TUGAS KHUSUS
3.1 Judul
Mengevaluasi Performance Heat Exchanger 203-C Ditinjau dari Nilai
Pressure Drop (ΔP) Pada Unit Pretreatment CO2 di PUSRI-IB Palembang.
61
62
3.3 Tujuan
Adapun tujuan dari tugas khusus ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memahami proses perpindahan panas pada alat Heat Exchanger
203-C pada unit Pretreatment CO2 di PUSRI-IB Palembang.
2. Untuk mengetahui nilai pressure drop (ΔP) pada alat Heat Exchanger
203-C pada unit Pretreatment CO2 di PUSRI-IB.
3.4 Manfaat
Adapun Manfaat dari tugas khusus ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui kondisi peralatan dari aspek perpindahan panasnya.
2. Dapat menjadi informasi tambahan bagi industri dalam evaluasi dari Heat
Exchanger 203-C pada unit Pretreatment CO2 di PUSRI-IB Palembang.
63
Sumber : Kern.1983.
Gambar 3.1. Co-Current Flow
a) Shell
Merupakan bagian tengah alat penukar panas dan tempat untuk tube bundle.
Antara shell dan tube bundle terdapat fluida yang menerima atau melepaskan
panas.
b) Tube
Merupakan pipa kecil yang tersusun di dalam shell yang merupakan tempat fluida
yang akan dipanaskan ataupun didinginkan. Tube tersedia dalam berbagai bahan
logam yang memiliki harga konduktivitas panas besar sehingga hambatan
perpindahan panasnya rendah.
c) Tube sheet
Komponen ini adalah suatu flat lingkaran yang fungsinya memegang ujung-ujung
tube dan juga sebagai pembatas aliran fluida di sisi shell dan tube.
d) Tube pitch
Tube pitch adalah jarak center-to-center diantara tube-tube yang berdekatan.
Lubang tube tidak dapat dibor dengan jarak yang sangat dekat, karena jarak tube
yang terlalu dekat akan melemahkan struktur penyangga tube. Jarak terdekat
antara dua tube yang berdekatan disebut clearance. Tube diletakkan dengan
susunan bujur sangkar atau segitiga seperti terlihat pada gambar berikut:
68
e) Channel cover
Merupakan bagian penutup pada konstruksi Heat Exchanger yang dapat dibuka
pada saat pemeriksaan dan pembersihan alat.
f) Pass divider
Komponen ini berupa plat yang dipasang di dalam channel untuk membagi aliran
fluida tube.
g) Baffle
Pada umumnya tinggi segmen potongan dari baffle adalah seperempat diameter
dalam shell yang disebut 25% cut segemental baffle. Baffle tersebut berlubang-
lubang agar bisa dilalui oleh tube yang diletakkan pada rod-baffle. Baffle
digunakan untuk mengatur aliran lewat shell sehingga turbulensi yang lebih tinggi
akan diperoleh.
Untuk menghitung pressure drop (ΔP) pada alat heat exchanger 203-C
dapat dilakukan dengan beberapa tahapan penyelesaian sebagai berikut:
1. Menentukan Pysical properties Fluida pada bagian shell dan tube (Cp,µ,k).
Untuk menghitung fouling factor (Rd) diperlukan data property fisis
fluida, yaitu : viskositas (µ), kapasitas panas (cp), konduktivitas termal (k). Data
property fisis fluida untuk fluida nonviskos (µ < 1cp) dihitung pada suhu rata-rata
(Kern, 1983).
T1 T2
Tavg = ............................................................ (Kern, 1983)
2
Dimana :
Tavg = Temperatur rata-rata
T1 = Temperatur masuk
T2 = Temperatur keluar
(t 2 t1)
S=
(T 1 t1)
FT = Figure 18 Kern
∆t = FT x LMTD ..........................................................(Kern, 1983)
5. Menghitung Koefisien Perpindahan Panas pada bagian Tube (hi dan hio)
a. Menghitung daerah aliran yang tegak lurus di dalam tube (at)
Nt x a' t
at .................................................................. (Kern, 1983)
144 x n
Dimana :
NT = Jumlah Tube
a’t = Flow area per tube (in2), diperoleh dari tabel 10 Kern
n = Jumlah tube passes
71
d. Mencari nilai jH
jH = Figure 24 Kern.
