Anda di halaman 1dari 18

ABSORPSI GAS DAN CAIR

DefinisiAbsorpsi
Absorpsiadalah proses pemisahanbahandarisuatucampuran gas
dengancarapengikatanbahantersebutpadapermukaanabsorbencair yang
diikutidenganpelarutan. Kelarutan gas yang akandiserapdapatdisebabkanhanyaolehgaya-
gayafisik (padaabsorpsifisik) atauselaingayatersebutjugaolehikatankimia
(padaabsorpsikimia). Komponen gas yang
dapatmengadakanikatankimiaakandilarutkanlebihdahuludanjugadengankecepatan yang
lebihtinggi. Karenaituabsorpsikimiamengungguliabsorpsifisik.
KolomAbsorpsi
Adalahsuatukolomatautabungtempatterjadinya proses pengabsorbsi
(penyerapan/penggumpalan) darizat yang dilewatkan di kolom/tabungtersebut. Proses
inidilakukandenganmelewatkanzat yang
terkontaminasiolehkomponenlaindanzattersebutdilewatkankekolominidimanaterdapatfasecair
darikomponentersebut.
PrinsipKerjaKolomAbsorbsi
1. Kolomabsorbsiadalahsebuahkolom, dimanaadazat yang
berbedafasemengalirberlawananarah yang
dapatmenyebabkankomponenkimiaditransferdarisatufasecairankefaselainnya,
terjadihampirpadasetiapreaktorkimia. Proses inidapatberupaabsorpsi gas, destilasi,pelarutan yang
terjadipadasemuareaksikimia.
2. Campuran gas yang merupakankeluarandarireaktordiumpankankebawahmenara absorber.
Didalam absorber terjadikontakantarduafasayaitufasa gas
danfasacairmengakibatkanperpindahanmassadifusionaldalamumpan gas
daribawahmenarakedalampelarut air sprayer yang diumpankandaribagianatasmenara.
Peristiwaabsorbsiiniterjadipadasebuahkolom yang berisi packing denganduatingkat.
Keluarandari absorber padatingkat I mengandunglarutandari gas yang dimasukkantadi.
FungsiAbsorpsi
Meningkatkannilaigunadarisuatuzatdengancaramerubahfasenya.
Contoh :
1. Formalin yang berfasecairberasaldariformaldehid yang berfase gas
dapatdihasilkanmelalui proses absorbsi.Teknologi proses pembuatan formalin
Formaldehidsebagai gas input dimasukkankedalamreaktor. Output darireaktor yang berupa gas
yang mempunyaisuhu 1820C didinginkanpadakondensorhinggasuhu 55
0
C,dimasukkankedalamabsorber.Keluarandari absorber padatingkat I mengandunglarutan
formalin dengankadarformaldehidsekitar 37 – 40%. Bagianterbesardarimetanol,
air,danformaldehiddikondensasi di bawah air pendinginbagiandarimenara, danhampirsemua
removal darisisametanoldanformaldehiddari gas terjadidibagianatas absorber dengan counter
current contact dengan air proses.
2. Pembuatanasamnitrat (absorpsi NO dan NO2).Proses
pembuatanasamnitratTahapakhirdari proses
pembuatanasamnitratberlangsungdalamkolomabsorpsi.
Padasetiaptingkatkolomterjadireaksioksidasi NO menjadi NO2 danreaksiabsorpsi NO2 oleh air
menjadiasamnitrat. Kolomabsorpsimempunyaiempatfluksmasukdanduaflukskeluar.
Empatfluksmasukyaitu air umpan absorber, udarapemutih, gas proses, danasamlemah.
Duaflukskeluaryaituasamnitratprodukdan gas buang.
Kolomabsorpsidirancanguntukmenghasilkanasamnitratdengankonsentrasi 60 %
beratdankandunganNOx gas buangtidaklebihdari 200 ppm.

