Anda di halaman 1dari 20

A.

PENDAHULUAN

1. KONSEP-KONSEP KUNCI

2. PETUNJUK

3. TUJUAN PEMBELAJARAN

a. Tujuan Pembelajaran Umum

b. Tujuan Pembelajaran Khusus

B. PENYAJIAN MATERI

C. TUGAS DAN LATIHAN

D. PENUTUP

1. RANGKUMAN

2. TES AKHIR BAB

Soal

E. DAFTAR PUSTAKA
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang

Masalah bencana tidak terlepas dari interaksi antara manusia dengan


lingkungannya. Alam mempunyai kegiatan-kegiatan yang terjadi sebagai
akibat interaksi antara unsur-unsur yang ada dalam bumi dengan
atmosfirnya dan interaksi dengan planet bumi dengan tata suryanya.
Kegiatan-kegiatan alam terjadi secara evolusi. Suatu saat oleh karena alam
mengikuti aturan-aturannya, akan timbul secara mendadak dan tak terduga
menyebabkan gangguan pada lingkungan, dan gangguan lingkungan ini
disebut bencana alam.

Terjadinya bencana alam merupakan akibat langsung gangguan


lingkungan, terjadi karena unsur-unsur lingkungan termasuk manusia, yang
pada akhirnya nanti akan memberikan akibat positif dan negatif terhadap
manusia. Permasalahan mengenai bencana yang disebabkan oleh faktor-
faktor tersebut akan menimbulkan kerugian-kerugian, entah kerugian
berupa korban jiwa maupun kerugian yang berupa kerusakan infrastruktur.
Sehingga dalam penanggulangan bencana peran yang dilakukan pemerintah
yang menyangkut kebijakan dan administrasi publik sangatlah besar.
Bencana alam yang terjadi pada masa dekade ini bukan dilihat dari apa
penyebab dari bencananya namun dilihat dari apakah dampak yang
ditimbulkannya. Salah satu dampak dari adanya bencana adalah yang
berhubungan dengan masalah kesehatan masyarakat akibat terjadinya
bencana yang menimpa manusia dan lingkungannya.

Oleh karena itu, perlu peran aktif masyarakat dalam proses


penanggulangan bencana. Masyarakat khususnya keluarga perlu dikenalkan
dengan cara-cara penanggulangan bencana, sehingga bila terjadi bencana
kerugian-kerugian tersebut dapat diminimalisir.

Halaman
1
1. KONSEP-KONSEP KUNCI
Pemberdayaan Keluarga dalam Kesiapsiagaan Bencana
a. Pengertian pemberdayaan keluarga.
b. Penggolongan bencana.
c. Sifat bencana.
d. Tujuan penanggulangan bencana.
2. PETUNJUK
a. Pelajari materi bab I dengan tekun dan disiplin
b. Penyajian setiap bab meliputi : judul bab dan konsep-konsep kunci,
petunjuk, kerangka isi, tujuan pembelajaran umum, tujuan
pembelajaran khusus, paparan materi, tugas dan latihan, rangkuman,
dan soal-soal akhir bab yang disertai dengan kunci jawaban dan
umpan balik untuk mengetahui sejauh mana anda telah menguasai
materi, dan di akhir bab diberikan sumber pendukung
c. Dalam uraian materi terdapat tes sambil jalan (embedded tests). Tes
ini dapat menjadi tuntunan pembaca dalam memahami uraian bahan
ajar bagian demi bagian. Bila anda ragu terhadap jawaban tes ini,
maka ulangi lagi membaca bagian yang belum anda pahami.
d. Kerjakanlah soal-soal latihan dan soal-soal akhir bab dengan tekun
dan disiplin.
e. Bacalah sumber-sumber pendukung untuk memperdalam
pengetahuan dan wawasan anda.
f. Ikuti urutan penyajian setiap bab tahap demi tahap. Selamat belajar
semoga sukses.

3. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Tujuan Pembelajaran Umum
Mahasiswa mampu memahami tentang pemberdayaan keluarga
dalam kesiapsiagaan bencana.

b. Tujuan Pembelajaran Khusus

Halaman
2
Melalui makalah ini, pembaca diharapkan mampu memahami
mengenai :
1) Pengertian pemberdayaan keluarga.
2) Penggolongan bencana.
3) Sifat bencana.
4) Tujuan penanggulangan bencana.

