Anda di halaman 1dari 10

 

Perancangan Mesin Pengupas Kopi  
Dengan Menggunakan Dua Rol Pengupas

Afi Sodik1, Kun Suharno2, Sri Widodo3,

ABSTRAK

Suatu mesin perkakas memiliki peran yang sangat penting dalam suatu perusahaan atau industri,
karena pada dasarnya alat tersebut sangat membantu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang erat
kaitannya dengan industri. Salah satu contoh mesin perkakas adalah mesin pengolah kopi pasca panen.
Penelitian ini bertujuan agar para petani dapat mengolah hasil panennya, dan bisa menambah nilai jual
kopi.

Metode pelaksanaan pembuatan mesin pengupas kopi dengan menggunakan dua rol pengupas adalah
perencanaan, persiapan bahan konstruksi mesin, motor listrik, gearbox, rantai sproket, gigi sproket,
rol pengupas, roda gigi, plat besi, bantalan dan roda. Tahap selanjutnya adalah assembling mesin dan
kedudukan mesin. Tahap berikutnya adalah pengujian alat, kemudian analisa data, pembahasan,
seminar dan pelaporan.

Jika dilihat dari waktu, kecepatan putar 110 rpm lebih baik jika dibandingkan dengan kecepatan
putaran 96 rpm. Waktu yang paling singkat juga ditunjukkan pada putaran 110 rpm, yaitu dengan
waktu rata- rata 10,13 detik turun 17,17 % dari kecepatan 96 rpm yang menempuh waktu rata- rata
12,23 detik. Kapasitas mesin pengupas kopi yang paling baik adalah pada kecepatan 110 rpm, dengan
data yang telah diambil yaitu pada kecepatan 96 rpm adalah 273,16 kg/jam, dan pada kecepatan 110
rpm mengalami kenaikan sebesar 16,99 % yaitu 329,08 kg/jam.

Kata kunci : alat pengupas kopi, kopi, kupas kopi dua rol.

                                                            
1
Dosen Teknik Mesin Universitas Tidar
 
2
Dosen Fakultas Teknik,Universitas Tidar 
 
3
Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Tidar 

55
 

ABSTRACT

Machine tool has a very important role in a company or industry, because basically these tools are
very helpful in completing a job that is closely related to the industry. One example of machine tools
is a post-harvest coffee processing machines. The aim of this study was that the farmers can cultivate
their crops, and can add value to coffee.

The implementation methods of making coffee pulping machines using two roller peeler is the
planning, preparation of construction materials machinery, electric motors, gearboxes, chain
sprocket, gear sprocket, roller peeler, gears, iron plate, bearings and wheels. The next step is
assembling machines and machine position. The next phase is the testing tool, and data analysis,
discussion, seminar and reporting.

If the views of the time, 110 rpm rotational speed is better than the rotation speed of 96 rpm. The
shortest time is also shown on lap 110 rpm, with the average time of 10.13 seconds down 17.17%
from the speed of 96 rpm which take the average time 12.23 seconds. Capacity Parer best coffee is at
a speed of 110 rpm, with the data that has been taken is the speed of 96 rpm was 273.16 kg / h, and at
a speed of 110 rpm was increased by 16.99% ie 329.08 kg / hr.

Keywords: peeler coffee, coffee, coffee peel two rollers.