Absorben

Absorbenadalahcairan yang dapatmelarutkanbahan yang akandiabsorpsipadapermukaannya,


baiksecarafisikmaupunsecarareaksikimia.Absorbenseringjugadisebutsebagaicairanpencuci.
Persyaratanabsorben :

1. Memilikidayamelarutkanbahan yang akandiabsorpsi yang sebesarmungkin


(kebutuhanakancairanlebihsedikit, volume alatlebihkecil).
2. Selektif
3. Memilikitekananuap yang rendah
4. Tidakkorosif.
5. Mempunyaiviskositas yang rendah
6. Stabilsecaratermis.
7. Murah

Jenis-jenisbahan yang dapatdigunakansebagaiabsorbenadalah air (untuk gas-gas yang


dapatlarut, atauuntukpemisahanpartikeldebudantetesancairan), natriumhidroksida (untuk gas-gas
yang dapatbereaksisepertiasam) danasamsulfat (untuk gas-gas yang dapatbereaksisepertibasa).
EKSTRAKSI

Pada dasarnya proses pemisahan dapat diterangkan sebagai proses perpindahan massa, yang
pada akhirnya juga menghasilkan suatu perhitungan yang biasa kita sebut dengan neraca massa.

Ekstraksi adalah teknik yang sering digunakan bila senyawa organik (sebagian besar
hidrofob) dilarutkan atau didispersikan dalam air. Pelarut yang tepat (cukup untuk melarutkan
senyawa organik; seharusnya tidak hidrofob) ditambahkan pada fasa larutan dalam airnya,
campuran kemudian diaduk dengan baik sehingga senyawa organik diekstraksi dengan baik.

Ekstraksi umumnya dilakukan guna menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam
simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut
dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam
pelarut.

Jenis – jenis ekstraksi

1. Ekstraksi Padat Cair (Leaching)

Merupakan ialah proses pelaruhan bagian yang mudah terlarut (solute) dari suatu padatan
dengan menggunakan suatu larutan (yang disebut pelarut/solvent) pada temperature dan proses
alir tertentu.

2. Ekstraksi Cair Cair

Proses pemisahan secara ekstraksi dilakukan jika campuran yang akandipisahkan berupa
larutan homogen (cair - cair) dimana titik didih komponenyang satu dengan komponen yang lain
yang terdapat dalam campuran hampirsama atau berdekatan.Pada proses pemisahan secara
ekstraksi , face cairan II segera terbentuk setelah sejumlah massa solven ditambahkan kedalam
campuran (ciaran I) yangakan dipisahkan. Sebeelum campuran dua fase dipisahkan meenjadi
produk ekstrak dan produk rafinat, suatu uasah harus dilakukan dengan mempertahankankontak
antara face cairan I dengan fase cairan II sedemikian hingga pada suhu dantekanan tertentu
campuran dua fase berada dalam kesetimbangan.

Jika antara solven dan diluen tidak saling melarutkan, maka sistemtersebut dikenal sebagai
Ekstraksi Insoluble Liquid. Tetapi antar solven dandiluen sedikit saling melarutkan disebut
Ekstraksi Soluble Liquid.

Prinsip-prinsip dalam ekstraksi



Prinsip
 Maserasi

Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan
penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan
penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya
perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang
konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi
rendah (prosesdifusi). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi
antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan
penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya
dipekatkan.

Prinsip
 Perkolasi

Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia dimaserasi selama 3 jam,
kemudian simplisia dipindahkan ke dalam bejana silinder yang bagian bawahnya diberi sekat
berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui simplisia tersebut, cairan penyari
akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampai keadan jenuh. Gerakan ke
bawah disebabkan oleh karena gravitasi, kohesi, dan berat cairan di atas dikurangi gaya kapiler
yang menahan gerakan ke bawah. Perkolat yang diperoleh dikumpulkan, lalu dipekatkan.

Prinsip
 Soxhletasi

Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam
klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam
labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-
molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan
jika cairan penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu
alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di
sifon tidak berwarna, tidak tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25 kali.
Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.

Prinsip
 Refluks

Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam labu
alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari
terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan turun
kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat,
demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna,
penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh
dikumpulkan dan dipekatkan.