Halaman
3
B. PENYAJIAN MATERI
1. Pengertian Pemberdayaan Keluarga
Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi
cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan atas, dan
mempengaruhi terhadap kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang
mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang
yang memperoleh keterampilan, pengetahuan dan kekuasaan yang cukup
untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi
perhatiannya.
Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok
rentan dan lemah, untuk :
a. Memiliki akses terhadap sumber-sumber produktif yang memungkinkan
mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-
barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan.
b. Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan
yang mempengaruhi mereka.
Menurut Departemen Kesehatan dalam Effendy (1998),
mendefinisikan keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Friedman dalam Suprajitno (2004), mendefinisikan bahwa
keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-
masing yang merupakan bagian dari keluarga.
Keluarga merupakan subsistem komunitas sebagai system social
yang bersifat unik dan dinamis.

Definisi Pemberdayaan Keluarga adalah segala upaya bimbingan


dan pembinaan agar keluarga dapat hidup sehat sejahtera, maju dan mandiri,
serta mampu menjalankan peran sesuai dengan fungsinya dalam keluarga.

Halaman
4
2. Penggolongan Bencana

Menurut Bakir Abisudjak & Helman Hamdani (1990) bencana alam


adalah gangguan ekologis yang melampaui kapasitas penyesuaian
sekelompok makhluk hidup dengan lingkungannya.

Menurut Arjono Djuned Pusponegoro (1990) bencana adalah situasi


yang gawat dimana kehidupan sehari-hari mendadak terganggu dan banyak
orang yang terjerumus dalam keadaan yang tidak berdaya dan menderita
sebagai akibat dari padanya membutuhkan pengobatan, perawatan,
perlindungan, makanan, pakaian dan lain kebutuhan.

Undang – undang Nomor 24 Tahun 2007 mendefinisikan bencana


adalah “peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik faktor alam dan atau faktor non alam maupun manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis”.

Penggolongan Bencana

a. Bencana alam
1) Bencana meteorologik
Bencana meteorologik merupakan bencana yang diakibatkan
oleh parameter-parameter (curah hujan, kelembaban, temperatur,
angin) meteorologi. Contoh bencana meteorologik antara lain :
a) Angin topan (cyclone, thypoon, tornado)
b) Badai salju
c) Kemarau panjang
2) Bencana topologic
Bencana topologik merupakan bencana yang bersangkutan
dengan tata ruang di alam. Contoh dari bencana topologic yaitu :
a) Tanah longsor
b) Banjir
c) Gelombang tsunami

Halaman
5
3) Bencana vulkanologik
Bencana vulkanologik merupakan bencana yang berkaitan
dengan gunung berapi, lava, magma, dan fenomena geologi yang
berhubungan. Contoh bencana vulkanologik, yaitu:
a) Gempa bumi
b) Letusan gunung berapi
4) Bencana biologik
Bencana biologik adalah bencana yang disebabkan oleh
kehidupan dan organisme hidup, termasuk struktur, fungsi,
pertumbuhan, evolusi, persebaran, dan taksonominya. Organisme
tersebut dapat menyerang manusia baik dalam skala kecil maupun
luas. Contoh bencana biologic yaitu :
a) Wabah penyakit
b) Serangan hama (wereng, belalang, tikus)
b. Bencana karena perbuatan manusia
1) Kecelakaan
Suatu kejadian yang merujuk kepada peristiwa yang terjadi
secara tidak sengaja. Contoh kecelakaan antara lain :
a) Industry (mesin, bahan kimia, polusi)
b) Kecelakaan lalu lintas (darat, laut, udara)
c) Kebakaran
d) Pembuangan limbah beracun
e) Nuklir (radiasi, kontaminasi)
f) Ledakan (tambang, gas, amunisi)
2) Yang direncanakan
Suatu bencana yang terjadi karena telah direncanakan
sebelumnya dan telah dipertimbangkan akibat yang akan
ditimbulkan. Contoh dari bencana yang direncanakan yaitu :
a) Peperangan
b) Gangguan kerusuhan
c) Teroris

Halaman
6
3. Sifat Bencana
a. Mendadak (akut), seperti gempa bumi, gelombang tsunami, tanah
longsor yang sifatnya antara lain : datang tak diduga, tidak dapat
diramalkan, banyak memakan korban, menimbulkan penderitaan
banyak orang, ketidakberdayaan, angka kematian dan kesakitan
tinggi, kehidupan sehari-hari mendadak terganggu.
b. Yang dapat diramalkan, seperti kemarau panjang, wabah penyakit,
gunung meletus yang sifatnya dapat diramalakan, mungkin dapat
dikebdalikan, tanda-tanda awal, luas dan intensitas peristiwa serta
kecepatan terjadinya bencana dapat diperkirakan.

