Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PT
DAFTAR ISI ............................................................................................................... I
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... III
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ IV
DAFTAR ISI i
E.3.2 Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data Lapangan.......... E-16
E.3.3 Tahap Analisis ............................................................ E-17
E.3.3.1 Tahap Laporan Akhir ...................................... E-18
E.4 Program Kerja ....................................................................... E-18
DAFTAR ISI ii
Gambar A-1 Struktur Organisaasi Perusahaan PT. ..................................................A-2
Gambar E-1 Bagan Alir Metodologi Pelaksanaan Kegiatan ..................................... E-14
Gambar G-1 Struktur Organisasi Pelaksanaan Kegiatan ......................................... G-2
DAFTAR TABEL iv
BAGIAN A
B.1 Umum
PT. ........ telah berhasil menangani berbagai paket pekerjaan layanan jasa konsultansi
dengan bermacam bidang kegiatan, baik yang dibiayai oleh Pemerintah Indonesia,
BUMN, Lembaga Keuangan Internasional, maupun Swasta. Dalam proposal ini,
dilampirkan pula daftar pengalaman perusahaan dalam menangani pekerjaan-
pekerjaan sejenis dan atau yang berkaitan dengan pekerjaan ini selama kurun waktu
10 tahun terakhir.
Secara umum penjelasan dari kerangka acuan kerja (KAK) pekerjaan Pendataan
Kebutuhan Dan Ketersediaan Tanah Untuk Pembangunan Perumahan sudah cukup
jelas. Hal ini tercermin dari kedalaman pembahasan mengenai maksud dan tujuan,
kriteria dan ruang lingkup pekerjaan, dan sistem pelaksanaan. Berdasarkan hal ini,
hasil akhir yang diinginkan dari kegiatan Pendataan Kebutuhan Dan Ketersediaan
Tanah Untuk Pembangunan Perumahan tersebut dapat dimengerti dengan baik
sehingga kemungkinan kesalahan dalam menafsirkan hasil yang ingin dicapai dari
pemberi tugas dapat diminimalkan.
Maksud dan tujuan yang termuat dalam KAK sudah sangat jelas dan dapat dipahami
konsultan dengan baik. Dengan memahami maksud dan tujuan tersebut diharapkan
apa yang akan dihasilkan oleh konsultan dalam kegiatan ini dapat sesuai dengan
pemberi kerjaan dan dapat bermanfaat bagi pihak terkait dengan kegiatan ini.
Kota didefinisikan sebagai sebuah permukiman yang relatif besar, padat, dan
permanen yang terdiri dari kelompok individu–individu yang heterogen dari segi sosial,
sedangkan kota dalam arti modern terbentuk bukan dari segiciri morfologis tertentu
melainkan dari fungsi khususnya, yaitu menyusun dan menciptakan ruang-ruang
efektif melalui pengorganisasian berdasarkan hierarki–hierarki tertentu (Rapoport
dalam Markus, 1999: 5). Kota secara umum dapat didefinisikan sebagai tempat
tinggal dan tempat bekerja bagi sebagian penduduk dunia, tempat yang dapat
memberikan peluang dan harapan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik bagi
sekelompok orang, dan tempat yang menarik penduduk dari pinggiran kota dari waktu
ke waktu (Wilsher dalam Branch, 1996:7).
Sedangkan menurut Silas (1996: 6) rumah adalah bagian yang utuh dari permukiman
dan bukan semata – mata hasil fisik yang sekali jadi. Perumahan bukan kata benda
melainkan merupakan suatu kata kerja yang berupa proses berlanjut dan terkait
dengan mobilitas sosial ekonomi penghuninya. Bermukim pada hakikatnya adalah
hidup bersama, dan untuk itu fungsi rumah dalam kehidupan adalah sebagai tempat
tinggal dalam suatu lingkungan yang mempunyai prasarana dan sarana yang
diperlukan oleh manusia dalam memasyarakatkan diri. Rumah merupakan suatu gejala
struktural yang bentuk dan organisasinya sangat dipengaruhi oleh lingkungan budaya
yang dimilikinya, serta erat hubunganya dengan kehidupan penghuninya (Rapoport,
2) Penggunaan Lahan
a. Penggunaan Historis
Contoh tujuan dari penggunaan lahan historis yaitu untuk mengetahui apakah
di masa yang lalu lokasi perumahan terkontaminasi terhadap bahan kimia
berbahaya sehingga pembangunan lokasi perumahan dapat
dipertanggungjawabkan. Guna mempertanggungkjawabkan pembangunan
suatu lokasi perumahan maka dapat dilakukan investigasi lokasi secara
mendalam terhadap lokasi dan sekitarnya sebelum lokasi tersebut dibeli
lahannya untuk dibangun menjadi perumahan baru.
