Anda di halaman 1dari 18

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep dasar asuhan kehamilan


2.1.1 Pengertian
Asuhan kehamilan adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (manuaba, 2010).
Asuhan antenatal adalah asuhan yang diberikan pada ibu hamil sejak konfirmasi
konsepsi hingga awal persalinan (marmi, 2014).
2.1.2 Tujuan asuhan kehamilan
Menurut prawirohardjo (2009) tujuan dari asuhan kehamilan adalah :
2.1.2.1 Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
umbuh kembang bayi.
2.1.2.2 Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan social
ibu dan bayi.
2.1.2.3 Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat secara umum,kebidanan
dan pembedahan.
2.1.2.4 Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu,
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
2.1.2.5 Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi
ekslusif Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal
2.1.1 Manfaat asuhan kehamilan
Manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini adalah untuk memperoleh gambaran
dasar mengenai perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan dan berbagai
kelainan yamg menyertai kehamilan secara dini. Sehingga dapat diperhitungkan
dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya (manuaba,
2010)
2.1.4 Standar pelayanan kehamilan
Menurut pantiawati dan saryono (2010) terdapat 6 standar dalam pelayanan
antenal , antara lain :
2.1.4.1 Standar 3 : identifikasi ibu hamil
Melakukan kunjungan rumah dengan berinteraksi dengan masyarakat
secara berkala untuk penyuluhan dan memotivasi ibu,suami dan anggota
keluarga agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak
dini dan teratur.
2.1.4.2 Standar 4 : pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal pemeriksaan meliputi
anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai
apakah perkembangan berlangsung normal.
2.1.4.3 Standar 5 : palpasi abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan
palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan
bertambah memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala
janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan
rujukan tepat waktu.
2.1.4.4 Standar 6 : pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuaan penanganan atau
rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
2.1.4.5 Standar 7 : pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilan dan mengenali tanda-tanda serta gejala preklampsia lainnya,
serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
2.1.4.6 Standar 8 : persiapan persalinan
Memberi saran pada ibu hamil, suami, dan keluarganya pada trimester
ketiga untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan
aman serta suasana yang menyenangkan, disamping persiapan transportasi
dan hanya untuk merujuk bila terjadi keadaan gawat darurat.
2.1.5 Standar asuhan kehamilan
2.1.5.1 Kunjungan kehamilan
Menurut pantiawati dan saryono (2010) sesuai dengan evidence based
practice pemerintahan menetapkan program kebijakan kunjungan anc
dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan, yaitu :
a. Kunjungan trimester i sebelum usia kehamilan 14 minggu.
b. Kunjungan trimester ii usia kehamilan 14-28 minggu.
c. Kunjungan trimester iii usia kehamilan 28-36 minggu.
2.1.6 Standar asuhan anc minimal
Menurut pantiawati dan saryono (2010) standar asuhan minimal pelayanan anc
standar 14 t , sehingga ibu hamil yang datang memperolah meliputi pelayanan
komprehensif dengan harapan antenatal care dengan standar 14 t dapat sebagai
daya ungkit pelayanan kehamilan dan diharapkan ikut andil dalam menurunkan
angka kematian ibu.
Standar asuhan minimal 14 t yaitu :
a. Ukur tinggi badan dan berat badan
Menurut manuaba (2010) berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 –
16,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar 0,5 kg/minggu.
b. Ukur tekanan darah
Menurut pantiawati dan saryono (2010) tekanan darah harus diperiksa secara
tepat dan benar. Banyak factor yang mempengaruhi peningkatan tekanan
darah . Posisi ibu saat dilakukan ppemeriksaan sebaiknya posisi tidur
(setengah duduk / semi fowler) jangan mengukur tekanan darah langsung saat
ibu datang tapi persilahkan ibu untuk istirahat sebentar sebelum dilakukan
pemeriksaan , karena aktivitas ibu akan menimbulkan kenaikan tekanan darah
sehingga hasilnya tidak akurat.
c. Ukur tinggi fundus uteri (tfu)
Tfu dapat digunakan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan janin.
Mengukur tfu bisa menggunakan jari pada kehamilan < 22 minggu dan
menggunakan sentimeter pada kehamilan >22 minggu (mc donald).
Tabel 2.1 tinggi fundus uteri
Tinggi fundus uteri
Usia kehamilan Menggunakan petunjuk-
Dalam uteri
petunjuk badan
Hanya teraba di simfisis
12 minggu -
pubis
Ditengah antara simfisis
16 minggu -
pubis dan umbilicus
22-27 minggu - Pada umbilicus
Usia kehamilan dalam
28 minggu -
minggu = cm (+2 cm)
Ditengah antara
Usia kehamilan dalam
29-35 minggu umbilicus dan procesus
minggu = cm (+2cm)
xifoudeus
36 minggu 36 cm (+2cm) Pada procesus xipodeus
Sumber : indrayani 2011
d. Pemberian imunisasi tt
Tabel 2.2 jadwal imunisasi dan lama perlindungan

Selang waktu Lama


Antigen % perlindungan
minimal perlindungan
Pada kunjungan
Tt 1 - -
antenatal pertama
4 minggu setelah
Tt 2 3 tahun 80%
tt 1
6 minggu setelah
Tt 3 5 tahun 95%
tt 2
1 tahun setelah tt
Tt 4 10 tahun 99%
3
1 tahun setelah tt 25 tahun / seumur
Tt 5 99%
4 hidup
Sumber : indriyani, 2011

e. Pemberian tablet zat besi (minimal 90 tablet) selama kehamilan


Untuk mencegah anemia seorang wanita sebaiknya mengkonsumsi sedikitnya
60 mg zat besi (mengandung feso 4 320 mg) asam folat setiap hari.
f. Tes terhadap penyakit menular
g. Temu wicara/konseling
h. Tes/ pemeriksaan hb
i. Tes / pemeriksaan protein urine
j. Tes reduksi urine
k. Tekan pijat payudara (perawatan payudara)
l. Pemeriksaan tingkat kebugaran (senam hamil)
Menurut manuaba ( 2010) senam hamil bertujuan agar ibu dapa melakukan
tugas persalinan dengan kekuatan dan kepercayaan diri dibawah bimbingan
penolong menuju persalinan normal. Syarat senam hamil antara lain ibu hamil
cukup sehat berdasarkan pemeriksaan dokter atau bidan, kehamilan tidak
mempunyai komplikasi, dilakukan setelah kehamilan berusia 20-22 minggu
dan dengan bimbingan petugas kesehatan. Beberapa aktivitas yang dapat
dianggap sebagai senam hamil yaitu jalan pagi yang bertujuan untuk dapat
menghirup udara pagi yang bersih dan segar, menguatkan otot dasarpanggul,
dapat mempercepat turunnya kepala bayi kedalam posisi optimal atau normal
dan mempersiapkan mental menghadapi persalinan.
m. Terapi yodium kapsul (khusus untuk endemic gondok)
n. Terapi obat malaria (untuk daerah endemic malaria)
2.1.7 Tahapan pemeriksaan ibu hamil
2.1.7.1 Anamnesa
a. Anamnesa identitas istri dan suami : nama, umur, agama, pekerjaan,
alamat dan sebagainya.
b. Anamnesa umum
1. Tentang keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur, miksi, defikasi,
perkawinan, dan sebagainya.
2. Tentang haid, kapan dapat haid terakhir. Bila hari pertama haid
terakhir diketahui maka dapat dijabarkan tafsiran tanggal
persalinan.
3. Tentang kehamilan, persalinan, keguguran, dan kehamilan ektopik
atau kehamilan mola sebelumnya.
2.1.7.2 Inspeksi dan pemeriksaan fisik diagnostic
2.1.7.3 Pemeriksaan seluruh tubuh secara baik dan legeartist tekanan
darah,
Nadi, suhu, pernapasan, jantung, paru-paru dan sebagainya.
2.1.7.4 Perkusi
Perkusi tidak begitu banyak artinya kecuali suatu ada indikasi.
2.1.7.5 Palpasi
Ibu hamil dimana berbaring telentang, kepala sedikit ditinggikan.
Tahapan pemeriksaan Leopold menurut (mufdillah,2009)
Leopold I

Gambar 2.1 leopold I


Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak fundus
uteri, tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia
kehamilan, rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus
(bokong atau kepala atau bokong).
Leopold II

Gambar 2.2 leopold II


Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah sampai di
samping kri dan kanan umbilicus, tentukan bagian punggung janin
untuk menentukan lokasi auskultasi denyut jantung janin tentunya,
tentukan bagian-bagian terkecil janin.