·Prinsip Destilasi Uap Air

Penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan dalam labu berbeda.
Air dipanaskan dan akan menguap, uap air akan masuk ke dalam labu sampel sambil
mengekstraksi minyak menguap yang terdapat dalam simplisia, uap air dan minyak menguap
yang telah terekstraksi menuju kondensor dan akan terkondensasi, lalu akan melewati pipa
alonga, campuran air dan minyak menguap akan masuk ke dalam corong pisah, dan akan
memisah antara air dan minyak atsiri.
· Prinsip Rotavapor

Proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang dipercepat oleh
putaran dari labu alas bulat, cairan penyari dapat menguap 5-10º C di bawah titik didih
pelarutnya disebabkan oleh karena adanya penurunan tekanan. Dengan bantuan pompa vakum,
uap larutan penyari akan menguap naik ke kondensor dan mengalami kondensasi menjadi
molekul-molekul cairan pelarut murni yang ditampung dalam labu alas bulat penampung.

GambarEkstraksi :

Contoh ekstraksi adalah proses pengolahan gula tebu.

Perlu diketahui bahwa gula dibuat di batang tebu melalui proses fotosintesa dari unsur C, H, O
dengan batuan sinar matahari 6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2, pabrik gula tidak membuat gula
melainkan mengambil gula (sukrosa) dari batang tebu dan di proses menjadi kristal – kristal gula
dengan menekan kehilangan seminimal mungkin. Gambaran secara umum dari proses
pengolahan gula melalui beberapa tahapan, secra singkat dapat kami uraikan sebagai berikut :

1. Pengambilan ( ekstraksi ) nira tebu.

Proses ekstraksi nira dari batang tebu dilakukan di Stasiun Gilingan proses ekstraksi ini
dilakukan semaksimal mungkin sehingga dapat diperoleh nira sebanyak mungkin dan menekan
kehilangan gula yang terikut dalam ampas semaksimal mungkin. Dalam melakukan proses ini
melalui beberapa tahapan yaitu :
a. Pembongkar Tebu (unloading crane)

Proses pembongkaran tebu ini dalakukan untuk memindahkan tebu dari truck atau lori ke
meja tebu dan kemudian tebu akan dibawa oleh cane carrrier menuju alat pekerjaan pendahuluan.

b. Pekerjaan Pendahuluan.

Tujuan utama dari alat pekerjaan pendahuluan ini adalah memotong dan mencacah batang
tebu menjadi bagian yang lebih kecil yang akan memperbesar luas permukaan dari batang tebu
sehingga mempermudah rol gilingan dalam melakukan ekstraksi.

c. Pemerahan (ekstraksi )Nira.

Pemerahan dilakukan oleh rol gilingan dimana tebu yang sudah tercacah dibawa oleh cane
carrier masuk kemulut gilingan sehingga akan terperah oleh rol gilingan dan hal ini dilakukan
berulang – ulang kali secara berkesinambungan. Hasil yang diperoleh di Stasiun Gilingan adalah
nira mentah yang akan diproses dan ampas tebu yang digunakan sebagai bahan bakar boiler.

2. Pemurnian Nira

Proses pemurnian nira dilakukan di Stasiun Pemurnian dengan tujuan untuk memisahkan
kotoran yang tedapat dari nira mentah dan menekan kehilangan gula sekecil kecilnya sehingga
diperoleh nira jernih. Proses penghilangan kotoran dalam nira dilakukan baik secara fisika, kimia
maupun kimia – fisika yang kemudian diakhiri dengan proses mekanis.

Proses dilakukan secara fisika yaitu memisahkan kotoran atau bukan gula dengan cara
pemanasan, pengendapan, penyaringan. Secara kimia dengan menggunakan bahan pembantu
susu kapur Ca(OH)2, belerang SO2, phospat P2O5, floculant dengan dosis yang telah ditentukan.
Secara kimia – fisika yaitu proses penghilangan kotoran yang melayang – layang (koloid)
dengan pemberian susu kapur dengan pH tertentu dan dilakukan pemanasan sehingga akan
terjadi pengumpalan (koagulasi) maka akan terikat oleh endapan yang sudah terbentuk.

3. Penguapan

Tujuan dari penguapan ini adalah untuk menguapakan air yang terkandung dalam nira encer
atau nira jernih. Pemisahan air di Stasiun Penguapan dilakukan dalam berbagai sistem untuk 4
seri daban penguapan disebut “Quadrople Effect” dan untuk 5 seri badan penguapan disebut
“Quintiple Effect”, sehingga 1 kg uap pemanas akan menguapkan 4 atau 5 kg air. Hasil dari
proses di Stasiun Penguapan berupa nira kental dengan °Be ± 32 atau brix ± 64 %.
4. Kristalisasi

Kristalisasi disini dilakukan di Stasiun Masakan yang merupakan penguapan air tahap kedua
dimana tahap pertama dilakukan di Stasiun Penguapan. Sisa air yang terkandung dalam nira
kental diuapkan dengan terkendali karena untuk mengatur tingkat kejenuhan larutan gula.
Dimana larutan tersebut kan terbentuk kristal – kristal gula yang sesuai dengan yang diharapkan.

