Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
DHF (dengue hemorrhagic fever) adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aegypty. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan
kematian, terutama anak serta sering menimbulkan wabah. (Suriadi, 2006).
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak ditemukan di
sebagian besar wilayah tropis dan subtro-pis, terutama asia tenggara, Amerika
tengah, Amerika dan Karibia. Host alami DBD adalah manusia, agentnya adalah
virus dengue yang termasuk ke dalam famili Flaviridae dan genus Flavivirus,
terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1, Den-2, Den-3 dan Den -4, ditularkan ke
manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi, khususnya nya-muk Aedes
aegypti dan Ae-albopictus yang terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia
(Lestari, 2007).
Menurut World Health Organization (WHO), Asia Pasifik menanggung 75
persen dari beban dengue di dunia antara tahun 2004 dan 2006, sementara
Indonesia dilaporkan sebagai negara ke-2 dengan kasus DBD terbesar diantara
30 negara wilayah endemis. Sampai sekarang penyakit demam berdarah
dengue masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Penyakit
dengue hemorrhagic fever tercatat pertama kali di Asia pada tahun di 1954,
sedangkan di Indonesia penyakit demam berdarah dengue pertama kali
ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya mencatat 58 kasus DHF dengan 24
kematian (CFR: 41,5%) dan sekarang menyebar keseluruh propinsi di Indonesia
(Soegijanto, 2006).
Faktor kepadatan penduduk memicu tingginya kasus dengue hemorrhagic
fever, karena tempat hidup nyamuk hampir seluruhnya adalah buatan manusia
mulai dari kaleng bekas, ban bekas hingga bak mandi. Karena itu, 10 kota
dengan tingkat DBD paling tinggi seluruhnya merupakan ibukota provinsi yang
padat penduduknya. Data kementerian kesehatan (Kemenkes) Republik
Indonesia mencatat jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun

1
2

2009 mencapai sekitar 150 ribu. Angka ini cenderung stabil pada tahun 2010,
sehingga kasus demam berdarah dengue di Indonesia belum bisa dikatakan
berkurang. Demikian juga dengan tingkat kematiannya, tidak banyak berubah
dari 0,89% pada tahun 2009 menjadi 0,87% pada pada 2010. Ini berarti ada
sekitar 1.420 korban tewas akibat demam berdarah dengue pada 2009 dan
sekitar 1.317 korban tewas pada tahun 2010 (Pramudiarja, 2011).
Pada tahun 2013 di Kalimantan Selatan didapatkan jumlah penderita
demam berdarah dengue sebanyak 91 kasus dengan incidence rate 17
sedangkan jumalh kasus penderita demam berdarah dengue tahun 2014
menurun menjadi 56 kasus dengan incidence rate 10,3 per 100.000 penduduk.
Dari jumlah penderita/kasus sebanyak 56 kasus, semuanya telah mendapatkan
penanganan secara medis, dengan presentase penderita yang mendapatkan
penanganan sebesar 100%. Hal ini berarti penanganan terhadap kasus DHF
sudah cukup baik dilakukan, namun akan lebih baik lagi apabila penggalangan
mengenai pencegahan DHF lebih ditekankan lagi agar angka penderita DHF
semakin berkurang (DinKes Kab.Banjar, 2015).
Kebanyakan orang yang menderita demam berdarah dengue pulih dalam
waktu dua minggu. Namun, untuk orang-orang tertentu dapat berlanjut selama
beberapa minggu hingga berbulan-bulan. Kasus kematian akibat DHF (dengue
hemorrhagic fever) sering terjadi pada anak-anak, hal ini disebabkan selain
karena kondisi daya tahan anak-anak tidak sebagus orang dewasa, juga karena
sistem imun anak-anak belum sempurna. Penyakit DHF (dengue hemorrhagic
fever) jika tidak mendapatkan perawatan yang memadai dan gejala klinis yang
semakin berat yang mengarahkan pada gangguan pembuluh darah dan
gangguan hati dapat mengalami perdarahan hebat, syok dan dapat
menyebabkan kematian (Hanifah, 2011).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat memberikan Asuhan Kebidanan pada An. M umur 9 tahun dengan
DHF (dengue hemorrhagic fever) grade I di Ruang Alexandri (Anak) RSUD
Dr.H.Moch Ansari Saleh Banjarmasin.
3

2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu melakukan :
a. Melakukan pengkajian data subjektif pada An. M umur 9 dengan DHF
(dengue hemorrhagic fever) grade I di Ruang Alexandri (Anak) RSUD
Dr.H.Moch Ansari Saleh Banjarmasin
b. Melakukan pengkajian data objektif pada An. M umur 9 tahun dengan
DHF (dengue hemorrhagic fever) grade I di Ruang Alexandri (Anak)
RSUD Dr.H.Moch Ansari Saleh Banjarmasin
c. Memberikan analisa data pada An. M umur 9 tahun dengan DHF
(dengue hemorrhagic fever) grade I di Ruang Alexandri (Anak) RSUD
Dr.H.Moch Ansari Saleh Banjarmasin
d. Membantu memberikan penatalaksanaan dan evaluasi pada An. M umur
9 tahun dengan DHF (dengue hemorrhagic fever) grade I di Ruang
Alexandri (Anak) RSUD Dr.H.Moch Ansari Saleh Banjarmasin

C. Manfaat
1. Bagi Instansi Pendidikan
Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya dibidang
kesehatan dan laporan ini juga diharapkan sebagai dasar dan bahan
pemikiran untuk perkembangan penulisan laporan.
2. Bagi Lahan Praktik
Dapat dijadikan bahan bacaan untuk menambah dan meningkatkan ilmu
pengetahuan, keterampilan dan mutu pelayanan yang professional bagi
tenaga kesehatan dalam memberikan penanganan pada pasien dengan
cepat dan tepat khususnya tentang DHF.
3. Bagi Mahasiswa
Dapat menambah wawasan keilmuan, pengalaman dan keterampilan
dalam memberikan asuhan kebidanan khususnya pada anak dengan DHF.
4. Bagi Klien dan Keluarga
Dapat menambah pengetahuan serta mengenali bahaya dari DHF serta
mengetahui bagaimana cara penanganan dan proses pemenuhan
kebutuhan anak dengan DHF.

Anda mungkin juga menyukai