56
 

A. PENDAHULUAN memperlakukan kopi hasil panen dengan mak-

P
simal dan memiliki nilai jual tinggi.
erancangan ini kami memilih suatu alat
yang digunakan dalam proses pengu- B. TINJAUAN PUSTAKA
pasan kopi, mesin ini didesain dengan Kopi merupakan salah satu komoditas
aplikasi dua rol sebagai pengupas. Seperti kita penting di dalam perdagangan dunia yang meli-
ketahui bahwa pada umumnya sebuah alat kupas batkan beberapa negara produsen dan banyak
kopi manual hanya menggunakan satu rol saja negara konsumen. Kopi, meskipun bukan meru-
sebagai pengupasnya, sedang dalam pengupas pakan tanaman asli Indonesia, tanaman ini mem-
kopi yang menggunakan mesin biasanya masih punyai peranan penting dalam industri
sering menggunakan mesin diesel atau perkebunan di Indonesia (Permentan, 2012).
menggunakan mesin jenis motor bakar bensin.
Tentu saja mesin yang menggunakan motor
bakar akan lebih mahal dalam biaya dan
perawatannya. Pengupas kopi ini menggunakan
motor listrik sebagai penggerak, karena motor
listrik mempunyai beberapa keunggulan, salah
satunya murah harganya dan mudah pera-
watannya. Dengan aplikasi gearbox yang dapat
membuat kerja motor listrik sebagai penggerak
menjadi lebih ringan, sehingga motor menjadi
Gambar 2.1 Potongan penampang buah kopi
lebih awet, gearbox juga menjadikan kerja
(Permentan, 2012).
mesin pengupas ini menjadi lebih stabil.
Setelah musim panen tiba, pada umumnya
Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan
para petani biasanya mengolah biji kopi tersebut
(2011), areal perkebunan kopi di Indonesia pada
langsung dijual dalam keadaan kopi yang masih
tahun 2010 mencapai lebih dari 1,210 juta
basah dan dengan harga yang jauh lebih murah
hektar dengan total produksi sebesar 686.921
dari biji kopi yang sudah kering atau bersih dari
ton dimana 96% diantaranya yaitu areal per-
kulit. Ada juga yang langsung dikeringkan
kebunan kopi rakyat, dengan jumlah petani yang
dalam keadaan utuh (glondongan), akan tetapi
terlibat sebanyak 1.881.694 KK. Laju perkem-
hal ini harus membutuhkan waktu pengeringan
bangan areal kopi di Indonesia rata – rata
yang lama, paling tidak sekitar seminggu
mencapai sebesar 2,11 % per tahun.
penjemuran dibawah terik matahari. Perlakuan
Standar mutu diperlukan sebagai tolok
lain yang digunakan para petani selain yang
ukur dalam pengawasan mutu dan merupakan
disebutkan adalah dengan memecahkan atau
perangkat pemasaran dalam menghadapi klaim
mengelupaskan kulit biji kopi tersebut. Hal ini
dari konsumen dan dalam memberikan umpan
dilakukan agar kopi dapat dapat cepat kering
balik ke bagian pabrik dan bagian kebun.
ketika di bawah terik matahari. Biasanya petani
Standar Nasional Indonesia biji kopi yang telah
hanya memerlukan waktu sekitar 3 – 4 hari saja,
dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional
tetapi dengan catatan matahari tak terhalang
yaitu SNI Nomor 01-2907-2008. Persyaratan
awan. Akan tetapi para petani masih banyak
umum mutu biji kopi dapat dilihat pada tabel 2.1
menggunakan cara manual dalam mengupas biji
(Permentan, 2012).
kopi, hanya para petani yang berpenghasilan
kopi banyak saja yang biasanya menggunakan
mesin giling modern sebagai penggiling
kopinya. Dengan bantuan alat ini maka
diharapkan dapat membantu para petani kopi
menengah ke bawah agar dapat mengolah atau