5. Puteran

Di Stasiun Puteran merupakan proses untuk memisahkan kristal – kristal gula dari larutan
( stroop / tetes / klare ). Dengan gaya sentrifugal maka larutan akan terdorong keluar melalui
lubang – lubang pada saringan sedangkan kristal gula tertahan oleh saringan. Larutan selain tetes
akan diolah lebih lanjut sedangkan kristal gula hasil dari pemutaran masih mempunyai
kelembaban yang tinggi sehingga harus dilakukan pengeringan dan pendinginan karena
kelembaban yang tinggi pada kristal gula dapat menurunkan mutu dari gula itu sendiri.
Pengeringan dilakukan dengan menghembuskan steam sedangkan pendinginan dilakukann
ditalang goyang. Setelah kristal gula kering maka kristal gula dilakukan pemisahan menjadi 3
ukuran dengan penyaringan berdasarkan ukuran kristal yaitu ukuran halus, ukuran normal
(produk), ukuran kasar. Untuk gula yang menpunyai ukuran halus dan kasar maka akan dilebur
untuk diolah lebih lanjut sedangkan untuk gula dengan ukuran normal atau sesuai ketentuan
maka akan dilakukan packing dan disimpan dalam gudang pada kondisi tertentu dan siap dijual
dipasaran.

Demikian gambaran secara umum proses pengolahan gula dipabrik gula dengan bahan baku
tebu.

Gambar Flowsheet Pembuatan gula tebu


FURNACE

Tungku (furnace) adalah sebuah peralatan yang digunakan untuk melelehkan logam untuk
pembuatanbagian mesin (casting) atau untuk memanaskan bahan serta mengubah bentuknya
(misalnya rolling/penggulungan, penempaan) atau merubah sifat-sifatnya (perlakuan panas).
Karena gas buang dari bahan bakar berkontak langsung dengan bahan baku, maka jenis bahan
bakar yang dipilih menjadi penting. Sebagai contoh, beberapa bahan tidak akan mentolelir sulfur
dalam bahan bakar. Bahan bakar padat akan menghasilkan bahan partikulat yang
akanmengganggu bahan baku yang ditempatkan didalam tungku. Untuk alasan ini:
∗ Hampir seluruh tungku menggunakan bahan bakar cair, bahan bakar gas atau listrik
sebagai masukan energinya.

∗ Tungku induksi dan busur/arc menggunakan listrik untuk melelehkan baja dan besi tuang.

∗ Tungku pelelehan untuk bahan baku bukan besi menggunakan bahan bakar minyak.

∗ Tungku yang dibakar dengan minyak bakar hampir seluruhnya menggunakan minyak
tungku, terutama untuk pemanasan kembali dan perlakuan panas bahan.

∗ Minyak diesel ringan (LDO) digunakan dalam tungku bila tidak dikehendaki adanya
sulfur.

Idealnya tungku harus memanaskan bahan sebanyak mungkin sampai mencapai suhu yang
seragam dengan bahan bakar sesedikit mungkin. Kunci dari operasi tungku yangefisien terletak
pada pembakaran bahan bakar yang sempurna dengan udara berlebih yangminim. Tungku
beroperasi dengan efisiensi yang relatif rendah (serendah 7 persen) dibandingkan dengan
peralatan pembakaran lainnya seperti boiler (dengan efisiensi lebih dari 90 persen). Hal ini
disebabkan oleh suhu operasi yang tinggi dalam tungku. Sebagai contoh, sebuah tungku
yangmemanaskan bahan sampai suhu 1200oC akan mengemisikan gas buang pada suhu 1200oC
atau lebih yang mengakibatkan kehilangan panas yang cukup signifikan melalui cerobong.
Seluruh tungku memiliki komponen-komponen sebagai berikut:
∗ Ruang refraktori dibangun dari bahan isolasi untuk menahan panas pada suhu operasi
yang tinggi.

