Anda di halaman 1dari 31

Kasus

ASKEP pada px. BBLR (R. NICU)

A. PENGERTIAN.
Bayi dengan berat lahir rendah disebabkan oleh masa kehamilan kurang
dari 37 minggu dengan berat yang sesuai masa kehamilan dihitung dari
HPHT yang teratur dan bayi yang beratnya kurang dari berat semestinya
menurut masa kehamilannya (KMK) serta keduanya. (Wiknjosastro, 2005)
Berat Badan Lahir Rendah merupakan istilah untuk mengganti
bayi prematur karena terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi dengan
berat badan kurang dari 2.500 gram, yaitu karena umur hamil kurang dari 37
minggu, berat badan lebih rendah dari semestinya sekalipun cukup bulan atau
karena kombinasi keduanya (Manuaba, 2010).
Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (Saifuddin, 2009).

B. PENGGOLONGAN
1. Bayi Berat Lahir Rendah dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:
a. Prematur Murni/Bayi Kurang Bulan Masa gestasi < 37 minggu (259
hari) dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi
itu, atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa
kehamilan (NKB-SMK).
b. Dismaturitas/Bayi Kecil Masa Kehamilan Bayi lahir dengan berat
badan kurang dari seharusnya untuk masa gestasi itu, bayi
mengalami retardasi pertumbuhan intra uterin dan merupakan bayi
yang kecil untuk masa kehamilannya tersebut (KMK). Berat badan
kurang dari seharusnya yaitu dibawah persentil ke-10 (kurva
pertumbuhan intra uterin Usher Lubchenco) atau dibawah 2 Standar
Deviasi (SD) (kurva pertumbuhan intra uterin Usher dan Mc. Lean)
.
2. Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir
rendah dibedakan dalam:
a. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), beratlahir 1500-2499 gram.
b. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram.
c. Bayi Berat Lahir Ekstrim rendah (BBLER), berat lahir < 1000 gram.

3. Berdasarkan berat badan menurut usia kehamilan dapat digolongkan:


a. Kecil Masa Kehamilan (KMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB
dibawah persentil ke-10 kurva pertumbuhan janin.
b. Sesuai Masa Kehamilan (SMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB
diantara persentil ke-10 dan ke-90 kurva pertumbuhan janin.
c. Besar Masa Kehamilan (BMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB
diatas persentil ke-90 pada kurvapertumbuhan janin.
4. (Betz, C.L., Sowden, L.A. 2000. Keperawatan Pediatrik. Edisi 3.
EGC. Jakarta).

C. Etiologi
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor
ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti
penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin juga
merupakan penyebab terjadinya BBLR (Mitayani, 2009).
1. Faktor ibu
a. Gizi saat hamil yang kurang
b. Umur ibu < 20 tahun atau > 35 tahun
c. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
d. Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, jantung, gangguan
pembuluh darah (perokok)
e. Faktor pekerja yang terlalu berat

2. Faktor kehamilan
a. Hamil dengan hidramnion
b. Hamil ganda
c. Perdarahan antepartum
d. Komplikasi hamil : pre-eklamsia atau eklampsia, ketuban
pecah dini.

3. Faktor Janin
a. Cacat bawaan
b. Infeksi dalam rahim
4. Faktor yang masih belum diketahui
D. GEJALA KLINIS
Secara umum gambaran klinis pada bayi berat badan lahir rendah sebagai
berikut:
1. Berat badan lahir < 2500 gram, panjang badan £ 45 Cm, lingkar
dada < 30 Cm, lingkar kepala < 33 Cm.
2. Masa gestasi < 37 minggu.
3. Penampakan fisik sangat tergantung dari maturitas atau lamanya
gestasi; kepala relatif lebih besar dari badan, kulit tipis, transparan,
banyak lanugo, lemak sub kutan sedikit, osifikasi tengkorak sedikit,
ubun-ubun dan sutu lebar, genetalia immatur, otot masih hipotonik
sehingga tungkai abduksi, sendi lutut dan kaki fleksi, dan kepala
menghadap satu jurusan.
4. Lebih banyak tidur daripada bangun, tangis lemah, pernafasan belum
teratur dan sering terjadi apnea, refleks menghisap, menelan, dan
batuk belum sempurna.

