RATING TOTAL
I. FAKTOR INTERNAL BOBOT
1. KEKUATAN
1.1. Visi, Misi, dan Tujuan
1.00
1.2. Tata Kelola
Struktur organisasi sudah mencakup pembagian tugas, wewenang
dan tanggung jawab
Memiliki Statuta, renstra dan roadmap
Adanya keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi masing-
masing unit.
Sistem kepemimpinan yang kredibel, transparan, akuntabel,
bertanggungjawab dan adil
Pimpinan memberi ruang gerak kepada bawahan untuk
menyampaikan saran dan kritik/masukan bagi pengembangan
Unissula.
Pola kepemimpinan berlandaskan konsep sebagai pelayan,
memberi teladan, visioner dan inovatif, mendukung ide dosen dan
karyawan
Dukungan sumberdaya manusia, keuangan dan sarana prasarana
yang memadai
Adanya Lembaga penjaminan Mutu dan SOP
Adanya pedoman dan standar jaminan mutu
Memiliki Tim AMAI yang handal
1.00
1.00
2.2. Tata Kelola
Sistem Tata Pamong belum terarah sesuai dengan visi, misi tujuan
dan renstra yang didukungan dengan dokumen dan SOT yang
jelas
Belum adanya Dewan Pertimbangan dan Pengawas dalam
struktur organisasi yang secara ekplisit terdapat dalam statuta
Belum adanya direkorat Akademik yang merupakan fungsi utama
dalam pendidikan yang mempunyai tugas dalam Bidang
Adminitrasi Akademik dan Pengembangan Tridharma (Pendidikan,
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat)
Lembaga penjaminan mutu belum menjalankan fungsinya secara
efektif dan belum jelasnya pembagian tupoksi dengan Lembaga
Pengendalian Mutu
Belum adanya laporan evaluasi diri secara kontinu pada setiap unit
Lemahnya dokumentasi kegiatan dan tindak lanjut
Basis data akreditasi belum terdokumentasi dengan baik
Akreditasi program studi belum menghasilkan nilai optimal
Belum efektifnya pelaksanaan kode etik dalam menjalan fungsi
control etika pelaksanaan Tridharma dan dukungan SOP yang
jelas serta reward and punismentnya
Audit mutu belum dijalankan sepenuhnya, baru efektif di bidang
keuangan
Pelaksanaan fungsi pelayanan pada sivitas akademika perlu
ditingkatkan
Partisipasi sivitas akademika dalam kegiatan akademik perlu
ditingkatkan
Beberapa kesepakatan kerja sama kemitraan belum ditindaklanjuti
secara optimal
Masih adanya pejabat yang terlalu lama menempati posisi tertentu,
sehingga sulit mengikuti perubahan dan masih banyak sivitas
akademika yang belum memahami.
Koordinasi Penjaminan Mutu tingkat universitas dengan fakultas
belum maksimal.
1.00
2.3. Mahasiswa dan Lulusan
Penerimaan mahasiswa belum selektif
Belum ada dokumentasi rapat pengembilan keputusan penerimaan
mahasiswa Baru
Kurang adanya fasilitasi mahasiswa yang memiliki keterbatasan
(ekonomi atau difabel) yang ditunjukkan secara eksplisit dalam
sistem penerimaan mahasiswa dan dukungan sarana dan
prasarana
Belum adanya instrumen, pedoman dan evaluasi kepuasan
layanan kemahasiswaan
Belum adanya pedoman dan dokumen bimbingan karir mahasiswa
baik akademik maupun non akademik
Bimbingan terhadap pengembangan soft skill belum optimal
Sistem Informasi Akademik belum memenuhi dukungan dalam
pengambilan keputusan manajemen (Mahasiswa Aktif, Do , Cuti,
IPK, masa studi, Lulus tepat waktu dsb)
Pelacakan alumni belum dilakukan secara kontinue
Dukungan alumni dalam merespon pelacakan masih rendah
Kontribusi alumni terhadap institusi masih rendah
Kemampuan bahasa asing khususnya bahasa inggris bagi
mahasiswa masih perlu ditingkatkan
Kemampuan baca tulis Qur’an masih perlu di tingkatkan
Memiliki jaringan alumni yang kuat
1.00
1.00
2.5. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik
Antisipasi organisasi dan personil terhadap perkembangan
peraturan pemerintah terkait kurikulum dan proses pembelajaran
masih kurang dan tidak terorganisir dengan baik.