∗ Perapian untuk menyangga atau membawa baja, yang terdiri dari bahan refraktori yang
didukung oleh sebuah bangunan baja, sebagian darinya didinginkan oleh air.

∗ Burners yang menggunakan bahan bakar cair atau gas digunakan untuk menaikan dan
menjaga suhu dalam ruangan. Batubara atau listrik dapat digunakan dalam pemanasan
ulang/reheating tungku.

∗ Cerobong digunakan untuk membuang gas buang pembakaran dari ruangan

∗ Pintu pengisian dan pengeluaran digunakan untuk pemuatan dan pengeluaran muatan.

∗ Peralatan bongkar muat termasuk roller tables, conveyor, mesin pemuat dan pendorong
tungku.

Jenis-jenis tungku
Tungku secara luas dibagi menjadi dua jenis berdasarkan metoda pembangkitan panasnya:
tungku pembakaran yang menggunakan bahan bakar, dan tungku listrik yang menggunakan
listrik. Jenis bahan bakar yang digunakan, cara pemuatan bahan baku, cara perpindahan
panasnya dan cara pemanfaatan kembali limbah panasnya. Tetapi, dalam prakteknya tidak
mungkin menggunakan penggolongan ini sebab tungku dapat menggunakan berbagai jenis bahan
bakar, cara pemuatan bahan ke tungku yang berbeda, dll.

Tungku penempaan
Tungku penempaan digunakan untuk pemanasan awal bilet dan ingot untuk mencapai suhu
‘tempa’. Suhu tungku dicapai pada sekitar 1200 sampai 1250oC. Tungku
penempaanmenggunakan sistim perapian terbuka dan hampir seluruh panasnya ditransmisikan
oleh radiasi. Bebannya biasanya adalah 5 sampai 6 ton dengan operasi tungku 16 sampai 18 jam
setiap harinya. Siklus operasi totalnya dapat dibagi menjadi (i) waktu pemanasan (ii)
waktuperendaman dan (iii) waktu penempaan. Pemakaian bahan bakar yang spesifik tergantung
pada jenis bahan dan jumlah ‘pemanasan ulang/ reheat’ yang diperlukan.
Tungku re-rolling mill
a) Jenis batch
Tungku jenis kotak digunakan sebagai r e-rolling mill jenis batch. Tungku ini terutama
digunakan untuk pemanasan skrap, ingot dan bilet kecil yang beratnya 2 sampai 20 kg untuk
rerolling. Bahan dimasukkan dan dikeluarkan secara manual dan hasil akhirnya berupa batang/
rod, strips, dll. Suhu operasinya sekitar 1200 oC. Siklus waktunya dapat dikategorikan lebih
lanjut menjadi waktu pemanasan dan waktu re-rolling. Keluaran rata-rata dari tungku-tungku ini
bervariasi dari 180 sampai 280 kg batubara/ton bahan yang dipanaskan.
b) Jenis pusher kontinyu
Aliran proses dan siklus operasi jenis pusher kontinyu sama dengan tungku jenis batch. Suhu
operasinya sekitar 1250 o C. Umumnya, tungku ini beropeasi selama 8 sampai 10 jam dengan
keluaran hasil 20 sampai 25 ton per hari. Bahan atau stok memanfaatkan kembali sebagian
panasnya dalam gas buang ketika gas buang bergerak turun sepanjang tungku. Penyerapan panas
oleh bahan dalam tungku tergolong lambat, tetap dan seragam diseluruh penampang dibanding
dengan jenis batch.

Tungku pemanasan ulang yang kontinyu


Dalam pemanasan ulang/ reheating yang kontinyu, stok baja membentuk aliran bahan yang
kontinyu dan dipanaskan sampai mencapai suhu yang dikehendaki ketika bahan ini
berjalanmelalui tungku. Suhu sebatang baja naik antara 900°C dan 1250oC, sampai bahan ini
cukup lunak untuk dikempa atau digulung menjadi bentuk dan ukuran yang dikehendaki. Tungku
juga harus memenuhi laju pemanasan stok yang spesifik untuk alasan metalurgi dan
produktivitas. Untuk menjaga kehilangan energi pada nilai minimum, pintu masukan dan
keluaran harus berukuran minimal dan dirancang untuk menghindari penyusupan udara.
Tungku pemanasan ulang/ reheating kontinyu dapat dikategorikan dengan dua metoda
pengangkutan bahan yang melalui tungku:
∗ Stok dijaga bersama membentuk alira n bahan yang didorong menuju tungku. Tungku
semacam ini disebut tungku jenis pusher (pendorong).

