Anda di halaman 1dari 14

IFAS (Internal Factor Analysis Strategy)

RATING TOTAL
I. FAKTOR INTERNAL BOBOT
1. KEKUATAN
1.1. Visi, Misi, dan Tujuan

 Visi mampu menunjukkan wawasan ke depan dan menunjukkan


kontribusi Unissula dalam membentuk masyarakat yang dilandasi
nilai Islam.
 Visi dan misi UNISSULA memiliki sifat visioner pandangan jauh ke
depan menunjukkan sifat antisipatif terhadap perkembangan
jaman.
 Sejalan dengan tujuan pendidikan tinggi yang tertuang dalam
pasal 5 UU No 12. Tahun 2012.
 Memiliki dukungan sumberdaya manusia, sarana dan prasarana
yang memadai.
 Kepercayaan masyarakat terhadap UNISSULA yang semakin
meningkat.

1.00
1.2. Tata Kelola
 Struktur organisasi sudah mencakup pembagian tugas, wewenang
dan tanggung jawab
 Memiliki Statuta, renstra dan roadmap
 Adanya keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi masing-
masing unit.
 Sistem kepemimpinan yang kredibel, transparan, akuntabel,
bertanggungjawab dan adil
 Pimpinan memberi ruang gerak kepada bawahan untuk
menyampaikan saran dan kritik/masukan bagi pengembangan
Unissula.
 Pola kepemimpinan berlandaskan konsep sebagai pelayan,
memberi teladan, visioner dan inovatif, mendukung ide dosen dan
karyawan
 Dukungan sumberdaya manusia, keuangan dan sarana prasarana
yang memadai
 Adanya Lembaga penjaminan Mutu dan SOP
 Adanya pedoman dan standar jaminan mutu
 Memiliki Tim AMAI yang handal
1.00

1.3. Mahasiswa dan Lulusan


 Sistem penerimaan mahasiswa menggunakan mekanisme sudah
terencana sangat baik
 Latar belakang mahasiswa beragam baik dari berbagai daerah
asal dan sosial ekonomi.
 Pelayanan akademik dan non akademik relatif baik
 Kebijakan Penerimaan mahasiswa sesuai prinsip ekuitas
 Mahasiswa berasal dari lebih 90% propinsi di Indonesia yang
menunjukkan di kenal masyarakat Indonesia
 Masa studi lulusan relatif tepat waktu : 1,8 tahun untuk program
S2 dan 3 tahun untuk program D3 dan 4,2 tahun untuk Program
S1.
 Semakin banyak mahasiswa yang lulus dengan IPK rata-rata
diatas 3,00 untuk program S1, S2 dan D3
 Memiliki jaringan alumni yang kuat
1.00

1.4. Sumber Daya Insani


 Dosen tetap Unissula berkualifikasi pendidikan S2 dan S3
sebanyak 83,82 %
 Memiliki guru besar (Profesor) 10.orang
 Rasio dosen : mahasiswa sangat baik (1 : 22).
 Dosen mengampu mata kuliah sesuai kompetensinya
 Peningkatan jenjang pendidikan akademik dosen berjalan sinergi
dengan kebutuhan.
1.00
1.5. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik
 Budaya Akademik Islami menjadi ciri khas UNISSULA.
 Kurikulum sudah disusun berdasar visi, misi dan tujuan UNISSULA
serta peraturan perundangan yang berlaku.
 Ada usaha pemutakhiran kurikulum secara periodik pada tingkat
program studi
 Pedoman akademik ditiap program studi sudah ada
 Desentralisasi proses pembelajaran pada masing-masing program
studi
 Tahapan proses pembelajaran mulai dari persiapan, penyusunan
SAP, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran
sudah dilakukan
 Sarana dan prasarana minimal untuk proses pembelajaran sudah
tersedia
 Sarana IT untuk proses pembelajaran sudah tersedia
 Beberapa sarana dan kegiatan penunjang pencapaian Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) dan penciptaan suasana akademik
sudah ada seperti CILAD dan Tutorial Agama Islam sudah ada
 Interaksi dosen dan mahasiswa sudah cukup baik dan didukung
dengan sarana IT
1.00