Leopold III

Gambar 2.3 leopold III


Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat
menyebabkan perasaan tidak nyaman bagi pasien bagian terendah
janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan, kepala
akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba tidak keras
dan tidak bulat.

Leopold IV
Gambar 2.4 leopold IV
Pemeriksa merubah posisi sehingga menghadap kearah pasien,
kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian
terendah janin, digunakan untuk menentukan sampai berapa jauh
derajat desensus janin.
2.1.6.4 Auskultasi
Digunakan stetoskop monoaural (stetoskop obstetric) untuk
mendengarkan denyut jantung janin (DJJ).
2.1.7.7 Pemeriksaan laboraturium
Ibu hamil hendaknya diperiksa urine dan darahnya sekurang-
kurangnya 2 kali selama kehamilan, sekali pada permukaan dan
sekali lagi pada akhir kehamilannya (sofian, 2012).
2.1.5 Keluhan umum selama hamil dan cara mengatasinya
Menurut romauli (2011) , dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam
tubuh ibu yang semuanya membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun
spikologis. Dalam proses adaptasi tersebut tidak jarang ibu akan mengalami
ketidaknyamanan yang meskipun hal ini adalah fisiologis namun tetap perlu
diberikan suatu pencegahan dan perawatan.
Ketidaknyamanan masa hamil dan cara mengatasinya
Menurut romauli (2011) ada beberapa ketidaknyamanan yang terjadi selama
kehamilan.
2.1.8.1 Pada trimester I
a. Mual dan muntah dapat dikurangi/ dicegah makan sedikit tapi sering,
hindari makan berlemak, dan goring-gorengan, minum supplement
vitamin B6 dan zat gizi.
b. Keputihan dapat dikurangi/dicegah, tingkatkan kebersihan dengan
mandi tiap hari, memakai pakaian dalam dari bahan katun dan mudah
menyerap, tingkatkan daya tubuh dengan makan buah dan sayur.
c. Mengidam tidak perlu dikhawatirkan selama diet memenuhi
kebutuhannya, jelaskan tntang bahaya makanan yang tidak bisa
diterima, mencakup gizi yang diperlukan serta memuaskan rasa
mengidam atau kesukaan.
d. Serimg buang air kecil dapat dikurangi/dicegah kurangi asupan
karbohidrat murni dan makanan yang mengandung gula, batasi minum
kopi dan soda.
e. Kelelahan dapat dicegah istirahat yang cukup, minimal 2 jam pada
siang hari, lakukan teknik relaksasi.
2.1.8.2 Pada trimester II
a. Hemoroid dapat dicegah dengan makan-makanan yang berserat, buah
dan sayuran serta banyak minum air putih dan sari buah.
b. Sembelit dapat dicegah dengan minum 3 liter cairan tiap hari terutama
air putih atau sari buah, makan-makanan yang kaya serat dan juga
vitamin C, lakukan senam hamil, membiasakan membuang air besar
secara teratur.
c. Keputihan dapat dicegah dengan tingkatkan kebersihan dengan mandi
setiap hari, gunakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun.
d. Perut kembung dapat dicegah dengan hindari makanan yang
mengandung gas, mengunyah makanan secara teratur, lakukan senam
secara teratur.
e. Pusing/ sakit kepala dapat dicegah dengan bangun secara perlahan dari
posisi istirahat, hindari berbaring dalam posisi terlentang.
f. Sakit pinggang dapat dicegah dengan hindari mengangkat barang
berat, gunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung, posisi
atau sikap tubuh yang baik selama melakukan aktivitas.
g. Varises dapat dikurangi/dicegah dengan istirahat dengan menaikan
kaki setinggi mungkin untuk membalikkan efek gravitasi, hindari
berdiri atau duduk terlalu lama.
2.1.8.3 Pada trimester III
a. Diare dapat dikurangi/dicegah dengan cairan penganti, hindari
makanan berserat tinggi, makan sedikit tapi sering untuk memenuhi
gizi ibu.
b. Insomnia dapat dikurangi/dicegah dengan gunakan teknik relaksasi,
mandi air hangat, minum-minuman hangat ( teh atau susu) sebelum
tidur.
c. Pusing dapat dikurangi/dicegah dengan bangun secara perlahan dari
posisi istirahat, hindari berbaring dalam posisi terlentang.
d. Keputihan dapat dicegah dengan tingkatkan kebersihan dengan mandi
setiap hari , gunakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun.
e. Varises dapat dikurangi/dicegah dengan istirahat dengan menaikan
kaki setinggi mungkin untuk membalikkan efek gravitasi, hindari
berdiri atau duduk terlalu lama.
f. Sesak napas dapat dikurangi/dicegah dengan tidur posisi setengah
duduk, makan tidak terlalu banyak, hindaro merokok.
g. Sakit pinggang dapat dicegah dengan hindari mengangkat barang
berat, gunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung, posisi
atau sikap tubuh yang baik selama melakukan aktivitas.
h. Nyeri ligamentum dapat dikurangi/dicegah dengan tekuk lutut kearah
abdomen, mandi air hangat, gunakan sebuah bantal untuk menopang
uterus dan bantal lainnya. Letakkan diantara lutut sewaktu dalam
posisi berbaring miring.
2.1.4 Tanda bahaya dalam kehamilan
Menurut yeyeh dkk (2009) , tanda bahaya kehamilan adalah sebagai berikut :
2.1.9.1 Perdarahan pervaginam
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah
merah,perdarahan banyak, perdarahan dengan nyeri berarti kemungkinan
abortus, KET, mola hidatidosa.
2.1.9.2 Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius adalah sakit
kepala hebat, yang menetap dan tidak hilang dengan beristiraht, kadang-
kadang penglihatannya menjadi kabur atau terbayang . Sakit kepala yang
hebat dalam kehamilan adalag gejala dari pre-eklamsia.
2.1.10.1 Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri yang hebat menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini
bisa berarti kehamilan ektopik, aborsi, persalinan preterm, abrupsi
plasenta.
2.1.10.4 Bengkak pada muka atau tangan
Merupakan tanda dari anemia, pre-eklamsia, gagal jantung.
2.1.10.5 Bayi kurang bergerak seperti biasanya
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya pada bulan ke – 5 atau ke- 6 ,
beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Bayi harus
bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan
lebih mudah dirasakan jika ibu berbaring atau beristirahat.
2.1.10 Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi
Menurut depkes RI (2009) , program perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi (p4k) terdiri dari :
2.1.10.1 Tanggal taksiran persalinan
2.1.10.2 Tempat dan penolong persalinan
2.1.10.3 Tabulin (biaya persalinan)
2.1.10.4 Transportasi
2.1.10.5 Calon donor darah
2.1.10.6 Menyiapkan kebutuhan persalinan
2.2 konsep dasar asuhan persalinan
2.2.1 pengertian asuhan persalinan normal
asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman dari setiap
tahapan persalinan yaitu mulai dari kala satu sampai dengan kala empat dan
upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan,
hipotermi serta asfiksia pada bayi baru lahir (JNPK-KR, 2013).

