SCLERITIS
Pembimbing:
Disusun Oleh:
201610401011034
FAKULTAS KEDOKTERAN
2016
DESKRIPSI KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. T
Usia : 59 th
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Dsn. Gading RT.05 RW.09 Sonoageng Prambon-Nganjuk
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Pendidikan : Sarjana
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Mata kanan dan kiri berair terus-menerus
Riwayat Penyakit Sekarang :
Mata kanan dan kiri berair terus-menerus sejak 1 bulan yang lalu. Mata
merah (+), penglihatan menurun (+), nyeri (+), silau (-), gatal (-) dan
pusing (-).
Riwayat Penyakit Dahulu :
Tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya, tidak pernah sakit mata
sebelumnya, Diabetes Mellitus (+), hipertensi (-), alergi obat (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini, Diabetes Mellitus (-) dan
hipertensi (-)
Riwayat Penyakit Sosial :
Tidak ada riwayat terpapar debu terus-menerus, trauma (-)
Vital Sign
TD : 130 / 90 mmHg
Nadi : 88 kali / menit
RR : 20 kali / menit
Suhu : 36,5 ℃
Visus
VOD : 0,1
VOS : 3/60
Pergerakan Bola Mata
OD OS
Segmen posterior okuli dextra sinistra : Dalam batas normal
IV. DIAGNOSIS
OD Skleritis
OS Skleritis
V. DIAGNOSIS BANDING
Konjungtivitis alergi
Episkleritis
VI. TERAPI
Indometasin 25 mg 3 x 1 selama 1 minggu.
VII. PROGNOSIS
Prognosis tergantung klasifikasi penyakit. Berkisar dari self-limited
episode hingga proses necrotizing yang berat dengan komplikasi yang
mengancam penglihatan (Roque, 2016).
VIII. DISKUSI
Mata kanan dan kiri didiagnosis skleritis, hal ini sesuai dengan
studi kepustakaan bahwa skleritis adalah inflamasi pada jaringan sklera.
Kondisi inflamasi ini mempunyai gambaran edema dan infiltrasi sklera
dan episklera. Jika tidak diobati dengan adekuat, maka dapat
mengganggu penglihatan (AIOS, 2013).
Skleritis dibedakan skleritis anterior difus dan nodular, serta
skleritis posterior. Skleritis terjadi bilateral pada wanita lebih banyak
dibandingkan pria yang timbul pada usia 50-60 tahun (Ilyas, 2014).
Ilyas, Sidarta. 2013. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Hal. 122 – 123.