1.6. Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem Informasi


 Model Pengelolaan keuangan universitas sudah cukup baik. Ada
perencanaan (plan), pelaksanaan (do), pengawasan
(check/monitoring) dan evaluasi.
 Prinsip transparansi dan akuntabilitas penggunaan anggaran yang
ada.
 Dokumen pengelolaan dana yang mencakup perencanaan
penerimaan, pengalokasian, pelaporan, audit, monitoring dan
evaluasi, serta pertanggungjawaban kepada pemangku
kepentingan ada dan lengkap.
 Mekanisme yang terdokumentasi tentang penetapan biaya
pendidikan yang dibebankan pada mahasiswa berdasarkan hasil
analisis kebutuhan yang mengikutsertakan semua pemangku
kepentingan internal.
 Penggunaan dana untuk operasional (pendidikan, penelitian,
pengabdian pada masyarakat, termasuk gaji dan upah, dan
investasi prasarana, saran, dan SDM) per mahasiswa per tahun
lebih dari Rp.18jt.
 Sarana dan prasarana untuk mendukung proses pembelajaran
sudah memadai
 Dokumen pengelolaan prasarana dan sarana yang berisi
kebijakan, peraturan, dan pedoman/panduan sudah
diimplementasikan untuk semua aspek berikut.
(1) Pengembangan dan pencatatan
(2) Penetapan penggunaan
(3) Keamanan dan keselamatan penggunaan
(4) Pemeliharaan/ perbaikan/kebersihan
 Kepemilikan dan penggunaan lahan: milik sendiri(YBWSA), lebih
dari 5000 m2, digunakan untuk pendidikan.
 Rencana pengembangan prasarana sangat baik dan didukung
oleh dana yang memadai
 Blueprint Sistem Informasi sudah ada.
 Perguruan tinggi memiliki kapasitas internet dengan rasio
bandwidth per mahasiswa yang memadai (500 Kbps per
mahasiswa).
 Tersedianya perangkat keras dan lunak yang lengkap.
 Jaringan internet dan intranet sudah terpasang dengan kapasitas
yang cukup besar.
 Dorongan pimpinan universitas dalam pemanfaatan sistem
informasi cukup baik.
 Adanya struktur organisasi yang khusus menangani masalah
sistem informasi (BSI) menunjukkan komintmen UNISSULA
terhadap pengembangan IT
1.00

1.7. Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Kerjasama


 Motivasi dosen melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat
cukup baik.
 Kompetensi dosen dalam melakukan penelitian dan pengabdian
masyarakat cukup baik.
 Lebih dari 50 persen dosen sudah tersertifikasi.
 Adanya lembaga atau struktur yang mengorganisasi kegiatan
penelitian dan pengabdian masyarakat di tingkat univerisitas dan
fakultas.
 Dokumentasi pedoman penelitian dan pengabdian masyarakat
sudah ada, dikembangkan, dan dipublikasikan oleh lembaga
kepada seluruh dosen.
 Sudah disusunnya Rencana Induk Penelitian (RIP) UNISSULA.
 Mempunyai jurnal penelitian yang merata di tiap fakultas.
 Jaringan internet yang baik dalam menunjang kegiatan penelitian
dan pengabdian masyarakat.
 Penyediaan pendanaan penelitian dan pengabdian masyarakat
oleh universitas dan fakultas lebih dari Rp.1,5 jt per dosen per
tahun.
 Adanya lembaga yang melakukan sistem monitoring dan evaluasi
pendanaan penelitian dan pengabdian masyarakat serta kinerja
yang akuntabel yang dilakukan secara berkala, hasilnya
didokumentasikan dan ditindaklanjuti.
 Adanya lembaga yang mengurusi persoalan kerjasama di tingkat
universitas.
 Implementasi kerjasama dalam bentuk pertukaran mahasiswa
sudah berjalan yaitu 11 mahasiswa FTI ke Myongji College Korea
Selatan (2012), 9 mahasiswa UNISSULA ke Dongseo University
1.00
Jumlah Kekuatan :
RATING TOTAL
I. FAKTOR INTERNAL BOBOT
2. KELEMAHAN
2.1. Visi, Misi, dan Tujuan
 Sasaran dan Indikator serta tahapan capaian setiap periodenya
belum jelas
 Keterkaitan visi, misi dan tujuan dengan rencana strategis pada
setiap tingkatan unit kerja kurang jelas
 Mekanisme control terhadap upaya pencapaian visi dan misi
serta tujuan belum berjalan efektif
 Belum semua civitas akademika memahami visi dan misi, tujuan
dan sasaran Unissula dengan baik
 Pencapain visi, misi, tujuan dan sasaran memerlukan masih
diperlukan peningkatan komitmen dukungan sumber daya yang
besar dan semua stakeholders. Bila dukungan pencapaian
tersebut tidak terwujud, maka akan memperlambat pencapaian
capaian visi, misi, tujuan tersebut