2.2.2 tujuan asuhan persalinan

tujuan asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan hidup dan


memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui
berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta dengan intervensi yang
minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan tetap terjaga pada
tingkat yang optimal (rohani et al, 2011).

2.2.3 standar pelayanan antenatal kebidanan


menurut jannah (2011) terdapat enam standar dalam standar pelayanan
antenatal kebidanan sebagai berikut :
2.2.3.3 standar 9 : Asuhan persalinan kala I
Pernyataan standar : bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah
mulai, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai,
dengan memperhatikan kebutuhan klien, selama proses persalinan
berlangsung.
2.2.3.4 standar 10 : persalinan kala II yang aman
pelayanan standar : bidan melakukan pertolongan persalinan yang
aman, dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap klien serta
memperhatikan tradisi setempat.
2.3.3.3 standar 11 : penatalaksanaan aktif persalinan kala III
pelayanan standar : bidan melakukam peregangan tali pusat dengan
benar untuk membantu pengeluaran tali pusat dengan benar untuk
membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.
2.3.3.4 standar 12 : penanganan kala II dengan gawat janin melalui episotomi
pelayanan standar : bidan mengenali secara tepat tanda –tanda gawat
janin pada kala II yang lama, dan segera melakukan episotomi dengan
aman untuk memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan
perineum.

