Parkinson Parkinson
Parkinson Parkinson
PARKINSON SYNDROME
PEMBIMBING:
dr. Julintari Indriyani Sp. S
DISUSUN OLEH:
Rayhan Adji Harimurthi
030.09.195
merupakansuatupenyakit/sindromkarenagangguanpada ganglia
basalisakibatpenurunanatautidakadanyapengirimandarisubstansianigrakeglobuspalidus/neostr
substansianigramesensefalonsebagaisubstratpenyakit Parkinson.
usia antara 40-60 tahun, dengan perbandingan laki-laki dan wanita 5 : 4. Factor genetik
mungkin mempunyai peranan penting pada beberapa keluarga, khususnya bila terdapat pada
usia di bawah 40 tahun (parkinsonismus juvenilis). Insiden Parkinson di dunia mencapai 4,5-
21 per 100.000 populasi per tahun, sedangkan prevalensinya rata-rata 120 per 100.000
populasi. Insiden dan prevalensi parkinson semakin meningkat seiring dengan meningkatnya
Parkinson yang bersifat idiopatik terjadi diduga karena 2 faktor yaitu genetik dan
air yang kurang sehat, daerah tempat tinggal yang kumuh, serta daerah industri atau daerah
pertambangan.
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Keluhan utama :
RiwayatPenyakitSekarang :
Terkadang pasien juga merasa nyeri pada tangan kirinya. Lama kelamaan tangan kiri
juga dirasa menjadi agak kaku dan pegal. Pasien juga merasa agak susah berjalan karena
merasa tidak seimbang saat berjalan. Gangguan aktifitas yang paling dirasakan pasien adalah
saat ingin mengancing baju atau mengikat sesuatu barang, hal itu menjadi susah dilakukan
karena tangan yang bergetar dan kaku.
Tidak ada kesulitan dalam menelan. Tidak ada gangguan juga pada pola BAB dan
BAK pasien. Riwayat pernah terkena infeksi otak disangkal, pengobatan tb juga disangkal.
Pasien tidak mempunyai riwayat trauma khususnya kepala. Pasien juga menyangkal pernah
keracunan bahan bahan kimia seperti pestisida dan sebagainya.
Riwayatpenyakitdahulu :
Pasien mempunyai riwayat darah tinggi yang tidak terkontrol sejak lama. Riwayat kencing
manis disangkal.
Riwayatpenyakitkeluarga :
Tidak ada dalam keluarga pasien yang mengalami gejala seperti ini. Riwayat darah tinggi,
kencing manis dalam keluarga pasien disangkal.
Riwayatpengobatan :-
RiwayatAlergi :
Pasienmenyangkaladanyaalergiterhadapobatataumakanantertentu.
Riwayatsosialdankebiasaan:
Pasientidak merokok, namun meminum 1 – 2 gelas kopi per hari.
Kepala
Ekspresi wajah :Datar.
Rambut : Hitam merata
Bentuk : Normocephali
Mata
Konjungtiva : pucat (-/-)
Sklera : ikterik (-/-)
Kedudukan bola mata : ortoforia/ortoforia
Pupil : bulat isokor 3mm/3mm.
Telinga
Selaput pendengaran : tidak dinilai Lubang : lapang
Penyumbatan : -/- Serumen : +/+
Perdarahan : -/- Cairan : -/-
Mulut
Bibir : Sianosis (-) luka (-)
Leher
Trakhea terletak ditengah
Tidak teraba benjolan/KGB yang membesar
Kelenjar Tiroid: tidak teraba membesar
Kelenjar Limfe: tidak teraba membesar
Thoraks
Bentuk : Simetris
Pembuluh darah : Tidak tampak pelebaran pembuluh darah
Paru – Paru
Pemeriksaan Depan Belakang
Inspeksi Kiri Tidak di lakukan pemeriksaan Tidak di lakukan pemeriksaan
Kanan Tidak di lakukan pemeriksaan Tidak di lakukan pemeriksaan
Palpasi Kiri Tidak di lakukan pemeriksaan Tidak di lakukan pemeriksaan
Kanan Tidak di lakukan pemeriksaan Tidak di lakukan pemeriksaan
Perkusi Kiri Tidak di lakukan pemeriksaan Tidak di lakukan pemeriksaan
Kanan Tidak di lakukan pemeriksaan Tidak di lakukan pemeriksaan
Auskultasi Kiri - Suara vesikuler - Suara vesikuler
- Wheezing (-), Ronki (-) - Wheezing (-), Ronki (-)
Kanan - Suara vesikuler - Suara vesikuler
- Wheezing (-), Ronki (-) - Wheezing (-), Ronki (-)
Jantung
Inspeksi : Tidak di lakukan pemeriksaan
Palpasi : Tidak di lakukan pemeriksaan
Perkusi :
Batas kanan : Tidak di lakukan pemeriksaan
Batas kiri : Tidak di lakukan pemeriksaan
Batas atas : Tidak di lakukan pemeriksaan
Auskultasi: Bunyi jantung I-II murni reguler, Gallop (-), Murmur (-).
