Anda di halaman 1dari 5

Tugas Perdebatan Sejarah Pemikiran Ekonomi dari Yunani

sampai Pemikiran Sosialis

Dosen Pengampu
Drs. Y. Bagio Mudakir, MSP

Disususn oleh
Jonathan Bona Jospor 12020114130071

S-1 Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan


Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro
2017
Pemikiran Yunani hingga Klasik
Masa Yunani Kuno ini adalah bahwa orang sudah mengenal hedonisme, yang
dapat dikatakan sebagai cikal bakal paham materialistik yang dikembangkan di
Eropa pada abad ke-17 dan ke-18 kemudian. Hedonisme merupakan paham
materialisme, yang menganggap kenikmatan egois sebagai tujuan akhir dari
kehidupan manusia. Paham yang pertama kali digagas oleh Aristippus ini
menganggap bahwa kenikmatan adalah tujuan akhir dari kehidupan manusia. Palato
lah orang pertama yang mengecam konsep itu. Plato sudah melihat bahwakan
menciptakan Gap diantara masyarakat dimana yang ada yang makmur dan tidak
Hal ini menjadi tekanan yang sering dikaji bahwa sifat keserahkaan manusia
terhadap kondisi negara dan manusia lainnya akanpenting sekali. Nilai bungan asal-
susl uang serta hal-hal yang berkaitandidalam nya. Sudah lama dipengaruhi oleh
macam zaman dan peradabannya sendiri. Xenophon seorang prajurit, sejarawan dan
murid Socrates yang mengarang buku Oikonomikus (pengelolaan rumah tangga)
hukum dasar bagi manusia untuk dapat mengelola dan menutup kebutuhan. Dalam
memenuhi pertukaran tersebut diperlukan penukaran yang sewaktu-waktu dapat
terjadi kelebihan yang didapat oleh pihak yang satu atas yang lain. Pada masa Yunani
Kuno sudah ada teori dan pemikiran tentang uang, bunga, jasa tenaga kerja manusia
dari perbudakan dan perdagangan. Bukti tentang itu dapat dilihat dari buku
Respublika yang ditulis Plato. Karena dia yang melahirkan pemikiran paling awal
tentang perekonomian, maka pemikirannya tentang praktek ekonomi banyak
dipelajarai orang. Hanya sayang, walau Plato ada membahas masalah-masalah
ekonomi, tetapi pembahasan itu tidak dilakukan secara khusus, melainkan sejalan
dengan pemikiran tentang bentuk suatu masyarakat sempurna, atau sebuah utopia.
Pada masa Yunani Kuno memang pembahasan tentang ekonomi masih
merupakan bagian Filsafat, khususnya filsafat moral. Gagasan Plato tentang ekonomi
timbul secara tidak sengaja dari pemikirannya tentang keadilan (justice) dalam
sebuah negara ideal, demikian Plato, kemajuan tergantung pada pembagian kerja
yang timbul secara alamiah dalam masyarakat, belum dalam pratek sepenuhnya
hanya gagasan dan pembahsan akan masayarakat (society) yang sempurna. Pada hal
ini kaum Skolastik hubungan kuat antara ekonomi dan sisi keadilan seperti
pandangan akan harga yang adil dan pantas sesuai dengan pengorbanan untuk
menciptakannya. Nah dalam hal ini menuju pada sesuatu yang jauh dari sifat-sifat
ketamakan, maka apa yang diberi akan sama juga yang akan diterima tidak adanya
kelebihan-kelebihan yang terjadi sehingga tidak terjadi ketimpangan. Maka dalam
maksud aristoteles ekonomi dalam dua cabang sebagai kegunaan dengan
keuntungan. Kegunaan adalah tindakan dalam pengelolaan akan barang hingga dapat
digunakan manfaat nya. Keuntungan adalah tindakan manusia termotivasi untuk
berdagang agar mendapat kekayaan, penumpukan dan sederajat. Skolastik memiliki
ikatan kuat dari dasar ekonomi sebagai kegunaan bukan keuntungan.
Bergerak maju pada karya Merkantilis dan Physiokrasi sebagai tahap
pendahulu Klasik terlihat dari kebijakan dan situasi politik yang diambil. Pertama
dalam kegitan ekspor impor, diversifikasi pekerjaan dan perlindungan ekonomi
negara. Bentuk kebijakan ekonomi dalam bentuk makro berhubungan proteksi dan
keuntungan negara. Disini bukan hanya difokuskan mengenai kekayaan dan fungsi
uang serta bagaimana uang sebagai satuan ukuran, pemupukan dan bunga terhada
asal-usulharga barang. Bagaimana juga uang beredar. kemakmuran suatu negara
kebangsaan bersangkut-pau dengan adanya surplus ekspor barang d atas impor dalam
perdagangan luar negeri. Surplus yang dimaksud itu bisa menambah cadangan logam
mulia berupa emas dan perak (Thomas Mun & Jean Baptist Colbert). Lainnya nanti
menurut Physiokrat surplus itu dari produktifitas suplus masyarakat seperti pertanian