Tahap-Tahap Bencana yang Dapat Diramalkan

a. Persiapan sebelum bencana


Pembentukan tim penanggulangan bencana alam tingkat nasional
yang telah disiapkan dan terorganisir dengan baik. Mulai dari tingkat
pusat, provinsi, sampai dengan tingkat operasional di lapangan.
b. Pemberitahuan akan terjadinya bencana
Bencana alam yang dapat diramalkan misalnya gunung meletus,
kemarau panjang, secara teoretis sudah dapat diramalkan
sebelumnya, oleh karena itu pengungsian penduduk di daerah
bencana sudah dapat dimobilisasi dengan memberitahukan kepada
masyarakat secepat mungkin. Sehingga daerah yang akan terjadi
bencana telah dapat dilokalisasi menjadi daerah bahaya, daerah siaga,
dan daerah aman untuk penduduk, sehingga korban manusia dan
harta benda dapat dikurangi.
c. Peristiwa bencana
Merupakan peristiwa kejadian bencana itu sendiri. Terhadap
bencana-bencana yang diramallkan, upaya-upaya preventif telah
dapat dilakukan sehingga korban jiwa dan harta benda dapat
diminimalkan. Dalam peristiwa bencana tim penanggulangan

Halaman
7
bencana alam telah melakukan persiapan untuk memberikan bantuan
yang diperlukan.
d. Keadaan Darurat
Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam keadaan darurat adalah
penyelamatan, pertolongan gawat darurat, rujukan bagi korban
kefasilitas yang legkap, isolasi korban, pengungsian, dan
penampungan, bantuan pangan dan sandang, dsb.

4. Tujuan Penanggulangan Bencana


Penanggulangan bencana merupakan suatu proses yang dinamis,
terpadu dan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas langkah-langkah
yang berhubungan dengan penanganan, merupakan rangkaian kegiatan
yang meliputi pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat,
rehabilitasi dan pembangunan kembali.
Penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi
penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana,
kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Tujuan dari
penanggulangan bencana adalah :

1. Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman


bencana;
2. Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada;
3. Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh;
4. Menghargai budaya lokal;
5. Membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta;
6. Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan
kedermawanan; dan
7. Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.

Secara singkat tujuan penanggulangan bencana adalah untuk


menekan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh bencana baik

Halaman
8
penyebab primer maupun sekunder dan menekan kerugian materiel korban
bencana.
Kesadaran akan pentingnya upaya pengurangan risiko bencana
mulai muncul pada dekade 1900-1999 yang dicanangkan sebagai Dekade
Pengurangan Risiko Bencana Internasional. Beberapa konferensi tingkat
dunia diinisiasi oleh United Nations International Strategy or Disaster Risk
Reduction (UN-ISDR) yang merupakan salah satu badan perserikatan
bangsa-bangsa (PBB) yang ditugaskan untuk mengawal Dekade
Pengurangan Risiko Bencana Internasional. Menutut Carter dalam Hadi
Purnomo tahun 2010, mendefinisikan pengelolaan bencana sebagai suatu
ilmu pengetahuan terapan (aplikatif) yang mencari, dengan observasi
sistematis dan analisis bencana untuk meningkatkan tindakan-tindakan
(measures) terkait dengan preventif (pencegahan), mitigasi (pengurangan),
persiapan, respon darurat dan pemulihan. Sehingga menurutnya, tujuan dari
Manajemen Bencana tersebut diantaranya, yaitu mengurangi atau
menghindari kerugian secara fisik, ekonomi maupun jiwa yang dialami oleh
perorangan, masyarakat negara, mengurangi penderitaan korban bencana,
mempercepat pemulihan, dan memberikan perlindungan kepada pengungsi
atau masyarakat yang kehilangan tempat ketika kehidupannya terancam.
Di dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana terdapat Ketentuan Umum yang mendefinisikan
penyelenggaraan Penanggulangan Bencana adalah serangkaian upaya yang
meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya
bencana, kegiatan pencegahaan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi.
Undang-Undang No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
dalam Pasal 1 ayat (6) menyebutkan bahwa penyelenggaraan
penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi
penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana,
kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Dalam
Pasal 3 ayat (1) dijelaskan bahwa asas-asas penanggulangan bencana, yaitu
kemanusiaan, keadilan, kesamaan kedudukan dalam hukum dan
pemerintahan, keseimbangan, keselarasan, dan keserasian, ketertiban dan