Abdomen
Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi, datar, simetris, smiling umbilicus (-),
dilatasi vena (-)
Palpasi
Dinding perut : supel, tidak teraba adanya massa / benjolan, defense muscular (-),
tidakterdapatnyeritekanpada epigastrium,
tidakterdapatnyerilepas.
Hati : tidakteraba
Limpa : tidakteraba
Ginjal : ballotement-/-
Perkusi : timpani di keempat kuadran abdomen
Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas
Akral Teraba hangat pada keempat ekstremitas. edema (-).
STATUS NEUROLOGIS
A. Kesadaran : Kompos mentis
B. Gerakan Abnormal : Pada tangan kiri
C. Leher : Sikapbaik, Gerak bebas
D. NervusKranialis
N.I ( Olfaktorius )
Subjektif TidakDilakukan
N. II ( Optikus )
Tajampenglihata (visus bedside) normal normal
Lapangpenglihatan TidakDilakukan TidakDilakukan
Melihatwarna TidakDilakukan TidakDilakukan
Ukuran Isokor, D 3mm Isokor, D 3mm
Fundus Okuli Tidakdilakukan
N.V (Trigeminus)
Membukamulut + +
MenggerakanRahang + +
Oftalmikus + +
Maxillaris + +
Mandibularis + +
N. VII ( Fasialis )
Tespendengaran Tidakdilakukan
TesKeseimbangan Tidakdilakukan
N. IX,X ( Vagus )
PerasaanLidah ( 1/3 belakang ) TidakDilakukan
RefleksMenelan Baik
RefleksMuntah TidakDilakukan
N.XI (Assesorius)
Mengangkatbahu Baik
Menoleh Baik
N.XII ( Hipoglosus )
PergerakanLidah Simetris
Disatria Tidak
E. SistemMotorikTubuh
Kanan Kiri
Ekstremitas Atas
Postur Tubuh Baik Fleksi lengan & jari jari
Rigiditas +
Atrofi Otot Eutrofik Eutrofik
Tonus Otot Normal Normal
Gerak involunter (-) (+)
Kekuatan Otot 5555 5533
Kanan Kiri
Ekstremitas Bawah
Postur Tubuh Baik Baik
Atrofi Otot Eutrofik Eutrofik
Tonus Otot Normal Normal
Gerak involunter (-) (-)
Kekuatan Otot 5555 5555
F. Refleks
Pemeriksaan Kanan Kiri
Refleks Fisiologis
Bisep + +
Trisep + +
Patela + +
Achiles + +
Kanan Kiri
Tremor - +
Chorea - -
Athetosis - -
Myocloni - -
Ties - -
Resting tremor + (getaran berkurang saat pasien diminta untuk memegang palu)
H. Tes Sensorik (sentuhan )
I. FungsiAutonom
J. Keseimbangandankoordinasi
Hasil
Tes disdiadokinesis Baik
Tes tunjuk hidung dan jari Baik
Tes tunjuk jari kanan dan kiri Baik
Tes romberg Baik
Tes tandem gait Pasien merasa ingin jatuh (tidak seimbang)
V. RESUME
Seorang perempuan berumur 50 tahun datang ke poli neurologi RSUD Budhi Asih
dengan keluhan tangan kiri pergelangan tangan bergetar sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu.
Awalnya getaran sedikit, makin lama makin memberat sampai mengganggu aktivitas sehari
hari seperti mengancing baju maupun mengikat suatu barang. Tangan kiri juga dirasakan
nyeri dan menjadi kaku, kemudia menjadi sulit untuk menggerakkan jari jemari tangan kiri.
Berjalan menjadi agak susah karena dirasa tidak seimbang.
VI. Diagnosis
Diagnosis klinis : Parkinson Syndrome Dengan gejala resting tremor +, rigiditas+,
bradikenesia +
Diagnosis etiologi :Idiopatik.
Diagnosis topis : Substansia nigra
Diagnosa patologis : Degeneratif
VII. Penatalaksanaan:
1. Non medikamentosa
Edukasi
Pasiensertakeluargadiberikanpemahamanmengenaipenyakitnya,
misalnyapentingnyameminumobatteraturdanmenghindarijatuh.Menimbulkan rasa
simpatidanempatidarianggotakeluarganyasehinggadukunganfisikdanpsikikmerekamenja
dimaksimal.
2. Medikamentosa
Dari Spesialis Saraf :
Levodopa 3 x 1
Trihexyphenidyl 2 x 2gr
Amlodipine 1 x 10mg
IX. Prognosis
Ad vitam : Ad bonam
Ad fungsionam : Dubia ad malam
Ad Sanationam : Dubia ad malam
ANALISA KASUS
Parkinson Syndrome adalah salah satu contoh kasus dalam bidang neurologi yang
sering kita jumpai. Penyakit ini adalah penyakit neurodegeneratif terbanyak nomer dua di
dunia setelah penyakit Alzheimer. Walaupun banyak dijumpai, namun banyak pasien yang
tidak mengenali gejala dari penyakit ini dan mengakibatkan datang terlambat ke rumah sakit
saat penyakit sudah dalam stadium menengah keatas.