∗ Stok d itempatkan pada perap ian yang bergerak/ moving hearth atau struktur penopang
yang mengangkut baja menuju tungku. Tungkunya terdiri dari balok berjalan, perapian berjalan,
tungku bogie dengan sirkulasi ulang yang kontinyu, dan tungku dengan perapian berputar
(rotary hearth furnace).

Kehilangan panas yang mempengaruhi kinerja tungku


Idealnya, seluruh panas yang dimasukkan ke tungku harus digunakan untukmemanaskan muatan
atau stok. Namun demikian dalam prakteknya banyak panas yang hilang dalam beberapa cara
Kehilangan panas dalam tungku tersebut meliputi (BEE, 2005 and US DOE, 2004):
∗ Kehilangan gas buang: merupakan bagian dari panas yang tinggal dalam gas pembakaran
dibagian dalam tungku. Kehilangan ini juga dikenal dengan kehilangan limbah gas atau
kehilangan cerobong.

∗ Kehilangan dari kadar air dalam bahan bakar: bahan bakar yang biasanya mengandung
kadar air dan panas digunakan untuk menguapkan kadar air dibagian dalam tungku.

∗ Kehilangan dikarenakan hidrogen dalam bahan bakar yang mengakibatkan terjadinya

∗ pembentukan air

∗ Kehilangan melalui pembukaan dalam tungku: kehilangan radiasi terjadi bilamana


terdapat bukaan dalam penutup tungku dan kehilangan tersebut dapat menjadi cukup berarti
terutama untuk tungku yang beroperasi pada suhu diatas 540°C. Kehilangan yang kedua adalah
melalui penyusupan udara sebab draft tungku/ cerobong menyebabkan tekanan negatif dibagian
dalam tungku, menarik udara melalui kebocoran atau retakan atau ketika pintu tungku terbuka.

o Kehilangan dinding tungku/permukaan, juga disebut kehilangan dinding: sementara suhu


dibagian dalam tungku cukup tinggi, panas dihantarkan melalui atap, lantai dan dinding dan
dipancarkan ke udara ambien begitu mencapai kulit atau permukaan tungku.

o Kehilangan lainnya: terdapat beberapa cara lain dimana panas hilang dari tungku,
walupun menentukan jumlah tersebut seringkali sulit. Beberapa diantaranya adalah:

o Kehilangan panas tersimpan: bila tungku mulai dinyalakan maka struktur dan isolasi
tungku juga dipanaskan, dan panas ini hanya akan meninggalkan struktur lagi jika tungku
dimatikan. Oleh karena itu kehilangan panas jenis ini akan meningkat dengan jumlah waktu
tungku dihidup-matikan.

o Kehilangan selama penanganan bahan: peralatan yang digunakan untuk memindahkan


stok melalui tungku, seperti belt conveyor, balok berjalan, bogies, dll. juga menyerap panas.
Setiap kali peralatan meninggalkan tungku mereka akan kehilangan panasnya, oleh karena itu
kehilangan panas meningkat dengan sejumlah peralatan dan frekuensi dimana mereka masuk dan
keluar tungku

o Kehilangan panas media pendingin: air dan udara digunakan untuk mendinginkan
peralatan, rolls, bantalan dan rolls, dan panas hilang karena media tersebut menyerap panas.

o Kehilangan dari pembakaran yang tidak sempurna: panas hilang jika pembakaran
berlangsung tidak sempurna sebab bahan bakar atau partikel yang tidak terbakar menyerap panas
akan tetapi panas ini tidak disimpan untuk digunakan

o Kehilangan dikarenakan terjadinya pembentukan kerak.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. TUNGKU DAN REFRAKTORI.


http://www.energyefficiencyasia.org/docs/ee_modules/indo/Chapter%20-
%20Furnaces%20and%20Refractories%20(Bahasa%20Indonesia).pdf