Halaman
9
kepastian hukum, kebersamaan, kelestarian lingkungan hidup, dan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Selanjutnya diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor
21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Pada
pasal 5, dinyatakan bahwa pelaksanaan penanggulangan bencana ini
membutuhkan Rencana Penanggulangan Bencana yang disusun pada situasi
tidak terjadi bencana. Diamanatkan kembali pada pasal 6 bahwa setiap
Provinsi wajib menyusun Rencana Penanggulangan Bencana. Sebagaimana
UU No. 24 tahun 2007, Peraturan Kepala Badan Penanggulangan Bencana
Nomor 04 tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Penanggulangan Bencana juga menyebutkan bahwa penanggulangan
bencana terdiri dari beberapa fase, yaitu fase pencegahan dan mitigasi, fase
kesiapsiagaan, fase tanggap darurat dan fase pemulihan.
Kegiatan-kegiatan penanggulangan bencana :

a. Terhadap penyebab primer


1) Menyelamatkan penduduk ketempat yang dianggap lebih aman
(daerah aman).
2) Melakukan asuhan perawatan terhadap penderita yang cedera
disuatu tempat yangaman.
3) Berikan pelayanan pengobatan kepada penderita akibat penyakit
primer dan sekunder.
4) Menguburkan mayat dan binatang sesegera mungkin.

b. Penyebab sekunder,menyiapkan tempat penampungan sementara yang


memenuhisyarat sanitasi lingkungan:
1) Sarana air bersih
2) Sarana jamban dan pembuangan air limbah
3) Pencegahan khusus yang mungkin timbul sebagai dampak bencana
4) Menyediakan pelayanan kesehatan/perawatan umum untuk
memonitorkemungkinan wabah
5) Penyediaan sarana dan prasarana serta obat-obatan untuk
menghadapikemungkinan timbulnya wabah

Halaman
10
6) Menyediakan suplai makanan dengan gizi yang baik untuk
menghindari terjadinyadefisiensi.

C. TUGAS DAN LATIHAN

1. Berikut ini yang bukan merupakan tujuan dari penanggulangan bencana


adalah…..
a. Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman
bencana
b. Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada
c. Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh
d. Menghargai budaya lokal
e. Membangun partisipasi politik

2. Di bawah ini yang merupakan definisi Pemberdayaan Keluarga adalah


….
a. Kemampuan keluarga dalam rangka menyejahterakan keluarganya.
b. Segala upaya bimbingan dan pembinaan agar keluarga dapat
hidup sehat sejahtera, maju dan mandiri, serta mampu
menjalankan peran sesuai dengan fungsinya dalam keluarga.
c. Tindakan bekerja sama dalam lingkup keluarga.
d. Segala upaya dalam penanganan bencana di lingkungan keluarga.
e. Kerukunan antara satu keluarga dengan keluarga yang lain.

3. Yang dimaksud dengan penanggulangan bencana adalah……


a. Upaya untuk menjaga kelestarian alam dari bencana.
b. Usaha dalam proses peningkatan mutu serta perlindungan kepada
pengungsi atau masyarakat yang kehilangan tempat ketika
kehidupannya terancam.
c. Serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan
pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.

Halaman
11
d. Asas-asas untuk mengupayakan keadilan, kesamaan kedudukan
dalam hukum dan pemerintahan, keseimbangan, keselarasan, dan
keserasian, ketertiban dan kepastian hukum.
e. Peningkatan kesigapan masyarakat.

4. Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga merupakan definisi
keluarga oleh….
a. Effendy
b. Friedman dalam Suprajitno
c. Betty Neuman
d. Departemen Kesehatan
e. Sister Callista Roy

5. Kesadaran akan pentingnya upaya pengurangan risiko bencana mulai


muncul pada dekade….
a. 1900-2000
b. 1900-1994
c. 1900-1992
d. 1900-1999
e. 1900-1998

6. Dibawah ini yang bukan merupakan sifat bencana yang dapat diramalkan
adalah…
a. Gempa bumi
b. Letusan gunung berapi
c. Gunung meletus
d. Banjir
e. Tanah longsor

Halaman
12
7. Berikut ini merupakan kegiatan yang dilakukan terhadap penyebab
primer bencana kecuali…
a. Menyelamatkan penduduk ke tempat yang dianggap lebih aman
(daerah aman).
b. Melakukan asuhan perawatan terhadap penderita yang cedera disuatu
tempat yang aman.
c. Berikan pelayanan pengobatan kepada penderita akibat penyakit
primer dan sekunder.
d. Menyediakan pelayanan kesehatan/perawatan umum untuk
memonitor kemungkinan wabah
e. Menguburkan mayat dan binatang sesegera mungkin.

