Anda di halaman 1dari 3

Komposit Plastik Kayu - WPC

16 Juli 2012
Teknis

Komposit merupakan bahan baru yang berpotensi luas pada penggunaannya. Penggunaan baru
seperti komponen pintu, jendela, papan, pagar merupakan pasar baru bagi Industri WPC. Komposit
kayu dimulai sejak 1900-an ketika produk dipasarkan dengan nama Bakelite yang dibuat dari
tepung kayu dan resin fenol formaldehid. Komersialisasi pertama digunakan sebagai kenob untuk
penukar gigi mobil Roll Royce pada tahun 2016. Komposit plastik kayu (WPC) didefinisikan
sebagai bahan komposit yang mengandung kayu dalam berbagai bentuk dan bahan termoplastik.

WPC mempergunakan kayu yang dicampur dengan plastik sehingga diperoleh material yang lebih
kaku dan lebih tahan tekan dibanding plastik. Komponen plastik dapat mencegah absorpsi air atau
serangan mikroba sehingga menurunkan biaya perawatan. Penggunaan kayu dan bahan terbarukan
akan menurunkan jejak karbon dari plastik karena dibutuhkan sedikit bahan dan energi fosil untuk
memperoleh produk akhir. WPC juga memiliki potensi untuk didaur ulang. WPC juga dapat
dikategorikan sebagai bahan yang berkelanjutan karena partikel kayu berasal dari produk samping
penggergajian kayu atau limbah kayu dan plastik dapat diperoleh dari konsumer dan industri daur
ulang. WPC mempunyai fleksibilitas produk dalam hal bentuk dan warna. Penggunaan jumlah
material juga dapat dikurangi melalui teknik foaming, yaitu : pembentukan pori-pori spesial seperti
lubang dalam papan. Kekurangan Komposit Plastik Kayu adalah kandungan air dalam kayu akan
mengganggu proses termoplastik, akan menyebabkan kualitas permukaan yang buruk dan adanya
gelembung ruang kosong. Sedangkan kelemahan dari kayu adalah terdegradasi pada suhu 200 oC
pada waktu yang cukup lama, akan berubah menjadi gelap dan melepas gas dari degradasi kayu.

WPC mengandung kayu sehingga dapat mengabsorbsi air dan dapat dimakan oleh mikroba.
Pemudaran karena sinar matahari juga akan cepat terjadi ketika kayu dimasukkan ke dalam plastik
yang menyebabkan WPC memutih dan keabu-abuan. WPC juga lebih berat dibanding kayu dan
kurang kaku, sehingga kurang tahan creep dan terjadi perubahan dimensi terutama jika
dipergunakan pada daerah beriklim panas. Keuntungan dalam hal ini adalah WPC dapat
dibengkokkan ditempat memperoleh penampilan yang lebih bagus. Kesulitan pencampuran plastik
dan kayu adalah konsistensi pemasukan kayu yang mempunyai bobot densitas rendah ke dalam
lubang pemasukan yang kecil pada proses ekstrusi plastik. Kesulitan lain adalah suhu leleh plastik
yang rendah masih terlalu tinggi untuk serat kayu yang dapat terdegradasi. Kandungan atau kadar
air kayu biasanya tinggi yaitu lebih dari 1-2%.

Tepung kayu harus dikeringkan sebelum digunakan untuk WPC, dimana kadar air akan menguap
pada suhu tinggi dan memberikan tekanan. Selain itu gelembung juga akan memberikan ruang
kosong yang akan mengurangi kekuatan mekanik. Tepung kayu harus dikeringkan dengan
berbagai cara seperti rotary drum drier. Uap air juga dapat dihilangkan ketika proses ekstrusi
dengan adanya venting pada alat. WPC merupakan komposit termoplastik yang menggunakan
bahan serat dari kayu atau dari sumber lain. Di Amerika umumnya digunakan bahan kayu,
sedangkan di Uni Eropa dengan serat alam seperti jute, hemp dan kenaf. Di Asia digunakan tepung
sekam padi dan serat bambu. Pencampuran kayu dapat dinyatakan dalam aspek rasio rendah
seperti tepung dan dapat pula aspek rasio tinggi seperti serat kayu. Serat kayu walaupun
mempunyai kesulitan untuk di proses tetapi akan mempunyai sifat tarik lebih bagus.
Proses Pembuatan Komposit Plastik Kayu
Pembuatan komposit sering dilakukan dalam dua tahap. Bahan-bahan awalnya dicampur dengan
proses komponding dan kemudian hasil kompon dibentuk menjadi satu produk. Komponding
dilakukan dengan maksud mendispersikan filler dan aditif ke dalam lelehan polimer. Beberapa
pilihan proses pencampuran adalah secara batch atau kontinyu. Hasil kompon bisa langsung
dibentuk sebagai produk akhir atau hanya dalam bentuk pelet untuk dijadikan produk jika
diperlukan.

Karakterisasi
Karena komposit merupakan sektor plastik yang sedang tumbuh cepat maka harus diproduksi
dengan cepat, lebih bagus dan murah. Harus tahan cuaca, panas, kelembaban dan cahaya matahari
yang dapat mendegradasi bahan. Peningkatan kadar kayu akan memberikan kesempatan untuk
pengembangan produk yang lain, aman untuk lingkungan dan efisien.