57
 

Tabel 1. Persyaratan umum mutu biji kopi logam lunak jenis tembaga (Widyotomo dkk,
2011).
No Jenis uji Satuan Persyaratan Proses pengolahan buah kopi secara basah
1 Kadar air % Maks 12,5 ini diawali dengan pengupasan kulit buah
2 Kadar % Maks 0,5 (pulping) menggunakan buah kopi matang yang
kotoran masih segar. Kopi matang merupakan jenis kopi
berupa dari kopi matang yang didatangkan dari daerah
ranting, Dolok Sangggul, Kab. Humbang Hasundutan.
batu, tanah Kopi ini disebut kopi matang karena pohonnya
dan benda- pendek dan berbuah lebat pada tiap rantingnya
benda asing serta pertumbuhannya yang cepat. Pulping ber-
lainnya tujuan untuk memisahkan biji dari kulit buah
3 Serangga - Tidak ada sehingga diperoleh biji yang masih terbungkus
hidup kulit tanduk. Alat pengupas kulit kopi mekanis
4 Biji berbau - Tidak ada dengan tipe silinder ini memiliki prinsip kerja
busuk dan pengupasan terjadi di antara permukaan silinder
berbau yang berputar (rotor) dan permukaan pisau yang
kapang diam (stator) (Johannes dkk, 2013).
Alat pengupas ini dapat dioperasikan
Tabel diatas menunjukkan beberapa sya- dengan dua jenis tenaga penggerak. Tenaga
rat umum yang telah dibuat oleh Badan penggerak pertama dioperasikan secara semi
Standardisasi Nasional yaitu SNI yang disahkan mekanis maksudnya alat ini bekerja dengan
oleh peraturan pemerintah tahun 2012. Berisi bantuan tenaga manusia untuk memutar silinder
tentang persyaratan yang diijinkan, seperti kadar dengan mengayunkan engkol pada alat. Tenaga
air, kadar kotoran berupa ranting, batu, tanah penggerak kedua dioperasikan secara mekanis
dan benda- benda asing lainnya, serangga hidup, dimana alat ini menggunakan motor bakar seba-
serta biji berbau busuk dan berbau kapang. gai penggeraknya. Kedua jenis penggerak alat
Pengupasan kulit buah kopi basah ini tidak saling mengganggu atau merepotkan
(pulping) merupakan salah satu tahapan proses mekanisme kerja alat karena sistem kerja
yang membedakan antara pengolahan kopi penggerak yang dapat dibongkar pasang
secara basah dengan kering. Pada pengolahan (Johannes dkk, 2013).
basah, buah kopi yang telah mencapai tingkat Penggantian jenis tenaga penggerak alat
kematangan optimal harus segera dikupas dan ini dapat dilakukan dengan mudah dan dalam
dipisahkan dari bagian biji berkulit cangkang waktu yang singkat. Hal ini dikarenakan meka-
atau kopi HS, sedangkan pada pengolahan nisme kerja kedua jenis tenaga penggerak ter-
kering, buah kopi hasil panen segera dikering- letak pada puli pengupas. Ketika alat digerakkan
kan sampai diperoleh kadar air antara 12-13%. oleh tenaga motor bakar maka puli pengupas
Umumnya, proses pengupasan kulit buah kopi berfungsi memutar rotor yang dihubungkan oleh
basah yang digerakkan dengan sumber tenaga sabuk V. Namun ketika alat ingin digerakkan
manual maupun motor bakar dibantu dengan oleh tenaga manusia, maka puli pada pengupas
sejumlah air. Pemisahan kulit buah dari kom- berfungsi sebagai sayap angin (flywheel) dengan
ponen biji berkulit cangkang berlangsung di melepaskan sabuk V sehingga tidak terhubung
dalam celah antara permukaan silinder yang ke motor bakar dan mengayun engkol yang
berputar (rotor), dan permukaan plat yang diam dipasang pada puli pengupas (Johannes dkk,
(stator). Rotor memiliki permukaan yang 2013).
bertonjolan (buble plate) dan dibuat dari bahan Desain alat pengupas kulit tanduk kopi
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas biji
kopi. Penelitian ini bertujuan untuk mening-