Dokumen analisis dan evaluasi pemutakhiran kurikulum program
studi yang belum ditindaklanjuti untuk penjaminan mutu secara
berkesinambungan.
Unit atau lembaga yang khusus berfungsi untuk mengkaji dan
mengembangkan sistem serta mutu pembelajaran belum
melaksanakan fungsinya dengan baik.
Struktur yang mewadahi dan personil yang menangani bidang
kurikulum di tingkat universitas tidak sesuai dengan besarnya
beban kerja dan pentingnya masalah yang harus ditangani.
Pemutakhiran kurikulum belum dilakukan secara konsisten dan
kurang melibatkan seluruh stakehorlder serta bukan berdasar
kebutuhan internal (internally driven).
Pemanfaatan IT dalam proses belajar mengajar dan kegiatan
akademik lainnya baik oleh dosen maupun mahasiswa masih
kurang maksimal.
Pencapaian beberapa poin dalam SKL (Bahasa Asing,
Kepemimpinan dan Kewirausahaan) masih belum maksimal
karena kurangnya dukungan program dan ketidakjelasan pihak
yang harus melaksanakan program kegiatan.
Tidak dilaksanakannya siklus penjaminan mutu akademik secara
utuh.
Pemahamahan dosen tentang perilaku kecendikiawanan,
kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan masih
terbatas.
Sistem pengembangan suasana akademik yang kondusif bagi
pebelajar untuk meraih prestasi akademik yang maksimal belum
ada tindak lanjut untuk langkah perbaikan secara berkelanjutan.
Interaksi dosen dan mahasiswa sudah cukup baik dan didukung
dengan sarana IT
1.00
2.6. Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem Informasi
Pergantian model pengelolaan keuangan menimbulkan persoalan
tersendiri.
Terbatasnya dana investasi jangka panjang.
Kebijakan mengenai keringanan/ pembebasan biaya untuk
mahasiswa yang berpotensi secara akademik dan kurang mampu
secara ekonomi sudah dilaksanakan dengan konsisten namun
jumlah mahasiswa belum memadai.
Sumber pendanaan sebagian besar dari mahasiswa dan minimnya
usaha untuk mencari sumber pendanaan lain.
Perpustakaan sudah dikelola dengan baik akan tetapi
pemanfaatan perpustakaan belum digunakan dengan maksimal
(kunjungan kurang dari 30% dosen dan mahasiswa).
Prasarana dan sarana pembelajaran antara lain Laboratorium
belum terpusat (masih tersedia di masing-masing Fakultas).
Penyusunan rencana program kegiatan oleh unit kurang akurat
sehingga tidak terealisasi dengan baik.
Kurang maksimalnya koordinasi unit, universitas dan yayasan
seringkali menghambat pelaksanaan program kegiatan.
Manajemen pengelolaan dan pemeliharaan aset kurang maksimal.
Cyber services yang ada belum dimanfaatkan dengan maksimal.
Komitmen dosen dan mahasiswa dalam memanfaatkan sistem
informasi masih kurang.
Sosialisasi layanan sistem infomasi pada dosen dan mahasiswa
kurang.
Integrasi sistem informasi (Database) belum dilakukan.
Adanya struktur organisasi yang khusus menangani masalah
sistem informasi (BSI) menunjukkan komintmen UNISSULA
terhadap pengembangan IT
1.00
1. PELUANG
1.1. Ekonomi
a. Beasiswa Pemerintah Studi Lanjut bagi dosen dan tenaga
kependidikan baik untuk dalam dan Luar negeri
b. Beasiswa pengembangan pengusaan bahasa
1.00
1.2. Sosial
a. Pengakuan masyarakat dan pemerintah terhadap Unissula
sebagai perguruan tinggi umum terkemuka di Indonesia, yang
mendasarkan nilai-nilai Islam.
b. Meningkatnya tuntutan etika, moral dan profesionalism, membuka
peluang peningkatan mutu akademik, lulusan yang berakhlak
mulia
1.00
1.3. Politik
a. Prioritas pemerintah tentang pembangunan sector pendidikan
1.00
1.4. Teknologi
a. Terbangunnya network bagi Unissula untuk meningkatkan
kualitas dan akses informasi ilmiah melalui pengembangan
teknologi informasi
1.00
1.5. Kompetitor
a. Permintaan tenaga professional yang menjadikan lulusan PT
yang dikemudian hari ternyata mampu mendapatkan pekerjaan
yang mapan.
