Anda di halaman 1dari 11

Penyaluran Bantuan Modal Usaha Wakaf Tunai Dalam Upaya

Pemberdayaan Masyarakat Miskin

Isma Ridaus Sa’adah1


IAIN TULUNGAGUNG

Abstrak : Penerapan wakaf uang pada masa sekarang, akan mempunyai keunggulan
yang lebih besar dari wakaf tradisional, yaitu benda bergerak atau tidak bergerak.
Wakaf benda bergerak atau tidak bergerak hanya dapat dilakukan oleh orang yang
memiliki harta lebih . Wakaf uang yang di tampung akah dihimpun dalam sebuah
wadah, sehingga menjadi modal usaha yang besar. Dana wakaf uang yang terkumpul
dapat dikelola secara produktif dengan lembaga pengelola yang memiliki kompetisi dan
kapabilitas serta mampu bekerja secara profesional. Wakaf uang sebagai suatu gerakan
baru dalam dunia perwakafan terutama di Indonesia mampu mengambil peranan yang
signifikan dalam merancang program-program pemberdayaan masyarakat.
Kata Kunci : wakaf uang, keunggulan, gerakan baru, produktif, signifikan

Dengan keterpurukan saat ini, maka struktur kekuatan dunia usaha pun
mengalami pergeseran. Paradigma pembangunan masa lalu yang menempatkan
pertumbuhan ekonomi sebagai prioritas utama telah berhasil membiakkan konglemerasi
yang menggurita di segala bidang usaha. Alhasil, konglemerasi kurang lebih hanya
menjadi mesin yang melahirkan pemain ekonomi bertenaga lokal dengan struktur
industri yang keropos. Dengan krisis yang berkepanjangan ini, setidaknya menunjukkan
bahwa konglemerasi ternyata tidak mampu bertahan, sebaliknya koperasi uasah kecil
dan menengah yang selama ini merupakan sektor pinggiran yang kurang mendapat
perhatian ternyata tetap bertahan dan berkembang bahkan melakukan terobosan ekspor.
Dalam rangka mewujudkan aspek pemerataan pembangunan, sektor usaha kecil
menduduki peran penting dan strategi dalam pembangunan nasional, naik dilihat dari
segi kuantitas maupun dari segi kemampuannya dalam meningkatkan pendapatan dan
penyerapan tenaga kerja dalam mewujudkan pemerataan dan hasil-hasil pembangunan
termasuk pengentasan kemiskinan.
Pembangunan sosial dan pemerdayaan ekonomi yang dilakukan secara terus
menerus, menuntun kita untuk mencari alternatif solusi yang mendorong lebih cepat .

1
Mahasiswa Manajemen Zakat dan Wakaf IAIN Tulungagung
dan salah satu alternatif solusi itu adalah mobilitas dan optimalisasi peran wakaf secara
efektif serta profesional.2
Seluruh program pengentasan kemiskinan yang telah dilaksanakan oleh
pemerintah dengan tujuan untuk memberdayakan masyarakat masih belum mampu
memperlihatkan hasil yang signifikan di masyarakat. Hal ini menandakan bahwa
program pemberdayaan masyarakat masih membutuhkan dukungan dari sub-sistem lain.
Dukungan dari sub-sistem selain pemerintah sangan dibutuhkan agar manfaat
pemberdayaan masyarakat dapat semakin berdayaguna dalam meningkatkan
kemaslahatan masyarakat.
Salah satu sub-sistem yang dapat mendukung program pemberayaan masyarakat
yang dilaksanakan oleh pemerintah adalah dengan mengoptimalkan sumber-sumber
keuangan islam termasuk wakaf. Wacana yang telah berkembang saat ini adalah wakaf
uang.
Berbeda dengan wakaf yang selama ini kita pahami sebagai pemberdayaan
barang-barang tidak bergerak seperti tanah dan bangunan, wakaf tunai justru
menggunakan uang sebagai instrumen wakaf. Uang bergerak sebagai alat tukar menukar
dan alat pengukur nilai setelah dialokasikan kepada harta bergerak dan tidak bergerak
agar tidak lenyap pokoknya atau bendanya, menjadi instrumen wakaf yang diterima.
Penerapan wakaf uang pada masa sekarang, akan mempunyai keunggulan yang
lebih besar dari wakaf tradisional, yaitu benda bergerak atau tidak bergerak. Identik di
masyarakat apabila dikatakan harta wakaf, maka akan langsung dihubungkan dengan
sekolah, rumah sakit dan atau kuburan.
Secara umum, wakaf benda bergerak atau tidak bergerak hanya dapat dilakukan
oleh orang yang memiliki harta lebih. Hal inilah yang menyebabkan kekayaan wakaf di
Indonesia masih sedikit.
Wakaf uang yang di tampung akah dihimpun dalam sebuah wadah, sehingga
menjadi modal usaha yang besar. Dana wakaf uang yang terkumpul dapat dikelola
secara produktif dengan lembaga pengelola yang memiliki kompetisi dan kapabilitas