58
 

katkan pendapatan produsen kopi bubuk ber- mana pengaruh variasi putaran mesin terhadap
skala industri kecil/ rumah tangga. Sedangkan waktu pengupasan. Penelitian ini dilakukan
secara khusus penelitian ini bertujuan untuk dengan metode dua rol, yaitu mesin pengupas
mendesain mesin pengupas kulit tanduk biji kopi dengan mengaplikasikan dua rol pengupas
kopi yang dapat meningkatkan kuantitas dan sebagai alat pengupasnya. Dari penelitian ini
kualitas biji kopi. Proses pelepasan kulit tanduk penulis akan membandingkan seberapa besar
biji kopi dilakukan dengan cara menumbuk biji hasil dan waktu yang dibutuhkan dengan bebe-
kopi di dalam lesung dengan menggunakan alu. rapa variasi putaran.
Proses pelepasan kulit tanduk ini menghasilkan Pelaksanaan penelitian ini adalah dengan
8 hingga 10 kg setiap proses yang berlangsung menggunakan roda gigi sproket bertingkat yang
sekitar 2 jam, dimulai dari menumbuk, memi- dimaksudkan agar kita dapat dengan mudah
sahkan kulit tanduk dari biji kopi dengan cara mengatur dan menentukan berapa putaran yang
menampi. Hal ini dilakukan berulangulang kita butuhkan, yaitu cukup dengan memindah
hingga semua kulit tanduknya. Selanjutnya biji posisi rantai sproket ke posisi roda gigi yang
kopi dijemur tiap hari pada kondisi cuaca cerah. kita inginkan. Dengan demikian diharapkan data
Setelah biji kopi kering, dilanjutkan ke proses yang dapat disajikan dalam bentuk tabel ataupun
penggorengan. Proses penggorengan mengguna- grafik, yang berisi beberapa variasi kecepatan
kan mesin silinder plat baja dengan kapasitas 30 putaran rol pengupas dengan pemasukan jumlah
kg (Jurnal Industria 2013 Vol 2 No 1 Hal 9 – 15) biji kopi sebanyak 1000 gram, dan dengan
Alat Pengupas Kulit Kopi 10 pada suhu 150 waktu pengupasnya. Penampilan hasil pengujian
sampai 200ºC dari kompor bertekanan disisi dengan tabel dan grafik yang berisikan tentang
bawah silinder, kemudian silinder diputar terus- berapa jumlah kopi yang dapat terkupas dengan
menerus oleh tenaga manusia dengan sistim baik, kopi yang rusak, dan kopi yang tidak
engkol sampai. Kualitas kopi banyak ditentukan terkupas dan waktu pengupasan yang dibutuh-
dari hasil pemisahan kulit tanduk dari biji kopi kan. Maka dari penelitian diatas kita akan
dan proses penggorengan. Karena biji kopi yang memperoleh berapa kopi yang dapat terkupas
tidak utuh (pecah) akan mudah gosong dan dengan baik dan dengan waktu yang cepat dan
aroma khasnya hilang. Hal ini dilakukan untuk dengan hasil optimal.
meningkatkan pendapatan produsen kopi bubuk
berskala industri kecil/ rumah tangga. Sedang-
kan tujuan utamanya adalah untuk mendesain
mesin pengupas kulit tanduk biji kopi yang
dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas biji
kopi. Hasilnya ialah diperoleh kualitas dan
kuantitas biji kopi yang telah dikupas. Kualitas
biji kopi dari sekitar 2000 biji kopi yang
dimasukkan ke mesin pengupas kulit tanduk
jumlah biji kopi yang tidak pecah (utuh) men-
capai 98% sisanya 2% dalam keadaan hancur.
Hal ini disebabkan ukuran biji kopi yang tidak
merata, dimana ukuran yang besar atau biji kopi
dengan bagian dalam kosong akan mudah
hancur (pecah) (Palungan dkk, 2013).
Gambar 1. Gambaran teknologi
C. METODE PENELITIAN Keterangan gambar :
Dalam sebuah penelitian tentunya penulis 1. Rol pengupas
telah menentukan hal yang akan dilakukan 2. Bantalan
dalam uji cobanya. Penulis juga meneliti bagai-