2.2.4 lima benang merah dalam asuhan persalinan


menurut JNPK-KR (2008) Lima benang merah dalam asuhan persalinan
adalah:
2.2.4.3 membuat keputusan klinik
2.2.4.4 asuhan sayang ibu dan sayang bayi
asuhan sayang ibu dalam proses persalinan menurut prawirohardjo
(2009) meliputi :
a. panggil ibu sesuai namanya, hargai dan perlakukan ibu sesuai
martabatnya.
b. jelaskan asuhan dan perawatan yang akan diberikan pada ibu
sebelum memulai asuhan tersebut.
c. jelaskan proses persalinan pada ibu dan keluarganya.
d. anjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau
khawatir.
e. berikan dukungan, besarkan hatinya dan tentramkan perasaan ibu
beserta anggota keluarga lannya.
f. anjurkan ibu untuk ditemani suami dan anggota keluarga yang lain.
g. anjurkan kepada suami dan anggota keluarga mengenai cara-cara
bagaimana memperhatikan dan mendukung ibu selama persalinan
dan kelahiran bayi.
h. lakukan praktik-praktik pencegahan infeksi yang baik dan konsisten.
i. hargai privasi ibu.
j. anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan
kelahiran bayi.
k. anjurkan ibu untuk minum dan makan-makanan ringan bila ia
menginginkannya.
2.3.4.3 pencegahan infeksi
tindakan pencegahan infeksi harus diterapkan dalam setiap aspek
asuhan untuk melindungi ibu, bayibaru lahir, keluarga, penolong
persalinan dan tenaga kesehatan lannya dengan mengurangi infeksi
karena bakteri, virus dan jamur.perlengkapan diri untuk mencegah
petugas terpapar mikroorganisme penyebab infeksi dengan cara
menghalangi dan membatasi (kaca mata pelindung,masker wajah,
sepatu boot, atau sepatu tertutup, celemek) petugas dari percikan cairan
tubuh , darah atau cidera selama melakukan prosedur klinik (JNPK-KR,
2008).
2.3.4.4 Pencatatan (dokumentasi) asuhan persalinan
pencatatan adalah bagian penting dari proses membuat keputusan klinik
karena kemungkinan penolong persalinan untuk terus menerus
memperhatikan asuhan yang diberikan selama proses persalinan dan
kelahiran bayi.
2.2.4.5 rujukan
singkatan BAKSOKUDA untuk mengingat hal-hal penting dalam
mempersiapkan rujukan untuk ibu dan bayi.
B (bidan) : pastikan bahwa ibu serta bayi baru lahir didampingi
oleh penolong persalinan yang kompoten untuk penatalaksana gawat
darurat obsetri dan bayi baru lahir untuk dibawa kefasilitas rujukan.
A (alat) : bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan
persalinan, masa nifas, dan bayi baru lahir (tabung
suntuk, selang IV , dll) bersama ibu ketempat rujukan.
perlengkapan dan bahan-bahan tersebut mungkin
diperlukan jika ibu melahirkan dalam perjalanan menuju
fasilitas rujukan.
K (keluarga) : beritahu ibu atau keluarga mengenai kondisi terakhir
ibu dan bayi serta alasan dirujuk. suami atau keluarga
harus menemani hingga ketempat rujukan.
S (surat) : berikan surat ketempat rujukan. surat ini harus
menggambarkan identifikasi mengenai ibu dan atau bayi baru lahir .
cantumkan alasan rujukan dan uraian hasil pemeriksaan, asuhan atau
obat-obatan yang telah dberikan. lampirkan patograf kemajuan
persalinan ibu saat rujukan.
O (Obat) : bawa obat-obatan yang diperlukan saat merujuk.
K (kendaraan) : siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk
merujuk ibu dalam kondisi yang cukup nyaman. selain
itu, pastikan kondisi kendaraan tersebut cukup baik
untuk mencapai tempat tujuan pada waktu yang tepat.
U (uang) : ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah
yang cukup untuk membeli obat-obatan dan bahan