Dimana :
jH = Faktor untuk Heat Exchanger (Figure 28, Kern 1983)
k = konduktivitas thermal zat
De = Shell side equivalent diameter
Dimana :
ΔPs = Total Pressure drop pada Shell (psi)
f = Friction factorShell (ft2/in2) (Fig.29,Kern)
Gs = Mass velocity (lb/hr.ft2)
s = Spec.Gravity
N + 1 = jumlah lintasan aliran melalui baffle
Tube side:
2
f x Gt x L x n
ΔPt= .......................................... (Kern, 1983)
5,22 x 1010 D x s x t
Dimana :
ΔPt = Pressure drop pada tube (psi)
f = Friction factortube (ft2/in2) (Fig.26, Kern)
Gt = Mass velocity (lb/hr.ft2)
Spgr = Spec.Gravity
D = Inside diameter (ft)
n = jumlah pass Tube
4. Menentukan Pysical properties Fluida pada bagian shell dan tube (Cp,µ,k).
Bagian Shell
509,53+108,18
Tavg = = 308, 86 ℉ ................................... (Kern, 1983)
2
Bagian Tube
165,92+249,68
Tavg = = 207,80 ℉ .................................... (Kern, 1983)
2
Dimana :
Tavg = Temperatur rata-rata
T1 = Temperatur masuk
T2 = Temperatur keluar
Tabel 3.3. Temperature Rata-rata
shell side tube side
308,8607 207,8024
311,1134 210,3647
307,625 209,8193
307,6718 209,5808
305,4155 208,1273
*Perhitungan data selanjutnya terdapat dilampiran C.
79
(T 1 T 2) 401,35
R= = = 4,79
(t 2 t1) 57,73
(t 2 t1) 57,73
S= = = 0,16
(T 1 t1) 400,92
5. Menghitung Koefisien Perpindahan Panas pada bagian Tube (hi dan hio)
g. Menghitung daerah aliran yang tegak lurus di dalam tube (at)
Diketahui :
Jumlah tube (Nt) = 910 .............................................................(Spesfifikasi HE 203-C)
Panjang tube (L) = 4000 mm = 157,48 in
Jumlah pass (n) = 1
OD=19 mm
=1,9 cm x 0,3937 in/cm= 0,74803 in= ¾ in
BWG = 16
Maka,
a’t= 0,302 ..................................................................................(Tabel 10 Kern 1983)
Nt x a' t
at .................................................................. (Kern, 1983)
144 x n
910 𝑥 0,302
= = 1,9084 ft2
144 𝑥 1
Dimana :
82
NT = Jumlah Tube
a’t = Flow area per tube (in2), diperoleh dari tabel 10 Kern
n = Jumlah tube passes
Tabel 3.10. Nilai Perhitungan Laju Alir Fluida Dingin (Tube Side)
Flowrate Gt
20771,27 10883,72
19746,93 10346,98
19022,14 9967,208
18617,66 9755,269
15842,31 8301,043
*Perhitungan data selanjutnya terdapat dilampiran C.
Dimana :
Gt = mass velocity fluida dingin
j. Mencari nilai jH
jH = Figure 24 Kern.
Tabel 3.12. Nilai Jh
shell side tube side
56 30
54 28
46 38
43 35
42 32
Dimana :
Cp = kapasitas panas
µ = viskositas
k = konduktivitas thermal
Tabel 3.13. Prandl Number
Prandl Number
shell side tube side
0,65748 1,27595
0,76417 1,46057
0,68264 1,28632
0,68592 1,31404
0,66689 1,35158
*Perhitungan data selanjutnya terdapat dilampiran C.
Maka,
𝑘 𝑐 𝑥 𝜇 1/3
hi = jH x 𝐷 x ( ) ɸt ……………….……… (Pers 6.15 Kern 1983)
𝑘
ℎ𝑖 𝑘 𝑐 𝑥 𝜇 1/3
= jH x 𝐷 x ( ) ɸt
ɸ𝑡 𝑘
ℎ𝑖
= 30 x 1,62 Btu/hroF x 1,27 = 4,27 Btu/hroF
ɸ𝑡
𝐼𝐷
hio = hi x 𝑂𝐷 …………………………….…..…….(Pers 6.5 Kern 1983)
31,1023 𝑖𝑛
= 4,23 Btu/hroF x = 177,12 Btu/hroF
0,74803 𝑖𝑛
Dimana :
jH = Faktor untuk Heat Exchanger (Figure 24, Kern 1983)
ID = Diameter bagian dalam shell (m)
OD = Diameter bagian luar tube (m)
6. Menghitung Koefisien Perpindahan Panas pada Bagian Shell (ho)
g. Menghitung cross flow area pada bagian shell (as)
Diketahui :
ID = 790 mm .............................................................................(Spesifikasi HE 203-C)
= 79 cm x 0,3937 in/cm = 31,1023 in
OD = 19 mm .............................................................................(Spesifikasi HE 203-C)
= 1,9 cm x 0,3937 in/cm = 0,74803 in
Tube pitch (PT) = 23,8 mm .......................................................(Spesifikasi HE 203-C)
= 2,38 cm x 0,3937in/cm = 0,93700 in
Jumlah baffles (B) = 6 ..............................................................(Spesifikasi HE 203-C)
Jarak baffles (B) = 646 mm.......................................................(Spesifikasi HE 203-C)
646 mm / 6 = mm = 107,666 cm x 0,3937in/cm = 42,38 in Tube
clearance (C”) = PT – OD.......................................................(Kern.1983)
= 0,93700 – 0,74803 = 0,18897 in
ID x C' x B
as ................................................................ (Kern, 1983)
PT
31,1023 𝑖𝑛 𝑥 0,18897𝑖𝑛 𝑥 42,38 𝑖𝑛
= = 1,8460 ft2
144 𝑥 0,93700 𝑖𝑛
Dimana:
85
Dimana :
Gs = mass velocity fluida pada sisi bagian shell (Ib/hr ft2)
as = cross flow area pada bagian shell
Tabel 3.14. Nilai Perhitungan Laju Alir Fluida Panas (Shell Side)
Flowrate Gs
6835,07 3701,707
6326,2 3426,115
5794,21 3138,002
5381,98 2914,749
5105,05 2764,77
*Perhitungan data selanjutnya terdapat dilampiran C.
j. Mencari nilai jH
jH = Figure 28 Kern
Tabel 3.12. Nilai Jh
shell side tube side
56 30
54 28
46 38
43 35
42 32
Maka,
ℎ𝑜 𝑘 𝑐 𝑥 𝜇 1/3
= jH x 𝐷 x ( ) ɸs
ɸ𝑠 𝑘
ℎ𝑜
ɸ𝑠
= 56 x 4,91 Btu/hroF x 0,657= 179,50 Btu/hroF
87
𝑄
UD = 𝐴 𝑥 ∆𝑡 …………………………………………. (Pers 6.11, Kern 1983)
2844791,2 𝐵𝑡𝑢/ℎ𝑟
= = 11,57 Btu/(hr)(ft2)(oF)
2343,66 𝑓𝑡² 𝑥 108,07 °𝐹
Dimana :
Q = Jumlah panas yang dikeluarkan
A = Luas permukaan
L = Panjang tube (m)
Nt = Jumlah tube (buah)
a’’ = tabel 10 Kern
Tabel 3.16. Perhitungan nilai Uc dan UD
Uc UD
88,90 11,58
82,85 11,23
82,56 10,06
79,23 9,26
75,92 8,93
*Perhitungan data selanjutnya terdapat dilampiran C.
14. Menghitung fouling factor (Rd)
𝑈𝐶−𝑈𝐷
Rd = 𝑈𝐶 𝑥 𝑈𝐷 ................................................................... (Kern, 1983)
88,90 −11,57
== = 88,88 ℎ𝑟. 𝑓𝑡 2 . 𝑜𝐹 /𝐵𝑡𝑢
88,90 × 11,57
Ib 2 2
0,0028 ×(3071,17 ft ) × 2,5918 ft ×314,96
hr
= = 0,0003 𝑝𝑠𝑖
5,22 ×1010 × 0,07916 ft ×1,0 ×1
Dimana :
ΔPs = Total Pressure drop pada Shell (psi)
f = Friction factor Shell (ft2/in2) (Fig.29,Kern)
Gs = Mass velocity (lb/hr.ft2)
s = Spec.Gravity
N + 1 = jumlah lintasan aliran melalui baffle
Tube side:
2
f x Gt x L x n
ΔPt= .......................................... (Kern, 1983)
5,22 x 1010 D x s x t
Diketahui,
Ret = 173,15
f = 0,00039
s = 2,428 (Buku Panduan Pusri P-IB)
𝑓𝐺 2 𝐿𝑛
∆𝑃𝑡 = 5,22×10𝑡10 𝐷
𝑒𝑡 𝑠∅𝑠
2
0,00039×(10883,72 lb/hr ft2 ) ×157,48 in×1
= = 0,001 𝑝𝑠𝑖
5,22×1010 ×0,0486 ft ×2,428 ×1
Dimana,
ΔPt = Pressure drop pada tube (psi)
f = Friction factor tube (ft2/in2) (Fig.26, Kern)
Gt = Mass velocity (lb/hr.ft2)
Spgr = Spec.Gravity
D = Inside diameter (ft)
n = jumlah pass Tube
90
Penentuan Efisiensi
𝑄𝑡𝑢𝑏𝑒 2105280,56
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 (%) = × 100% = × 100% = 74,00%
𝑄𝑠ℎ𝑒𝑙𝑙 2844791
Tabel 3.18. Perhitungan Nilai Efisiensi Aktual Heat Exchanger 203-C
Waktu (hari) Efisiensi Desain (%) Efisiensi Aktual (%)
1 80,08 74,0047
2 80,08 69,122
3 80,08 60,6637
4 80,08 64,8676
5 80,08 60,7254
*Perhitungan data selanjutnya terdapat dilampiran C.
