PENDAHULUAN
1. KONSEP-KONSEP KUNCI
2. PETUNJUK
3. TUJUAN PEMBELAJARAN
B. PENYAJIAN MATERI
D. PENUTUP
1. RANGKUMAN
Soal
E. DAFTAR PUSTAKA
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Halaman
1
1. KONSEP-KONSEP KUNCI
Pemberdayaan Keluarga dalam Kesiapsiagaan Bencana
a. Pengertian pemberdayaan keluarga.
b. Penggolongan bencana.
c. Sifat bencana.
d. Tujuan penanggulangan bencana.
2. PETUNJUK
a. Pelajari materi bab I dengan tekun dan disiplin
b. Penyajian setiap bab meliputi : judul bab dan konsep-konsep kunci,
petunjuk, kerangka isi, tujuan pembelajaran umum, tujuan
pembelajaran khusus, paparan materi, tugas dan latihan, rangkuman,
dan soal-soal akhir bab yang disertai dengan kunci jawaban dan
umpan balik untuk mengetahui sejauh mana anda telah menguasai
materi, dan di akhir bab diberikan sumber pendukung
c. Dalam uraian materi terdapat tes sambil jalan (embedded tests). Tes
ini dapat menjadi tuntunan pembaca dalam memahami uraian bahan
ajar bagian demi bagian. Bila anda ragu terhadap jawaban tes ini,
maka ulangi lagi membaca bagian yang belum anda pahami.
d. Kerjakanlah soal-soal latihan dan soal-soal akhir bab dengan tekun
dan disiplin.
e. Bacalah sumber-sumber pendukung untuk memperdalam
pengetahuan dan wawasan anda.
f. Ikuti urutan penyajian setiap bab tahap demi tahap. Selamat belajar
semoga sukses.
3. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Tujuan Pembelajaran Umum
Mahasiswa mampu memahami tentang pemberdayaan keluarga
dalam kesiapsiagaan bencana.
Halaman
2
Melalui makalah ini, pembaca diharapkan mampu memahami
mengenai :
1) Pengertian pemberdayaan keluarga.
2) Penggolongan bencana.
3) Sifat bencana.
4) Tujuan penanggulangan bencana.
Halaman
3
B. PENYAJIAN MATERI
1. Pengertian Pemberdayaan Keluarga
Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi
cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan atas, dan
mempengaruhi terhadap kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang
mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang
yang memperoleh keterampilan, pengetahuan dan kekuasaan yang cukup
untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi
perhatiannya.
Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok
rentan dan lemah, untuk :
a. Memiliki akses terhadap sumber-sumber produktif yang memungkinkan
mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-
barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan.
b. Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan
yang mempengaruhi mereka.
Menurut Departemen Kesehatan dalam Effendy (1998),
mendefinisikan keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Friedman dalam Suprajitno (2004), mendefinisikan bahwa
keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-
masing yang merupakan bagian dari keluarga.
Keluarga merupakan subsistem komunitas sebagai system social
yang bersifat unik dan dinamis.
Halaman
4
2. Penggolongan Bencana
Penggolongan Bencana
a. Bencana alam
1) Bencana meteorologik
Bencana meteorologik merupakan bencana yang diakibatkan
oleh parameter-parameter (curah hujan, kelembaban, temperatur,
angin) meteorologi. Contoh bencana meteorologik antara lain :
a) Angin topan (cyclone, thypoon, tornado)
b) Badai salju
c) Kemarau panjang
2) Bencana topologic
Bencana topologik merupakan bencana yang bersangkutan
dengan tata ruang di alam. Contoh dari bencana topologic yaitu :
a) Tanah longsor
b) Banjir
c) Gelombang tsunami
Halaman
5
3) Bencana vulkanologik
Bencana vulkanologik merupakan bencana yang berkaitan
dengan gunung berapi, lava, magma, dan fenomena geologi yang
berhubungan. Contoh bencana vulkanologik, yaitu:
a) Gempa bumi
b) Letusan gunung berapi
4) Bencana biologik
Bencana biologik adalah bencana yang disebabkan oleh
kehidupan dan organisme hidup, termasuk struktur, fungsi,
pertumbuhan, evolusi, persebaran, dan taksonominya. Organisme
tersebut dapat menyerang manusia baik dalam skala kecil maupun
luas. Contoh bencana biologic yaitu :
a) Wabah penyakit
b) Serangan hama (wereng, belalang, tikus)
b. Bencana karena perbuatan manusia
1) Kecelakaan
Suatu kejadian yang merujuk kepada peristiwa yang terjadi
secara tidak sengaja. Contoh kecelakaan antara lain :
a) Industry (mesin, bahan kimia, polusi)
b) Kecelakaan lalu lintas (darat, laut, udara)
c) Kebakaran
d) Pembuangan limbah beracun
e) Nuklir (radiasi, kontaminasi)
f) Ledakan (tambang, gas, amunisi)
2) Yang direncanakan
Suatu bencana yang terjadi karena telah direncanakan
sebelumnya dan telah dipertimbangkan akibat yang akan
ditimbulkan. Contoh dari bencana yang direncanakan yaitu :
a) Peperangan
b) Gangguan kerusuhan
c) Teroris
Halaman
6
3. Sifat Bencana
a. Mendadak (akut), seperti gempa bumi, gelombang tsunami, tanah
longsor yang sifatnya antara lain : datang tak diduga, tidak dapat
diramalkan, banyak memakan korban, menimbulkan penderitaan
banyak orang, ketidakberdayaan, angka kematian dan kesakitan
tinggi, kehidupan sehari-hari mendadak terganggu.
b. Yang dapat diramalkan, seperti kemarau panjang, wabah penyakit,
gunung meletus yang sifatnya dapat diramalakan, mungkin dapat
dikebdalikan, tanda-tanda awal, luas dan intensitas peristiwa serta
kecepatan terjadinya bencana dapat diperkirakan.
Halaman
7
bencana alam telah melakukan persiapan untuk memberikan bantuan
yang diperlukan.
d. Keadaan Darurat
Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam keadaan darurat adalah
penyelamatan, pertolongan gawat darurat, rujukan bagi korban
kefasilitas yang legkap, isolasi korban, pengungsian, dan
penampungan, bantuan pangan dan sandang, dsb.
Halaman
8
penyebab primer maupun sekunder dan menekan kerugian materiel korban
bencana.
Kesadaran akan pentingnya upaya pengurangan risiko bencana
mulai muncul pada dekade 1900-1999 yang dicanangkan sebagai Dekade
Pengurangan Risiko Bencana Internasional. Beberapa konferensi tingkat
dunia diinisiasi oleh United Nations International Strategy or Disaster Risk
Reduction (UN-ISDR) yang merupakan salah satu badan perserikatan
bangsa-bangsa (PBB) yang ditugaskan untuk mengawal Dekade
Pengurangan Risiko Bencana Internasional. Menutut Carter dalam Hadi
Purnomo tahun 2010, mendefinisikan pengelolaan bencana sebagai suatu
ilmu pengetahuan terapan (aplikatif) yang mencari, dengan observasi
sistematis dan analisis bencana untuk meningkatkan tindakan-tindakan
(measures) terkait dengan preventif (pencegahan), mitigasi (pengurangan),
persiapan, respon darurat dan pemulihan. Sehingga menurutnya, tujuan dari
Manajemen Bencana tersebut diantaranya, yaitu mengurangi atau
menghindari kerugian secara fisik, ekonomi maupun jiwa yang dialami oleh
perorangan, masyarakat negara, mengurangi penderitaan korban bencana,
mempercepat pemulihan, dan memberikan perlindungan kepada pengungsi
atau masyarakat yang kehilangan tempat ketika kehidupannya terancam.
Di dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana terdapat Ketentuan Umum yang mendefinisikan
penyelenggaraan Penanggulangan Bencana adalah serangkaian upaya yang
meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya
bencana, kegiatan pencegahaan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi.
Undang-Undang No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
dalam Pasal 1 ayat (6) menyebutkan bahwa penyelenggaraan
penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi
penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana,
kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Dalam
Pasal 3 ayat (1) dijelaskan bahwa asas-asas penanggulangan bencana, yaitu
kemanusiaan, keadilan, kesamaan kedudukan dalam hukum dan
pemerintahan, keseimbangan, keselarasan, dan keserasian, ketertiban dan
Halaman
9
kepastian hukum, kebersamaan, kelestarian lingkungan hidup, dan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Selanjutnya diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor
21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Pada
pasal 5, dinyatakan bahwa pelaksanaan penanggulangan bencana ini
membutuhkan Rencana Penanggulangan Bencana yang disusun pada situasi
tidak terjadi bencana. Diamanatkan kembali pada pasal 6 bahwa setiap
Provinsi wajib menyusun Rencana Penanggulangan Bencana. Sebagaimana
UU No. 24 tahun 2007, Peraturan Kepala Badan Penanggulangan Bencana
Nomor 04 tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Penanggulangan Bencana juga menyebutkan bahwa penanggulangan
bencana terdiri dari beberapa fase, yaitu fase pencegahan dan mitigasi, fase
kesiapsiagaan, fase tanggap darurat dan fase pemulihan.