(Turgot).
Ruang lingkup pemikiran ekonomi klasik meliputi kemerdekaan alamiah,
pemikiran pesimistik dan individu serta negara. Landasan kepentingan pribadi dan
kemerdekaan alamiah, mengritik pemikiran ekonomi sebelumnya, dan kebebasan
individulah yang menjadi inti pengembangan kekayaan bangsa, dengan demikian
politik ekonominya. Teori nilai yang digunakan Adam Smith adalah teori biaya
produksi, walaupun semula menggunakan teori nilai tenaga kerja. Barang
mempunyai nilai guna dan nilai tukar. Ongkos produksi menentukan harga relatif
barang, sehingga tercipta dua macam harga, yakni harga alamiah dan harga pasar
dalam jangka panjang harga pasar akan cenderung menyamai harga alamiah, dan
dengan teori tersebut timbul konsep paradoks tentang nilai. Mari dilihat lagi harga
menurut Smith akan kembali pada esensi dari Skolastik akan Nilai pertukaran yang
adil. Namun pada masa hidup nya dimana masyarakat hidup pada era Pra-Revolusi
Industri dimana iklim keuntungan sangat menetukan dan upah pekerja tidak begitu
terutamakan. Hal ini tidak hanya sesuai pada dasar dari Klasik dimana kebebasan dan
pengebangan kekayaan dimana sangat tinggi terjadi ketimpangan pada struktur
masyarakat ini adalah cabang ‘Keuntungan’ menurut Aristoteles. Namun Nilai adil
adalah yang masuk dalam bentuk Kegunaan dan disitulah pasar secara otomatis
dengan adanya si “Invisible Hand” harmonisasi akan terjadi dan hasil dapat dinikmati
masyarakat. Pastinya peran Pemerintah dalam kebijkan yang diambil juga diperlukan
untuk menetukan arah ekonomi, dia percaya pada pasar dan para pelaku nya.pelaku
pada saat itu adalah orang Kapitalis yang memiliki kuasa atas modal dan mereka
bertujuan utuk ekspansi dan perkembangan keuntungan, jika walau saat kondisi pasar
dalam kondisi bertemunya penawarn dan permintaan. Kerakusan pengusaha adalah
masalah besar tapi jika tidak ada nya keuntungan juga akan membuat pengusaha
untuk tidak menaru modal nya untuk menanamkan modal dan menjalankan roda
perekonomian. Maka da juga teori dimana pengusaha mendapat hak atas untung nya
semacam hadiah karena pengusaha mengabaikan konsumsi , memakai tujuan modal
sebagai non-pribadi. Penghematan adalah pemikiran yang baik karena bagaimanapun
juga laba akan tetap ada.
Penyimpangan menciptakan celah kelas yang makin besar dan bermacam,
David Ricardo menentang dalam hal “Antar kelas”. Buruh, pengusaha dan tuan
tanah. Pertentangan paling taja ada pada pengusaha dan tuan tanah jika salah satu
membuat tindakan diaman mempengaruhi akumulasi keseleuruhan ekonomi maka
Cuma beberapa kelas yang mendapat untung. Misal tuan tanah menaikan biaya sewa
nya dan pengusaha yang menggunakan tanah tersebut harus menaikan harga jual
produksi nya atau pun mengurangi jumalah produksi serta pekerja yang berkaitan.
Kapitalisme adalah cara hidup tatanan ekonomi yang cocok dengan sifat manusia
yaitu ingin memiliki dan pengakuan. Dan tentu saja pemenang nyaadalah kaum yang
memiliki Modal tertinggi pada masa nya Ricardo para Tuan Tanah. Bahwa
‘Harmonis’ ekonomi tidak akan terjadi jauh dari arah Adam Smith walau
keseimbangan itu mungkin di untuk dicapai.
Kritik Sosialis terhadap klasik
Kenyataan akan sifat manusia mempengaruhi tatanan perekonomian bahkan
nasional dan juga multinasional tidak lah jauh dari mekanisme alamiah manusia itu
sendiri. Setelah berdiri tinggi nya era industri kondisi masyarakat dimana sesuai
dengan pandangan Plato celah pada masyarakat, ketidakmakmuran dari kekayaan
dimiliki yang lain, dan dampak sifat Hedonisme.
Fenomena penindasan terhadap kaum buruh oleh kaum borjuis inilah yang
menegaskan Marx sebagai orang sosialis. Hal ini ditunjukkan oleh sikap dan kritik-
kritiknya terhadap kaum borjuis dan kecamannya terhadap para tokoh atau pemikir
yang cenderung idealisme atau religius. Sebagai seorang penulis handal, Marx
mengutuk para penulis liberal yang memfokuskan dirinya untuk usaha propaganda.
Marx berpendapat bahwa tenaga atau pikiran harus ditujukan pada hal-hal yang
konkrit, yang berkaitan erat dengan kondisi berat para buruh.
Seperti yang sudah disinggung di atas bahwa lahirnya wacana ekonomi
kapitalis adalah cara manusia tatanan ini akan membawa ‘harmonis’. Marxis adalah