b. Era globalisasi membuka peluang bagi Unissula untuk berkiprah
di dunia internasional
1.00
1.6. Minat Masyarakat
a. Tingginya minat masyarakat untuk mengikuti studi lanjut.
b. Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap keluaran
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
Jumlah Peluang :
II. FAKTOR EKSTERNAL BOBOT RATING TOTAL
2. ANCAMAN
2.1. Ekonomi
a. Masih terbatasnya mendapatkan pendanaan yang bersumber dari
selain mahasiswa
1.00
2.2. Sosial
a. Meningkatnya tuntutan sertifikasi kompetensi untuk semua profesi
1.00
2.3. Politik
a. Munculnya kebijakan deregulasi pendidikan yang memungkinkan
beroperasinya Perguruan Tinggi Asing (PTA) di Indonesia.
1.00
2.4. Teknologi
a. Semakin banyak perguruan tinggi yang telah bersertifikasi
internasional
1.00
2.5. Kompetitor
a. Pesatnya pertumbuhan perguruan tinggi baik yang negeri
maupun swasta mendorong ketatnya persaingan.
b. Dampak globalisasi dalam berbagai sektor, khususnya pendidikan
yang menuntut kekuatan kompetisi yang tangguh di taraf nasional
dan internasional
c. Meningkatnya persaingan antar perguruan tinggi dalam
penerimaan mahasiswa yang berkualitas
d. Dampak globalisasi memicu persaingan internasional dalam
pasar tenaga kerja sangat ketat
1.00
Jumlah Ancaman :
Lingkungan mendukung
Peluang
( 0 ; 3,12 )
II.Stabilitas I. Pertumbuhan
( -2,912; 0 ) ( 3.05; 0 )
Kelemahan Kekuatan
( 0.30; 0,07)
( 0 ; -2,521)
Ancaman
Lingkungan Kurang mendukung
Setelah diketahui titik pertemuan diagonal-diagonal tersebut (X), maka posisi
UNISSULA diketahui pada kuadran I namun cenderung dekat pada kuadran IV
sehingga perlu diadakan penyempurnaan analisis dengan menghitung luasan
wilayah pada tiap-tiap kuadran. Hasil perhitungan dari masing-masing kuadran
dapat digambarkan pada tabel berikut ini :
Tabel
Luasan Matrik dan Prioritas Strategi
Kuadran Posisi titik Luas Ranking Prioritas
matrik Strategi
I (3.05 ; 3.12) 9.516 1 Growth
II (3.12;-2,912) -9.08 2 Stabilitas
III (-2.91 ;-2.52) 7.333 4 Penciutan
IV (3.05 ; -2.52) -7.686 3 Kombinasi
Sumber : data diolah
Dari pengolahan data untuk mengetahui luas matrik dan prioritas strategi
pada Tabel , maka diperoleh hasil luas matrik terbesar pada kuadran I dengan
luas matrik 9.516, namun perlu diperhatikan juga bahwa luas matrik pada
kuadran II juga memiliki luas matrik yang cukup diperhitungkan yaitu 9.079.
Uraian mengenai posisi ranking luas matrik kuadran pada Tabel 5.9 antara lain :
1.Ranking ke 1 : Pada kuadran ke I dengan luas matrik 9.516
2.Ranking ke 2 : Pada kuadran II dengan luas matrik 9.079
3.Ranking ke 3 : Pada kuadran IV dengan luas matrik 7.333
4.Ranking ke 4 : Pada kuadran III dengan luas matrik 7.686
Alternatif Strategi
Tiap strategi dalam peta analisa positioning dan evaluasi ini menunjukkan
faktor-faktor penting. Sebagaimana ditunjukkan dalam kuadran dalam analisis
SWOT masing-masing kuadran mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
Kuadran pertama ini menggambarkan kondisi intern yang kuat dengan
lingkungan yang mendukung sehingga arah, sasaran dan strategi organisasi
yang sesuai adalah yang bersifat agresif, misalnya strategi pertumbuhan
(Growth Strategy) bagi organisasi.
1. Kuadran kedua ini menggambarkan kondisi intern yang lemah dan
kurang mendukung sehingga arah, sasaran dan strategi organisasi
yang sesuai adalah yang bersifat perbaikan intern, misalnya stabilisasi
dan rasionalisasi.