Gangguan yang mungkin terjadi pada bayi BBLR antara lain:


1. Pusat pengaturan suhu tubuh yang belum matur.
2. Sistem immunologi belum berkembang dengan baik sehingga
rentan infeksi.
3. Sistem saraf pusat belum matur menyebabkan perdarahan
periventrikuler.
4. Sistem pernafasan belum matur terutama paru-paru menyebabkan
mudah terkena penyakit membran hyalin.
5. Immaturitas hepar sehingga metabolisme bilirubin terganggu
(hiperbilirubinemia). (Merenstein, G.B. et all. 2002. Buku
Pegangan Pediatri. Edisi 17. Widya Medika. Jakarta).

E. PATOFISIOLOGI
Semakin kecil dan semakin prematur bayi, maka akan semakin
tinggi risiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah
gizi;
1. Menurunnya simpanan zat gizi, cadangan makanan di dalam tubuh
sedikit. Hampir semua lemak, glikogen, dan mineral seperti zat
besi, kalsium, fosfor, dan seng dideposit selama 8 minggu terakhir
kehamilan.
2. Meningkatnya kebutuhan energi dan nutrien untuk pretumbuhan
dibandingkan BBLC.
3. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan.
Koordinasi antara reflek hisap dan menelan, dengan penutupan
epiglotis untuk mencegah aspirasi pneoumonia belum berkembang
dengan baik sampai kehamilan 32 – 34 minggu. Penundaan
pengosongan lambung atau buruknya motilitas usus sering terjadi
pada bayi preterm.
Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan, pada bayi preterm mempunyia
lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk mencerna dan
mengabsorbsi lemak dibandingkan dengan bayi aterm. Produksi amilase
pankreas dan lipase, yaitu enzim yang terlibat dalam pencernaan lemak dan
karbohidrat juga menurun. Begitu pula kadar laktose (enzim yang diperlukan
untuk mencerna susu) juga sampai sekitar kehamilan 34 minggu.
Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja nafas dan kebutuhan kalori
yang meningkat. Masalah pernafasan juga akan mengganggu makanan secara
oral. Potensial untuk kehilangn panas akibat permukaan tubuh dibanding
dengan BB dan sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit. Kehilangan panas
ini akan meningkatkan kebutuhan akan kalori.
(Kliegman, R. 2000. Nelson: Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. EGC. Jakarta).

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Radiologi
a. Foto thoraks/baby gram pada bayi baru lahir dengan usia kehamilan kurang
bulan, dapat dimulai pada umur 8 jam.
b. USG kepala terutama pada bayi dengan usia kehamilan 35 minggu dimulai
pada umur 2 hari.
Laboratorium
a. Darah rutin
b. Gula darah (8–12 jam post natal).
c. Analisa gas darah
d. Elektrolit darah (k/p)
e. Tes kocok/shake test

Interpretasi:
1) (+) : Bila terdapat gelembung-gelembung yang membentuk cincin
artinya surfaktan terdapat dalam paru dengan jumlah cukup.
2) (-) : Bila tidak ada gelembung berarti tidak ada surfaktan.
3) Ragu : Bila terdapat gelembung tapi tidak ada cincin.

F. KOMPLIKASI

1. Sindroma aspirasi mekonium (kesulitan bernafas).


2. Hipoglikemi simtomatik.
3. Asfiksis neonatorum
4. Penyakit membran hialin.
5. Hiperbilirubinemia.
(Manejoer Arif, 1999. Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta : Media Aesculaplus).