Kebanyakan produk WPC dibuat mempergunakan ekstrusi untuk menghasilkan profil, seperti
papan atau elemen panjang. Lelehan WPC mempunyai viskositas tinggi, sehingga alat harus sangat
kuat untuk mengeluarkan bahan ketika keluar dari die. Bahan yang keluar dari ekstruder
didinginkan seketika dengan semprotan air dingin sehingga akan mengeras dengan cepat,
kemudian dilakukan embossing untuk memperoleh permukaan kayu, selanjutnya dipotong. Pada
umumnya polimer termoplastik mempunyai sifat non-polar, yang bersifat kurang kompatibel
dengan kayu yang lebih polar, karena itu rekatannya tidak bagus. Untuk memperbaiki masalah
tersebut maka perlu ditambahkan bahan yang dapat merekatkan keduanya yaitu bahan kimia
coupling agent. Beberapa jenis termoplastik yang dipergunakan adalah polietilena, polipropilena,
polivinilklorida dan polistirena yang meleleh jika dipanaskan dan mengeras setelah pendinginan.
WPC pada umumnya dibuat dengan kandungan kayu 30-60% sebagai pengisi atau filler an
penguat. Tepung kayu biasanya diperoleh dari penggergajian kayu atau dilakukan grinding.
Penggunaan serat kayu, akan memberikan peningkatan kekuatan walaupun sulit dalam
pemrosesannya. Aditif ditambahkan pada WPC dalam jumlah yang sedikit dan akan memperbaiki
sifat produk. Sebagai contoh pelumas akan memperbaiki permukaan dan memudahkan proses.
Coupling agent akan memberikan sifat rekatan antara kayu dan plastik dalam komposit, Aditif lain
yang ditambahkan adalah pewarna, stabiliser terhadap cahaya, pembuat busa dan bahan ikat silang.

Penambahan 3% polyethylene maleated Epolene G 2608 dapat meningkatkan 2 kali lipat kuat
tarik, 3 kali lipat ketahanan impak dari komposit polietilena dibanding tanpa coupling agent.

Parafin terklorinasi rantai panjang juga berhasil sebagai coupling agent dan berfungsi juga sebagai
lubrikan atau pelumas. Penambahan bahan ini sebesar 5-7% dari total komposit, dapat
meningkatkan kekuatan fleksural hingga 40%. Sistem lubrikan juga dapat meningkatkan
kompatibilitas, seperti campuran Zn-stearat dengan wax yang dapat meningkatkan karakteristik
proses untuk poliolefin. Campuran ester asam lemak juga memperbaiki kompatibilitas komposit
kayu poliolefin.

Perdagangan
Pasar produk WPC di Amerika Serikat 350 juta USD pada tahun 2001 dan diperkirakan akan
meningkat menjadi 2.000 juta USD pada tahun 2011. Sementara pasar WPC di Uni Eropa
dianggap masih rendah.
Kompatibilitas dan kemudahan pemrosesan merupakan dua problem teknis pada komposit kayu
dan plastik. Sifat fisik dan mekanik dari WPC tergantung dari interaksi antara kayu dan bahan
termoplastik. Untuk memperbaikinya ditambahkan aditif coupling agent, sehingga meningkatkan
kompatibilitas antara kayu yang hidrofilik dan plastik yang hidrofobik menjadi satu fase komposit.

Polimer yang digunakan pada komposit kayu umumnya jenis Poliolefin yaitu PE dan PP dengan
gugus fungsi maleat anhidrida tergrafting pada tulang punggung polimer. Poliolefin yang
mengandung maleat paling banyak dipergunakan sebagai coupling agent yang ditambahkan
sebesar 1-3% dari filler kayu. Poliolefin mengandung maleat mempunyai efek yang dramatis
dalam komposit. Produk Du Pont ini kabarnya dapat meningkatkan kekuatan tarik antara 200-
300% dibanding dengan komposit PE tanpa coupling agent. Kandungan kayu biasanya antara 50-
70% dari komposit.

Kompatibiliser
Coupling agent lain yang digunakan untuk komposit adalah: organosilan, turunan asam asetat,
parafin rantai panjang terklorinasi dan poliolefin kopolimer dengan asam anhidrida. Organosilan
dapat dipergunakan dengan silane yang ditambahkan pada kayu kemudian menjadi hidrofobik
sehingga kompatibel dengan plastik. Organosilane juga dapat ditambahkan selama komponding
sehingga meningkatkan rekatan antara kayu dan resin. Perbaikan yang diperoleh adalah kuat tarik,
fleksural, impak dan peningkatan HDT, suhu defleksi panas dan menurunkan adsorpsi air.

Umumnya penggunaan WPC adalah untuk bahan bangunan dan konstruksi, bahan furnitur,
interior, otomotif, pertamanan atau produk luar rumah, industri dan infra stuktur. Produk hasil
ekstrusi dalam bentuk: profil, papan, bingkai jendela dan pintu.

Anda mungkin juga menyukai