lebih sebagai antitesis atau counter balik terhadap sistem ekonomi kapitalis. Teori
ini, ia cetuskan setelah melakukan penelitian berjam-jam selama bertahun-tahun di
British Liberary. Hal ini dilakukan oleh Marx karena berangkat dari kegelisahannya
bahwa sistem kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang tidak manusiawi. Di
dalamnya telah diberlakukan dan dilegalkan penindasan dan perbudakan yang
sebesar-besarnya terhadap para buruh. Dari sinilah Marx, sewaktu di Paris,
menyerukan bersatu kepada kaum buruh sedunia untuk melawan kapitalisme.
Argumen yang ditunjukkan Marx untuk menguatkan teorinya tentang konsep kelas
ditunjukkan dengan kritik Marx terhadap konsep dan tujuan pasar. Bagi Marx,
perekonomian pasar, yang merupakan corak utama sistem kapitalisme liberal,
bukanlah mekanisme untuk memaksimalkan kesejahteraan pribadi dari individu-
individu di dalamnya, melainkan sebuah sarana untuk memfasilitasi para kapitalis
untuk merampas (appropiation) nilai surplus dan mengakumulasi kekayaan. Bagi
Marx, kalau mau jujur, seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh para buruh, yang
ada di dalam modal kapitalis tersebut seharusnya diberikan kepada buruh.Sementara
bagi kaum pemodal, ia sebenarnya hanya mempunyai modal pokok itu saja. Kalau
mau megambil seharusnya yang dia ambil adalah modal pokoknya saja. Kenapa?
Karena dia tidak ikut bekerja menghasilkan nilai tambah itu. Namun dalam dunia
kapitalisme yang berlaku tidak demikian. Tetapi sebaliknya, keuntungan, laba atau
nilai tambah itu yang separonya masuk ke kantongnya dia, kemudian yang separo
masih dibagi –bagi: untuk pembiayaan administrasi, ansuransi, dana cadangan
perusahaan dan kalau sudah hampir habis baru dibagikan kepada buruh.
Teori tentang perkembangan ekonomi menurut Marx sebenarnya dapat dibagi
menjadi tiga bagian, pertama pemikirannya tentang proses akumulasi dan
konsentrasi, kedua teori tentang proses kesengsaraan/pemiskinan yang meluas (die
verelendung atau increasing misery), ketiga teori tentang tingkat laba yang
cenderung menurun.
Inilah yang menurut Marx bahwa sistem kapitalisme adalah sistem
penghisapan. Sistem ini bisa langgeng karena hasil penghisapan dan perampasannya
terhadap hak-hak buruh, yang dalam kontek ini adalah nilai tambah yang dihasilkan
oleh para buruh itu sendiri. Oleh karena itu, Karl Marx percaya bahwa dalam rangka
menghentikan penghisapan dan penindasan sistem ekonomi liberalis-kapitalis yang
tak manusiawi itu, perlu ditegakkan ekonomi sosialis, sebuah sistem ekonomi tanpa
kelas, tanpa hak milik pribadi, tanpa kasta, tak ada yang menguasai dan tak ada yang
dikuasai, non diskriminatif and non sektarian, tanpa kerakusan, tanpa ketamakan.
Ekonomi
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas
manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap
barang dan jasa. Sifat manusia yang pada hal nya jika dibagidua dalam ketentuan
Aristoteles akan mengkaji bagaimana arah ekonomi tersebut dibawa, cara
pengelolaan nya,sertu manusia yang akan menikmati dari hasil tersebut. Apakah
untuk Kegunaan atau Keuntungan
Dalam perdebatan sejarah pemikiranekonomi ini menitik berat dari akarnya
ekonomi dikemudikan oleh sifat pengemudi yaitu manusia itu sendiri. Bentuk
manusia yang serahkan dan menitikan pada kebebasan dan individual atau pada
ekonomi yang terbebas dalam hal tersebut. Hal yang pasti menjadi impian para
pemikir dahulu adlah ekonomi ideal yang dimana tetap berjalan dalam keuntungan
dan masi dalam taraf adil dan produksi serta yang menggerakan ekonomi sehingga
masyarakat dapat memenuhi kebutuhan nya dan masih dapat menikmati keinginan
yang diperoleh.
Kedua sistem ekonomi tersebut telah menancapkan sebuah fakta dalam
proses sejarah manusia dan sekarang mengental menjadi “rezim” peradaban. Seluruh
wacana, dan perspektif ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang ekonomi politik,
selalu melibatkan atau bahkan merujuk pada dua aliran di atas. Sehingga dunia seolah
hanya disodori oleh dua tawaran:liberalis atau sosialis, komunis atau kapitalis, kanan
atau kiri dan seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai