Deskripsi Bangunan
Nama Bangunan : Wisma Dharmala / Intiland Tower
Menara BCA
Deskripsi Bangunan
Arsitek : Salah satu firma arsitek internasional asal Amerika Serikat, RTKL.
Tinggi : 230m
Intiland tower dan Menara BCA yang merupakan bangunan dengan konsep green
building. Perkantoran yang berada di daerah sudirman jakarta yang memperhatikan lingkungan.
Untuk menelusuri lebih dalam tentang perbandingan kedua bangunan apa saja aspek bangunan
hijau yang sudah diterapkan, maka analisis yang digunakan adalah metode tipikal.
Sebelum masuk ke analisis, penulis akan mencoba menjabarkan prinsip – prinsip green bulding dari
data yang saya dapat, berikut menurut buku Green Design for Sustainable Future karya Brenda dan
Robert Vale tahun 1996 diungkapkan enam aspek bangunan hijau, yaitu :
1. Hemat energi
Sungguh sangat idela apabila menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan sedikit
mungkin menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan waktu yang lama untuk
menghasilkannya kembali. Solusi yang dapat megatasinya adalah desain bangunan harus mampu
memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang
sudah ada. Lebih jelasnya dengan memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi.
6. Holistic
Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas menjadi satu dalam
proses perancangan. Prinsip-prinsip green architecture pada dasarnya tidak dapat dipisahkan,
karena saling berhubungan satu sama lain. Tentu secar parsial akan lebih mudah menerapkan
prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu, sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green
architecture yang ada secara keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site.
setelah mengetahui prinsip – prinsip green building, penulis akan mencoba mensandingkan kedua
bangunan tersebut.
Didirikan tahun 1986 oleh arsitek Paul Rudolph. Rudolph terinspirasi dari bentuk atap-atap di
Indonesia yang memiliki overstek karena merespon iklim tropisnya sehingga apabila di dalam
gedung tidak akan secara langsung diterpa cahaya matahari. Terdapat pula void yang cukup besar
sehingga udara sejuk masih terasa di dalanya tanpa kehujanan saat merasakannya. Bahkan di
perencanaan awal, bangunan ini sebenarnya tidak perlu menggunakan pendingin ruangan. Namun
seiring berjalannya waktu dan efek rumah kaca ttelah memberi panas yang cukup parah dan tidak
menentu, akhirnya bangunan ini menggunakan pendingin ruangan. Namun pada koridor hal tersebut
masih tidak diperlukan karena udara sejuk masih dapat masuk. Pencahayaan lampu pada siang hari
juga tidak terlalu diperlukan pada koridor karena cahaya matahari masih dapat masuk tanpa
pengguna merasa terik maupun kehujanan.
Menara BCA
Bangunan pencakar langit ini menggunakan double glasses sehingga hemat energi sampai 35
persen. Lahan ini juga mampu mengolah air hujan sampai seratus persen. Penggunaan teknologi ini
bisa menjadi salahsatu usaha penghematan energi dan tetap ramah lingkungan meskipun desain
bangunannya modern ataupun futurisitik. Material yang digunakan pada bangunan ini seluruhnya
merupakan material lokal.
Kesimpulan
Meskipun Wisma Dharmala/ Intiland Tower bukan merupakan bangunan bersertifikasi GBCI, namun
gedung ini telah menerapkan aspek-aspek arsitektur hijau. Dari keenam aspek arsitektur hijau,
sudah diterapkan setidaknya lima aspek pada Intiland Tower ini. Bangunan ini telah berusaha
mengoptimalkan energi yang dimiliki alamnya, merespon iklim, merespon kebutuhan pengguna dan
keadaan tapaknya, dan adanya aspek yang saling mendukung. Wisma Dharmala / Intiland Tower
yang dibangun 1982 bisa dianggap sebagai bangunan yang menginspirasi untuk bangunan –
bangunan masa kini.
Kontras dengan Wisma Dharmala Sakti / Intiland Tower yang memberikan keramahan melalui
kesederhanaan. Menara BCA, gedung seluas 450.00 meter persegi ini menggunakan teknologi
yang canggih untuk tetap ramah. Fasadnya didominasi kaca mati namun teknologinya ramah
lingkungan. Merupakan bangunan peraih sertifikasi hijau pertama di Jakarta, bangunan pencakar
langit ini menggunakan double glasses sehingga hemat energi sampai 35 persen. Lahan ini juga
mampu mengolah air hujan sampai seratus persen. Penggunaan teknologi ini bisa menjadi
salahsatu usaha penghematan energi dan tetap ramah lingkungan meskipun desain bangunannya
modern ataupun futurisitik.
Referensi