Makalah ini membahas pengaruh infrastruktur transportasi (jalan dan kereta api) terhadap
pertumbuhan ekonomi di India selama periode 1970-2010. Dengan menggunakan Vector Error
Correction Model (VECM), makalah ini menemukan adanya hubungan dua arah antara transportasi
darat dan pertumbuhan ekonomi. Ini juga menemukan kausalitas dua arah antara transportasi darat
dan pembentukan modal, kausalitas dua arah antara pembentukan modal domestik bruto dan
pertumbuhan ekonomi, kausalitas searah dari transportasi kereta api ke pertumbuhan ekonomi dan
kausalitas searah dari transportasi kereta ke formasi modal bruto. Makalah ini menunjukkan bahwa
perluasan infrastruktur transportasi (baik jalan dan kereta api) bersama dengan formasi modal bruto
akan membawa pertumbuhan ekonomi India yang substansial. Oleh karena itu, dalam lingkup yang
dinyatakan, studi ini menunjukkan bahwa kebijakan transportasi yang sesuai harus dipertahankan
untuk meningkatkan infrastruktur transportasi dan dengan demikian pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan di India.
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0739885912000534
Artikel ini menguji efek spillover eksternal terhadap pertumbuhan transportasi China dari dimensi
teoritis dan empiris. Berdasarkan model produksi logaritma, artikel ini pertama membuktikan
eksternality positif dalam transportasi. Setelah itu, ia mengumpulkan data China dari 28 provinsi dari
tahun 1985 sampai 2006, dan menggunakan metode ekonometrik spasial komparatif untuk menguji
eksternalitas positif. Setelah membangun model ekonometrik spasial, penulis menggunakan metode
likelihood maksimum untuk memperkirakan model ini. Menurut model teoritis dan kesimpulan
empiris, artikel ini sampai pada kesimpulan berikut: ① Eksternalitas positif dalam transportasi
memang ada; ② Dari tahun 1985 sampai 2006, kontribusi transportasi 24,8 miliar yuan (RMB) ke
PDB China setiap tahun, dari 24,8 miliar yuan, 19,6 miliar berasal dari kontribusi langsung dan 5,2
miliar lainnya berasal dari efek spillover eksternal; ③ Ramalan kontribusi langsung dan dampak
spillover eksternal terhadap pertumbuhan ekonomi adalah rata-rata 13,8% setiap tahunnya.
http://en.cnki.com.cn/Article_en/CJFDTOTAL-GGYY200905003.htm
THE ROLE OF TRANSPORTATION IN LOGISTICS
CHAIN
Proceedings of the Eastern Asia Society for Transportation Studies, Vol. 5, pp. 1657 - 1672, 2005
Yung-yu TSENG
PhD Candidate
Transport Systems Centre
University of South Australia
GPO Box 2471 Adelaide, South Australia
5001 Australia
Fax: +61-8-8302-1880
Email: yung-yu.tseng@unisa.edu.au
Michael A P TAYLOR
Director
Transport Systems Centre
University of South Australia
GPO Box 2471 Adelaide, South Australia
5001 Australia
Fax: +61-8-8302 1880
Email: michael.taylor@unisa.edu.au
Tulisan ini mencakup secara luas dari kegiatan logistik untuk sistem transportasi dan upaya untuk
tentukan peran transportation dalam sistem logistik through review yang ekstensif Utama isi
penelitian meliputi review logistiks pengembangan, ch karakter dari berbagai operasi transportasi di
bidang logistik kegiatan, aplikasi logistik di berbagai bidang, kota logistik, arah masa depan
pengembangan logistik, dan co operasi dengan sistem transportasi.
Singkatnya, logistik dan transportasi ada beberapa relevansi. (1) Sistem logistik memiliki lebih dan
posisi yang lebih penting dalam aktivitas masyarakat kita. (2) Sistem transportasi dan logistik
memiliki hubungan saling ketergantungan yang logis Manajemen tics membutuhkan transportasi
untuk melakukan Aktivitasnya dan sementara itu, sistem logistik yang sukses dapat membantu
memperbaiki lalu lintas lingkungan dan transportasi. (3) Sejak co transportasi ntributes tertinggi
biaya antar elemen terkait di sistem logistik, memperbaiki efisiensi transportasi bisa mengubah
keseluruhan perfor Sistem logistik. (4) Transportasi memainkan peran penting dalam sistem logistik
dan aktivanyaities muncul di berbagai bagian logistik proses. Tanpa menghubungkan transportasi,
strategi logistik yang kuat tidak bisa mewujudkannya kapasitas menjadi full play. Peninjauan kembali
sistem logistik secara luase bisa membantu mengintegrasikan keuntungan dari kasus aplikasi yang
berbeda untuk mengatasinya Kerugian saat ini.
http://www.dphu.org/uploads/attachements/books/books_2520_0.pdf
Oleh: Dr. Zaroni, CISCP. | Senior Consultant at Supply Chain Indonesia 2015
Dalam beberapa dekade terakhir, telah terjadi pergeseran konsentrasi penduduk dan pusat
ekonomi dari kawasan pedesaan ke kawasan kota. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi
kawasan perkotaan mengalami peningkatan. Peningkatan pertumbuhan ekonomi perkotaan
memerlukan keandalan pasokan barang dan komoditas untuk memenuhi kebutuhan sektor
industri dan sektor rumah tangga. Jenis barang dan komoditas ini sangat beragam, mulai dari
komoditas pangan, barang industri, bahan bangunan, dan lain sebagainya.
