Anda di halaman 1dari 52

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tekanan darah tinggi dalam kehamilan merupakan 5-15 % penyulit

Kehamilan dan merupakan salah satu dari 3 penyebab tertinggi mortalitas

dan morbiditas ibu bersalin. Di Indonesia mortalitas dan morbiditas

hipertensi dalam kehamilan masih mencakup tinggi hal ini di sebabkan

selain etiologi tidak jelas dan oleh perawatan dalam persalinan masih di

tangani oleh petugas non medik dan sistem rujukan yang belum sempurna

Tekanan darah tinggi dalam kehamilan dapat di alami oleh semua

lapisan ibu hamil sehingga pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi

dalam kehamilan harus benar-benar di pahami oleh semua tenaga medik

baik dipusat maupun daerah.

Tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan tanda terpenting

guna menegakkan diagnosa hipertensi dalam kehamilan, tekanan diastolik

menggambarkan resistensi perifer, sedangkan tekanan sistolik

menggambarkan besaran curah jantung.

Umumnya ukuran yang di pakai untuk menilai baik buruknya

keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu Negara atau daerah ialah

kematian maternal. Kematian Materal menurut defenisi Wold Health

Organzation (WHO) adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau


2

dalam 42 hari sesudah berahirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas

dari tuanya kehamilan dan tindakan yang di lakukan untuk mengakhiri

kehamilan sebab-sebab kematian dapat di bagi 2 golongan yaitu yang

langsung di sebabkan oleh komplikasi kehamilan,persalinan dan nifas dan

sebab-sebab yang lain sepeti penyakit jantung,kanker,hipertensi dan

sebagainya. Angka kematian maternal di perhitungkan terhadap 1.000atau

10.000 kelahiran hidup,kini di beberapa Negara terhadap 100.000

kelahiran hidup.

Di Indonesia angka kematian masih merupakan masalah yang

menjadi prioritas di bidang kesehatan. di samping menunjukan derajad

kesehatan masyarakat, dan tingkat kesejahtraan masyarakat juga

menunjukan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat

Menurut hasil survey Demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2012, menyebutkan angka kematian ibu saat melahirkan adalah 359

per 100.000 kelahiran hidup dan anga kematian bayi 32 per 1000 kelahiran

hidup.pada tahun 2015 target angka kematian ibu di Indonesia 115 per

100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi 24 per 1.000 kelahiran

hidup. Pada tahun 2015. Target millenium Deveelopment Goals (MDGS)

untuk angka kematian ibu 102 per 100.000 kelahiran hidup dan angka

kematian bayi 24 per 1.000 kelahiran hidup rata-rata angka kematian ibu

lebih meningkat di bandingkan hasil SDKI tahun 2007 angka kematian ibu

sebanyak 228 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi

sebanyak 34 per 1000 kelahiran hidup. Menurut SDKI tahun 2009

menyebutkan angka kematian ibu Sebesar 225 per 100.000.


3

Berdasarkan data dari Direktur Jendral Bina Gizi dan Kesehatan

ibu dan anak mnyebutkan angka kematian ibu adalah 359 per 100 ribu

kelahiran hidup, sedangkan hasil survey tahun 2012 angka kematian ibu

hanya 228 per 100 ribu kelahiran hidup. Mentri Kesehatan Indonesia

sempat menyatakan sampai ini belum ada penurunan angka kematian

paska melahirkan.meski demikian data yang di peroleh sulit di bandingkan

antara tahun 2013 dengan tahun-tahun sebelumnya mengingat metode

survey yang di gunakan berbeda. rendahnya pengetahuan ibu serta faktor

pendapatan yang rendah di tengarai menjadi penyebab masih tingginya

angka kematian ibu dan anak pasca melahirkan dengan pertolongan dukun

sehingga resiko kematian cukup tinggi.

Terminologi tekanan darah tinggi (hipertensi) dalam kehamilan di

gunakan untuk menggambarkan spectrum yang luas dari ibu hamil yang

mengalami peningkatan tekanan darah yang ringan atau berat dengan

berbagai disfungsi organ. Sampai sekarang penyakit hipertensi dalam

kehamilan masih merupakan masalah kebidanan yang belum dapat di

pecahkan dengan tuntas.

Tekanan darah tinggi (Hipertensi) merupakan salah satu masalah

medis yang sering kali muncul selama kehamilan dan dapat menimbulkan

komlikasi pada 2-3 persen kehamilan.hipertensi dalam kehamilan dapat

menyebabkan morbiditas / kesakitan pada ibu ( termasuk kejang, eklamsi,

perdarahan otak, odema paru (cairan di dalam paru), gagal ginjal akut, dan

penggumpalan/pengentalan darah di dalam pembuluh darah, serta


4

morbiditas pada janin (termasuk pertumbuhan janin terhambat di dalam

rahim, kematian janin , solosio plasenta, dan kelahiran premature).

Hipertensi dalam kehamilan Adalah Salah Satu Penyebab

morbiditas dan mortalitas ibu di samping perdarahan dan infeksi, pada

hipertensi dalam kehamilan juga di dapati angka mortalitas dan morbiditas

bayi yang cukup tinggi. Di Indonesia, preeklamsi dan eklamsia merupakan

penyebab dari 30-40% kematian perinatal, sementara di beberapa rumah

sakit di Indonesia telah menggeser perdarahan sebagai penyebab utama

kematian maternal. Oleh karena itu di perlukan penanganan yang serius

terhadap ibu hamil dengan penyakit ini.

Ada banyak kasus di mana wanita hamil dengan hipertensi mampu

menjaga kehamilan sampai dengan kelahiran dengan selamat, dengan

bantuan medis selama kehamilan , komplikasi selama kehamilan dapat di

cegah. Bagaimana juga hipernsi selama kehamilan selalu di butuhkan

perhatian khusus. Wanita hamil yang menderita hipertesi di mulai sebelum

hamil, memiliki kemungkinan komplikasi pada kehamilannya lebih besar

di bandingkan dengan wanita hamil yang menderita hipertensi ketika

sudah hamil karna beberapa wanita hamil memiliki kemungkinan

menderita hipertensi selama kehamilan karena beberapa faktor. Banyak

akibat yang bisa di timbulkan oleh hipertensi.

Berdasarkan laporan Pemantauan Wilayah Setempat kesehatan ibu

dan anak (PWS-KIA) di wilayah kerja puskesmas alalak selatan

Banjarmasin tahun 2015 dengan target ibu hamil (K1) 109 % sebanyak
5

266 Orang, tahun 2016 target Pencapaian 70,7% sebanyak 198 orang,

tahun 2017 dari bulan januari-april target pencapaian 27,2% sebanyak 75

orang terdapat penurunan target ibu hamil pada tahun 2017 dari bulan

januari-april yang di sebabkan oleh resiko tinggi pada tahun 2017

mencapai 35 0rang (20%) .

Hasil studi pendahuluan yang di lakukan di puskesmas alalak

selatan terhadap 10 orang ibu hamil di ketahui sebanyak 6 orang (60 %)

ibu hamil yang kurang mengetahui tekanan darah tinggi pada kehamilan.