8. Berikut ini merupakan kegiatan yang dilakukan terhadap penyebab


sekunder bencana kecuali…
a. Pencegahan khusus yang mungkin timbul sebagai dampak bencana
b. Menyediakan pelayanan kesehatan/perawatan umum untuk
memonitor kemungkinan wabah
c. Penyediaan sarana dan prasarana serta obat-obatan untuk
menghadapi kemungkinan timbulnya wabah
d. Menguburkan mayat dan binatang sesegera mungkin.
e. Menyediakan suplai makanan dengan gizi yang baik untuk
menghindari terjadinya defisiensi.

9. Berikut ini merupakan tahap-tahap bencana yang diramalkan keculai…


a. Kesiapan petugas dalam menghadapi bencana
b. Persiapan sebelum bencana
c. Pemberitahuan akan terjadinya bencana
d. Peristiwa bencana
e. Keadaan darurat

10. Berikut ini merupakan jenis bencana meteologik yaitu ...


a. Kemarau panjang

Halaman
13
b. Tanah longsor
c. Banjir
d. Gelombang tsunami
e. Gempa bumi

D. PENUTUP

1. RANGKUMAN

Pemberdayaan Keluarga adalah segala upaya bimbingan dan pembinaan


agar keluarga dapat hidup sehat sejahtera, maju dan mandiri, serta mampu
menjalankan peran sesuai dengan fungsinya dalam keluarga. Penggolongan
Bencana dapat dibagi menjadi :

a. Bencana alam
1) Bencana meterologik
a) Angin topan (cyclone, thypoon, tornado)
b) Badai salju
c) Kemarau panjang
2) Bencana topologic
a) Tanah longsor
b) Banjir
c) Gelombang tsunami
3) Bencana vulkanologik
a) Gempa bumi
b) Letusan gunung berapi
4) Bencana biologic
a) Wabah penyakit
b) Serangan hama (wereng, belalang, tikus)
b. Bencana karena perbuatan manusia
1) Kecelakaan
a) Industry (mesin, bahan kimia, polusi)
b) Kecelakaan lalu lintas (darat, laut, udara)
c) Kebakaran

Halaman
14
d) Pembuangan limbah beracun
e) Nuklir (radiasi, kontaminasi)
f) Ledakan (tambang, gas, amunisi)
2) Yang direncanakan
a) Peperangan
b) Gangguan kerusuhan
c) Teroris

Sifat bencana terdiri dari :

a. Mendadak (akut), seperti gempa bumi, gelombang tsunami, tanah


longsor yang sifatnya antara lain : datang tak diduga, tidak dapat
diramalkan, banyak memakan korban, menimbulkan penderitaan
banyak orang, ketidakberdayaan, angka kematian dan kesakitan
tinggi, kehidupan sehari-hari mendadak terganggu.
b. Yang dapat diramalkan, seperti kemarau panjang, wabah penyakit,
gunung meletus yang sifatnya dapat diramalakan, mungkin dapat
dikebdalikan, tanda-tanda awal, luas dan intensitas peristiwa serta
kecepatan terjadinya bencana dapat diperkirakan.

Tujuan penanggulangan bencana adalah untuk menekan angka


kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh bencana baik penyebab
primer maupun sekunder dan menekan kerugian materiel korban
bencana.