1.00
2.2. Tata Kelola
 Sistem Tata Pamong belum terarah sesuai dengan visi, misi tujuan
dan renstra yang didukungan dengan dokumen dan SOT yang
jelas
 Belum adanya Dewan Pertimbangan dan Pengawas dalam
struktur organisasi yang secara ekplisit terdapat dalam statuta
 Belum adanya direkorat Akademik yang merupakan fungsi utama
dalam pendidikan yang mempunyai tugas dalam Bidang
Adminitrasi Akademik dan Pengembangan Tridharma (Pendidikan,
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat)
 Lembaga penjaminan mutu belum menjalankan fungsinya secara
efektif dan belum jelasnya pembagian tupoksi dengan Lembaga
Pengendalian Mutu
 Belum adanya laporan evaluasi diri secara kontinu pada setiap unit
 Lemahnya dokumentasi kegiatan dan tindak lanjut
 Basis data akreditasi belum terdokumentasi dengan baik
 Akreditasi program studi belum menghasilkan nilai optimal
 Belum efektifnya pelaksanaan kode etik dalam menjalan fungsi
control etika pelaksanaan Tridharma dan dukungan SOP yang
jelas serta reward and punismentnya
 Audit mutu belum dijalankan sepenuhnya, baru efektif di bidang
keuangan
 Pelaksanaan fungsi pelayanan pada sivitas akademika perlu
ditingkatkan
 Partisipasi sivitas akademika dalam kegiatan akademik perlu
ditingkatkan
 Beberapa kesepakatan kerja sama kemitraan belum ditindaklanjuti
secara optimal
 Masih adanya pejabat yang terlalu lama menempati posisi tertentu,
sehingga sulit mengikuti perubahan dan masih banyak sivitas
akademika yang belum memahami.
 Koordinasi Penjaminan Mutu tingkat universitas dengan fakultas
belum maksimal.
1.00
2.3. Mahasiswa dan Lulusan
 Penerimaan mahasiswa belum selektif
 Belum ada dokumentasi rapat pengembilan keputusan penerimaan
mahasiswa Baru
 Kurang adanya fasilitasi mahasiswa yang memiliki keterbatasan
(ekonomi atau difabel) yang ditunjukkan secara eksplisit dalam
sistem penerimaan mahasiswa dan dukungan sarana dan
prasarana
 Belum adanya instrumen, pedoman dan evaluasi kepuasan
layanan kemahasiswaan
 Belum adanya pedoman dan dokumen bimbingan karir mahasiswa
baik akademik maupun non akademik
 Bimbingan terhadap pengembangan soft skill belum optimal
 Sistem Informasi Akademik belum memenuhi dukungan dalam
pengambilan keputusan manajemen (Mahasiswa Aktif, Do , Cuti,
IPK, masa studi, Lulus tepat waktu dsb)
 Pelacakan alumni belum dilakukan secara kontinue
 Dukungan alumni dalam merespon pelacakan masih rendah
 Kontribusi alumni terhadap institusi masih rendah
 Kemampuan bahasa asing khususnya bahasa inggris bagi
mahasiswa masih perlu ditingkatkan
 Kemampuan baca tulis Qur’an masih perlu di tingkatkan
 Memiliki jaringan alumni yang kuat
1.00

2.4. Sumber Daya Insani


 Belum terstandarisasinya sistem penerimaan karyawan
 Belum adanya pedoman pengembangan karir SDM
 Belum adanya pedoman dan pelaksanaan evaluasi kinerja dosen
dan karyawan
 Belum adanya penegakan reward and punishment terhadap
pelaksanaan tugas
 Belum adanya pedoman dan dokumentasi evaluasi kinerja dosen
dalam Tri Dharma
 Dosen yang berkualifikasi doktor masih relatif rendah
 Guru besar masih terbatas
 Rasio dosen belum merata pada setiap prodi
 Belum adanya instrumen dan pedoman evaluasi kepuasan dosen
dan karyawan
 Keikutsertaan dosen dalam forum ilmiah tingkat Internasional
perlu ditingkatkan
 Penguasaan dosen dalam bahasa Inggris perlu ditingkatkan
 Kompetensi tenaga kependidikan masih perlu di tingkatkan