LEACHING
1.1 Pengertian Leaching
Seperti proses pemisahan-pemisahan lainnya seperti distilasi, absorpsi ataupun stripping,
leaching juga memiliki tujuan ahir dalam pemisahannya yaitu mendapatkan zat yang umumnya
terkandung dalam suatu padatan. Leaching adalah pelarutan terarah satu atau lebih senyawaan
dari campuran padatan dengan cara mengontakkan dengan pelarut cair. Pelarut melarutkan
sebagian bahan padatan sehingga bahan terlarut yang diinginkan dapat diperoleh. Leaching
(ekstraksi padat-cair) ialah proses peluruhan bagian yang mudah terlarut (solute) dari suatu
padatan dengan menggunakan suatu larutan (pelarut) pada temperatur dan proses alir tertentu.
Proses ini dilakukan bisa untuk mendapatkan bagian yang mudah terlarut karena lebih berharga
dari padatannya, misalnya pada bahan tambang, minyak nabati dan lain-lain, ataupun untuk
menghilangkan bahan kontaminan yang mudah terlarut dari padatan yang lebih berharga,
misalnya pigmen dari kontaminan kimiawi yang bisa atau mudah dilarutkan.
Jika solute tersebar merata dalam padatan, maka yang lebih dekat dengan permukaan
akan lebih dulu terlarut meninggalkan sisa padatan yang lebih berpori jadinya (rafinat). Pelarut
selanjutnya akan menembus lapisan terluar sebelum mencapai solute berikutnya, dan selanjutnya
proses akan meningkat tingkat kesulitan ekstraksinya Karena kandungan solute dari sebelumnya
atau laju ekstraksi akan menurun. Secara umum proses dapat diasumsikan dalam tiga bagian.
Pertama, perubahan fasa dari solute selagi terlarut ke dalam pelarut. Kedua, difusi dari solute
melalui pelarut dalam pori-pori padatan keluar dari partikel tersebut. Ketiga, perpindahan dari
solute dari larutan atau pelarut dalam kontak dengan partikel ke larutan utama keseluruhan
(Diandry, 2007).

1.2 Prinsip Kerja Leaching


Leaching bisa dilakukan dengan sistem batch, semibatch, atau continuous. Biasanya
dilakukan pada suhu tinggi untuk meningkatkan kelarutan solute di dalam pelarut. Aliran
crosscurrent atau countercurrent. Asupan umumnya padatan, terdiri dari: bahan pembawa tak
larut dan (biasanya yang diinginkan) senyawa dapat larut. Bahan yang diinginkan akan larut (to
some extent) dan keluar dari unit leaching sebagai overflow. Padatan keluar sebagai underflow,
yang biasanya basah, sehingga campuran pelarut / solute mixture terbawa juga. Persentasi solute
yang dapat dipisahkan dari padatan basah / kering disebut rendemen (UI, 2008).

1.3 Aplikasi Leaching Dalam Industri


Berikut ini merupakan industri yang menggunakan proses leaching :
 Industri logam untuk memisahkan mineral dari bijih dan batuan (pelarut asam membuat
garam logam terlarut) : Cu dengan H2SO4 atau NH3 , Co & Ni dengan campuran H2SO4-NH3-
O2, Au dengan HCN.
 Pabrik gula saat memisahkan gula dari bit (air sebagai pelarut).
 Industri minyak goreng untuk memisahkan minyak dari kedelai, kacang, biji matahari,
biji kapas, dll. (pelarut hexana, aseton, eter atau organik sejenis).
 Industri farmasi: mengambil kandungan obat dari dedaunan, akar dan batang, dasar
leaching juga dipakai pada lingkungan kita. Misalnya: erosi unsur hara oleh air hujan, saat
kita menyeduh teh atau kopi di pagi hari.
(UI, 2008).

