Anda di halaman 1dari 4

Apa Itu Social Selling

dan Peranannya di Era Pemasaran Modern


 Ayyub Mustofa12:00 PM on Sep 27, 2017

Ikhtisar
 Social selling adalah metode penjualan yang memanfaatkan media sosial untuk menemukan calon
konsumen potensial, membangun kepercayaan, dan pada akhirnya, menjual produk atau jasa.
 Metrik utama social selling adalah seberapa berhasil kamu mengedukasi calon konsumen,
mengubah mereka menjadi konsumen, dan menginspirasi konsumen untuk mempromosikan
produkmu ke konsumen lainnya.

Social selling adalah metode penjualan yang memanfaatkan media sosial untuk menemukan

calon konsumen potensial, membangun kepercayaan, dan pada akhirnya, menjual produk

atau jasa. Di era modern ini, iklim jual beli di masyarakat memang telah berubah. Media

sosial membuat batas antara kehidupan profesional dan personal semakin kabur, dan pada

akhirnya, mengubah juga cara konsumen berinteraksi dengan industri.

Menurut survei dari LinkedIn, lebih dari tujuh puluh persen tenaga sales kini

menggunakan social selling sebagai salah satu alat pemasaran. Ini menunjukkan betapa

pentingnya social selling dalam dunia profesional. Mengapa ini bisa terjadi? Bagaimana cara

menerapkan social selling dengan efektif? Apa ukuran keberhasilannya? Simak ulasannya di

bawah ini.

Teknologi mengubah perilaku konsumen


Alasan utama mengapa social selling penting adalah perubahan iklim jual beli. Konsumen era

modern ini memiliki ikatan sangat erat dengan teknologi. Mulai pertama kali mereka
melakukan riset, mencari informasi tentang produk atau layanan yang mereka butuhkan,

mengontak kenalan untuk meminta saran, hingga membagikan testimoni atau pengalaman

mereka dan mempengaruhi konsumen lain, semua terjadi lewat sarana teknologi.

Pola perilaku konsumen seperti ini membuat taktik penjualan model lama (seperti cold

calling dan intrusive ads) jadi tidak relevan lagi.

Konsumen tidak tertarik bila kita sekadar menawarkan barang. Mereka ingin mendapat

ilmu yang bermanfaat, ingin interaksi yang berarti, dan ingin mendapatkan promosi

dengan cara yang tidak mengganggu.

Mau tidak mau, kita sebagai pelaku industri dituntut untuk berubah mengikuti perilaku baru

ini. Bahkan merombak taktik pemasaran besar-besaran. Kita harus melihat pemasaran dari

sudut pandang konsumen, dan untuk itu kita perlu memandang social selling sebagai sebuah

pergeseran budaya yang harus diterapkan secara menyeluruh.

Empat pilar social selling


Inti dari social selling adalah edukasi konsumen. Demi mencapai tujuan ini, seluruh

perusahaan harus berjalan secara sinergis dengan visi yang sama. Kita tidak bisa menyuruh

tim sales untuk melakukan social selling sendirian. Butuh bantuan dari tim marketing untuk

menyediakan konten berkualitas yang bisa mengedukasi.

Lebih luas lagi, tim marketing akan butuh bantuan dari para pemimpin eksekutif atau pakar

bidang spesifik untuk mendapatkan materi di luar info produk. Kolaborasi lintas divisi seperti
ini penting untuk menghadirkan konten dinamis yang memikat pelanggan. Secara singkat,

proses social selling dapat kita ringkas ke dalam empat pilar utama, yaitu:

 Menciptakan brand profesional. Dunia jual beli saat ini sangat selektif. Pelanggan (terutama
pelanggan B2B) hanya mau bekerja dengan vendor yang terpercaya. Brandyang kuat adalah
pertanda bahwa kamu punya peran aktif di industri. Ini akan mendukung komunikasimu dengan
para calon konsumen.
 Fokus pada prospek yang tepat. Lewat social selling, kamu bisa menemukan dan berinteraksi
dengan calon pembeli dengan lebih tepat ketimbang praktik tradisional. Kamu bisa
mengidentifikasi prospek berdasarkan kriteria tertentu, misalnya jenis industri yang ia geluti serta
kiprahnya di industri tersebut.
 Memberi interaksi bermakna. Posisikan dirimu sebagai pakar ilmu tertentu dengan cara
membagikan konten yang relevan, mengomentari berita terkini, serta membangun brand.
Konsumen B2B lebih mau berkomunikasi dengan tenaga sales yang familier dengan insight atau
oportunitas menarik. Selain itu, melakukan ini juga akan membantumu mengembangkan diri
sebagai seorang profesional.
 Membangun kepercayaan. Ketika kamu berkomunikasi dengan calon konsumen, kamu harus
selalu menerapkan mindset bahwa kamu hadir untuk membantu konsumen memecahkan masalah,
bukan berjualan. Jalin komunikasi yang baik dan utamakan kebutuhan konsumen agar tumbuh
kepercayaan.

Keberhasilan bukan (hanya)


berdasarkan revenue
Pada akhirnya, apakah kamu harus menerapkan social selling atau tidak itu tergantung dari

banyak hal. Coba perhatikan sekitarmu, lalu tanyakan pada diri sendiri. Seperti apa konsumen

yang kamu inginkan? Apa keahlian yang dimiliki karyawan di perusahaanmu? Bagaimana

cara industri yang kamu dalami bekerja?

Bila kamu sudah menerapkan social selling, strategimu akan sangat bergantung pada

kebutuhan konsumen. Bila konsumen butuh Twitter untuk mencari informasi darimu,

gunakanlah Twitter. Bila mereka lebih suka komunikasi lewat email, penuhi kebutuhan

tersebut. Seiring waktu, kebutuhan konsumen bisa bergeser, dan kamu harus terus beradaptasi

agar tidak terjebak dalam strategi yang tidak relevan.


Untuk tenaga sales yang tidak terbiasa, cara kerja seperti ini bisa jadi agak

menyulitkan. Social selling memang berbeda drastis dengan penjualan biasa. Kita tidak

menawarkan barang dengan cara yang mengganggu, tapi kita memberi bantuan secara halus.

Kita tidak fokus pada promosi, tapi memberikan solusi.

Revenue tidak lagi menjadi tolok ukur keberhasilan utama. Target penjualan memang

tetap perlu diukur. Tapi tenaga sales harus bisa mencapai titik keseimbangan antara

tujuan objektif jangka pendek dengan pembangunan relasi konsumen jangka panjang.

Metrik utama social selling adalah seberapa berhasil kamu mengedukasi calon konsumen,

mengubah mereka menjadi konsumen, dan menginspirasi konsumen untuk mempromosikan

produkmu ke konsumen lainnya. Dengan kata lain, advokasi. Tanamkan mindset ini secara

menyeluruh di perusahaan, maka kamu akan bisa menerapkan social selling dengan efektif.

(Diedit oleh Septa Mellina)


https://id.techinasia.com/peran-social-selling-dalam-pemasaran-modern

Anda mungkin juga menyukai