Hanya 4 orang (40%) yang mengetahui tekanan darah tinggi pada

kehamilan.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengeni “Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tekanan

Darah Tinggi Pada Kehamila” di wilayah kerja puskesmas alalak selatan

tahun 2017.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tekanan Darah Tinggi

Pada Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Alalak Selatan Banjarmasin

Tahun 2017”

C. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang tekanan darah tinggi

pada kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan.

2. Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang tekanana darah tinggi

pada kehamilan di Wilayah Puskesmas Alalak Selatan Tahun 2017”


6

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin di capai dari penelitian objek ; sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini di harapkan menjadi sumber bacaan bagi

mahasiswa kebidanan, memberikan masukan dan informasi baru untuk

lebih mengembang ilmu kebidanan pada umumnya, mengenai

masalah-masalah hipertensi dalam kehamilan khususnya.

2. Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambahkan informasi dan

Bahan masukan bagi petugas dalam memberikan penyuluhan agar

lebih mengenai secara dini dan mengerti tentang keluhan-keluhan yang

di alami oleh pasien khususnya masalah hipertensi dalam kehamilan.

3. Bagi peneliti selanjutnya dapat di gunakan sebagai bahan acuan

Untuk penelitian lebih lanjut dengan variable yang berbeda serta

pembahasan yang beragam.

4. Untuk menambah wawasan yang lebih baik bagi rsponden terhadap

tekanan darah tinggi pada kehamilannya agar kedepannya mereka

dapat mengerti terhadap tekanan darah tinggi pada kehamilan


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil ”tahu” dan ini terjadi

setelah orang mengadakan pengindraan terhadap suatu objek

tertentu pengindraan terhadap objek terjadi melalui panca indra

manusia yaitu pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai

menghasilkan pengetahuan tersbut sangat di pengaruhi oleh

intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar

pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga

Pengetahuan itu sendiri di pengaruhi oleh faktor pendidikan

formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan

pendidikan, di mana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang

tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditetapkan, bukan berarti

seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan

rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan formal saja,

akan tetapi dapat di peroleh melalui pendidikan non formal.

Pengetahuan seseorang tentang suatu obyek mengandung dua


8

aspek yaitu aspek positif dan aspek negative kedua aspek ini

yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek

positif dan obyek yang di ketahui. Maka akan menimbulkan sifat

makin positif terhadap obyek tertentu. Menurut teori WHO

(World Health Organization) , salah satu bentuk obyek kesehatan

dapat di jabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari

pengalaman sendiri (A.Wawa dan Dewi,2010 hal:11-12).

b. Tingkat Pengetahuan

pengetahuan atau koknotif merupakam domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dari pengalaman

dan penelitian ternyata prilaku yang di dasari oleh pengetahuan

akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didsari oleh

pengetahuan. Pengetahuan yang cakup di dalam domain koknitif

mempunyai 6 tingkat yaitu :

1) Tahu (Know)

Di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di

pelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali(Recall) terhadap sesuatu yang

spesifik dan seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan

yang telah di terima. Oleh sebab itu “Tahu”ini adalah

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rencah. Kata

kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang di


9

pelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi,

menyatakan dan sebagainya.

2) Memahami (Comprehention)

Memahami artinya sebagai sesuatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang di ketahui dan

di mana dapat menginterprestasikan secara benar. Orang yang

telah paham terhadap obyek atau materi terus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan dan sebagainya terhadap suatu obyek yang di

pelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi

atupun kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat

diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi

yang lain.

4) Analisa (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan

materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi

di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya

satu sama lain.


10

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis yang di maksud menunjukan pada suatu

kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan

bagian-bagian didalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan

kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkatan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi

atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatukriteria

yang di tenukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria

yang telah ada (A.Wawan dan Dew.M, 2010 hal:13-14).

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan adalah sebagai berikut:

1) Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

a) Cara coba salah(trial and error)

Cara ini telah di pakai orang sebelum kebudayaan,

bahkan mungkin sebelum adanya peradapan. Cara coba

salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan

dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu

tidak berhasil maka di coba. Kemungkinan yang lain

sampai masalah tersebut dapat di pecahkan.


11

b) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa

pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal atau

informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan berbagai

prinsip orang lain yang menerima mempunyai yang

dikemukakan oleh orang lain yang mempunyai otoritas,

tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan

kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun

penalaran sendiri.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai

upaya memperoleh pengetahuan dengan cara

pengulangan kembali pengalaman yang pernah di peroleh

dalam memecahkan permasalahan yang di hadapi masa

lalu.

2) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini di sebut metode penelitian ilmiah atau lebih

populer atau di sebut metidiologi penelitian. Cara ini mula-

mula di kembangkan francis Bacon (1561-1626), kemudian

di kembangkan oeh Debold Van Daven. Akhirnya lahir suatu

cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal

dengan penelitian ilmiah.

(Wawan Dan Dewi,2010 hal: 14-15).


12

d. Proses Prilaku “TAHU”

prilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik

yang dapat di amati langsung dari maupun tidak dapat di amati

oleh pihak luar. Sedangkan sebelum mengadopsi prilaku baru

didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:

1) Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari

dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus

(obyek).

2) Interest (merasa tertarik) di mana individu menaruh perhatian

dan tertarik pada stimulus.

3) Evaluation (menimbang-nimbang) individu akan

mempertimbangkan baik buruknya tindakan terhadap stimulus

tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah

baik lagi.

4) Trial, dimana individu mulai mencoba prilaku baru.

5) Adaption, dan sikapnya terhadap stimulus

Pada pnelitian selanjutnya,Rogers menyimpulkan bahwa

pengadopsian perilaku yang melalui proses seperti di atas dan

didasari oleh pengetahuan, kesadaran yang positif, maka

prilaku tersebut akan bersifat langgeng (ling lasting) namun

sebaliknya jika prilaku itu tidak di dasari oleh pengetahun dan

kesadaran , maka prilaku tersebut bersifat sementara atau tidak

akan berlangsung lama. Prilaku manusia dapat di lihat dari 3

aspek, yaitu aspek fisik, psikis dan sosial yang secara terinci
13

merupakan refleksi dari berbagai gejolak kejiwaan seperti

pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya yang di

tentukan dan di pengaruhi oleh factor pengalaman, keyakinan,

sarana fisik dan sosial budaya.

(M.Wawan dan Dewi. M, 2010 hal:15-16)

e. Faktor-faktor yang mpengaruhi pengetahuan

1) Faktor internal

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang di berikan

seseorang yang terhadap perkembangan orang lain

menunjukan cita-cita tertentu yang menentukan manusia

untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai

keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan di perlukan

untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang

menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan

kualitas hidup .

b) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus di lakukan

terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan

keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi

lebih banyak merupkan cara mencari nafkah yang

membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan

pekerjaan umumnya merupkan kegiatan yang menyita


14

waktu. Pekerjaan bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh

terhadap kehidupan keluarga.

c) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat

di lahirkan berulang tahun.sedangkan menurut Huclok

semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih

dewasa di percayai dari orang yang belum tinggi

kedewasaannya.Hal ini sebagian dari pengalaman dan

kematangan jiwa.

d) Faktor Eksternal

1) Faktor lingkungan

Meurut Ann.Mariner yang di kutip dari

Nussalam 3 lingkungan merupakan seluruh kondisi

yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang

dapat mempengaruhi perkembangan dan prilaku

orang atau kelompok.

2) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat

dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima

informasi.
15

e) Kriteria Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan sosial dapat diketahui dan diinterprestasikan

dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:

1) Baik : Hasil Presentase 76%-100%

2) Cukup : Hasil Presentase 56%-75%

3) Kurang : Hasil Presentase > 56%

(M.Wawan dan Dewi.M, 2010 hal:16-18)

2. Kehamilan

a. Pengertian

Kehamilan adalah hasil dari “kencan“sperma dan sel

telur.Dalam prosesnya, perjalanan sperma untuk menemui sel

telur (ovum) betul-betul penuh perjuangan . Dari sekitar 20-40

juta sperma yang di keluarkan, hanya sedikit yang survive dan

berhasil mencapai tempat sel telur.dari jumlah yang sudah

seditik itu, Cuma 1 sperma saja yang bisa membuahi sel telur

(Mirza,2008 hal : 69).

Kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan

dari spermatozoa dan ovum dan di lanjutkan dengan nidasi atau

implantasi. Bila di hitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya

bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40

minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender

internasonal. Kehamlan terbagi menjadi 3 trimester, di mana

trimester satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester ke dua


16

15 minggu (minggu ke-13 hingga ke – 27), dan trimester ke tiga

13 minggu, minggu ke -28 hingga ke-40

(saifuddin,2009 hal : 69).

b. Tanda-Tanda kehamilan.

Untuk dapat menegakan kehamilan di tetapkan dengan

melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala

kehamilan (Marjati,2011 hal : 69).

a) Tanda dugaan hamil

1) Amenore (berhentinya menstruasi).

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi

pembentukan folekel de graf dan ovulasi sehingga

menstruasi tidak terjadi. lamanya amenore dapat di

informasikan dengan memastikan hari pertama haid

terakhir ( HPHT), dan di gunakan untuk memperkirakan

usia kehamilan dan tafsiran persalinan.

2) Mual muntah.

Pengaruh ekstrogen dan progesterone terjadi

pengeluaran asam lambung yang berlebihan dan

menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada

pagi hari yang di sebut morning sicknes,dalam batas

tertentu hal ini masih fisiologis, tetapi bila terlampau

sering dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang di

sebut dengan hiperemesis gravidarum.


17

3) Ngidam.

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu

keinginan yang demikian di sebut ngidam.

4) Pingsan.

Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala menyebab

kan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan

syncope atau pingsan.

5) Kelelahan.

Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari

penurunan kecepatan basal metabolisme (basal

metabolisme rate-BMR) pada kehamilan yang akan

meningkat sering bertambah usia kehamilan akibat

aktivitas metabolisme hasil konsepsi.

6) Payudara tegang.

Estrogen meningkatkan perkembangan system duktus

pada payudara, sedangkan progesterone menstimulasi

perkembangan system alveolar payudara.bersama

somatomamotropin hormon-hormon ini menimbulkan

pembesaran payudara, menimbulkan perasaan tegang dan

nyeri selama 2 bulan pertama kehamilan, pelebaran

puting susu, serta pengeluaran klostrum.

7) Sering miksi.

Sesakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih

cepat terasa penuh dan sring miksi. frekuensi miksi yang


18

sering terjadi pada triwulan pertama akibat desakan uterus

ke kandung kemih.pada trimester ke dua umumnya

keluhan ini akan berulang karena uterus yang membesar

keluar dari rongga panggul.

8) Konstipasi atau obstipasi.

Pengaruh progesterone dapat menghambat peristaltik usus

( tonus otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.

9) Pigmantasi kulit.

Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12

minggu terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid

plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.

10) Varises.

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan

pelebaran pembuluh darah terutama bagi wanita yang

mempunyai bakat,varises dapat terjadi di sekitar genetalia

eksterna, kaki dan betis, serta payudara penampakan

pembuluh darah ini dapat hilang setelah persalinan.

b) Tanda Kemungkinan Hamil.

Tanda kemungkinan hamil adalah perubahan-perubahan

fisiologi yang dapat di ketahui oleh pemeriksa dengan

melakukan pemeriksaan fisik pada ibu hamil.

Tanda kemugkinan hamil ini terdiri atas sebagai berikut :


19

1) Pembesaran perut.

Terjadi akibat pembesaran uterus

2) Tanda hegar.

Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat di tekannya

isthimus uteri.

3) Tanda goodel

Adalah pelunakan servik.pada wanita yang tidak hamil

servik seperti ujung hidung sedangkan pada wanita

hamil servik melunak seperti bibir.

4) Tanda Chadwick

Perubahan warna menjadi ke unguan pada vulva dan

mukosa vagina termasuk juga portio dan serviks.

5) Tanda piscaseck

Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetis.

Terjadi karena ovum berimplantasi pada daerah dekat

dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang

lebih dulu.

6) Kontraksi Braxton hicks

Merupakan peregangan sel-sel otot uterus akibat

meningkatnya actomysin di dalam otot uterus.

7) Teraba ballotement

Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin

bergerak dalam cairan ketuban yang dapat di rasakan

oleh tangan pemeriksa.


20

8) Pemeriksaan tes kehamilan positif.

pemeriksaan ini untuk mendeteksi adanya human

cjorionic gonadotropin (HCG) yang di produksi oleh

sinsiotropoblastik sel selama kehamilan. Hormone di

rekresi ini peredaran darah ibu (pada plasma darah), dan

di ekresi pada urin ibu. Hormone ini dapat mulai di

deteksi pada 26 hari setelah konsepsi dan meningkat

dengan cepat pada hari ke 30-60. Tingkat tertinggi pada

hari 60-70 usia gestasi, kemudian menurun pada hari

100-130.

c) Tanda Pasti Hamil

Adalah tanda yang menunjukan langsung ke beradaan

janin,yang dapat di lihat langsung oleh pemeriksa.

Tanda pasti kehamilan terdiri atas sebagai berikut:

1) gerakan janin dalam rahim.

2) Denyut jantung janin.

3) bagian-bagian janin dapat di raba dengan jelas pada usia

kehamilan tua.

4) janin dapat di lihat dengan foto rontgen maupun

USG.(Sumber,THN hal: 74).


21

c. Diaknosa Kehamilan.

Menurut (Saifudin, 2009 hal : 74). Diagnosa dibuat untuk

menentukan hal-hal sebagai berikut:

No Kategori
1. Kehamiln normal 1. Ibu sehat
2. Tidak ada riwayat obstetric buruk
3. Ukuranuterus sama/sesuai usia
kehamilan.
4. Pemeriksaan fisik
dan laboratorium normal.
2. Kehamilan Seperti masalah keluarga
dengan masalah khusus. atau psiko sosial,kekerasan
dalam rumah tangga,
kebutuhan financial,dan lain-lain.
3. Kehamilan dengan Seperti, hipertensi,
masalah kesehatan anemia berat, preeklamsi,
yang membutuhkan pertumbuhan janin
rujukan untuk terhambat,infeksi
konsultasi dan atau saluran kemih,penyakit kelamin
kerjasama penanganannya dan kondisi lain-lain yang dapat
memburuk selama kehamilan.
4. Kehamilan Seperti perdarahan,eklamsi,ketuban
dengan kondisi kegawat pecah dini,atau
daruratan kondisi-kondisi kegawatdaruratan lain
yang memburtuhkan pada ibu dan bayi
rujukan segera.
22

Menurut Marjati,2011 hal : 74 diagnosa banding nulipara dan

multipara dapat di lihat pada table di bawah ini.

Tabel diagnosa banding nulipara dan multipara

NO Nulipara Multipara

1 Perut tegang Perut longgar,perut


gantung banyak strie
2 Pusat menonjol Tidak
begitu menonjol
3 Rahim tegang Agak lunak

4 Payudara tegang Kurang tegang dan


tergantung,ada strie
5 Labio mayora Nampak bersatu Terbuka

6 Hymen koyak pada beberapa tempat Kurunkula himenalis

7 Vagina sempit dengan dengan rugae Lebih besar ,rugae


yang utuh kurang menonjol
8 Servik licin, bulat dan tidak dapat di bisa terbuka oleh satu
lalui oleh satu ujung jari. jari ,kadangkala
ada bekas
robekan
persalinan yang lalu.
9 Perenium utuh dan baik Bekas robekan atau
bekas episiotomy
10 Pembukaan servik: a. Mendatar
a. Servik mendatar dulu, baru hamper
membuka membuka
b. Pembukaan rata-rata 1 cm dalam sekaligus
2 jam b. 2 jam dalam 1
jam
11 Bagian terbawah janin turun pada 4-6 Biasanya tidak
minggu akhir kehamilan. terfiks pada
PAP sampai
persalinan
mulai.
12 Persalinan hamper selalu dengan Tidak.
episiotomy.
23

d. Hormon-Hormon kehamilan

Menurut Saryono (2010, hal: 75) hormone adalah zat kimia

( Bisa di sebut bahan kimia pembawa pesan ) yang secara

langsung di keluarkan ke dalam aliran darah oleh kelenjar –

kelenjar, dan pada kehamilan hormone membawa berbagai

perubahan, terpusat pada berbagai-bagian tubuh wanita.

1) Hormon yang paling berkaitan dengan kehamilan adalah:

Perubahan-perubahan hormone selama kehamilan trimester

I-III.

a) Estrogen

Produksi ekstrogen plasenta terus naik selama

kehamilan dan pada akhir kehamilan lebarnya kira-kira

100 kali sebelum hamil.

b) Progesteron

Produksi progesteron bahkan lebih banyak di

bandingkan ekstrogen, pada akhir kehamilan

produksinya kira-kra 250 mg/hari

c) Human Chorionic Gonadotropin (HCG).

Puncak skresinya terjadi kurang lebih 60 hari setelah

konsepsi fungsinya adalah untuk mempertahankan

korpus luteum.
24

d) Human Plasenta Lactogen (HPL)

Hormon ini di produksi terus naik dan pada saat aterm

mencapai 2 gram / hari ia bersifat diabetogenik,

sehingga kebutuhan insulin wanita hamil naik.

e) Pituitary Gonadotropin.

FSH dan LH berada dalam keadaan sangat rendah

selama kehamilan karena di tekan oleh estrogen dan

progesteron plasenta.

f) Prolaktin

Produksinya terus meningkat, sebagai akibat kenaikan

seksresi ekstrogen. Sekresi air susu sendiri di hambat

oleh ekstrogen di tingkat target organ.

g) Growth Hormone (STH)

Produksinya sangat rendah karena mungkin di tekan

oleh HPL.

h) TSH, ACHT, dan MSH

Hormone-hormon ini tidak banyak di pengaruhi oleh

kehamilan.

i) Titoksin

Kelenjar tyroid mengalami hipertropi dan produksi T4

meningkat.

j) Aldostero, rennin, dan angiotensin

Hormone ini naik, yang menyebabkan naiknya volume

intravaskuler.
25

k) Insulin

Produksi insulin meningkat sebagai akibat ekstrogen,

progesterone dan HPL.

l) Parthormon

Hormone ini relative tidak di pengaruhi oleh kehamilan.

e. Perubahan-Perubahan pada ibu hamil

1) Trimester pertama

Segera terjadi peningkatan hormone ekstrogen dan

progesterone dalam tubuh maka akan muncul berbagai

macam ketidaknyamanan secara fisiologis pada ibu seperti

mual muntah, keletihan dan pembesaran pada payudara

2) Trimester kedua

Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan

sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi, serta rasa

tidak nyaman akibat kehamilan sudah mulai berkurang .

perut ibu pun belum terlalu besar sehingga belum di rasakan

ibu sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan

dapat di mulai menggunakan energy dan pikirannya secara

lebih konstruktif. Pada trimester inlah ibu dapat merasakan

gerakan janinnya dan ibu mulai merasakan kehadiran

janinnya sebagai seseorang di luar dirinya dan diri

sendiri.banyak ibu yag merasakan terlepas dari rasa

kecemasan dan tidak nyaman seperti yang di rasakannya


26

pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya

libido(Marjati,2011 hal :77).

3) Trimester ketiga

Sakit punggung di sebabkan karena meningkatnya

beban berat yang di bawa yaitu bayi dalam kandungan.

a) Pernafasan dalam kehamilan33-36 minggu banyak ibu

hamil yang susah bernafas. ini karena tekanan bayi yang

berada di bawah diafragma menekan paru ibu tapi kepala

bayi yang sudah turun ke rongga ini biasanya pada 2-3

minggu sebelum persalinan maka akan merasa lega dan

bernafas lebih mudah.

b) Sering buang air kecil, pembesaran rahim, dan kepala

penurunan bayi ke PAP membuat tekanan pada kandung

kemih ibu.

c) Kontraksi perut, brackton-hicks kontraksi palsu berupa

rasa sakit yang ringan, tidak teratur dan kadang hilang

bila duduk atau istirahat.

d) Cairan vagina, peningkatan cairan vagina selama

kehamilan adalah normal. Cairan biasa nya jernih, pada

awal kehamilan biasanya agak kental dan pada

persalinan lebih cair.


27

f. Tanda-tanda bahaya pada ibu hamil

Menurut saryono,2010 hal:78 mengatakan ada 7 tanda bahaya

kehamilan, yaitu:

1) Perdarahan pervaginam.