1.00
2.5. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik
 Antisipasi organisasi dan personil terhadap perkembangan
peraturan pemerintah terkait kurikulum dan proses pembelajaran
masih kurang dan tidak terorganisir dengan baik.
 Dokumen analisis dan evaluasi pemutakhiran kurikulum program
studi yang belum ditindaklanjuti untuk penjaminan mutu secara
berkesinambungan.
 Unit atau lembaga yang khusus berfungsi untuk mengkaji dan
mengembangkan sistem serta mutu pembelajaran belum
melaksanakan fungsinya dengan baik.
 Struktur yang mewadahi dan personil yang menangani bidang
kurikulum di tingkat universitas tidak sesuai dengan besarnya
beban kerja dan pentingnya masalah yang harus ditangani.
 Pemutakhiran kurikulum belum dilakukan secara konsisten dan
kurang melibatkan seluruh stakehorlder serta bukan berdasar
kebutuhan internal (internally driven).
 Pemanfaatan IT dalam proses belajar mengajar dan kegiatan
akademik lainnya baik oleh dosen maupun mahasiswa masih
kurang maksimal.
 Pencapaian beberapa poin dalam SKL (Bahasa Asing,
Kepemimpinan dan Kewirausahaan) masih belum maksimal
karena kurangnya dukungan program dan ketidakjelasan pihak
yang harus melaksanakan program kegiatan.
 Tidak dilaksanakannya siklus penjaminan mutu akademik secara
utuh.
 Pemahamahan dosen tentang perilaku kecendikiawanan,
kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan masih
terbatas.
 Sistem pengembangan suasana akademik yang kondusif bagi
pebelajar untuk meraih prestasi akademik yang maksimal belum
ada tindak lanjut untuk langkah perbaikan secara berkelanjutan.
 Interaksi dosen dan mahasiswa sudah cukup baik dan didukung
dengan sarana IT
1.00
2.6. Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem Informasi
 Pergantian model pengelolaan keuangan menimbulkan persoalan
tersendiri.
 Terbatasnya dana investasi jangka panjang.
 Kebijakan mengenai keringanan/ pembebasan biaya untuk
mahasiswa yang berpotensi secara akademik dan kurang mampu
secara ekonomi sudah dilaksanakan dengan konsisten namun
jumlah mahasiswa belum memadai.
 Sumber pendanaan sebagian besar dari mahasiswa dan minimnya
usaha untuk mencari sumber pendanaan lain.
 Perpustakaan sudah dikelola dengan baik akan tetapi
pemanfaatan perpustakaan belum digunakan dengan maksimal
(kunjungan kurang dari 30% dosen dan mahasiswa).
 Prasarana dan sarana pembelajaran antara lain Laboratorium
belum terpusat (masih tersedia di masing-masing Fakultas).
 Penyusunan rencana program kegiatan oleh unit kurang akurat
sehingga tidak terealisasi dengan baik.
 Kurang maksimalnya koordinasi unit, universitas dan yayasan
seringkali menghambat pelaksanaan program kegiatan.
 Manajemen pengelolaan dan pemeliharaan aset kurang maksimal.
 Cyber services yang ada belum dimanfaatkan dengan maksimal.
 Komitmen dosen dan mahasiswa dalam memanfaatkan sistem
informasi masih kurang.
 Sosialisasi layanan sistem infomasi pada dosen dan mahasiswa
kurang.
 Integrasi sistem informasi (Database) belum dilakukan.

 Adanya struktur organisasi yang khusus menangani masalah
sistem informasi (BSI) menunjukkan komintmen UNISSULA
terhadap pengembangan IT
1.00