2
Maya Mimunah, Peran Wakaf Tunai dalam Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah di
Tabung Wakaf Indonesia, [PDF], dalam http://text-id.123dok.com/document/eqok045y-peran-wakaf-
tunai-dalam-pemberdayaan-usaha-kecil-dan-menengah-di-tabung-wakaf-indonesia.html? Di akses
tanggal 25 November 2017
serta mampu bekerja secara profesional.3
Dari uraian diatas dalam upaya penyaluran wakaf tunai untuk masyarakat maka
disajikan pembahasan tentang: a). Wakaf b). Potensi wakaf uang c). Wakaf uang untuk
keadilan sosial dan d). Pengelolaan dana wakaf tunai untuk pemberdayaan usaha kecil
di indonesia.

Wakaf
Wakaf secara bahasa berasal dari kata waqafa-yaqifu yang artinya berhenti,
lawan dari kata istamarra. Kata ini sering disamakan dengan al-tahbis atau al-tasbil
yang bermakna al-habs’an tasarruf, yakni mencegah dari mengelola.
Adapun secara istilah, wakaf menurut Abu Hanifah adalah menahan harta di
bawah naungan pemiliknya disertai pemberian manfaat sebagai sedekah (habs al-‘aini
‘ala milk al-waqif wa tasadduq bi al-manfa’ah). Kemudian menurut Jumhur, wakaf
adalah menahan harta yang memungkinkan untuk mengambil manfaat dengan tetapnya
harta tersebut serta memutus pengelolaan dari wakif dan selainnya dengan tujuan
mendekatkan diri kepada Allah.
Namun, menurut al-Kabisi, definisi yang lebih singkat namun padat adalah
definisi Ibnu Qudamah yang mengadopsi langsung dari potongan hadis Rasulullah yang
berbunyi menahan asal dan mengalirkan hasilnya. Hadis tersebut secara jelas dimuat
antara lain dalam sunnah at-Turmudzi dan Sunnah Ibnu Majah.4
Uang merupakan inti penggerak perekonomian. Uang disefinisikan sebagai
sesuatu yang secara umum diterima untuk pembayaran barang dan jasa, serta memiliki
fungsi sebagai kekayaan bagi pemiliknya. Sesuatu baru di anggap uang, menurut
Sardjono Permono seperti dikutip Jaih Mubarok, jika mempunyai enam usur di
dalamnya.
a) Dapat diterima dan dapat diketahui secara umum
b) Stabilitas nilai
c) Keseimbangan

3
M.Nur Rianto Al-Arif, Efek Multiplier Wakaf Uang dan Pengaruhnya terhadap Program
Pengentasan Kemiskinan, [PDF] dalam http://repository.uinjkt.ac.id diakses tanggal 26 November 2017