2) Sakit kepala yang hebat.

3) Penglihatan kabur.

4) Bengkak di wajah dan jari-jari tangan.

5) Keluar cairan pervaginam. Gerakan janin tidak terasa.

6) Nyeri abdomen yang hebat.

3. Tekanan Darah Tinggi ( Hipertensi)

a. Pengertian

Hipertensi berasal dari bahasa latin yaitu hiper dan tension.

Hiper artinya tekanan yang berlebihan dan tesion artinya tensi.

hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi medis

di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah secara

kronis ( dalam waktu yang lama) yang mengakibatkan angka

kesakitan dan angka kematian.

Seseorang di katakana menderita tekanan darah tinggi atau

hipertensi apabila tekanan darah sistolik 140 mmHg dan

diastolik 90 mmHg

(asuhan kebidanan patologi 4, 2010, hal 167) .


28

Tekanan darah tinggi (Hipertensi) adalah tekanan darah

sistolik dan diastolik 140/90 mmHg pengukuran tekanan darah

sekurang-kurangnya di lakukan 2 kali selama 4 jam. Kenaikan

tekanan darah sistolik 30 mmhg dan kenaikan tekanan darah

diastolik 15 mmhg sebagai parameter hipertensi sudah tidak di

pakai lagi.(Sarwono,2014, hal 532).

Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah tekanan

darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90

mmHg diastolik pada 2 kali pemeriksaan berjarak 4-6 jam pada

wanita yang sebelumnya normotensi

(buku saku pelayanan kesehatan,2013, hal 109)

4. Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) Dalam Kehamilan

Hipertensi karena kehamilan yaitu tekanan darah yang lebih

tinggi dari 140/90 mmHg yang di sebabkan karena kehamilan itu

sendri, memiliki potensi yang menyebabkan gangguan serius pada

kehamilan (sumber : SANFORD, MD, 2006, hal 167)

hipertensi karena kehamilan yaitu hipertensi yang terjadi

karena atau pada saat kehamilan, dapat mempengaruhi kehamilan

itu sendiri biasanya terjadi pada usia kehamilan memasuki 20

minggu (sumber :asuhan kebidanan 4 patologi,2010 hal168).

Tekanan darah tinggi (hipertensi) dalam kehamilan adalah

Yang terjadi pertama kali sesudah kehamilan 20 minggu, selama

Persalinan dan atau dalam 48 jam pasca persalinan. Lebih sering


29

Terjadi pada primigravida.patologi telah terjadi akibat implantasi

Sehingga timbul iskemi plasenta yang di ikuti sindrom imflamasi.

(Erna Setianingrum,2013 hal : 30).

Tekanan darah tinggi dalam kehamilan merupakan 5-15 %

penyulit Kehamilan dan merupakan salah satu dari 3 penyebab

tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin. Tekanan darah

tinggi dalam kehamilan dapat di alami oleh semua ibu hamil

sehingga pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi dalam

kehamilan harus benar-benar di pahami oleh semua tenaga medik

baik dipusat maupun daerah (Sarwono, 2010, hal 531).

Hipertensi merupakan salah satu masalah medis yang

sering kali muncul selama kehamilan dan dapat menimbulkan

komplikasi pada 2-3 persen kehamilan, hipertensi dalam kehamilan

dapat menyebabkan morbiditas atau kesakitan pada ibu( termasuk

kejang,eklamsi, preeklamsi, perdarahan otak, odema paru, gagal

ginjal akut, dan penggumpalan atau pengentalan darah didalam

pembuluh darah, serta morbiditas pada janin termasuk

pertumbuhan janin terhambat di dalam rahim, kematian janin di

dalam rahim, solosi plasenta dirahim dan kelahiran premature

(Fahlun,2012 hal:49).
30

b. Klasifikasi Hiperensi Dalam Kehamilan

Menurut Sarwono 2014 hal 531 sebagai berikut:

1. Hipertensi kronik hipertensi yang timbul sebelum umur

kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali di

diagnosa setelah umur 20 minggu dengan tekanan darah

140/90 mmHg dan hipertensi menetap sampai 12 minggu

pasca persalinan tanpa adanya proteinuria.

2. Preeklamsi

Hipertensi yang timbul setelah 20 minggu dan di sertai

proteinuria.

3. Eklamsi adalah preeklamsi yang di sertai dengan kejang-

kejang dan/atau koma.

4. Hipertens kronik dengan suerimosed preeklamsi adalah

hipertensi kronik di sertai tanda-tanda preeklamsi atau

hipertensi kronik atau di sertai proteinuria,

5. Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada

kehamilan tanpa di sertai proteinurin dan hipertensi

menghilng setelah 3 bulan pasca persalinan atau dengan

kehamilan dengan tanda-tanda preeklamsi tetapi tanpa

proteinuria.

c. Tanda dan hipertensi pada kehamilan

Hipertensi karena kehamilan dan preeklamsi ringan sering

di temukan tanpa gejala.(Ratna Dewi Astuti,2012 hal146)


31

Tanda yang selalu ada pada hipertensi dalam kehamilan adalah,

kehamilan > 20 minggu kenaikan tekanan diastolik 15 mmHg

atau 90 mmHg dalam 2 pegukuran berjarak 1 jam atau tekanan

diastolik sampai 110 mmHg dan protein urin negatif

(Ratna Dewi Pudiastuti,2012, hal 145).

d. Faktor resiko

Banyak terjadinya faktor resiko untuk terjadinya hipertensi

dalam kehamilan yang di kelompokan dalam faktor resiko

sebagai berikut:

1) Primigravida, primipaternitas

2) Hiperplasentetosis, misalnya : molahidatidosa, kehamilan

multiple,diabetes militus,hidrop fetalis, bayi besar.

3) Umur yang ekstrim.

4) Riwayat preeklamsia dan eklamsia

5) Penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum

hamil

6) Obesitas

(Sarwono, 2014, hal 532)

e. Patofisiologi

Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum di

ketahui dengan jelas, banyak teori telah di kemukakan tentang


32

terjadinya hipertensi dalam kehamilan tetapi tidak satu pun

teori tersebut di anggap mutlak benar teori-teori sekarang yang

banyak di anut adalah:

1) Teori kelainan vaskularisasi plasenta

Pada hamil normal dengan sebab yang belum jelas,

terjadi invasi trofoblas trofoblas kedalam lapisan otot

arteria spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki jaringan

sekitar arteri spiralis sehingga jaringan matriks menjadi

gembur dan memudahkan lumen arteri spiralis,sehingga

jaringan matriks menjadi gembur dan memudahkan lumen

arteri spiralis mengalami distensi dan dilatasi. Dilatasi dan

vasodilatasi lumen arteri spiralis ini member dampak

penurunan tekanan darah, penurunan resistensi vaskuler dan

peningkatan aliran darah pada daerah utero plasenta.

Akibatnya aliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi

jaringan juga meningkat, sehingga dapat menjamn

pertumbuhan pertumbuhan janin dengan baik proses ini

dinamakan “remodeling arteri spiralis”.

Pada hipertensi dalam kehamiln tidak terjadi invasi

sel-sel tropoblas pada lapisan otot artwri spiralis dan

jringan matriks sekitarnya. Lapisan otot arteri spiralis

memjadi tetap dan vasodilatasi, akibatnya arteri spiralis

relative mengalami vasokonstriksi, dan terjadi

kegagalansehingga aliran darah uteroplasentamenurun dan


33

terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta. Dampaak iskemia

plasenta akan menimbulkan perubahan-perubahan yang

dapat menjelaskan pathogenesis hipertensi dalam

kehamilan selanjutnya (Sarwono, 2014, hal:533)

2) Teori iskemia plasenta

a) Iskemia plasenta dan pementukan oksidan/ radikal

bebas

Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia

akan menghasilkan oksidan (di sebut juga radial bebas)

oksidan atau radial bebas adalah senyawa enerima

elektrn atau atom atau molekul yang mempunyai

electron yang tida berpasangan. Salah satu oksidan

penting yang d hasilkan plasenta iskemia adalahradikal

hidroksil yang sangat toksis ,khususnya twrhadap

membrane sel endotel pembuluh darah.adanya radikal

hidroksil dalam darahmungkin dahulu dianggap

sebagai bahan toksin yang beredar dalam darah , maka

dulu hipertensi dalam kehamilan di sbut toxaemia.

Rasdikal hidroksil akan merusak membrane sel,

yang mengandung banyak asam lemak tidak jenuh

menjadi proksida lemak. Proksida lemak selain akan

merusak membrane sel juga akan merusak nucleus dan

protei sel endotel.


34

b) Proksida lemak sebagai oksidan pada hipertensi dalam

kehamilan telah terbukti bahwa kadar oksidan

khususnya proksida lemak meningkat,sdangkan anti

oksidan missal vitamin E pada hipertensi dalam

kehamilan menurun sehingga terjadi dominasi kadar

oksiden peroksida lemak yang relatif tiggi .proksida

lemak sebagai oksidan atau radikal bebas yang sangat

toksis ini aan beredar di seluruh tubuh dalam aliran

darah dan akan merusak membrane sel endotel.

c) Disfungsi sel endokel

Gangguan metabolisme prostaglandin karena

salah satu fugngsi sel endotel adalah memproduksi

prostaglandin yaitu menurunya produksi

prostasiklinsuatu vasodilator kuat.

Agreasi sel-sel trombosit pada pada daerah

endotel yang mengalami kerusakan agregasi sel

trombosit ini adalah untuk menutup tempat-tempat di

lapisan endotel yang mengalamikerusakan agresi

trombosit memproduksi trombosan suatu

vasokonstriktur kuat.

Perubahan pada sel endotel kapilar glomerulus

peningkatan produksi bahan-bahan vasoplevor yaitu

endtelin (vasokonstriktor) meningkat (Sarwono, 2014

hal 533-534)
35

3) Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin

Dugaan bahwa faktor imunologik berpern terhadap

terjadinya hipertensi dalam kehamilan terbukti dengan

fakta sebagai berikut:

a) Primiravida mempunyai resiko lebih besar terjdinya

hipertensi dalam kehamilan jika dibandngkan

dengan multigrvida.

b) Ibu multipara yang kemudian menikah lagi

mempunyai mempunyai resiko lebih besar

terjadinya hipertens dalam kehamilan jika di

bandingkan dengan suami yang sebelumnya.

c) Seks oral mempunyai resiko lebih rendah terjadinya

hipertensi dalam kehamilan. Lamanya priode

hubungan seks sampai saat kehamilan ialah makin

lama preode ini makin kecil terjadinya hipertensi

dalam kehamilan.

4) Teori adaptasi kardiovaskuler

Pada hipertensi dalam kehamilan kehilangan daya

refrakter terhadap bahan vasokonstriktor dan ternyata trjadi

peningkataan kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor

artinya daya refrakter pembuluh darah terhadap bahan

vasoptresor hilangsehingga pembuluh darah menjadi sangat

peka terhadap bahan vasopresor. Banyak peneliti telah

membuktikan bahwa peningkatan kepekan terhadap bahan-


36

bahan vasopresor pada hipertensi dalam kehamilan sudah

terjadi pada trimester 1. Peningkatan kepekaan terhadap

kehamilan yang akan menjadi hipertensi dalam kehamilan

sudah dapat di temukan pada kehamilan 20 minggu. Fakta

ini dapat di pakai sebagai prediksi akan terjadinya

hipertensi dalam kehamilan.

5) Teori genetik

Ada faktor keturunan dan familial dngan model gen

tunggal. Genotipe ibu lebih menentukan terjadinya

hipertensi dalam kehamilan secara vamilial jika

dibandingkan dengan genotipe jnin. Telah terbukti bahwa

pada ibu yang mengalami preeklamsia, 26 % anak

perempuannya akan mengalami preeklamsia pula, sedankan

hany 8 %anak menantu mengalami preeklamsia.

6) Teori defisitian gizi

Beberapa hasil penlitian menunjukan bahwa

kekurangan desifiensi gizi berperan dalam terjdinya

hipertensi dalam kehamilan.

Penelitian yang penting yang pernah dilakukan di

inggris ialah penelitian tentang pengruh diet pada

preeklamsia beberapa waktu sebelum pecahnya perang

duna II suasana serba sulit mendapat gizi yang cukup

dalam Persiapan perang menimbulkan kenaikan insiden

hipertensi alam kehamilan.


37

Penelitian terakhir membuktikan bahwa konsumsi

minyak ikan termasuk minyak hati halibut dapat

mengurangi resiko preeklamsia.minyak ikan banyak

mengandung asam lemak tidak jenuh yang dapat

menghambat produksi trombosan , menghambat aktivasi

trombositdan mencegah vasokonstriksi pembuluh darah.

Beberapa peneliti telah mencoba melakukan uji

klinik untuk memakai konsumsi minyak ikan atau bahan

yang mengandung asam lemak tak jenuh dalam memeriksa

preeklamsia.

Beberapa peneliti menganggap bahwa desifiensi

pada kalsium pada diet perempuan hamil mengakibatkan

resiko terjadinya preeklamsia atau eklamsia.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ibu hamil

yang diberi suplemen kalsium cukup, kasus yang

mengalami preeklamsia adalah 14 % sedangkan yang diberi

glukosa 17 % (sarwono, 2014, hal : 536).

7) Teori stimulus inflamasi

Teori ini berdasarkan fakta bahwa lepasnya debris tropoblas

didalam sirkulasi darah merupakan utama terjadinya proses

inflamasi.

Pada kehamilan normal plasenta juga melepaskan

depris tropobla sebagai sisa-sisa proses apoptosis dan

nekrotik trofoblas, akibat reaksistres oksidatif. Bahan-


38

bahan ini sebagai bahan asing yang kemudian merangsang

tibulnya proses inflamasi. Pada kehamilan normal jumlah

debris tropoblas masih dalam batas wajar sehingga reaksi

inflamasi juga masih batas normal , berbeda dengan proses

apoptosis dengan preeklamsia dimana pada preeklamsia

terjadi peningkatan stress oksidatif sehingga produsi debris

apoptokos dan nekrotik trofoblas juga meningkat. Makin

banyak sel trofblas plasenta misalnya pada plasenta besar

,pada hamil ganda,maka reaksi stres oksidatif akan sangat

menngkat sehingga jumlah sisa debris trofoblas juga makin

meningkat. Keadaan ini mrenimbulkan beban reaksi

ainflamasi dalam darah ibu menjadi jauh lebh besar

dibandingkan reaksi imflamasi pada kehamilan normal.

Respon imflamasi ini akan mengaktivasi sel endotel dan

sel-sel makrofag /granulosit yang lebih besar pula sehingga

terjadi reaksi sistemik inflamasi yang menimbulkan gejala-

gejala preeklamsia pada ibu (sarwono,2014 hal:537).

f. Manisfestasi klinis

Gejala yang biasanya muncul pada ibu yang

mengalami hipertensi pada kehamilan harus diwaspadai

jika ibu mengeluh : nyeri kepala saat terjaga, kadang-

kadang di sertai mual, muntah akibat peningkatan tekanan

intrakranium, penglihatan kabur, ayunan langkah yang


39

tidak mantap, nokturia,odema dependen dan pembengkakan

(asuhan kebidanan patologi 4, 2010, hal 168).

g. Diagnosis hipertensi karena kehamilan

Hipertensi dalam kehamilan mencakup hipertensi

karena kehamilan dan hipertensi kronik. Nyeri kepala dan

penglihatan kabur sering berhubungan dengan hipertensi

dalam kehamilan

Hipertensi yang di timbulkan atau di perbuat oleh

kehamilan lebih mungkin terjadi pada wanita hamil yang:

1) Terpapar vili korialis untuk pertama kalinya.

2) Terpapar vili korialis yang terdapat jumlah yang

terdapat jumlah yang banyak seperti pada kehamilan

kembar atau mola hidatidosa

3) Mempunyai riwayat penyait vaskuler

4) Mempunyai kecendrungan genetik untuk menderita

hipertensi dalam kehamilan

Kemungkinan bahwa mekanisme imonologis di

samping endokrin dan genetik turut terlibat dalam

proses terjadinya preeklamsia dan masih menjadi

masalah yang mengundang perhatian. Resiko hipertensi

karena kehamilan dipertinggi pada keadaan dimana

pembentukan antibodi penghambat terhadap tempat-


40

tempat yang bersifat antigen pada plasenta terganggu

(Marmi dkk, 2013 hal 65-66).

h. Prognosis

Prognosis lebih menjadi buruk dengan terdapatnya proteinuria,

terdapatnya proteinuria mengubah diagnosa hipertensi dalam

kehamilan menjadi preeklamsia

(Erna Setianingrum, 2013, hal :31).

i. Pencegahan penyakit hipertensi

Pencegahan terjadiya hipertensi secara umum agar

menghindari tekanan darah tinggi adalah dengan mengubah kea

rah gaya hidup sehat, tidak terlalu banyak pikiran mengatur diet

atau pola makan seperti rendah garam, rendah kolestrol dan

lemak jenuh, meningkatkan konsumasi buah dan sayuran, tidak

mengonsumsi alkoholdan rokok, perbanyak makan mentimun,

belimbing dan juga juice yang di campur dengan susu nofat

yang mengandung omega 3 tinggi

(asuhan kebidanan 4 patologi,2010 hal : 168).

j. Pengobatan penyakit hipertensi

Jika seseorang di curigai hipertensi, maka di lakukan

beberapa pemeriksaan yaitu wawancara/anamnesa adakah

dalam keluarga yang menderita hipertensi. Dilakukan


41

pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pengobatan

nonfarmakologi, mengurangi berat badan bila terdapat

kelebihan (indeks masa tubuh >27),mengurangi makanan

berkolestrol/ lemak jenuh, menghentikan konsumsi kopi yang

berlebihan, berolahraga ringan, mengurangi asupan natrium

mempertahankan asupan kalsium dan magnesium adekuat,

perbanyak unsure kalium (buah-buahan), tidak banyak pikiran,

istirahat yang cukup. (asuhan kebidanan 4 patologi, 2010, hal

169).

k. Pengobatan farmasi

Di anjurkan minum obat yang tidak banyak efek samping

tekanan sederhana, tidak berpengaruh metabolik negative dan

minum yang berfungsi ganda, obat yang berfungsi ganda adalah

obat yang dapat menormalisasikan tekanan darah pada

pembuluh darah, jantung, ginjal, otak dan mata.berikan obat

hipertensi apabila tekanan darah ibu sudah turun atau sudah

tidak 149/90mmHg.(asuhan kebidanan 4 patologi, 2010 hal :

169).

l. Penanganan

Hipertensi karena kehamilan tanpa proteinuria :

1) Jika kehamilan < 37 minggu, tangani secara rawat jalan.


42

2) Pantau tekanan darah, proteinuria, kondisi janin setiap


minggu.

3) Apabila tekanan darah meningkat tangani sebagai

preeklamsia

4) apabila kondisi janin memburuk, atau terjadi pertumbuhan


janin terhambat, rawat dan pertimbangkan terminasi

kehamilan.

5) Jika tekanan darah stabil janin dapat dilahirkan secara


normal.

6) Diet tinggi protein rendah garam dengan asupan cairan yang


adekuat dan pembatasan makanan yang terlalu asin..

7) Tirah baring dengan posisi tubuh berbaring dalam posisi

lateral(posisi miring).

8) Pemberian obat anti hipertensi seperti metildopa dan

hidralazin(aprezaside)

9) Manfaat aspirin, kalsium dan obat-obat pencegah hipertensi


dalam kehamilan belum terbukti

(Erna Setianingrum, 2013, hal:32).


43

B. Kerangka konsep

Kerangka konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian

yang dilakukan dan member landasan kuat terhadap topic yang di pilih

sesuai dengan dentifikasi masalah.

Pengetahuan ibu Tekanan darah tinggi

hamil dalam kehamilan

Gambar 2.1 Keranka Konsep Penelitian.


44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

1. Tempat Dan Waktu

a. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan diwilayah kerja puskesmas alalak selatan

Banjarmasin.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada priode bulan mei-juli 2017

dimulai dari pengajuan judul, penelusuran pustaka, konsultasi

dengan dosen pembimbing, melakukan survey data penelitian,

pengumpulan data, pelaksanaan penelitian dan hasil penelitian.

B. Rencana Penelitian.

1. Desain Penelitian

Rencana penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif.

Metode penelitian desriptif adalah untuk mendiskripsikan atau

memberi gambaran terhadap obyek yang di teliti melalui data sampel

atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisa dan

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

(Sugiyono, 2012 hal : 29).