2.7. Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Kerjasama


 Struktur yang membidangi Lembaga penelitian dan
pengembangan (LPP) dan struktur sejenis di fakultas masih perlu
ditingkatkan fungsi, tugas dan kewenangan serta kemampuannya
sehingga mampu menciptakan iklim penelitian yang baik.
 Dana penelitian dan pengabdian masyarakat sangat kecil (kurang
dari 1 %/tahun).
 Rencana Induk Penelitian (RIP) kurang tersosialiasi dengan baik
dan tidak punya kekuatan mengikat bagi dosen untuk melakukan
penelitian sesuai RIP yang sudah ditetapkan.
 Hasil penelitian yang mempunyai hak paten (HAKI) masih minim
 Tidak mempunyai jurnal internasional dan jurnal terakreditasi.
 Publikasi ilmiah dosen pada jurnal terkakreditasi dan jurnal
internasional bereputasi sangat kurang.
 Tidak mempunyai jurnal internasional dan jurnal terakreditasi.
 Karya ilmiah berupa buku sangat kurang.
 Pemanfaatan hasil penelitian utuk program pengabdian dan
penyusunan materi ajar masih rendah.
 Tidak mempunyai grand design pengabdian masyarakat di tingkat
universitas sehingga pelaksanaan pengabdian masyarakat masih
bersifat sporadis
 Badan kerjasama kurang dapat menjalankan fungsinya dengan
maksimal terutama dalam hal monitoring dan evaluasi kerjasama.
 Implementasi kerjasama dalam kegiatan nyata belum dilakukan
secara maksimal (hanya sebatas MoU).
1.00
Jumlah Kelemahan :
POSISI FAKTOR INTERNAL :

EFAS ( Eksternal Factor Analysis Strategy)


II. FAKTOR EKSTERNAL BOBOT RATING TOTAL

1. PELUANG

1.1. Ekonomi
a. Beasiswa Pemerintah Studi Lanjut bagi dosen dan tenaga
kependidikan baik untuk dalam dan Luar negeri
b. Beasiswa pengembangan pengusaan bahasa
1.00

1.2. Sosial
a. Pengakuan masyarakat dan pemerintah terhadap Unissula
sebagai perguruan tinggi umum terkemuka di Indonesia, yang
mendasarkan nilai-nilai Islam.
b. Meningkatnya tuntutan etika, moral dan profesionalism, membuka
peluang peningkatan mutu akademik, lulusan yang berakhlak
mulia

1.00
1.3. Politik
a. Prioritas pemerintah tentang pembangunan sector pendidikan

1.00
1.4. Teknologi
a. Terbangunnya network bagi Unissula untuk meningkatkan
kualitas dan akses informasi ilmiah melalui pengembangan
teknologi informasi

1.00
1.5. Kompetitor
a. Permintaan tenaga professional yang menjadikan lulusan PT
yang dikemudian hari ternyata mampu mendapatkan pekerjaan
yang mapan.
b. Era globalisasi membuka peluang bagi Unissula untuk berkiprah
di dunia internasional

1.00
1.6. Minat Masyarakat
a. Tingginya minat masyarakat untuk mengikuti studi lanjut.
b. Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap keluaran
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
Jumlah Peluang :
II. FAKTOR EKSTERNAL BOBOT RATING TOTAL

2. ANCAMAN

2.1. Ekonomi
a. Masih terbatasnya mendapatkan pendanaan yang bersumber dari
selain mahasiswa

1.00
2.2. Sosial
a. Meningkatnya tuntutan sertifikasi kompetensi untuk semua profesi

1.00

2.3. Politik
a. Munculnya kebijakan deregulasi pendidikan yang memungkinkan
beroperasinya Perguruan Tinggi Asing (PTA) di Indonesia.

1.00
2.4. Teknologi
a. Semakin banyak perguruan tinggi yang telah bersertifikasi
internasional

1.00
2.5. Kompetitor
a. Pesatnya pertumbuhan perguruan tinggi baik yang negeri
maupun swasta mendorong ketatnya persaingan.
b. Dampak globalisasi dalam berbagai sektor, khususnya pendidikan
yang menuntut kekuatan kompetisi yang tangguh di taraf nasional
dan internasional
c. Meningkatnya persaingan antar perguruan tinggi dalam
penerimaan mahasiswa yang berkualitas
d. Dampak globalisasi memicu persaingan internasional dalam
pasar tenaga kerja sangat ketat

2.6. Minat Masyarakat

1.00
Jumlah Ancaman :

POSISI FAKTOR EKSTERNAL :