4
Sudirman Hasan, Wakaf Uang Perspektif Fiqih, Hukum Positif, dan Manajemen, (Malang: UIN
MALIKI Press, 2011), hlm.3
d) Kemudahan
e) Keterjagaan fisik
f) Pemantapan transaksi5
Wakaf uang merupakan terjemahan langsung dari istilah Cash Waqf yang populer di
Baghladesh, tempat A. Mannan menggagas idenya. Dalam beberapa literatur lain, Cash
Waqf juga dimaknai sebagai wakaf tunai. Hanya saja, makna tunai ini sering disalah
artikan sebagai lawan kata dari kredit, seningga pemaknaan Cash Waqf sebagai wakaf
tunai menjadi kurang pas. Untuk itu, dalam tulisan ini, Cash Waqf akan diterjemahkan
sebagai wakaf uang.
Selanjutnya, wakaf uang dalam definisi Departemen Agama adalah wakaf yang
dilakukan seseorang, kelompok orang, dan lembaga atau badan hukum dalam bentuk
uang. Dengan demikian, wakaf uang merupakan salah bentuk wakaf yang diserahkan
oleh seorang wakif kepada nadzir dalam bentuk uang kontan. Hal ini selaras dengan
definisi wakaf yang dikeluarkan oleh Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia tanggal
11 Mei 2002 saat merilis fatwa tentang wakaf uang.
‫الوقف هو حبس ما ل يمكن االءنتفا ع به مع بقاء عينه بقطع في رقبته علي مصرف مباح موجود‬
Wakaf adalah menahan harta yang dapat dimanfaatkan tanpa lenyapnya bendanya
atau pokoknya, dengan cara tidak melakukan tindakan hukum terhadap benda tersebut
(menjual, memberikan, atau mewariskannya), untuk disalurkan (hasilnya) pada sesuatu
yang mubah (tidak haram) yang ada.
Dalam definisi di atas, wakaf tidak lagi terbatas pada benda yang tetap
wujudnya, melainkan wakaf dapat berupa benda yang tetap nilainya atau pokoknya.
Uang masuk dalam kategori benda yang tetap pokoknya. Dengan demikian, definisi
MUI di atas memberikan legitimasi kebolehan wakaf uang.
Adapun pengertian wakaf uang terbaru adalah versi Peraturan Menteri Agama
Nomor 4 Tahun 2009 tentang Administrasi Pendaftaran Wakaf Uang, pasal 1 angka (1).
Wakaf uang dalam PMA ini diartikan sebagai perbuatan hukum wakif untuk
memisahkan dan/atau menyerahkan sebagain uang miliknya untuk dimanfaatkan
selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingan guna keperluan

5
Ibid.,hlm.19
ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.6

Potensi Wakaf Uang


Jumlah umat islam yang terbesar di dunia terutama di Indonesia merupakan aset
terbesar untuk penghimpunan dan pengembangan wakaf uang. Jika wakaf uang dapat di
implementasikan maka akan terdapat dana potensial yang dapat digunakan bagi
kemaslahatan umat. Berdasarkan asumsi Cholil Nsfis jika 20 juta umat islam Indonesia
mau mengumpulkan wakaf uang senilai Rp 100 ribu setiap bulan, maka dana yang
terkumpul berjumlah Rp 24 Triliun setiap tahun. Jika Rp 50 juta orang yang berwakaf,
maka setiap tahun akan terkumpul dana wakaf sebesar Rp 60 triliun. Jika saja terdapat 1
juta umat muslim yang mewakafkan dananya sebesar Rp 100.000 per bulan, maka akan
diperoleh pengumpulan dana wakaf sebesar Rp 100 miliar setiap bulannya (Rp 1,2
triliun per tahun).
Sementara menurut Mustafa Edwin Nasution, potensi wakaf di Indonesia dengan
jumlah umat muslim yang dermawan diperkirakan sebesar Rp 10 juta jiwa dengan rata-
rata penghasilan Rp 500.000 hingga Rp 10.000.000, maka paling tidak akan terkumpul
dana sekitar 3 triliun per tahun dari dana wakaf seperti perhitungan tabel berikut:
Tingkat Jumlah Besar Potensi wakaf Potensi wakaf
penghasilan/bulan muslim wakaf/bulan uang/bulan uang/tahun
Rp 500.000 4 juta Rp 5.000,- Rp 20 miliar Rp 240 miliar
Rp 1 juta-2 juta 3 juta Rp 10.000,- Rp 30 miliar Rp 360 miliar

Rp 2 juta-5 juta 2 juta Rp 50.000,- Rp 100 miliar Rp 1,2 triliun


≥ Rp 5 juta 1 juta Rp 100.000,- Rp 100 miliar Rp 1,2 triliur
Total Rp 3 triliun

Dalam sistem pengelolaan wakaf uang tidak banyak berbeda dengan wakaf
tanah atau bangunan, nadzir bertugas untuk menginvestasikan sesuai syariah dengan
satu syarat: nilai nominal uang yang diinvestasikan tidak boleh berkurang. Sedangkan
hasil investasi dialokasikan untuk upah nadzir (maksimal 10%) dan kesejahteraan
masyarakat (minimal 90%).

6
Ibid.,hlm.20-22
Skema Pengelolaan Wakaf Uang

Penghumpun dan Pengelolaan dan Pembadayaan dan


Penerimaan pengembangan penyaluran
Wakaf uang 90%
Wakif LKS- Investasi finansial Hasil
Mauq
PWU dan/atau investasi investasi
uf’alai
sektor riel
h

10%

Nadzir

Wakaf uang sebagai suatu gerakan baru dalam dunia perwakafan terutama di
Indonesia mampu mengambil peranan yang signifikan dalam merancang program-
program pemberdayaan masyarakat. Sebab, tugas memberdayakan masyarakat bukanlah
tugas pemrintah semata, namun setiap elemen masyarakat harus turut serta dalam
memberdayakan masyarakat. Program pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan
dengan sistem perwakilan. Sifat utama perwakafan mengaharuskan kekal dan abadi
pokok hartanya, lalu dikelola dan hasilnya disalurkan sesuai dengan program sistem
jaminan sosial atau asumsi. Dalam perwakafan. Pihak wakif dapat menentukan
peruntukan hasil pengelolaan harta wakaf (mauquf’alaih).7

Wakaf Uang Untuk Keadilan Sosial

Dalam rangka filantropi keadilan sosial, wakaf untuk kemaslahatan umum perlu
dikembangkan. Wakaf di Indonesia telah menyentuh kepentingan masyarakat, baik
untuk peribadatan maupun untuk kesejahteraan sosial. Wakaf untuk keadilan sosial
setidaknya dapat dilihat dari tiga sudut. Pertama, wakaf untuk pemenuhan kebutuhan
dasar yang meliputi antara lain makan, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan.
Kedua, wakaf untuk mengupayakan peningkatan kesempatan yang setara bagi semua
orang, terutama bagi mereka yang kurang beruntung. Ketiga, wakaf untuk perubahan
struktural yang mencakup perubahan sistem dan pranata sosial yang kurang memihak
kepada masyarakat kurang mampu.

Adapun khusus wakaf uang, setidaknya terdapat empat manfaat utama dari
wakaf uang dewasa ini dalam mewujudkan masyarakat yang berkeadilan sosial.
Pertama, wakaf uang jumlahnya bisa bervariasi sehingga sesorang yang memiliki dana
terbatas sudah dapat mulai memberikan dana wakafnya tanpa harus menunggu menjadi
tuan tanah dahulu. Kedua, melalui wakaf uang, aset-aset wakaf yang berupa tanah-tanah
kosong bisa mulai dimanfaatkan dengan pembangunan gedung atau diolah untuk lahan
pertanian. Ketiga, dana wakaf uang juga bisa membantu sebagian lembaga-lembaga
pendidikan Islam yang aliran dananya terkadang kembang-kempis dan mengaji civitas
akademika seadanya. Keempat, pada gilirannya umat Islam dapat lebih mendiri dalam
mengembangkan dunia pendidikan tanpa harus terlalu bergantung pada anggaran
pendidikan dan sosial negara yang terbatas.

Selain diatas, ada tiga filosofi dasar, seperti diungkapkan Antonio, yang harus
ditekankan ketika umat islam akan menerapkan prinsip wakaf uang. Pertama, alokasi
wakaf uang harus dilihat dalam bingkai proyek yang terintegrasi, bukan bagian-bagian
dari biaya yang terpisah-pisah. Kedua, asas kesejahteraan nadzir, sudah lazim kita
dengar bahwa nadzir seringkali diposisikan kerja asal-asalan dan lillahi ta’ala (dalam