kesehatan yang lain diperlukan selama ibu dan atau bayi
baru lahir berada difasilitas kesehatan rujukan.
DA (Do’a) : ingatkan keluarga untuk berdoa demi keselamatan dan
mengharap pertolongan dari tuhan YME.
2.2.5 tanda-tanda persalinan
menurut nurasiah et al (2012) tanda-tanda persalinan yaitu :
2.2.5.1 tanda-tanda persalinan sudah dekat
a. lightening
pada minggu ke-36 pada primigravida terjadi penurunan fundus
karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan
oleh :
1) kontraksi Braxton hicks
2) ketegangan otot perut
3) ketegangan ligamentum rotundum
4) gaya berat janin kepala kearah bawah
b. terjadinya his permulaan
semakin tua kehamilan, pengeluaran progestron dan estrogen
semakin berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan
kontraksi, yang lebih sering disebut his palsu.
1) rasa nyeri ringan dibagian bawah.
2) datangnya tidak teratur.
3) tidak ada perubahan serviks.
4) durasi pendek,
5) tidak bertambah jika beraktivitas.
2.2.5.2 tanda-tanda persalinan
a. terjadinya his persalinan
his persalinan mempunyai sifat.
1) pinggang terasa sakit, yang mrnjalar kedepan.
2) sifatnya teratur, intervalnya semakin pendek, dan kekuatannya
semakin besar.
3) kontraksi uterus mengakibatkan perubahan uterus.
4) semakin beraktivitas (jalan), kekuatan semakin bertambah.
b. bloody show (pengeluaran lender disertai darah melalui vagina)
c. pengeluaran cairan
terjadi akibat pecahnya ketuban atau selaput ketuban robek.
2.2.6 tahapan persalinan
menurut rohani et al (2011) tahapan persalinan meliputi :
2.2.6.4 kala I
Inpartu ditandai dengan keluar lender bercampur darah karena serviks
mulai membuka dan mendatar. darah berasal dari pecahnya pembuluh
darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran-pergeseran,
ketika serviks mendatar dan membuka . kala I persalinan dimulai sejak
terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks, hingga mencapai
pembukaan lengkap (10cm) lamanya kala I untuk primigravida
berlangsung 13 jam sedangkan multigravida berlangsung sekitar 7 jam.
berdasarkan kemajuan pembukaan maka kala I dibagi menjadi 2
fase yaitu :
a. fase laten , yaitu fase pembukaan yang sangat lambat ialah dari 0
sampai 3 cm yang membutuhkan waktu 7-8 jam.
b. fase aktif, yaitu fase pembukaan yang lebih cepat.
menurut JNPK-KR (2008) fase aktif kala 1 persalinan dari
pembukaan 4 hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm,
akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm/jam (primigravida)
atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm/ jam (multipara)
fase aktif dan terbagi lagi menjadi :
1) fase akselerasi (fase percepatan) dari pembukaan 3 cm sampai 4
cm dalam 2 jam.
2) fase dilatasi maksimal dari pembukaan 4 cm sampai 9 cm yang
dicapai dalam 2 jam.
3) fase deselerasi (kurangnya kecepatan) dari pembukaan 9 cm
sampai 10 cm selama 2 jam.
2.3.6.4 kala II
menurut rohani et al (2011) kala II atau kala pengeluaran adalah
perioede persalinan yang dimulai dari pembukaan lengkap sampai
lahirnya bayi. lama kala II pada primigravida 2 jam pada multigravida 1
jam.
2.1.6.3 kala III
kala III atau kala uri adalah periode persalinan yang dimulai dari
lahirnya bayi sampai dengan lahirnya plasenta . rata-rata lamanya
berkisar 15.30 menit ( tidak lebih dari 30 menit) baik primipara dan
multipara.
2.1.6.4 kala IV
kala IV dimulai setelah plasenta lahir, ibu sudah dalam keadaan aman
dan nyaman dan akan dilakukan pemantauan selama 2 jam.

Anda mungkin juga menyukai