatif menjadi subdivisi
titrimetrik(volumetrik), gravimetrik, dan instrumental.
Analisis titrimetrik melibatkan pengukuran volume suatu larutan dengan
konsentrasi yang telah diketahui, gravimetric melibatkan pengukuran bobot, dan
metode instrumental menggunakan suatu instrument khusus dalam tahap
pengukuran.
Pada saat pengukuran menggunakan metode volumetrik, pengukuran
konsentrasi, standardisasi, dan pengukuran volume harus tepat dan telit agar data
hasil pengukuran akurat. Untuk pengukuran menggunakan metode gravimetric,
penimbangan bobot harus teliti dan tahapan proses pengukuran harus sesuai agar
didapatkan hasil analisis yang akurat. Sedangkan untuk metode instrumental,
instrumen yang digunakan harus dikalibrasi secara rutin dan diverifikasi terlebih
dahulu sebelum digunakan. Cara menggunakan intrumen juga harus sesuai dengan
SOP yang ada.
5. Perhitungan dan penafsiran pengukuran
Perhitungan harus dilakukan sesuai dengan asas-asas yang berlaku . Metode
titrimetrik dan gravimetrik didasarkan pada hubungan stoikiometri sederhana
dan reaksi reaksi kimia. Dalam metode instrument contohnya spektrofotometri
absorbansi, sifat yang diukur berbanding lurus dengan konsentrasi analit dalam
larutan. Penafsiran hasil yang diperoleh harus memperhatikan galat galat yang
terjadi.

III. Daftar Pustaka


· Khopkar,S.M.2003.Konsep Dasar Kimia Analitik.Jakarta: Universitas Indonesia
· Day,R.A.1986.Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima.Jakarta:Erlangga
· Fifield F W dan Kealey D. 2000. Principles and Practice of Analytical Chemistry.
London (GB): University of Kingston.
· Departemen Kesehatan republic Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia, edisi III .
Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Anda mungkin juga menyukai