59
 

3. Lubang masukan dirangkum agar menjadi sebuah tabel yang lebih


4. Roda gigi sproket mudah dalam menganalisa pengaruh kecepatan
5. Roda gigi lurus putaran terhadap hasil pengupasan kopi yang
6. Poros mempunyai variasi kecepatan 96 rpm dan 110
7. Rangka rpm. Berikut adalah tabel tentang jumlah rata-
8. Rantai rol rata pengaruh kecepatan putaran terhadap hasil
9. Gearbox pengupasan:
10. Roda Tabel 2. Jumlah rata-rata pengaruh kecepatan
11. Tensioner putaran terhadap hasil pengupasan kopi
12. Motor listrik
13. Lubang keluaran Putar Rata- Rata- Rata- Jum
an rata rata rata lah
Dimensi alat : (rpm) kopi kopi kopi (gram)
ter terku tidak
• PxLxT : 65 cm x 25 cm
kupas pas ter
x 65 cm
(gram) menem kupas
• Motor (rpm) : 2890 rpm pel (gram)
• Gearbox : 1:30 kulit
• Panjang roll : 23 cm (gram)
• Diameter roll : 5 cm
96 160 630 138,33 928,33
Peralatan yang dibutuhkan dalam pem-
buatan mesin pengupas kopi tipe dua rol ini ada- 110 166,67 628,33 131,67 926,67
lah sebagai berikut :
a. Stopwatch, digunakan untuk mengukur Data diatas juga disajikan dalam bentuk
waktu pengupasan grafik. Data yang disajikan adalah pengaruh
b. Tachometer, digunakan untuk mengukur kecepatan putaran terhadap kopi yang terkupas,
putaran mesin kopi yang terkupas menempel pada kulit, kopi
c. Neraca, digunakan sebagai pengukur berat yang rusak, dan kopi yang tidak terkupas.
kopi 928.5
d. Ember, sebagai tempat kopi yang akan
928
dikupas
e. Nampan, sebagai wadah kopi yang sudah 927.5
terkelupas Massa 927
(gram)
f. Kunci Pas dan Ring digunakan untuk 926.5
mengencangkan dan mengendorkan baut
926
pada mesin pengupasan
g. Kunci L, digunakan untuk penyetelan 925.5
96 110
pada gear.
Dalam penelitian rancang bangun mesin Kecepatan (rpm)
pengupasan kopi ini bahan yang digunakan
Grafik 1. Pengaruh kecepatan putaran terhadap
adalah buah kopi yang masih basah, ataupun
hasil pengupasan kopi
kopi yang baru saja dipanen atau dipetik dari
Dapat dilihat pada grafik diatas bahwa
pohonnya, dan siap untuk dikupas.
kecepatan putaran 110 rpm menghasilkan hasil
pengupasan yaitu 926,67 gram, turun sebesar
D. HASIL
0,17% dibandingkan dengan kecepatan putaran
Berdasarkan hasil pengujian data dapat
96 rpm yang dapat mengupas kopi sebanyak
disajikan menjadi sebuah tabel rerata yang
928,33 gram.

60
 

D.1 Efisiensi Kecepatan Putaran Terhadap kan dalam pengupasan kopi lebih singkat diban-
Waktu Pengupasan dingkan kecepatan dibawahnya yang berada
Pengujian ini digunakan untuk menge- diatas 10,13 detik turun 17,17% dari kecepatan
tahui kapasitas pengupasan dari masing-masing 96 rpm yang membutuhkan waktu tempuh rata-
kecepatan putaran yang digunakan dalam rata 12,23 detik.
penelitian ini yaitu kecepatan putaran 96 rpm,
dan 110 rpm pada setiap satu jamnya. D.2Perhitungan Perbandingan Transmisi
Putaran (ip)
Tabel 3. Pengaruh kecepatan putaran terhadap Perbandingan Transmisi Putaran (ip) dapat
waktu pengupasan per 1000 gram dihitung dengan menggunakan rumus dibawah :
Putaran Waktu Rata – rata Ip =
(rpm) (detik) (detik) Ip = perbandingan transmisi putaran
96 11,8
n
m = putaran motor
n
p = kecepatan putaran poros rol
96 12,6 12,23
Pada putaran 96 rpm, dapat
96 12,3
diketahui bahwa perbandingan transmisi
110 10,1 putarannya bisa dihitung sebagai berikut:
110 9,9 10,13 Ip =
110 10,4
= = 30,1
Data yang kita lihat dari tabel diatas, Maka kecepatan yang keluar pada kece-
menunjukkan bahwa kecepatan 110 rpm dengan patan 96 rpm dapat diketahui bahwa perban-
waktu pengupasan yang paling baik disbanding- dingan transmisi putarannya adalah 1:30.
kan dengan kecepatan dibawahnya. Pada kece- Pada putaran 110 rpm, dapat diketahui
patan 110 rpm yaitu dengan waktu rata-rata bahwa perbandingan transmisi putarannya bisa
10,13 detik, mengalami penurunan sebesar dihitung sebagai berikut:
17,17% dari kecepatan 96 rpm yang memiliki Ip =
waktu tempuh rata- rata 12,23 detik.
= = 26,2
15 Maka kecepatan yang keluar pada kece-
patan 110 rpm dapat diketahui bahwa perban-
Waktu 10 dingan transmisi putarannya adalah 1:26.
(detik)
5 D.3 Perhitungan kapasitas pengupasan
(kg/jam)
0 Perhitungan kapasitas pengupasan dihi-
96 110 tung dengan mengambil data dari jumlah rata-
Kecepatan (rpm)
rata pengaruh kecepatan putaran terhadap hasil
Grafik 2. Pengaruh kecepatan putaran terhadap pengupasan kopi dan waktu yang ditempuh
waktu pengupasan untuk setiap putarannya. Perhitungan kapasitas
pengupasan dapat dihitung dengan rumus per-
Grafik diatas menunjukkan bahwa waktu bandingan.
yang paling sedikit dalam proses pengupasan Dik: a. waktu pada kecepatan 96 rpm = 12,23
adalah pada kecepatan 110 rpm, hal ini dikare- detik
nakan semakin cepat putaran mesin maka b. waktu pada kecepatan 110 rpm = 10,13
semakin cepat juga proses pengupasan didalam detik
rumah pengupas, sehingga waktu yang dibutuh-

