Tugas : RMK
SAK EMKM
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan / atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
ini.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
RUANG LINGKUP
ED SAK EMKM dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas mikro, kecil, dan
menengah.
Entitas mikro, kecil, dan menengah adalah entitas tanpa akuntabilitas publik yang
signifikan,sebagaimana didefinisikan dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa AkuntabilitasPublik (SAK ETAP), yang memenuhi definisi dan kriteria usaha
mikro, kecil, dan menengahsebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan
yang berlaku di Indonesia, setidak-tidaknya selama dua tahun berturut-turut.
ED SAK EMKM dapat digunakan oleh entitas yang tidak memenuhi definisi dan
kriteriadalam paragraf 1.2, jika otoritas mengizinkan entitas tersebut untuk menyusun
laporan keuangan berdasarkan ED SAK EMKM
KRITERIA UMKM
Usaha Mikro memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 – lima puluh juta
rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau Memiliki hasil penjualan
tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 – tiga ratus juta rupiah.
Kriteria Usaha Kecil adalah :
Usaha Kecil memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 – lima puluh juta rupiah
sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 – lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha; atau Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp
300.000.000,00 – tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 –
dua setengah milyar rupiah.
Usaha Menengah memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah)’.
Kriteria pengakuan mengacu pada saat dapat dipastikan bahwa manfaat ekonomi
masadepan yang terkait dengan akun tersebut akan mengalir ke dalam atau keluar dari
entitas.Pengkajian derajat ketidakpastian yang melekat pada aliran manfaat ekonomi masa
depandilakukan atas dasar bukti yang terkait dengan kondisi yang tersedia pada akhir
periode pelaporan saat penyusunan laporan keuangan.
Keandalan Pengukuran
Kriteria kedua untuk pengakuan suatu pos adalah adanya biaya yang dapat diukur
dengan andal. Dalam banyak kasus, biaya suatu akun dapat diukur dengan andal.
PENGUKURAN UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui aset, liabilita
s,penghasilan, dan beban di dalam laporan keuangan.
Dasar pengukuran unsur laporan keuangan dalam ED SAK EMKM adalah biaya
historis.Biaya historis suatu aset adalah sebesar jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan
untukmemperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Biaya historis suatu liabilitas adalah
sebesarjumlah kas atau setara kas yang diterima atau jumlah kas yang diperkirakan akan
dibayarkanuntuk memenuhi liabilitas dalam pelaksanaan usaha normal.
MATERIALITAS
Materialitas bergantung pada ukuran dan sifat dari kelalaian untuk mencantumkan
atau kesalahan dalam mencatat tersebut dengan memperhatikan keadaan terkait.
Persyaratan untuk pengakuan dan pengukuran aset, liabilitas, penghasilan, dan beban
dalam ED SAK EMKM didasarkan pada konsep dan prinsip pervasif dari Rerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.
PENYAJIAN
• Jika persediaan dijual, maka jumlah tercatatnya diakui sebagai beban periode di mana
pendapatan yang terkait diakui.
LAPORAN POSISI KEUANGAN
(g) ekuitas.
2. Entitas menyajikan akun dan bagian dari akun dalam laporan posisi keuangan jika
penyajian tersebut relevan untuk memahami posisi keuangan entitas.
3. ED SAK EMKM tidak menentukan format atau urutan terhadap akun-akun yang
disajikan. Meskipun demikian, entitas dapat menyajikan akun-akun aset berdasarkan
urutan likuiditas danakun-akun liabilitas berdasarkan urutan jatuh tempo.
(a) pendapatan;
2. Entitas menyajikan akun dan bagian dari akun dalam laporan laba rugi jika penyajian
tersebut relevan untuk memahami kinerja keuangan entitas
3. Laporan laba rugi memasukkan semua penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu
periode, kecuali ED SAK EMKM mensyaratkan lain. ED SAK EMKM mengatur
perlakuan atas dampak koreksi atas kesalahan dan perubahan kebijakan akuntansi yang
disajikan sebagai penyesuaian retrospektif terhadap periode yang lalu dan bukan
sebagai bagian dari laba atau rugi dalam periode terjadinya perubahan
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PENYUSUTAN