Usaha dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan survey terhadap
penggunaan historis harus proporsional dengan level resiko. Apabila dalam
sejarahnya suatu lokasi digunakan untuk pertanian maka survey yang dilakukan
hanya sepintas saja. Berbeda apabila dalam sejarahnya suatu lokasi digunakan
untuk aktivitas industri, diperlukan penelitian dan tes terhadap lahan untuk
menentukan kemungkinan kontaminasi lahan. Pengembang lokasi perumahan
harus sadar bahwa tak semua aktivitas historis suatu lokasi merupakan hal
yang negatif bagi pengembangan perumahan.
3) Bentuk Permukaan
Bumi Pengembangan optimal suatu lokasi tergantung dari pengembangan yang
dijalankan serta besarnya ukuran pasar. Bentuk fisik suatu lokasi mempengaruhi
tipe produk (rumah) yang dihasilkan, susunan rumah, dan fungsi pendukung.
Pilihan desain bertambah benyak seiring dengan cepatnya peningkatan luas.
4) Karakter Fisik
Karakter fisik merupakan faktor yang peling memepengaruhi dalam pemilihan
lokasi perumahan. Faktanya, pengembangan lokasi perumahan memperhatikan
kemiringan lahan, jenis tanah, geologi, hidrologi, dan keterbatasan fisik lain.
Saat ini, selain digunakan untuk militer, drone sudah mulai dikembangkan untuk misi
pencarian dan penyelamatan. Tentunya cara kerja drone disesuaikan dengan fungsi
Melihat Luas lahan dan kontur yang ada sehingga memudahkan dalam
perencanaan pembangunan lahan tersebut.
Membantu pemerintah dalam membuat tata kota yang lebih teratur.
Mengetahui luas lahan yang terbakar dalam kebakaran hutan
Menciptakan peta tambang 3 dimensi yang telah digarap dalam bidang
pertambangan
Kegunaan-kegunaan tersebut tak terlepas dari pemanfaatan UAV yang lebih ekonomis
dan dapat dibekali dengan kamera-kamera yang dapat memberikan gambaran secara
nyata terhadap suatu area. Bahkan data dari kamera tersebut bisa langsung ditransfer
kepengguna baik melalui video maupun gambar-gambar foto.
Penyediaan tempat hunian untuk masyarakat dapat berupa Rumah tapak atau rumah
susun, juga perlu diperhatikan kawasan-kawasan disekitar perbatasan, kawasan pantai
yang merupakan masyarakat nelayan, masyrakat pertanian dan sebagainya. Untuk
memenuhi ketersediaan hunian perumahan tersebut Pemerintah dan Pemerintah
daerah mengalami kesulitan dalam hal penyediaan tanah untuk perumahan. Untuk itu
pemerintah telah mendukung ketercapaian program tersebut dengan regulasi sesuai
yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah
Untuk Kepentingan Umum.
Garis besar metodologi kegiatan Pendataan Kebutuhan Dan Ketersediaan Tanah Untuk
Pembangunan Perumahan dubagi dalam 4 tahapan yaitu:
1) Tahap Persiapan
2) Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data
3) Tahap Analisis
4) Tahap Akhir
Persiapan Teknis
Kajian Tentang
Kebijakan
Penataan Ruang
(dan RTRW Kab/
Kota Lokasi
TAHAP Kegiatan
PERSIAPAN
Kajian Tentang
GAGASAN AWAL
Kebijakan Sektoral
PENYEDIAAN TANAH
(Bidang
UNTUK PEMBANGUNAN
Pertanahan dan
PERUMAHAN
Perumahan)
BUKU PROFIL
KETERSEDIAAN TANAH
UNTUK PERUMAHAN
Luas Tanah
TAHAP
LAPORAN
AKHIR Lokasi Tanah
Sarana
Pendukung
Dan Lain
sebagainya
diperoleh efisiensi dan efektifitas waktu dan pekerjaan. Pada tahap ini juga dilakukan
kajian pendahuluan agar didapat gambaran umum dalam mengidentifikasi dan
merumuskan masalah yang ada di lapangan. Secara keseluruhan tahap persiapan ini
meli puti : (a). Studi literatur terhadap materi untuk proses pendataan kebutuhan
tanah untuk perumahan di lokasi kegiatan, (b). Menentukan kebutuhan data dan
instrumen survey (c). Mendata instansi dan institusi yang dapat dijadikan sumber data
(d). Pengadaan persyaratan administratif/surat-menyurat untuk pengumpulan data
Pada tahap awal ini konsultan akan melakukan persiapan pelaksanaan pekerjaan
meliputi mobilisasi personil, elaborasi proposal, persiapan survei detail, review
terhadap berbagai produk studi dan peraturan terkait kegiatan. Persiapan teknis
pelaksanaan dilakukan berdasarkan data sekunder yang tersedia. Modifikasi dapat
dilakukan setelah kajian pendahuluan dilaksanakan. Kajian-kajian tersebut adalah:
1) Metode
DATA PRIMER DATA SEKUNDER
TAHAP
PELAKSANAAN
PENGUMPULAN
pembanding keadaan saat ini. Data yang diperoleh dari instansi terkait ini biasa
disebut data sekunder.
2) Metode survei atau observasi yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung
keadaan lapangan sesungguhnya. Hal ini mutlak dilakukan agar dapat diketahui
kondisi aktual pada saat ini, sehingga diharapkan tidak terjadi kesalahan dalam
eveluasi. Teknik survey primer adalah dengan melakukan penyebaran kuesioner
dan wawancara terhadap pihak terkait kegiatan. Dilakukan juga kegiatan FGD
untuk menjaring isu dan permasalahan tentang program pembiayaan perumahan.
Data yang telah diperoleh tersebut kemudian diklasifikasikan berdasarkan : jenis data,
tempat diperoleh data, dan jumlah data yang harus dikumpulkan agar diperoleh data
yang memadai (cukup, seimbang, dan akurat). Kebutuhan data terkait kegiatan adalah
sebagai berikut:
skala prioritas
penanganan masalah.
ANALISIS DAYA ANALISIS
ANALISIS KEBUTUHAN ANALISIS PERATURAN
TAHAP DUKUNG & DAYA PRASARANA
RUMAH BANGUNAN
ANALISIS TAMPUNG LAHAN DAN SARANA
ü Jaringan
Sedangkan model ü Analisis Daya
Dukung Lahan
ü Analisis indeks
Tingkat Kepemilikan
ü Koefisien Dasar
Bangunan (KDB)
Utilitas
ü Jaringan
Rumah
ü Analisis Daya ü Koefisien Lantai Transportasi
ü Analsis kebutuhan
kualitatif yang menitik ü
Tampung Lahan
Analisis Kesesuaian ü
rumah
Analisis tingkat
ü
Bangunan (KLB)
Tinggi Bangunan
ü Fasilitas
umum
Lahan Untuk ü Garis sempadan ü Fasilitas
kekurangan rumah
Bangunan dll sosial
beratkan pada
Perumahan
deskriptif merupakan
upaya untuk melakukan penilaian rasional mengenai kondisi maupun gambaran situasi
dan juga permasalahan-permasalahan sosial pada wilayah kegiatan.