G. PENATALAKSANAAN

Setelah bayi lahir dilakukan:


1. Tindakan Umum
a. Membersihkan jalan nafas.
b. Mengusahakan nafas pertama dan seterusnya.
c. Perawatan tali pusat dan mata.
2. Tindakan Khusus
a. Suhu tubuh dijaga pada 36,5-37,5 oC pengukuran aksila, pada bayi barulahir
dengan umur kehamilan 35 minggu perlu perhatian ketat, bayi dengan BBL
2000 garm dirawat dalam inkubator atau dengan boks kaca menggunakan
lampu.
b. Awasi frekwensi pernafasan pada 24 jam pertama untuk mengetahui
sindroma aspirasi mekonium.
c. Setiap jam hitung frekwensi pernafasan, bila > 60x/mnt lakukan foto thorax.
d. Berikan oksigen sesuai dengan masalah pernafasan yang didapat.
e. Pantau sirkulasi dengan ketat (denyut jantung, perfusi darah, tekanan
darah).
f. Awasi keseimbangan cairan.
g. Pemberian cairan dan nutrisi bila tidak ada masalah pernafasan dan keadaan
umum baik:
1) Berikan makanan dini early feeding untuk menghindari terjadinya
hipoglikemia.
2) Periksa kadar gula darah 8–12 jam post natal.
3) Periksa refleks hisap dan menelan.
4) Motivasi pemberian ASI.
5) Pemberian nutrisi intravena jika ada indikasi, nutrien yangdapat diberikan
meliputi; karbohidrat, lemak, asam amino, vitamin, dan mineral.
6) Berikan multivitamin jika minum enteral bisa diberikan secara kontinyu.
h. Tindakan pencegahan infeksi:
1) Cara kerja aseptik, cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi.
2) Mencegah terlalu banyak bayi dalam satu ruangan.
3) Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ke tempat bayi dirawat.
4) Pemberian antibiotik sesuai dengan pola kuan.
5) Membatasi tindakan seminimal mungkin.
i. Mencegah perdarahan berikan vitamin K 1 mg dalam sekali pemberian.
(Kliegman, R. 2000. Nelson: Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. EGC. Jakarta).
H. PROGNOSIS

Tergantung dari berat ringannya masalah perinatal, seperti; masa gestasi (semakin
muda dan semakin rendah berat badan bayi makin tinggi angka kematiannya),
komplikasi yang menyertai (asfiksia/iskemia, sindrom gangguan pernafasan,
perdarahan intra ventrikuler, infeksi, gangguan metabolik, dll).
(Manejoer Arif, 1999. Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta : Media
Aesculaplus)
Asuhan Keperawatan Pada Pasien By. S. T.
Dengan BBLR di Ruangan NICU
RSUP. Prof. Dr. R. D Kandou Manado

I. Biodata
A. Identitas Klien
- Nama lengkap : S. T.
- TTL : RSU. Prof. Dr. R.D. Kandow, 28 Juli 2008
BB:1.300gr PB: 38cm LK:24cm LD:27cm
LLA:5cm
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- Agama : Kristen Protestan
- Alamat : Tuumpa II, Lingk. IV
- Tgl/jam MSR : 28 Juli 2008/jam 11.05 WITA
- Tgl Pengkajian : 28 Juli 2008/jam 13.00 WITA
- No. REC. Med : 00.17.16.51
- Diagnoa Medis : Aterm. KMK (BBLR)

B. Identitas Orang Tua/pPenanggung jawab


1) Ayah
- Nama : O. T.
- Umur : 30 tahun
- Pendidikan : SMP
- Pekerjaan : Nelayan
- Agama : Kristen Protestan
- Alamat : Tuumpa II, Lingk. IV
2) Ibu
- Nama : Y. T.
- Umur : 31 tahun
- Pendidikan : SMA
- Pekerjaan : IRT
- Agama : Kristen Protestan
- Alamat : Tuumpa II, Lingk. IV
D. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama : : Berat Badan Lahir Pasien Rendah ( BBLR
)
2. Riwayat Keluhan Utama :
3. Riwayat Keluhan yang Menyertai :
4. Riwayat Kesehatan Keluhan Sekarang/ saat dikaji : Saat
5. Riwayat Kesehatan Dahulu
6.
a. Pre Natal Care
- Px Kehamilan :
- Keluhan Selama Hamil :
- Kenaikan BB Selama Hamil : -
- Imunisasi TT :
- Golongan Darah Ayah :
- Golongan Darah ibu :
- Nutrisi yang Dikonsumsi
Nasi :
Ikan :
Sayur :
Buah :
Daging :