1.4 Metode Ekstraksi Padat Cair (Leaching)


1. Dalam proses perkolasi, laju di saat pelarut berkontak dengan permukaan bahan selalu
tinggi dan pelarut mengalir dengan cepat membasahi bahan karena pengaruh gravitasi.
2. Dalam proses imersi, bahan berkontak dengan pelarut secara periodeik sampai bahan
benar-banar terendam oleh pelarut. Oleh karena itu pelarut mengalir perlahan pada permukaan
bahan, bahkan saat sirkulasinya cepat.
3. Untuk perkolasi yang baik, partikel bahan harus sama besar untuk mempermudah pelarut
bergerak melalui bahan.
4. Dalam kedua prosedur, pelarut disirkulasikan secara counter-current terhadap bahan.
Sehingga bahan dengan kandungan minyak paling sedikit harus berkontak dengan pelarut yang
kosentrasinya paling rendah.
Metode perkolasi biasa digunakan untuk mengekstraksi bahan yang kandungan minyaknya
lebih mudah terekstraksi. Sementara metode imersi lebih cocok digunakan untuk mengekstraksi
minyak yang berdifusi lambat. Ekstraksi bahan makanan biasa dilakukan untuk mengambil
senyawa pembentuk rasa bahan tersebut. Misalnya senyawa yang menimbulkan bau dan / atau
rasa tertentu.
Ada dua jenis ekstraktor yang lazim digunakan pada skala laboratorium, yaitu ekstraktor
Soxhlet dan ekstraktor Butt. Pada ekstraktor Soxhlet, pelarut dipanaskan dalam labu didih
sehingga menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian masuk ke kondensor melalui pipa kecil dan
keluar dalam fasa cair. Kemudian pelarut masuk ke dalam selongsong berisi padatan. Pelarut
akan membasahi sampel dan tertahan di dalam selongsong sampai tinggi pelarut dalam pipa
sifon sama dengan tinggi pelarut di selongsong. Kemudian pelarut seluruhnya akan menggejorok
masuk kembali ke dalam labu didih dan begitu seterusnya. Peristiwa ini disebut dengan efek
sifon.
Prinsip kerja ekstraktor Butt mirip dengan ekstraktor Soxhlet. Namun pada ekstraktor Butt,
uap pelarut naik ke kondensor melalui annulus di antara selongsong dan dinding dalam tabung
Butt. Kemudian pelarut masuk ke dalam selongsong langsung lalu keluar dan masuk kembali ke
dalam labu didih tanpa efek sifon. Hal ini menyebabkan ekstraksi Butt berlangsung lebih cepat
dan berkelanjutan (rapid). Selain itu ekstraksinya juga lebih merata. Ekstraktor Butt dinilai lebih
efektif daripada ekstraktor Soxhlet. Hal ini didasari oleh faktor berikut:
1. Pada ekstraktor Soxhlet cairan akan menggejorok ke dalam labu setelah tinggi pelarut
dalam selongsong sama dengan pipa sifon. Hal ini menyebabkan ada bagian sampel yang
berkontak lebih lama dengan cairan daripada bagian lainnya. Sehingga sampel yang berada di
bawah akan terekstraksi lebih banyak daripada bagian atas. Akibatnya ekstraksi menjadi tidak
merata. Sementara pada ekstraktor Butt, pelarut langsung keluar menuju labu didih. Sampel
berkontak dengan pelarut dalam waktu yang sama.
2. Pada ekstraktor Soxhlet terdapat pipa sifon yang berkontak langsung dengan udara
ruangan. Maka akan terjadi perpindahan panas dari pelarut panas di dalam pipa ke ruangan.
Akibatnya suhu di dalam Soxhlet tidak merata. Sedangkan pada ekstraktor Butt, pelarut
seluruhnya dilindungi oleh jaket uap yang mencegah perpindahan panas pelarut ke udara dalam
ruangan.
(Devy, 2009).

DAFTAR PUSTAKA

Devi Nandya Utami. 2009. Ekstraksi. http://majarimagazine.com/2009/03/ekstraksi/.


Diandry. 2007. Leaching. http://himapet.multiply.com/journal/item/3.
UI. 2008. Leaching. staff.ui.ac.id/internal/131644936/material/HOLeaching.ppt.
DAFTAR PUSTAKA

2009. Dimas. http://www.inforedia.com/2010/10/prinsip-kerja-dan-tujuan


ekstraksi.html

2010. Maya. pengertian ekstraksi - http://www.scribd.com/doc/59837498/14/


Pengertian Ekstraksi. ekstraksi gula - http://myhablur.blogspot.com/

2010. Tika. Ekstraksi padat cair.http://sulae.blogspot.com/2008/04/ekstraksi-padat


cair.html

Anda mungkin juga menyukai