3.8.Pembahasan
3.8.1. Proses Perpindahan Panas Pada Alat Refrigerant Condenser
Reboiler (203-C) adalah alat Heat Exchanger jenis shell and tube yang
terdapat pada CO2 Removal di Unit Ammonia Plant P-IB PT Pupuk Sriwidjaja
Palembang. Reboiler (203-C) merupakan alat pemanas yang berfungsi untuk
membantu proses pelucutan (stripping) CO2 dari larutan rich benfield yang
berasal dari Stripper (202-E). Pada proses Heat Exchanger 203-C, rich benfield
yang masuk dari stripper akan dialirkan kedalam tube pada HE 203-C dan
dipanaskan dengan steam yang berada didalam shell, steam yang digunakan
berasal dari SLL Head dimana steam yang dihasilkan berupa low pressure steam.
Steam tadi akan memanaskan rich benfield dan CO2 yang ada didalam rich
benfield akan terlepas, hasil keluaran dari heat exchanger 203-C adalah lean
benfield dan akan kembali masuk kedalam stripper untuk dialirkan kedalam flash
91
tank sementara steam tadi akan kembali dialirkan kedalam system steam untuk
dipanaskan agar menghasilkan steam kembali.
Didalam 203-C, Low Pressure Steam akan mengalir dan melewati baffle
yang terpasang pada sisi shell. Sedangkan Rich Benfield mengalir sepanjang aliran
tube. Pada saat kedua fluida tersebut kontak tak langsung melalui dinding tube
dengan rambatan secara konduksi dan konveksi maka terjadi proses pertukaran
panas antara Steam dan Benfield. Benfield yang merupakan fluida dingin akan
mengalami kenaikan temperatur akibat pertukaran panas dengan Steam sedangkan
Steam akan mengalami penuruanan temperatur. Sejumlah baffle berfungsi untuk
melakukan turbulensi aliran pada shell sehingga membantu mempercepat proses
perpindahan panas yang terjadi.
Gambar 3.7. Grafik Fouling Factor Berbanding Pressure Drop Shell dan Tube
Grafik resistence dirt (Rd) dan pressure drop dapat diamati bahwa
resistence dirt juga berpengaruh terhadap pressure drop dimana semakin
tingginya Rd maka pressure drop juga akan semakin tinggi, hal ini disebakan oleh
adanya impurities yang dibawa oleh fluida yang menyebabkan friksi pada tube
and shell akan semakin banyak dan perpindahan panas yang terjadi akan
terganggu karena itulah diperlukan turn around. Dari gambar 3.7 dapat diamati
bahwa pada grafik nilai pressure drop pada tube dan shell semakin tinggi dengan
tingginya nilai faktor pengotor pada heat exchanger.
93
0.8
0.7 69.12% 64.87%
74.00%
0.6 60.73%
Efisiensi (%)
0.5 60.66%
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 1 2 3 4 5 6
Waktu (Hari)
3.9.2. Saran
Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada Heat Exchanger 203-C,
penulis mengajukan saran sebagai berikut :
1. Nilai fouling factor yang didapatkan menunjukkan adanya penyumbatan
pada alat HE maka dari itu perlu dilakukan pembersihan untuk
mengeluarkan kotoran-kotoran yang menempel dan terakumulasi pada
peralatan HE 203-C agar tidak menghambat proses perpindahan panas
pada peralatan tersebut.
2. Pengecekan temperature keluar untuk benfield menggunakan sensor
infrared (thermogun) pada peralatan heat exchanger 203-C harus tepat
pada titik fluida tersebut mengalir untuk menghindari kekeliruan dalam
menghitung efisiensi dari heat exchanger 203-C.
3. Perlu dilakukan perawatan dan pemeriksaan secara rutin pada heat
exchanger 203-C agar efisiensi pada alat tersebut tidak mengalami
penurunan.
95