Biasanya pasien datang ke rumah sakit apabila sudah ada gangguan fungsional seperti tangan
yang bergetar sehingga aktifitas sehari hari menjadi terganggu. Tangan bergetar atau tremor
pada kasus parkinson juga khas, yaitu resting tremor. Tremor hanya terjadi saat posisi
istirahat, saat kita menggerakkan tangan kita tremor berkurang sampai berhenti. Ini yang
menjadi salah satu tanda patognomonik dari penyakit parkinson
Pasien datang ke poliklinik RSUD Budhi Asih dengan keluhan tangan kiri bergetar
sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu. Dari inspeksi pertama kali pasien datang dengan tubuh
yang agak membungkuk, langkah kecil kecil, dengan tangan kiri yang di fleksikan dan
bergetar pada pergelangan tangan kirinya, mukanya datar tanpa ekspresi seperti muka topeng.
Dari situ kita dapat memikirkan kemungkinan pasien ini menderita parkinson sindrom.
Setelah itu dilakukan anamnesis dari mulai identitas Ny T dengan umur 50 tahun yang
merupakan umur rata rata penderita parkinson (40-60tahun)
Pasien mengeluh tangan kiri yang bergetar sejak 1 tahun lalu, pasien baru datang
berobat karena merasa getarannya menjadi memberat. Dahulu hanya kecil lama kelamaan
getaran semakin hebat sehingga dirasa mengganggu aktifitas pasien. Pasien belum pernah
pergi ke dokter sebelumnya atau meminum obat sebelumnya. Pasien juga mengeluh
tangannya menjadi kaku lama kelamaan dan merasa kesulitan saat mengancingkan baju atau
mengikat suatu barang.
Penyebab dari parkinson sindrom umumnya adalah idiopatik (parkinson primer),
diduga ada faktor genetik dan faktor lingkungan yang mempengaruhi. Namun pasien
menyangkal pernah keracunan bahan bahan kimia seperti pestisida dan lain lainnya. Pasien
juga menyangkal pernah menderita penyakit infeksi di otak maupun trauma di kepala yang
merupakan penyebab dari parkinson sekunder.Penyebab parkinson sekunder yang paling
sering adalah pasca stroke. Banyak pasien yang mengalami stroke dan tidak jarang mereka
datang kembali dengan penyakit parkinson. Maka dari itu wajib ditanyakan apakah ada
riwayat stroke pada pasien.
Pada pasien ditemukan trias parkinson yaitu tremor, rigiditas, dan akinesia. Salah
satucirikhasdaripenyakitparkinsonadalahtangantremor (bergetar) jikasedangberistirahat.
Namun, jika orang itudimintamelakukansesuatu, getarantersebuttidakterlihatlagi.Itu yang
disebutresting tremor, yang hilangjugasewaktutidur.Tremor terdapatpadajaritangan, tremor
kasarpadasendimetakarpofalangis, kadang-kadang tremor
sepertimenghitunguanglogamataumemulung-mulung (pill rolling).Tremor
inimenghilangwaktuistirahatdanmenghebatwaktuemositerangsang (resting/ alternating
tremor).
Kaku juga ditemukan pada pasien saat lengan dan jari jarinya digerakkan. Kekakuan
ini bisa terjadi selain di tangan contohnya di leher. Pasien juga merasa pegal sekitar leher.
Maka dari itu jalannya menjadi membungkuk dan dirasa tidak seimbang karena tubuhnya
terasa kaku. Rigiditasdisebabkanolehpeningkatan tonus
padaototantagonisdanotot protagonisdanterdapatpadakegagalaninhibisiaktivitasmotoneuronot
ot protagonisdanototantagonissewaktugerakan.Meningkatnyaaktivitasalfamotoneuronpadaoto
tprotagonisdanototantagonismenghasilkanrigiditas
yangterdapatpadaseluruhluasgerakandariekstremitas yang terlibat.
Pada akinesia ditandai dengan gerakan pasien yang serba melambat. Pasien menjadi
sulit juga melakukan gerakan halus seperti mengancingkan baju, mengikat sepatu. Salah satu
tanda pada parkinson juga mikrografia yaitu tulisan tangan lama kelamaan menjadi mengecil.
Namun karena tangan yang terkena adalah tangan kiri, hal ini belum tampak terlihat. Wajah
pasien juga menjadi datar tanpa ekspresi.
Kekurangandopaminjuga dapatmenyebabkantertekan, motivasirendah,
kesulitanmemberikanperhatiandanberkonsentrasi, berpikirlambat, mengalamigangguantidur
dan merasa ada gejala depresi. Namun pasien menyangkal hal ini.
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat disimpulkan :