45

penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif, di lakukan

untuk mengetahui Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tekanan Darah

Tinggi Pada Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Alalak Selatan

Tahun 2017

2. Populasi, Sampel Dan Teknik Sampling

a. Populasi

Populasi atau sering juga di sebut universe merupakan

sebagai keseluruhan atau totalis obyek yang di teliti yang ciri-

cirinya akan diduga atau di taksir, oleh karena itu populasi juga

sering diartikan sebagai kumpulan objek penelitian darimana data

akan di jaring atau dikumpulkan. (Abd.Nasir, 2011 hal : 187-188).

Populasi yang akan di teliti adalah seluruh ibu hamil yang berada

di wilayah puskesmas Alalak Selatan sebanyak 75 orang (K1)

tahun 2017.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di

miliki oleh populasi (Sugiono,2012 hal:62). sampel dalam

penelitian ini yaitu semua ibu hamil yang berkunjung di puskesmas

alalak selatan tahun 2017.

c. Teknik Sampling

Tenik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah secara

accidental sampling yaitu pengambilan sampel yang kebetulan ada


46

atau tersedia saat dilakukan penelitian yaitu ibu hamil yang

berkunjung saat penelitian di lakukan yaitu sebayak 30 orang.

3. Variabel Penelitian

Variable penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari sehingga di peroleh

informasi tentang hal tersebut kemudian di tarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2012 hal : 2).

Variabel yang di gunakan adalah pengetahuan ibu hamil tentang

tekanan darah tinggi pada kehamilan.

Dalam penelitian ini ada 2 macam variable, yaitu:

a. Independen variable (bebas)

Independen variable merupakan variable yang dapat

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau

timbulnya variable dependen (terkait), yang dalam penelitian ini

yaitu : pengetahuan ibu hamil.

b. Dependen variable (terkait)

Dependen variable merupakan variable yang di pengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variable (bebas), dalam

penelitian ini yaitu: tekanan darah tinggi dalam kehamilan.

4. Defenisi Oprasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang di dasarkan pada

karesteristik yang dapat di observasi dari apa yang sedang di


47

defenisikan atau mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk

dengan kata-kata yang menggambarkan prilaku atau gejala yang dapat

di amati dan yang dapat di uji dan di tentukan kebenarannya oleh

orang lain(Abd. Nasir, 2011 hal : 247).

Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu hamil tentang

tekanan darah tinggi pada kehamilan.

Tabel 3.1 : Defenisi Operasional Pengetahuan Ibu Hamil Tentang


Tekanan Darah Tinggi Pada Kehamilan
NO Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Skala
operasional
ukur/kriteria

1. Pengetahuan ibu Pemahaman Kuesioner 1. Baik : 76- Original


hamil tentang ibu 100%
tekanan darah hamil 2. cukup: 56-
tinggi pada tentang 75%
kehamilan tekanan 3.kurang
darah tinggi <56%
pada
kehamilan
meliputi
pengertian
,penyebab,
pencegahan
dan penanga
nan tekanan
darah tinggi
pada
kehamilan
48

5. Prosedur Pengumpulan Data

a. Data Primer

Data primer di peroleh secara langsung dari responden ibu

hamil dengan menggunakan kuesoner untuk mendapatkan data

pengetahuan ibu hamil tentang tekanan darah tinggi pada

kehamilan.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang di peroleh dengan cara

melihat data-data yang berkaitan dengan penelitian seperti data ibu

hamil, dan data tempat penelitian di puskesmas alalak selatan

Banjarmasin.

6. Alat / Instrumen Penelitian

Instrument atau alat pengumpulan data adalah alat yang di gunakan

untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Instrument

penelitan adalah segala pralatan yang di gunakan untuk memperoleh,

mengelola, dan menginteprasikan informasi dari para responden yang

di lakukan dari pola pengukuran yang sama.

(Abd. Nasir, 2011 hal 249)

Alat atau instrument penelitian yang di gunakan dalam penelitian

ini adalah kuesioner yang berisi 10 daftar pertanyaan mengenai

pengetahuan ibu hamil tentang tekanan darah tinggi pada kehamilan,

kemudian di bagikan dan di isi oleh responden yang ada di wilayah

puskesmas alalak selatan.


49

7. Cara Pengolahan Data dan Analisa Data

Langkah-langkah pengolahan data penelitian dilakukan berdasarkan

teknik penelitian sebagai berikut:

a. Pengolahan data

1) Editing (penyuntingan data)

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali

kebenaran data yang di peroleh atau dikumpulkan.editing

dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau data sudah

terkumpul (Aziz Alimun Hidayat, 2010 hal 121). Hasil

wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus

dilakukan penyuntingan terlebih dahulu secara umum editing

untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner

tersebut. (Soekidjo Notoadmoji, 2012 hal: 176).

2) Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric

(angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.

Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan

analisis data menggunakan computer.dalam pemberian kode

dibuat daftar kode dan artinya dalam satu buku untuk

memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari

suatu variabel (Hidayat, 2010 hal : 121).


50

3) Tabulasi

Yaitu membuat table-tabel data, sesuai dengan tujuan

penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti

(Soekidjo Notoadmojo, 2012 hal :176).

b. Analisa Data

setelah pengolahan data dilakukan terhadap variabel

penelitian kemudian dilakukan analisa data dengan perhitungan

persentase dan di sajikan dalam table distribusi frekuensi. Rumus

distribusi frekuensi yang digunakan adalah :

𝑓𝑥
𝑃= 𝑥 100%
𝑛

Keterangan :

P : persentase

f : jumlah skor yang didapat

n : jumlah sekor maksimal

selanjutnya presentase jawaban diinterprestasikan dalam kalimat

kualitatif dengan acuan sebagai berikut:

1) Baik : jika responden menjawab benar 76-100%

2) Cukup : jika responden menjawab benar 56-75%

3) Kurang : Jika Responden Menjawab Benar < 56%


51

8. Etika Penelitian

Masalah etika penelitian kebidanan merupakan masalah yang

sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian kebidanan

berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian

harus di perhatikan.(Dayat,2010 hal : 93).

dalam melakukan penelitian ini peneliti mengajukan permohonan

ijin kepada pimpinan puskesmas alalak selatan untuk mendapatkan

persetujuan. Kemudian kuesioner di bagikan kepada responden

dengan menekankan masalah etika meliputi :

a. Ijin Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Alalak

Selatan menggunakan rekomendasi dari Akademi Kebidanan

Bunga Kalimantan.

b. Informed consent (lembar persetujuan)

informed consent merupakan bentuk persetujuan antara

peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar

persetujuan informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian

di lakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi

responden.(Hidayat, 2010, hal: 93).

c. Anonimity (Tanpa Nama)

Peneliti tidak memberikan atau mencantumkan nama

responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan

(Hidayat, 2010 hal:94).


52

d. Confidentiality (Kerahasiaan)

Peneliti akan memberikan jaminan kerahasiaan hasil

penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya semua

informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset. (Hidayat, 2010 hal:95).

Anda mungkin juga menyukai