b. Natal
- Tempat Melahirkan : RSU. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado
- Lama dan Jenis kehamilan : Spontan 2 jam
- Cara untuk mempermudah persalina : Menggunakan obat perangsang.
- Penolong Persalinan : Dokter

c. Post Natal
- Kondisi Bayi, BB Lahir 1.300 gram, PB 38 cm, As 5-7
- Bayi mengalami penyakit : tidak ada
- Problem menyusui : Berat badan lahir tidak stabil

d. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan Umum : Aktif, refleks
- TTV : HR : 152 RR: 49 x/menit S: 36,4°C
LK: 24 LD: 27 LLA: 5
LP: 21 PL: 11 PK: 15
- Px. Head Totoe
- Kepala : Konjungtifa, bulat, simetris kiri/kanan.
- Mata : Normal
- Hidung : Barsih, tidak ada sekret
- Telinga : Bersih
- Mulut : Normal
- Lidah : Normal
- Thoraks : Simetris, retraksi
- Jantung : Bising, Redup
- Abdomen : Datar ,lemas, bulat, normal
- Genitalia/Anus : Normal, Panjang Penis : 2,3 Cm
- Ekstremitas : Atas : Normal
Bawah : Normal

e. Pemeriksaan Penunjang
-
-

f. Terapi/Pengobatan
- Bari kehangatan
- Posisikan kepala
- Bersihkan jalan napas
- keringkan tubuh
- O2,2-4 L/m. K/P
- IVFD 0% = 4 gtt/m
Analisa Data

NO Data Etiologi Masalah


1 DS : - Persalinan dgn umur kehamilan <28 Pola napas tidak efektif
DO: - R: 49 x/m minggu dgn BJ <2500gr
- Sesak napas (prematur)
- Terpasang O2 2
lt/m

Paru yang masih immature

Pola napas tidak efektif

2
DS : - Kurangnya kemampuan untuk Ketidakseimbangan
DO: BB 1300 gr mencerna makanan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

Simpanan garam dan empedu sedikit

Penurunan produksi amylase pancreas


dan lipase

Penurunan kadar
lactose
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

3 DS : - Resiko infeksi
Persalinan dgn umur kehamilan <28
DO: - Bayi terpasang
minggu dgn BJ <2500gr
infus
(prematur)
- Perawatan tali
pusat
Immunologis yang kurang

Resiko infeksi
4 DS :- Persalinan dgn umur kehamilan <28 Termoregulasi tidak
DO: - SB: 36,4ºc minggu dgn BJ <2500gr efektif Hipotermia
- Bayi berada dalam (prematur)
inkubator

Menurunnya simpanan zat gizi

Lemak glikogen dan mineral dideposit


Selama 8 minggu terakhir kehamilan
dan control suhu
yang immature
Termoregulasi tidak efektif
Hipotermia

5 DS :- Persalinan dgn umur kehamilan <28 Resiko gangguan


DO:- Bayi terpasang minggu dgn BJ <2500gr integritas kulit
infus pada (prematur)
umbilikalis.
- Bayi terbaring
dalam inkubator.

Struktur kulit yang immature,


imobilitas, penurunan status
nutrisi

Resiko gangguan integritas kulit


Diagnosa Keperawatan
NO Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1. Pola nafas tidak Klien menunjukkan 1. Bersihkan jalan Memperlancar pernapasan. 1. Membersihkan S: -
efektif b.d oksigenasi yang napas jalan napas
imaturitas adekuat. bagian atas dan bagian O: - R: 49 x/m
paru dan Kriteria hasil: jalan bawah telungkup:posisi ini atas dan bawah
neorumuskular, nafas tetap paten. menghasilkan - Pasien
dengan kriteria perbaikan oksigenasi, 2. Posisi untuk masih
hasil : 2. Posisi untuk pembrian makan pertukaran Sesak
DS : - pertukaran ditoleransi dengan udara napas.
DO : - R: 49 x/m udara lebih baik, dan yang optimal,
- Sesak napas yang lebih mengatur seperti - Masih
- Terpasang optimal,seperti pola tidur. posisi telungkup Terpasang
O2 posisi telungkup Telentang: untuk dan O2 2 lt/m
2 lt/m. dan mencegah adanya posisi telentang
posisi telentang penyempitan jalan dengan leher
dengan leher nafas. sedikit A: Masalah
sedikit ekstensi dan Belum
ekstensi dan Untuk hidung Teratasi
hidung menghilangkan menghadap ke
menghadap ke mukus yang atas P: Lanjutkan
atap terkumulasi dari dalam posisi intervensi
dalam posisi nasofaring, trahkea, dan “mengendus”
“mengendus” selang endotrakheal.