Analisis Matrik SWOT

Berdasarkan hasil-hasil yang didapat dari analisis internal dan eksternal


pada Tabel seperti dituliskan di atas, hasilnya dapat dirangkum sebagai berikut:
1. Skor Total Kekuatan 3,05
2. Skor Total Kelemahan 2,91
3. Skor Total Peluang 3,12
4. Skor Total Ancaman 2,52
Dari hasil perhitungan di atas, di dalam perhitungan strateginya
memerlukan penegasan dari adanya posisi dalam sumbu koordinat yaitu antara
kekuatan dan kelemahan, maupun peluang dan ancaman yang kesemuanya
digambarkan dalam garis-garis positif dan negatif. Hal ini mengakibatkan, skor
total kekuatan tetap 3,05, skor total kelemahan menjadi 2,91 sedangkan skor
total peluang 3,12, dan skor total ancaman menjadi 2,52.
Dari analisis tersebut di atas bahwasanya faktor kekuatan lebih besar dari
faktor kelemahan dan pengaruh dari faktor peluang lebih besar dari faktor
ancaman. Oleh karena itu posisi UNISSULA berada pada kwadran 1 yang berarti
pada posisi PERTUMBUHAN, dimana hal ini menunjukkan kondisi intern
UNISSULA yang AGAK KUAT, dengan lingkungan yang sangat MENGANCAM
serta masih adanya PELUANG.
Berpijak dari skor total ini, maka penentuan posisi UNISSULA dapat
digambar sebagai Matrik SWOT yang dapat dilihat pada Gambar dibawah.

Untuk mencari koordinatnya, dapat dicari dengan cara sebagai berikut:


Koordinat Analisis Internal
(Skor total Kekuatan - Skor Total Kelemahan) : 2 =
(3,05 - 2,91) : 2 = 0,07

Koordinat Analisis Eksternal


(Skor total Peluang - Skor Total Ancaman) : 2 =
(3.12 – 2.52) : 2 = 0.30
Jadi titik koordinatnya terletak pada (0,30; 0,07)
Posisi UNISSULA Semarang

Lingkungan mendukung
Peluang
( 0 ; 3,12 )

II.Stabilitas I. Pertumbuhan
( -2,912; 0 ) ( 3.05; 0 )

Kelemahan Kekuatan

( 0.30; 0,07)

III. Penciutan IV. Kombinasi

( 0 ; -2,521)

Ancaman
Lingkungan Kurang mendukung
Setelah diketahui titik pertemuan diagonal-diagonal tersebut (X), maka posisi
UNISSULA diketahui pada kuadran I namun cenderung dekat pada kuadran IV
sehingga perlu diadakan penyempurnaan analisis dengan menghitung luasan
wilayah pada tiap-tiap kuadran. Hasil perhitungan dari masing-masing kuadran
dapat digambarkan pada tabel berikut ini :

Tabel
Luasan Matrik dan Prioritas Strategi
Kuadran Posisi titik Luas Ranking Prioritas
matrik Strategi
I (3.05 ; 3.12) 9.516 1 Growth
II (3.12;-2,912) -9.08 2 Stabilitas
III (-2.91 ;-2.52) 7.333 4 Penciutan
IV (3.05 ; -2.52) -7.686 3 Kombinasi
Sumber : data diolah
Dari pengolahan data untuk mengetahui luas matrik dan prioritas strategi
pada Tabel , maka diperoleh hasil luas matrik terbesar pada kuadran I dengan
luas matrik 9.516, namun perlu diperhatikan juga bahwa luas matrik pada
kuadran II juga memiliki luas matrik yang cukup diperhitungkan yaitu 9.079.
Uraian mengenai posisi ranking luas matrik kuadran pada Tabel 5.9 antara lain :
1.Ranking ke 1 : Pada kuadran ke I dengan luas matrik 9.516
2.Ranking ke 2 : Pada kuadran II dengan luas matrik 9.079
3.Ranking ke 3 : Pada kuadran IV dengan luas matrik 7.333
4.Ranking ke 4 : Pada kuadran III dengan luas matrik 7.686