Kegiatan-kegiatan penanggulangan bencana :
Halaman
10
6) Menyediakan suplai makanan dengan gizi yang baik untuk
menghindari terjadinyadefisiensi.
Halaman
11
d. Asas-asas untuk mengupayakan keadilan, kesamaan kedudukan
dalam hukum dan pemerintahan, keseimbangan, keselarasan, dan
keserasian, ketertiban dan kepastian hukum.
e. Peningkatan kesigapan masyarakat.
4. Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga merupakan definisi
keluarga oleh….
a. Effendy
b. Friedman dalam Suprajitno
c. Betty Neuman
d. Departemen Kesehatan
e. Sister Callista Roy
6. Dibawah ini yang bukan merupakan sifat bencana yang dapat diramalkan
adalah…
a. Gempa bumi
b. Letusan gunung berapi
c. Gunung meletus
d. Banjir
e. Tanah longsor
Halaman
12
7. Berikut ini merupakan kegiatan yang dilakukan terhadap penyebab
primer bencana kecuali…
a. Menyelamatkan penduduk ke tempat yang dianggap lebih aman
(daerah aman).
b. Melakukan asuhan perawatan terhadap penderita yang cedera disuatu
tempat yang aman.
c. Berikan pelayanan pengobatan kepada penderita akibat penyakit
primer dan sekunder.
d. Menyediakan pelayanan kesehatan/perawatan umum untuk
memonitor kemungkinan wabah
e. Menguburkan mayat dan binatang sesegera mungkin.
Halaman
13
b. Tanah longsor
c. Banjir
d. Gelombang tsunami
e. Gempa bumi
D. PENUTUP
1. RANGKUMAN
a. Bencana alam
1) Bencana meterologik
a) Angin topan (cyclone, thypoon, tornado)
b) Badai salju
c) Kemarau panjang
2) Bencana topologic
a) Tanah longsor
b) Banjir
c) Gelombang tsunami
3) Bencana vulkanologik
a) Gempa bumi
b) Letusan gunung berapi
4) Bencana biologic
a) Wabah penyakit
b) Serangan hama (wereng, belalang, tikus)
b. Bencana karena perbuatan manusia
1) Kecelakaan
a) Industry (mesin, bahan kimia, polusi)
b) Kecelakaan lalu lintas (darat, laut, udara)
c) Kebakaran
Halaman
14
d) Pembuangan limbah beracun
e) Nuklir (radiasi, kontaminasi)
f) Ledakan (tambang, gas, amunisi)
2) Yang direncanakan
a) Peperangan
b) Gangguan kerusuhan
c) Teroris
Halaman
15
2. TES AKHIR BAB
Soal :
Halaman
16
4. Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga merupakan definisi
keluarga oleh….
a. Effendy
b. Friedman dalam Suprajitno
c. Betty Neuman
d. Departemen Kesehatan
e. Sister Callista Roy
5. Kesadaran akan pentingnya upaya pengurangan risiko bencana mulai
muncul pada dekade….
a. 1900-2000
b. 1900-1994
c. 1900-1992
d. 1900-1999
e. 1900-1998
6. Dibawah ini yang bukan merupakan sifat bencana yang dapat diramalkan
adalah…
a. Gempa bumi
b. Letusan gunung berapi
c. Gunung meletus
d. Banjir
e. Tanah longsor
7. Berikut ini merupakan kegiatan yang dilakukan terhadap penyebab
primer bencana kecuali…
a. Menyelamatkan penduduk ke tempat yang dianggap lebih aman
(daerah aman).
b. Melakukan asuhan perawatan terhadap penderita yang cedera disuatu
tempat yang aman.
c. Berikan pelayanan pengobatan kepada penderita akibat penyakit
primer dan sekunder.
Halaman
17
d. Menyediakan pelayanan kesehatan/perawatan umum untuk
memonitor kemungkinan wabah
e. Menguburkan mayat dan binatang sesegera mungkin.
Halaman
18
E. DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/6077077/MAKALAH_BNCANA.
Halaman
19