61
 

c. jumlah rata- rata pengaruh kecepatan


putaran terhadap hasil pengupasan
350
300
kopi pada kecepatan 96 rpm = 928,33
250
gram = 0,928 kg
d. jumlah rata- rata pengaruh kecepatan Massa 200
putaran terhadap hasil pengupasan (gram) 150
100
kopi pada kecepatan 110 rpm = 926,67
50
gram = 0,926 kg 0
96 110
Berat pada kecepatan 96 rpm untuk setiap Kecepatan (rpm)
1 jam (3600 detik), pada 12,23 detik berat yang
dapat dicapai adalah 0,928 kg Grafik 3. Kapasitas pengupasan kopi
Maka untuk setiap 1 jamnya adalah:
12,23 → 0,928 D.4 ANALISIS VISUAL
3600 → X Proses selanjutnya adalah proses
12,23 . X = 3600 . 0,928 pengelompokkan dengan cara memisahkan
12,23 . X = 3340,8 kopi yang telah terkupas sempurna, kopi
,
X= yang terkupas tapi masih menempel pada
,
X = 273,16 kg/jam. kulitnya, kopi yang rusak, dan kopi yang
Maka dapat diambil data dari perhitungan tidak terkupas. Maka dari pengelompokkan
diatas pada kecepatan 96 rpm kopi yang dapat tersebut akan diketahui hasil dari masing-
dikupas atau kapasitas mesin pengupas kopinya masing pengelompokkan tersebut dengan
adalah 273,16 kg/jam. menimbang beratnya menggunakan neraca
Berat pada kecepatan 110 rpm untuk analog. Pada tahap ini dapat diambil seba-
setiap 1 jam (3600 detik), pada 10,13 detik berat gai data hasil pengupasan kopi yang telah
yang dapat dicapai adalah 0,926 kg dipisah- pisahkan sesuai dengan hasil
Maka untuk setiap 1 jamnya adalah: pengupasannya. Data pendukung dari pene-
10,13 → 0,926 litian ini adalah dengan melakukan analisis
3600 → X pengaruh kecepatan putaran mesin pengu-
10,13 . X = 3600 . 0,926 pas terhadap hasil pengupasan kopi, se-
10,13 . X = 3333,6 hingga dapat diambil data ataupun kece-
X =
, patan yang ideal. Seperti gambar 4.2
, dibawah ini:
X = 329,08 kg/jam.
Maka dapat diambil data dari perhitungan
diatas pada kecepatan 110 rpm kopi yang dapat
dikupas atau kapasitas mesin pengupas kopinya
adalah 329,08 kg/jam. Berikut adalah grafik
kapasitas mesin pengupas kopi.

(a)