Halaman
15
2. TES AKHIR BAB

Soal :

1. Berikut ini yang bukan merupakan tujuan dari penanggulangan bencana


adalah…..
a. Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman
bencana
b. Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada
c. Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh
d. Menghargai budaya lokal
e. Membangun partisipasi politik
2. Di bawah ini yang merupakan definisi Pemberdayaan Keluarga adalah
….
a. Kemampuan keluarga dalam rangka menyejahterakan keluarganya.
b. Segala upaya bimbingan dan pembinaan agar keluarga dapat hidup
sehat sejahtera, maju dan mandiri, serta mampu menjalankan peran
sesuai dengan fungsinya dalam keluarga.
c. Tindakan bekerja sama dalam lingkup keluarga.
d. Segala upaya dalam penanganan bencana di lingkungan keluarga.
e. Kerukunan antara satu keluarga dengan keluarga yang lain.
3. Yang dimaksud dengan penanggulangan bencana adalah……
a. Upaya untuk menjaga kelestarian alam dari bencana.
b. Usaha dalam proses peningkatan mutu serta perlindungan kepada
pengungsi atau masyarakat yang kehilangan tempat ketika
kehidupannya terancam.
c. Serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan
yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana,
tanggap darurat, dan rehabilitasi.
d. Asas-asas untuk mengupayakan keadilan, kesamaan kedudukan
dalam hukum dan pemerintahan, keseimbangan, keselarasan, dan
keserasian, ketertiban dan kepastian hukum.
e. Peningkatan kesigapan masyarakat.

Halaman
16
4. Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga merupakan definisi
keluarga oleh….
a. Effendy
b. Friedman dalam Suprajitno
c. Betty Neuman
d. Departemen Kesehatan
e. Sister Callista Roy
5. Kesadaran akan pentingnya upaya pengurangan risiko bencana mulai
muncul pada dekade….
a. 1900-2000
b. 1900-1994
c. 1900-1992
d. 1900-1999
e. 1900-1998
6. Dibawah ini yang bukan merupakan sifat bencana yang dapat diramalkan
adalah…
a. Gempa bumi
b. Letusan gunung berapi
c. Gunung meletus
d. Banjir
e. Tanah longsor
7. Berikut ini merupakan kegiatan yang dilakukan terhadap penyebab
primer bencana kecuali…
a. Menyelamatkan penduduk ke tempat yang dianggap lebih aman
(daerah aman).
b. Melakukan asuhan perawatan terhadap penderita yang cedera disuatu
tempat yang aman.
c. Berikan pelayanan pengobatan kepada penderita akibat penyakit
primer dan sekunder.

Halaman
17
d. Menyediakan pelayanan kesehatan/perawatan umum untuk
memonitor kemungkinan wabah
e. Menguburkan mayat dan binatang sesegera mungkin.

8. Berikut ini merupakan kegiatan yang dilakukan terhadap penyebab


sekunder bencana kecuali…
a. Pencegahan khusus yang mungkin timbul sebagai dampak bencana
b. Menyediakan pelayanan kesehatan/perawatan umum untuk
memonitor kemungkinan wabah
c. Penyediaan sarana dan prasarana serta obat-obatan untuk
menghadapi kemungkinan timbulnya wabah
d. Menguburkan mayat dan binatang sesegera mungkin.
e. Menyediakan suplai makanan dengan gizi yang baik untuk
menghindari terjadinya defisiensi.
9. Berikut ini merupakan tahap-tahap bencana yang diramalkan keculai…
a. Kesiapan petugas dalam menghadapi bencana
b. Persiapan sebelum bencana
c. Pemberitahuan akan terjadinya bencana
d. Peristiwa bencana
e. Keadaan darurat
10. Berikut ini merupakan jenis bencana meteologik yaitu ...
a. Kemarau panjang
b. Tanah longsor
c. Banjir
d. Gelombang tsunami
e. Gempa bumi

Halaman
18
E. DAFTAR PUSTAKA

Achjar, SKM, MKep, SpKom, Ns. Komang Ayu Henny.2010. Asuhan


Keperawatan Keluarga. Jakarta : Sagung Seto.

Effendy, Drs. Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan


Masyarakat Edisi 2. Jakarta :EGC.

Lailan, Luluh Lestin. 2011. Pemberdayaan


Keluarga. https://www.scribd.com/doc/55233355/pemberdayaan-
keluarga. Diakses pada Kamis, 24 September 2015 pukul 10.00
WITA.
Lovfren, Amie. 2014. Makalah Bencana.

https://www.academia.edu/6077077/MAKALAH_BNCANA.

Diakses pada Kamis, 24 September 2015 pukul 10.00 WITA.

Wahyuni, Leni.2012.Proposal Riset Enni. Available:


http://www.academia.edu/10134428/proposal_riset_enni. Diakses
pada Rabu, 7 Oktober 2015 pukul 18.00 WITA.

Halaman
19

Anda mungkin juga menyukai