7
M.Nur Rianto Al-Arif, Efek Multiplier Wakaf Uang dan Pengaruhnya terhadap Program
Pengentasan Kemiskinan, [PDF] dalam http://repository.uinjkt.ac.id/ diakses tanggal 26 November 2017
pengertian sisa-sisa waktu dan bukan perhatian utama) dan wajib berpuasa. Sebagai
akibatnya, sering kali kinerja nadzir asal jadi saja. Sudah saatnya, nadzir menjadi
sebuah profesi yang memberikan harapn kepada lulusan terbaik umat dan profesi yang
memberikan kesejahteraan, bukan saja akhirat namun juga di dunia. Ketiga, asas
transparansi dan akuntabilitas dimana badan wakaf dan lembaga yang dibantunya harus
melaporkan setiap tahun akan proses pengelolaan dana kepada umat dalam bentuk
audited financial report termasuk kewajaran dari masing-masing pos biaya.8

Pengelolaan Dana Wakaf Tunai Untuk Pemberdayaan Usaha Kecil Di Indonesia


Prof. Dr. M.A. Mannan dari Bangladesh telah mempopulerkan istilah sertifikat
wakaf tunai (Cash Waqf Certificate) yaitu dengan mendirikan SIBL (Social Investment
Bank Limited) yang berfungsi sebagai badan yang menggalang dana dari orang-orang
kaya untuk dikelola dan keuntungan pengelolaan disalurkan kepada rakyat miskin yang
membutuhkan. Wakaf tunai yang dikembangkan oleh Mannan merupakan hal baru
dalam sejarah perekonomian Islam. Instrument financial yang dikenal dalam
perekonomian Islam saat ini masih berada pada murabahah untuk membiayai bidang
perdagangan dan murabahah atau musyarakah untuk membiayai investasi di bidang
industri dan pertanian.
Menurut M.A. Mannan, wakaf tunai berupa uang dapat berperan sebagai
suplemen bagi pendanaan berbagai macam proyek investasi sosial yang dikelola oleh
bank-bank Islam, sehingga dapat berubah menjadi bank wakaf. Adapun sasaran
pemanfaatan dana hasil pengelolaan wakaf uang yang dikelola oleh (Social Invesment
Banking Limited) SIBL yang dipimpin Prof. Mannan antara lain adalah untuk
peningkatan standar hidup orang miskin, rehabilitasi orang cacat, peningkatan standar
hidup penduduk hunian kumuh, membantu pendidikan anak yatim piatu, beasiswa,
akademi dan universitas, mendanai riset, mendirikan rumah sakit, menyelesaikan
masalahmasalah sosial non-muslim, dan membantu proyek-proyek untuk penciptaan
lapangan kerja yang penting untuk menghapus kemiskinan sesuai dengan syariat Islam.
Di Indonesia salah satu model yang dapat dikembangkan dalam mobilisasi
wakaf tunai adalah model Dana Abadi, yaitu dana yang dihimpun dari berbagai sumber