62
 

Gambar 3. Berat kopi menurun setelah


pengupasan
(b)
Dari kedua variasi kecepatan akan dipero-
leh data sebanyak enam kali pengujian, karena
pada setiap kecepatan dilakukan pengujian
sebanyak tiga kali. Pada setiap kali pengulangan
data yang diperoleh atau hasil dari enam kali
percobaan adalah sama, yaitu berat kopi yang
menurun atau berkurang. Hal ini disebabkan
karena cairan kopi yang keluar dan menempel
pada rol pengupas. Selain itu masih terdapat
(c) beberapa biji kopi yang menempel pada rol
Gambar 2. a). Kopi terkupas, b). Kopi terkupas pengupas.
masih menempel pada kulit, c). Kopi
tidak terkupas E. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari
Pengelompokkan ini dilakukan untuk me- penelitian tentang perancangan mesin pengupas
ngetahui atau memperoleh data yang dapat kopi dengan menggunakan dua rol pengupas ini
diketahui, yaitu dengan cara menimbang atau adalah :
menghitung berat dari masing- masing hasil 1. Terciptanya suatu alat atau mesin pengupas
yang diperoleh dari pengelompokkan diatas. kopi tipe dua rol dengan kecepatan putaran
Keempat hasil percobaan tadi akan ditimbang 96 rpm dan 110 rpm.
untuk mendapatkan data, yaitu hasilnya akan 2. Waktu yang lebih singkat ditunjukkan pada
sama atau berkurang dengan kopi yang telah putaran 110 rpm, yaitu dengan waktu rata-
dimasukkan kedalam corong diatas mesin tadi. rata 10,13 detik turun 17,17% dari kecepatan
Kopi yang dimasukkan ke dalam corong adalah 96 rpm yang menempuh waktu rata- rata
1000 gram, maka ketika dilakukan penimbangan 12,23 detik, dan pada kecepatan 110 rpm
setelah proses pengupasan akan berat berat kopi memiliki kapasitas yang lebih baik pula,
akan berkurang karena kemungkinan kadar air karena diperoleh 329,08 kg/jam naik 16,99%
yang berkurang disebabkan menempel pada rol karena pada kecepatan 96 rpm hanya
pengupas. Selain itu masih terdapat juga biji dan diperoleh 273,16 kg/jam.
kulit kopi yang masih menempel dipermukaan 3. Terjadinya penurunan berat kopi dikarenakan
rol, karena cairan yang dikeluarkan dari biji kopi keluarnya cairan dari biji kopi, selain itu juga
yang masih lengket. Gambar 4.3 dibawah ini masih terdapat kopi yang menempel
menunjukkan berat kopi menurun setelah proses dipermukaan rol.
pengupasan, sebagai berikut:

63
 

DAFTAR PUSTAKA Sularso dan Suga K., 2008, Dasar Perencanaan


dan Pemilihan Elemen Mesin, Pradnya
Basselo, D., Stenly Tangkuman, Michael Paramita, Jakarta.
Rembet, 2010, Optimasi Diameter
Poros Terhadap Variasi Diameter Talu S., Lisi F., Tumaliang H., Lily S. Patras,
Sproket Pada Roda Belakang Sepeda 2013, Sistem Pengaturan Kecepatan
Motor, Universitas Sam Ratulangi. Motor Ac Satu Fasa Dengan
Menggunakan Thyristor, Manado.
Hudaya C., Wirabuana Cakra, Permana F. H.,
Hermawan H., Solihin I., 2010, Widyotomo S., H. Ahmad, S.T. Soekarno dan
Synchronous Motor, Universitas Sri-Mulato, 2011, Kinerja Mesin
Indonesia. Pengupas Kulit Buah Kopi Basah Tipe
Tiga Silinder Horisontal, Jember.
Ian Hardiyanto Siahaan dan Amelia S, 2008,
Setting Mesin Pengupasan Biji Kopi
Untuk KebutuhanPengolahan Biji Kopi
Di Daerah Perkebunan Agro Wisata
KebunKopi Jawa Timur Berbasis
Metode Fuzzy Logic, Yogyakarta.

Isdiyarto, 2010, Dampak Perubahan Putaran


Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3
Phase Jenis Rotor Sangkar, Semarang.

Johannes M.S., Achwil P.M. dan Lukman A.H.,


2013, Rancang Bangun Alat Pengupas
Kulit Kopi Mekanis, Medan.

Niemann dan Winter, 1990, Elemen Mesin,


Erlangga, Jakarta.

Palungan M.B., Julianus Dising dan Sudianto


Lande, 2013,Desain Alat Pengupas
Kulit Tanduk Kopi UntukMeningkatkan
Kualitas Dan Kuantitas Biji Kopi,
Makassar.

Permentan, 2012, Pedoman Penanganan Pasca


Panen Kopi, Jakarta

Sirajuddin, S., 2010, Analisis Eksperimental Ciri


Kerusakan Roda Gigi Lurus Berbasis
Spektrum Getaran, Palu.

Stolk dan Kros, 1994, Element Mesin, Erlangga,


Jakarta.

64

Anda mungkin juga menyukai