penghisapan yang
tidak tepat dapat
menyebabkan infeksi dan
kerusakan
jalan nafas. 3. Melakukan
3.Lakukan Pegisapan
pengisapan Karena akan
mengurangi
diameter trakhea.

Untuk menghemat
penggunaan oksigen.
4. Melakukan
pengisapan
dengan teknik
4. Gunakan teknik yang benar
penghisapan
yang
tepat. 5. menghindari
hiperekstensi
leher

6. Pertahankan
5. Hindari suhu
hiperekstensi lingkungan
leher yang
netral.
6. Pertahankan
suhu
lingkungan
yang
netral.

2. Ketidakseimbangan Mempertahankan 1. Kaji riwayat Mengidentifikasi 1. Megkaji riwayat S:-


nutrisi masukan nutrisi nutrisi. defisiensi, menduga nutrisi.
Kurang dari yang adekuat kemungkinan O : Terpasang
kebutuhan dengan kriteria: intervensi. Infus pada
ubuh BB normal sesuai umbilikalis
b.d. Intake yang umur Mengawasi masukan cairan
tidak atau kualitas 2. mengobservasi A : Masalah
adekuat,dgn kriteria 2. Observasi dan makanan. dan belum
: catat catat cairan teratasi
DS : - cairan yang Mencegah yang
DO : - BB I300 masuk distensi masuk dan P : Lanjutkan
gram dan keluar gaster. keluar. intervensi
- Terpasang makanan.
infus
pada 3. mengjarkan
umbilikalis 3. Ajarkan Penimbangan BB keorangtua
keorangtua harian adalah tentang asupan
tentang asupan pengawasan status cairan nutrisi
nutrisi terbaik. yang adekuat.
yang adekuat.
Kelebihan cairan 4. Menimbang BB
Dapat menimbulkan edema Setiap hari.
paru.
4. Timbang BB
setiap Perubahan
hari. kelebihan 0,5 kg
dapat 5. mengauskultasi
menunjukkan perpind paru
ahan keseimbangan dan jantung.
cairan.
5. Auskultasi paru
dan Meminimalkan anoreksia
Jantung. dan 6. Kolaborasi
mual untuk
pemberian obat
antidiuretik.
6. Kolaborasi
untuk
pemberian obat
antidiuretik.

7. Berikan obat
sesuai
indikasi.
Konsul pada
7. Berikan obat ahli
sesuai gizi.
indikasi Konsul
pada
ahli gizi.
3. Risiko infeksi b.d. Menunjukkan kontrol 1. Kaji TTV Peningkatan TTV salah 1. Mengkaji TTV S:-
Prosedur infeksi selama dalam satu tanda HR: 152 x/m
invasif, perawatan dengan infeksi. RR:49x/m O :-
penurunan keiteria: S: 36,4°C Terpasang
sistem imun 1. Bebas dari tanda
tubuh, dengan infeksi. 2. Anjurkan orang 2. Menganjurkan infus pada
kriteria hasil : 2. Mendemonstrasikan tua Mencegah masuknya orang tua untuk umbilikus
tindakan hygienes untuk mencuci kuman mencuci tangan - SB: 36,4º c
DS : - seperti mencuci tangan sebelum patogen secara sebelum dan
DO : - Tali pusat tangan, oral dan langsung pada sesudah kontak
belum care. sesudah kontak pasien dengan bayi. A : Masalah
Kering dgn belum
- Terpasang bayi. 3. Menggunakan teratasi
infus pada Mempertahankan sarung tangan
umbilikalis prinsip septik & dalam setiap P : Lanjutkan
- HR: 152 3. Gunakan sarung aseptik dpt tindakan. intervensi
x/m tangan dalam mencegah
RR: 49 x/m setiap masuknya kuman 4. Menganjurkanm
SB: 36,4°C tindakan. memakai gaun
Mencegah dan khusus ketika
meminimalkan kolonisasi akan
4. Pakai gaun bakteri. masuk kontak
khusus dgn
ketika akan pasien
masuk Peningkatan TTV salah
kontak dengan satu tanda infeksi. 5. Mengajarkan
pasien kepada keluarga
Membunuh kuman tanda-tanda
penyebab infeksi. infek
5. Ajarkan kepada
keluarga tanda- 6. Mengatur
tanda pemberian
infeksi. antibiotik..

