MODUL 2
TITIK LEMBEK ASPAL DAN TER
AASHTO T-53-74
ASTM D-36-70
1. DASAR TEORI
Percobaan ini di lakukan karena pelembekan bahan asapal dan ter, tidak
terjadi secara langsung dan tiba-tiba pada suhu tertentu, tetapi bahan gradual seiring
penambahan suhu. Oleh sebab itu setiap prosedur yang di pergunakan diadopsi
untuk menentukan titik lembek aspal dan ter, hendaknya mengikuti sifat dasar
tersebut artinya penambahan suhu pada percobaan hendaknya berlansung secara
gradual dalam jenjang yang halus.
Titik lembek menjadi suatu batasan dalam penggolongan aspal dan ter. Titik
lembek haruslah diperhatikan dalam membangun kontruksi jalan. Titik lembek
hendaknya lebih tinggi dari suhu permukaaan jalan. titik lembek aspal dan ter
adalah 30°C - 200°C yang artinya masih ada nilai titik lembek yang hampir sama
dengan suhu permukaan jalan. Pada umumnya cara ini diatasi dengan menggunakan
filler terhadap campuran aspal. Metoda ring and ball pada umumnya diterapkan
pada aspal dan ter ini karena dapat mengukur titik lembek bahan semi solid sampai
solid. Titik lembek sendiri adalah besar suhu dimana aspal mencapai derajat
kelembekan (mulai leleh).
Menurut SK SNI 06 – 2434 – 1991, titik lembek aspal dan ter berkisar antara
46º - 54ºc. Dalam pengujian titik lembek ini diharapkan titik lembek hendaknya
lebioh tinggi dari suhu permukaan jalan sehingga tidak terjadi pelelehan aspal
akibat temperatur permukaan jalan, untuk itu dilakukan usaha untuk mempertinggi
titik lembek antara lain dengan menggunakan filler terhadap campuarn beraspal.
2. MAKSUD
Praktikum kali ini dilakukan untuk menentukan suhu dan waktu yang
diperlukan aspal agar mencapai titik lembeknya dengan menggunakan alat ring dan
ball. Dimana, suhu ini akan menjadi acuan di lapangan atas kemampuan aspal
menahan suhu yang terjadi untuk tidak lembek sehingga, dapat mengurangi daya
lekat.
3. PERALATAN
1. Cincin kuningan dan tutupnya
Digunakan untuk mencetak bahan yang akan diuji dalam proses
pengujiannya
3. Dudukan benda uji, lengkap dengan pengarah bola baja dan plat dasar
Digunakan sebagai tempat untuk meletakkan bahan saat pengujiannya
Gambar 3. Gas
7. Termometer
Digunakan untuk mengukur suhu benda uji
Gambar 3. Termometer
8. Stopwatch
Digunakan untuk mengukur waktu;
Gambar 3. Stopwatch
9. Wadah
Digunakan untuk tepat menyimpan bahan uji yang digunakan.
Gambar 3. Wadah
4. BAHAN
Gambar 3. Aspal
5. PROSEDUR PRAKTIKUM
5) Jika sudah sedikit keras maka, masukkan bola baja ke dalam cincin
kuningan dan letakkan cincin tersebut pada dudukan benda uji yang telah
disediakan sebelumnya. Letakkanlah juga termometer pada dudukan
benda uji yang terdapat pada tengah dudukan benda uji;
6) Letakkanlah dudukan tersebut ke dalam bejana gelas kaca yang telah berisi
air tadi lalu, panaskalah dengan menggunakan softering point serta bacalah
kenaikan suhunya dimana, setiap kenaikan suhu sebesar 5˚C bacalah juga
waktu yang diperlukannya. Perhatikanlah juga aspal yang diuji apabila,
aspal telah menyentuh plat pada bagian bawah dudukan maka, catat suhu
dan waktu yang diperlukan hingga aspal menyentuh plat bagian bawah
tersebut;
7) Bila kedua aspal telah menyentuh plat bagian bawah maka, rapikan
kembali alat dan bersihkan cincin kuningan yang telah dipakai.
6. PELAPORAN
LABORATORIUM PENGETAHUAN
BAHAN KONSTRUKSI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
PEMERIKSAAN TITIK LEMBEK ASPAL DAN TER
1 Sampel 1 35 18’53,5”
2 Sampel 2 36 20’39,6”
7. KESIMPULAN
Dari data pelaporan di atas dapat diketahui bahwa, titik lembek untuk aspal
sampel pertama terjadi pada suhu 35˚C dimana dibutuhkan waktu 18 menit 53,5
detik untuk dapat melelehkannya. Sedangkan untuk sampel yang kedua dibutuhkan
waktu 20 menit 39,6 detik untuk dapat melelehkannya dengan suhu berkisar 36˚C.