2. Kuadran ketiga ini menggambarkan kondisi intern yang kuat dan
lingkungan yang kuat mendukung sehingga arah, sasaran dan strategi
organisasi yang sesuai adalah berorientasi ke luar, misalnya
diversifikasi dalam hal bentuk pelatihan dan pendidikan.
3. Kuadran keempat ini menggambarkan kondisi intern yang lemah dan
kondisi eksternal yang kurang mendukung sehingga arah, sasaran,
dan strategi organisasi yang sesuai adalah yang bersifat defensif,
misalnya mempertahankan eksistensi (Survival Strategy).
Berdasarkan hasil dari analisis data, serta didukung dengan matrik posisi
lembaga dari internal, eksternal dalam kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman, serta strategi pertumbuhan pemasaran tersebut, maka pimpinan
UNISSULA harus mulai bisa mengidentifikasi hasil yang didapatkan dari fasilitas
dan layanan yang ada.
Analisa matrik SWOT yang telah diuraikan di atas telah mendapatkan suatu
hasil titik koordinat yang terletak pada (0,30 ; 0,07). Hal ini menunjukkan bahwa
pada sumbu datar mempunyai nilai 0,07, sedangkan pada sumbu vertikal
mempunyai nilai 0,30. Jika ditinjau lebih jauh, posisi ini mempunyai posisi yang
cukup rawan, karena jika nilai ini diposisikan pada posisi yang kuat, seharusnya
nilai yang ada tidak sebesar angka tersebut. artinya posisi itu seharusnya berada
di tengah-tengah kuadran I dengan nilai positip. Disisi lain, posisinya tidak bisa
dikatakan dalam posisi yang lemah karena dalam kenyataannya nilai koordinat
yang ada tidak berada dalam posisi kuadran III. Dari kondisi ini, sebenarnya
UNISSULA Semarang mempunyai kesempatan untuk mengembangkan sumber
daya manusianya dalam menyongsong era globalisasi. Hal ini bisa ditunjukkan
bahwa dengan angka koordinat 0,30 ; 0,07 menunjukkan bahwa kekuatan yang
ada lebih tinggi dibandingkan dengan kelemahannya, serta peluang yang ada
mempunyai kondisi yang lebih besar dibandingkan dengan ancaman yang ada.
Sedangkan berdasarkan analisa matriks internal-eksternal dapat diketahui
bahwa posisi UNISSULA Semarang berada pada kolom 5 dimana pada kolom
tersebut menyarankan penempatan strategi yang bersifat stabil dengan
mempertahankan growth yang ada dengan integrasi yang tidak berlebihan.
Berdasarkan penentuan pada strategi growth tersebut dapat dilakukan
strategi kompetitif manajemen sumber daya manusia akan mampu memberi nilai
tambah kepada sumber daya manusia bahkan kepada seluruh organisasi
khususnya organisasi pemerintah.
Sesuai dengan strategi SO (Strength-Opportunity) maka dapat
diupayakan peningjatan kemampuan dan kompetensi aparatur untuk melakukan
kerjasama yang efektif dan efisien, dimana aktifitas tersebut dapat dilakukan
melalui perencanaan sumber daya manusia yang ada.
Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang diperoleh dari pengolahan data kuesioner
serta melakukan berbagai analisis terhadap masing-masing dimensi kekuatan,
kelemahan, ancaman dan peluang adalah sebuah kesimpulan yang
komprehensif terhadap perubahan dan perbaikan strategi atau rencana program
oleh UNISSULA Semarang. Analisis ini merupakan analisis yang memadukan
kekuatan di dalam organisasi serta, memantau peluang yang ada di luar
organisasi.
Dari hasil analisis SWOT yang terdiri dari lingkungan internal (kekuatan
dan kelemahan) serta lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) didapatkan
total skor sebagai berikut:
1. Skor Total Kekuatan 3,05
2. Skor Total Kelemahan 2,91
3. Skor Total Peluang 2,96
4. Skor Total Ancaman 2,51
Mengacu pada angka skor di atas dan berdasarkan matrik internal
eksternal, maka diperoleh pemahaman bahwa posisi organisasi berada dalam
keadaan yang sedang tumbuh sehingga strategi yang paling tepat untuk
diformulasikan adalah strategi kompetitif manajemen sumberdaya manusia.
Penekanan tersebut mendasarkan pada pertimbangan bahwa Program
UNISSULA Semarang sebagai Perguruan Tinggi Islam yang mempunyai misi
membangun generasi Khairra Ummah.