Anda di halaman 1dari 2

Produk gipsum

Setelah membahas prinsip dasar gipsum, kita alihkan perhatian pada berbagai jenis
gipsum kedokteran gigi dan pertimbangan prektis dalam penggunaannya.
Kriteria pemilihan gipsum tertentu bergantung pada penggunaannya serta sifat fisik
tertentu untuk penggunaan tertentu. Misalnya, stone kedokteran gigi merupakan
materi yang buruk untuk digunakan sebagai bahan cetak karena bila ada gigi – geligi,
tidaklah mungkin mengeluarkan bahan cetakan melalui underkut pada gigi tanpa
melukainya, karena besarnya kekuatan stone (α-hemihidrat).
Sebaliknya, bila hasil cor yang kuat dibutuhkan untuk membuat protesa, kita tidak
bolah memilih plaster yang lemah (β-hemihidrat). Dengan kata lain, tidak ada produk
gipsum gigi yang dapat digunakan untuk semua tujuan.
Tersaji 5 jenis produk gipsum yang terdaftar oleh spesifikasi ADA No.25, dan sifat –
sifat yang dihasilkan masing – masing
Plaster cetak (tipe I). Bahan cetak ini terdiri dari plaster of Paris yang
ditambahkan zat tambahan untuk mengatur waktu pengerasan dan ekspansi
pengerasan. Plaster cetak jarang digunakan lagi untuk mencetak dalam
kedokteran gigi karena telah digantikan oleh bahan yang kurang kaku seperti
hidrokoloid dan elastomer. Plaster terbatas digunakan untuk cetakan akhir,
atau wash, dalam pembuatan gigi tiruan penuh.
Plaster model (tipe II). Plaster model ini atau plaster laboratorium tipe II
sekarang digunakan untuk mengisi kuvet dalam pembuatan protesa bila
ekspansi pengerasan tidaklah penting dan kekuatan cukup, sesuai batasan yang
disebutkan dalam spesifikasi. Biasanya dipasarkan dalam warna putih alami,
jadi terlihat kontras dengan stone yang umumnya berwarna.
Stone gigi (tipe III). Pada tahun 1930, suatu peristiwa penting terjadi, yaitu
ketika α-gipsum ditemukan dan diperkenalkan dalam kedokteran gigi.
Dikombinasikan dengan kemajuan dari bahan cetak hidrokoloid, α-gipsum
yang dipengaruhi kekerasannya membuat die stone dapat digunakan dan
pembuatan model ini langsung mungkin dilakukan.
Kedokteran gigi banyak membantu sejarah perkembangan plaster. Seorang
peneliti pada Perusahaan Gipsum USA mempelajari bahwa mold plaster yang
digunakan untuk membentuk basis karet protesa dalam suatu tekanan uap
vulkanisai menjadi amat keras dalam semalam. Penelitian lanjut menunjukkan
bahwa gipsum yang mengeras, mengalamu pengapuran dibawah tekanan uap,
membentuk kristalisasi kalsium sulfat hemihidrat yang lebih bermutu. Karena
perbaikan ini, bahan kemudian langsung dipatenkan sebagai α-gipsum. Sejak
penemuan ini, untuk keperluan komersial, proses tersebut dilakukan dalam
suatu otoklaf.
Stone (tipe III) memiliki kekuatan kompresi minimal 1 jam sebesar 20,7 Mpa
(3000psi), tetapi tidak melebihi 34,5 Mpa (5000psi). Bahan ini ditunjukkan
untuk pengecoran dalam membentuk gigi tiruan penuh yang cocok dengan
jaringan lunak. Die stone merupakan reproduksi gigi yang dipreparasi dimana
protesa dibuat pada atau didalam model tersebut. Karena kondisi keausan yang
parah pada bagian tepi ketika dilakukan pembuatan pola malam, dan karena
tekanan yang lebih tinggi mengenai die stone selama mencoba dan
penyesuaian, kekuatan dan kekerasan yang lebih tinggi dibutuhkan oleh bahan
die. Sebgai tambahan, sedikit ekspansi pengerasan dapat ditolerir pada model
yang memproduksi jaringan lunak, tetapi tidak bila menyangkut gigi. Stone
tipe III lebih disukai untuk pembuatan model yang digunakan pada konstruksi
protesa, karena stone tersebut memiliki kekuatan yang cukup untuk tujuan itu
serta protesa lebih mudah dikeluarkan setelah proses slesai.
Tanpa melihat jenis stone yang digunakan, terdapat sedikitnya 2 metode untuk
membuat model. Dalam salah satu metode, mold untuk pengecoran dibuat
dengan membungkus sekitar cetakan dengan lembaran malam lunak sehingga
melebihi kurang lebih 12 mm diluar sisi jaringan pada cetakan. Basis untuk
model dibentuk pada daerah ini. Proses ini disebut boxing. Adukan stone dan
air kemudian dituang ke dalam cetakan dibawah vibrator. Adukan dibiarkan
mengalir perlahan dalam aliran yang terkendali sepanjang cetakan, sehingga
aliran tersebut dengan sendirinya mendorong udara keluar begitu adukan
mengisi semua cetakan gigi tanpa adanya gelembung udara yang terjebak.
Metode lain adalah dengan mengisi cetakan seperti yang telah dijabarkan. Sisa
adukan stone-air dituang pada lempeng kaca. Cetakan yang telah terisi
kemudian dibalikkan pada tumpukan stone di lempeng kaca tersebut, dan basis
dibentuk dengan spatula sebelum stone mengeras. Prosedur tersebut tidak
diindikasi bila digunakan bahan cetak yang mudah mengalami deformasi atau
bila stone mengalir menyebar. Model baru boleh dilepaskan dari cetakan
setelah pengerasan awal tercapai. Waktu pengerasan minimal bervariasi aro 30
– 60 menit, bergantung pada kecepatan pengerasan stone atau plaster serta
jenis bahan cetak yang digunakan.
Stone gigi, kekuatan tinggi (tipe IV). Persyaratan utama bagi bahan stone
untuk pembuatan die adalah kekuatan, kekerasan, dan ekspansi pengerasan
minimal. Untuk memeperoleh sifat ini, digunakan α-hemihidrat dari jenis
‘Densite’. Partikel – partikel berbentuk kuboidal serta daerah kaboidal serta
daerah permukaan yang lebih kecil emnghasilkan sifat tersebut tanpa
menyebabkan pengentalan adukan.

Anda mungkin juga menyukai