Alternatif Strategi
Tiap strategi dalam peta analisa positioning dan evaluasi ini menunjukkan
faktor-faktor penting. Sebagaimana ditunjukkan dalam kuadran dalam analisis
SWOT masing-masing kuadran mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
Kuadran pertama ini menggambarkan kondisi intern yang kuat dengan
lingkungan yang mendukung sehingga arah, sasaran dan strategi organisasi
yang sesuai adalah yang bersifat agresif, misalnya strategi pertumbuhan
(Growth Strategy) bagi organisasi.
1. Kuadran kedua ini menggambarkan kondisi intern yang lemah dan
kurang mendukung sehingga arah, sasaran dan strategi organisasi
yang sesuai adalah yang bersifat perbaikan intern, misalnya stabilisasi
dan rasionalisasi.
2. Kuadran ketiga ini menggambarkan kondisi intern yang kuat dan
lingkungan yang kuat mendukung sehingga arah, sasaran dan strategi
organisasi yang sesuai adalah berorientasi ke luar, misalnya
diversifikasi dalam hal bentuk pelatihan dan pendidikan.
3. Kuadran keempat ini menggambarkan kondisi intern yang lemah dan
kondisi eksternal yang kurang mendukung sehingga arah, sasaran,
dan strategi organisasi yang sesuai adalah yang bersifat defensif,
misalnya mempertahankan eksistensi (Survival Strategy).
Berdasarkan hasil dari analisis data, serta didukung dengan matrik posisi
lembaga dari internal, eksternal dalam kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman, serta strategi pertumbuhan pemasaran tersebut, maka pimpinan
UNISSULA harus mulai bisa mengidentifikasi hasil yang didapatkan dari fasilitas
dan layanan yang ada.
Analisa matrik SWOT yang telah diuraikan di atas telah mendapatkan suatu
hasil titik koordinat yang terletak pada (0,30 ; 0,07). Hal ini menunjukkan bahwa
pada sumbu datar mempunyai nilai 0,07, sedangkan pada sumbu vertikal
mempunyai nilai 0,30. Jika ditinjau lebih jauh, posisi ini mempunyai posisi yang
cukup rawan, karena jika nilai ini diposisikan pada posisi yang kuat, seharusnya
nilai yang ada tidak sebesar angka tersebut. artinya posisi itu seharusnya berada
di tengah-tengah kuadran I dengan nilai positip. Disisi lain, posisinya tidak bisa
dikatakan dalam posisi yang lemah karena dalam kenyataannya nilai koordinat
yang ada tidak berada dalam posisi kuadran III. Dari kondisi ini, sebenarnya
UNISSULA Semarang mempunyai kesempatan untuk mengembangkan sumber
daya manusianya dalam menyongsong era globalisasi. Hal ini bisa ditunjukkan
bahwa dengan angka koordinat 0,30 ; 0,07 menunjukkan bahwa kekuatan yang
ada lebih tinggi dibandingkan dengan kelemahannya, serta peluang yang ada
mempunyai kondisi yang lebih besar dibandingkan dengan ancaman yang ada.
Sedangkan berdasarkan analisa matriks internal-eksternal dapat diketahui
bahwa posisi UNISSULA Semarang berada pada kolom 5 dimana pada kolom
tersebut menyarankan penempatan strategi yang bersifat stabil dengan
mempertahankan growth yang ada dengan integrasi yang tidak berlebihan.
Berdasarkan penentuan pada strategi growth tersebut dapat dilakukan
strategi kompetitif manajemen sumber daya manusia akan mampu memberi nilai
tambah kepada sumber daya manusia bahkan kepada seluruh organisasi
khususnya organisasi pemerintah.
Sesuai dengan strategi SO (Strength-Opportunity) maka dapat
diupayakan peningjatan kemampuan dan kompetensi aparatur untuk melakukan
kerjasama yang efektif dan efisien, dimana aktifitas tersebut dapat dilakukan
melalui perencanaan sumber daya manusia yang ada.

Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang diperoleh dari pengolahan data kuesioner
serta melakukan berbagai analisis terhadap masing-masing dimensi kekuatan,
kelemahan, ancaman dan peluang adalah sebuah kesimpulan yang
komprehensif terhadap perubahan dan perbaikan strategi atau rencana program
oleh UNISSULA Semarang. Analisis ini merupakan analisis yang memadukan
kekuatan di dalam organisasi serta, memantau peluang yang ada di luar
organisasi.
Dari hasil analisis SWOT yang terdiri dari lingkungan internal (kekuatan
dan kelemahan) serta lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) didapatkan
total skor sebagai berikut:
1. Skor Total Kekuatan 3,05
2. Skor Total Kelemahan 2,91
3. Skor Total Peluang 2,96
4. Skor Total Ancaman 2,51
Mengacu pada angka skor di atas dan berdasarkan matrik internal
eksternal, maka diperoleh pemahaman bahwa posisi organisasi berada dalam
keadaan yang sedang tumbuh sehingga strategi yang paling tepat untuk
diformulasikan adalah strategi kompetitif manajemen sumberdaya manusia.
Penekanan tersebut mendasarkan pada pertimbangan bahwa Program
UNISSULA Semarang sebagai Perguruan Tinggi Islam yang mempunyai misi
membangun generasi Khairra Ummah.

Anda mungkin juga menyukai