8
Sudirman Hasan, Wakaf Uang Perspektif Fiqih, Hukum Positif, dan Manajemen, (Malang: UIN
MALIKI press, 2011), hlm.58-59
dengan berbagai cara yang sah dan halal, kemudian dana yang terhimpun dengan
volume besar, diinvestasikan dengan tingkat keamanan yang tinggi melalui lembaga
penjamin syariah. Keamanan investasi ini paling tidak mencakup dua aspek. Aspek
pertama, yaitu keamanan nilai pokok dana abadi sehingga tidak terjadi penyusutan
(jaminan keutuhan). Aspek kedua, yaitu investasi dana abadi tersebut harus produktif,
yang mampu mendatangkan hasil atau pendapatan (incoming generating allocation)
karena dari pendapatan inilah pembiayaan kegiatan organisasi akan dilakukan dan
sekaligus menjadi sumber utama untuk pembiayaan. Model dana abadi tersebut sangat
layak dijadikan model untuk pengembangan wakaf tunai. Beberapa alasan dapat
dikemukakan antara lain :
- Membantu menjaga keutuhan asset tunai dari wakaf, sehingga dapat mengurangi
perpetuitas (penyusutan) yang melekat pada wakaf tunai.
- Sebagai sumber pendanaan pada unit-unit usaha yang bersifat komersial maupun
sosial, sehingga dapat mendorong aktivitas usaha secara lebih luas. Secara khusus,
ketersediaan dana dari sumber ini dapat mengisi ruang kosong yang terjangkau oleh
sistem pembiayaan perbankan yang ada.
- Cakupan target wakaf lebih luas, terutama dari aspek mobilisasi maupun alokasi dana
wakaf.
- Dalam penerapannya, wakaf tunai yang mengacu pada model dana abadi dapat
menerbitkan sertifikat wakaf tunai dengan nominal yang berbeda-beda disesuaikan
dengan kemampuan target atau sasaran yang dituju. Disinilah letak keunggulan wakaf
tunai, yaitu dapat menjangkau segmen masyarakat yang beragam.
- Sertifikat wakaf tunai merupakan semacam dana abadi yang diberikan oleh individu
maupun lembaga muslim yang mana keuntungan dari pengelolaan dana tersebut akan
digunakan untuk pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
miskin. Secara teknis, sertifikat wakaf tunai ini dapat dikelola oleh suatu badan investasi
sosial tersendiri. Seperti halnya Social Investment Bank Limited (SIBL).
Penggunaan dana wakaf tunai untuk pemberdayaan usaha kecil merupakan
amanat dari UU No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf. Dan dapat dilakukan dengan cara
pinjaman Qardhul Hasan yakni perjanjian pinjaman antara pemberi pinjaman dan
penerima pinjaman, berupa uang tanpa persyaratan adanya jaminan, tanpa adanya
persyaratan atau tambahan apapun, pinjaman yang diberikan dengan hanya
mengembalikan pokok pinjaman saja dalam waktu yang telah ditentukan. Pinjaman ini
diberikan kepada orang-orang yang benar-benar terdesak baik untuk kegiatan produktif.
Penyaluran pinjaman ini dapat dilakukan oleh lembaga pengelola wakaf tunai. Penerima
dari pinjaman ini diutamakan adalah perseorangan atau kelompok usaha kecil yang
sedang hendak memulai usahanya. Dan lembaga pengelola wakaf tunai melakukan
pendampingan baik secara manajerial, maupun pemasaran, dan kualitas produk hasil
usaha, agar usaha kecil dan menengah mampu bertahan dan berkembang menjadi lebih
baik.9
PENUTUP
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa wakaf tunai adalah
sesuatu hal yang baru di Indonesia, yang telah dimasukkan ke dalam hukum positif
berupa UU tentang Wakaf. Wakaf tunai ini dapat digunakan sebagai sarana untuk
pemberdayaan usaha kecil.Terlebih bagi usaha yang baru akan mulai. Dalam
pelaksanaannya perlu adanya pendampingan usaha dan manajerial, serta monitoring.
Wakaf tunai sebagai salah satu upaya penghimpunan dana masyarakat, haruslah
dikelola dengan sebaik-baikinya demi kemaslahatan umat. Wakaf tunai dapat digunakan
sebagai sebagai upaya pengentasan kemiskinan, dalam pelaksanaannya perlu
mendapatkan dukungan dari segala pihak.

9
Ahmad Syafiq, Wakaf Tunai Untuk Pemberdayaan Usaha Kecil, [PDF], dalam
http://journal.stainkudus.ac.id diakses tanggal 28 November 2017
DAFTAR RUJUKAN
Syafiq, Ahmad. Wakaf Tunai Untuk Pemberdayaan Usaha Kecil. [PDF].
dalam http://journal.stainkudus.ac.id diakses tanggal 28 November
2017

Hasan, Sudirman. 2011. Wakaf Uang Perspektif Fiqih, Hukum Positif, dan
Manajemen. Malang: UIN MALIKI press

Al-Arif, M.Nur Rianto. Efek Multiplier Wakaf Uang dan Pengaruhnya


terhadap Program Pengentasan Kemiskinan. [PDF]. dalam
http://repository.uinjkt.ac.id/ diakses tanggal 26 November 2017
Mimunah, Maya. Peran Wakaf Tunai dalam Pemberdayaan Usaha Kecil
dan Menengah di Tabung Wakaf Indonesia. [PDF]. dalam http://text-
id.123dok.com/document/eqok045y-peran-wakaf-tunai-dalam-
pemberdayaan-usaha-kecil-dan-menengah-di-tabung-wakaf-
indonesia.html? Di akses tanggal 25 November 2017

Anda mungkin juga menyukai