Untuk mengurangi dampak negatif dari peningkatan aktivitas logistik perkotaan, diperlukan
perencaaan efisiensi logistik perkotaan, kebijakan pemerintah, dan kerjasama pemerintah
daerah dan sektor swasta untuk menerapkan praktik-praktik terbaik implementasi desain
sistem logistik perkotaan, dengan sasaran efisiensi, keandalan, dan kelancaran logistik
perkotaan.
Efisiensi logistik adalah kunci dari salah satu penanggulangan kemacetan lalu-lintas
perkotaan yang semakin parah dan mengurangi dampak negatif terhadap kualitas lingkungan
perkotaan yang disebabkan oleh angkutan barang. Berbeda dengan angkutan penumpang,
umumnya perencanaan, kebijakan, dan pengawasan angkutan barang masih lemah, dan
belum terintegrasi dalam suatu sistem logistik perkotaan yang handal dan efisien.
Secara sederhana sasaran dari efisiensi logistik adalah mengirim sejumlah barang dengan
volume yang sama dengan tingkat penggunaan kendaraan yang lebih rendah (mengurangi
jumlah kendaraan, penggunaan kendaraan kecil, dan jarak kilometer tempuh lebih rendah).
Efisiensi logistik perkotaan diukur dari penurunan biaya distribusi barang per kg per km,
penurunan tingkat kemacetan, kebisingan, dan penurunan emisi karbon dioksida yang
dihasilkan dari kendaraan angkutan barang.
Secara prinsip, untuk mencapai efisiensi logistik perkotaan menjadi tanggung jawab bersama,
antara pelaku usaha, pengusaha jasa transportasi, dan pemerintah daerah.
Sungguh tidak ekonomis (dan tidak ramah lingkungan) untuk menugaskan truk kapasitas
besar jarak jauh ini untuk berhenti di setiap titik pengiriman (multidrop) di dalam kota. Selain
kemacetan juga pemborosan penggunaan bahan bakar.
Pusat gudang logistik konsolidasi ini dapat dibangun oleh pemerintah atau sektor swasta,
yang digunakan bersama oleh para operator angkutan barang, dalam suatu kawasan yang
umumnya dikenal sebagai “kawasan logistik”.
Kawasan logistik ini sebagai hub atau pusat konsolidasi, yang dihubungkan (konektivitas)
dengan multimoda transportasi, seperti truck, kereta api, kapal, dan pesawat udara ke
beberapa kota jarak jauh. Untuk konektivitas kawasan logistik ke retailer di dalam kota
menggunakan kendaraan kapasitas kecil sebagai “feeder”. Feeder ini mengangkut muatan
barang-barang masuk dan keluar kawasan logistik.
Ketika truk jarak jauh tiba di gudang konsolidasi, semua barang muatan diturunkan.
Selanjutnya, barang-barang dipilah-pilah dan dipindahkan ke kendaraan “feeder” yang
beroperasi pada rute tertentu, berdasarkan informasi yang tertera pada dokumen barang (nota
tagihan, nota pegiriman, dsb).
Desain fasilitas cross-docking dirancang untuk memudahkan arus pergerakan barang masuk
dan keluar. Fasilitas cross-docking biasanya terdiri dari dermaga/sisi penerima dan
dermaga/sisi pengiriman. Truk kapasitas besar jarak jauh akan berhenti di dermaga penerima
dan menurunkan muatan. Selanjutnya, muatan kiriman tersebut disortir sesuai dengan rute
tujuan atau wilayah pengiriman. Di dermaga pengiriman, muatan tersebut dimasukkan ke
kendaraan feeder yang melayani rute atau wilayah distribusi pengiriman tertentu.
Fasilitas yang modern dan terotomatisasi biasanya dilengkapi dengan ban berjalan yang
dipasang melingkar, menghubungkan sisi/terminal penerimaan dan pengiriman untuk
memfasilitasi proses sortir dan cross-docking. Ban berjalan yang digunakan mirip dengan
digunakan di bandara untuk pengambilan bagasi di terminal kedatangan, dan merupakan inti
dari operasional konsolidasi dan merupakan peran utama dari fungsi dari suatu pusat
pelayanan.
Rute pengiriman dapat dioptimisasi setiap hari dan proses pengepakan muatan kedalam
kendaraan dapat ditunjang dengan sistem aplikasi perencanaan transportasi.
Untuk mengoperasikan sistem logistik perkotaan di kawasan logistik dapat dilakukan oleh
perusahaan penyedia jasa logistik (3PL). Para pedagang atau manufaktur di kawasan logistik
dapat menggunakan satu perusahaan penyedia jasa logistik untuk melayani kebutuhan
logistiknya.
Tujuan dari sistem ini adalah terbentuknya penyedia jasa logistik yang secara khusus
melayani satu wilayah pelayanan dengan efisiensi logistik yang tinggi.
Implementasi praktis dari solusi penyedia jasa logistik perkotaan adalah sebagai berikut
(GTZ, 2013):