6. Kolaborasi
Pemberian
antibiotik.

4. Termoregulasi mempertahankan suhu 1. Tempatkan bayi Untuk mempertahankan 1. Menempatkan S :-


tidak tubuh stabil. pada inkubator suhu tubuh stabil. bayi
efektif b.d kontrol Kriteria hasil: atau pada inkubator / O : - Bayi
suhu yang imatur Suhu tubuh bayi tetap pakaian hangat pakaian hangat dalam
dan dalam rentang dalam dalam inkubator
penurunan lemak normal Untuk mempertahankan - SB 36,4 ºc
tubuh subkutan, suhu kulit dalam 2. Mengatur unit
dengan kriteria 2. Atur unit rentang termal servokontrol A : Masalah
hasil : servokontrol yang dapat atau belum
DS : atau diterima. kontrol suhu teratasi
DO : - SB,36,4 ºc kontrol suhu udara
- Bayi berada udara Untuk kehilangan panas sesuai P : Lanjutkan
dlm sesuai radiasi kebutuhan. intervensi
inkubator kebutuhan. langsung.

3. Memeriksa suhu
bayi dan unit
3. Periksa suhu pemanasnya.
bayi
dan unit
pemanasnya.

5. Risiko gangguan mempertahankan 1. Bila perlu Untuk menjaga 1. Bila perlu S :-


integritas kulit b.d intergritas kulit, bersihkan kulit kebersihan kulit. membersihkan O : - terpasang
struktur kulit dengan dengan sabun kulit infus pada
imatur, Kriteria hasil: pembersih, dengan sabun, umbilikalis
imobilitas, kulit tetap bersih dan bilas dengan baik bilas dengan
penurunan status utuh tanpa tanda- dengan air baik - Bayi
nutrisi, prosedur tanda iritasi atau hangat. dengan air dalam
invasif, dengan cedera. Untuk mencegah hangat Inkubator
kriteria hasil : 2. Bersihkan mata tetjadinya rash - SB 36,4 ºc
setiap hari, dan pada kulit. 2. Membersihkan
DS : - juga mata
DO : - Bayi area oral dan setiap hari,area A : Masalah
terpasang popok oral belum
infus pada atau perianal, dan teratasi
umbilikalis dan popok,periana
area di mana Untuk menjaga l, P: Lanjutkan
- Terbaring terjadi integritas kulit. & area di mana intervensi
lama dalam kerusakan terjadi
inkubator kulit. kerusakan
kulit.
3. Beri zat
pelembab Untuk menghindari alergi
setelah kulit. 3. Berikan zat
dibersihkan pelembab
untuk setelah
menpertahankan dibersihkan
kelembaban Untuk mencegah untuk
kulit. luka gesekan menpertahankan
pada bayi. kelembaban
4. Gunakan plester kulit.
atau perekat
minimal pada 4. Menggunakan
kulit perekat
yang sangat minimal pada
sensitif. kulit
yang sangat
5. Gunakan linen sensitif.
serta
pakaian yang 5. Menggunakan
halus linen
dan lembut. serta
pakaian yang
halus
dan lembut.
Daftar Pustaka

Kliegman, R. 2000. Nelson: Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. EGC. Jakarta


Betz, C.L., Sowden, L.A. 2000. Keperawatan Pediatrik. Edisi 3. EGC. Jakarta
Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta
Carpenito, L. J. 1998. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis. Edisi
6. EGC. Jakarta
NANDA. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification. Philadelphia

Anda mungkin juga menyukai