Dengan demikian maka berikut beberapa analisa yang akan dilakukan sebelum
merumuskan pendataan kebutuhan dan ketersediaan tanah untuk perumahan adalah
sebagai berikur :
Analisis backlog perumahan
Analisis daya dukung lahan untuk perumahan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah penyusunan laporan akhir pekerjaan
pendataan kebutuhan dan ketersediaan tanah untuk perumahan, substansi dalam
laporan minimal meliputi:
Uraian dari jadwal pelaksaan kegiatan tersebut berdasarkan tahapan dapat dilihat pada
tabel F-1 di bawah ini:
Bulan Ke-
No URAIAN KEGIATAN I II III IV V VI VII VIII
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I TAHAP PERSIAPAN
1 Mobilisasi tim dan kebutuhan peralatan kegiatan
2 Menyiapkan rencana kerja
3 Menyusun metodologi kerja
4 Mengumpulkan data dan informasi awal (studi literatur)
5 Menyiapkan laporan pendahuluan dan presentasi
II TAHAP PELAKSANAAN PENGUMPULAN DATA
1 Melakukan survei primer dan Sekunder ke lokasi kegiatan
2 Kompilasi data primer dan sekunder
III TAHAP ANALISIS
3 Analisis kondisi potensi dan permasalahan
4 Analis daya dukung lahan
5 Analisis ketersediaan prasarana dan sarana
6 Analisis peraturan bangunan bangunan
7 Menyiapkan laporan Antara dan presentasi
IV TAHAP LAPORAN AKHIR
1 Menyusun Informasi terkait ketersediaan tanah
2 Pembuatan pera tematik
3 penyusunan buku profil
4 Koreksi buku profil
5 Menyusun laporan
6 Menyelenggarakan ekspose dan diskusi Laporan Akhir
7 Finalisasi Laporan Akhir hasil diskusi
1) Laporan Pendahuluan
- Pemahaman terhadap KAK
- Orientasi dan observasi permasalahan serta penyiapan alur pikir rencana
pelaksanaan pekerjaan;
- Metodologi pelaksanaan pekerjaan;
- Rencana, jadwal dan tahapan pelaksanaan kegiatan termasuk nama dan
jadwal penugasan tenaga ahli dan tenaga pendukung.
2) Laporan Bulanan
- Rencana dan realisasi pelaksanaan kegiatan dalam format diagram balok
(bar chart) dan kurva S untuk seluruh kegiatan secara kumulatif;
- Kemajuan yang dicapai serta peranan setiap tenaga ahli dalam pelaksanaan
kegiatan tersebut dalam bulan yang dilaporkan;
- Permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan bulan
yang dilaporkan serta usulan tindak turun tangan yang diperlukan;
- Uraian rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada bulan berikutnya
serta peranan setiap Tenaga Ahli dalam kegiatan tersebut.
3) Laporan Antara
- Data lokasi tanah hasil survey beserta luasannya;
- Analisa lokasi tanah yang berupa kesesuaian dengan RTRW, dan daya
dukung serta daya tampung tanah dalam mendukung pembangunan
perumahan;
- Analisa fasilitas umum, sarana dan prasarana transportasi, serta prasarana,
sarana dan utilitas umum, serta fasilitas pendukung lainnya;
- Analisa dampak pembangunan perumahan terhadap sosial dan lingkungan
sekitar lokasi kegiatan;
- Analisa perkiraan nilai tanah pada lokasi kegiatan.
4) Laporan Akhir
- Data dan informasi kebutuhan dan penyediaan tanah untuk pembangunan
perumahan;
- Laporan Akhir memuat output hasil akhir seluruh pelaksanaan pekerjaan
serta evaluasi dan rekomendasi untuk keberlanjutan kegiatan;
- Bukti input data ke Sistem Informasi Geografis;
- Rekomendasi atau usulan terhadap pendataan dan penyediaan tanah untuk
pembangunan perumahan;
- Dilengkapi dengan Ringkasan Eksekutif (Executive Summary), yang berisi
ringkasan/intisari kandungan yang termuat pada produk akhir dalam laporan
Pengelolaan dan koordinasi yang baik diperlukan agar dalam pelaksanaan pekerjaan
berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana dan tujuan yang diharapkan. Sesuai
dengan petunjuk pada kerangka acaun kerja (KAK) dan menyadari pentingnya
keberhasilan kegiatan Pendataan Kebutuhan Dan Ketersediaan Tanah Untuk
Pembangunan Perumahan, maka selain pengelolaan dan koordinasi yang baik juga
ditunjang oleh tenaga-tenaga ahli profesional yang berpengalaman dibidangnya.
Tenaga ahli tersebut diantaranya ahli geodesi yang juga bertindak sebagai ketua tim,
ahli lingkungan, ahli perencanaan wilayah dan kota, ahli Sipil, ahli Arsitektur, ahli
Mekanikal, ahli hidrogeologi, ahli geodesi dan ahli estimator.
PIHAK
KONSULTAN DISKUSI
TERKAIT
KETUA TIM
KETUA TIM
(PERENCANA
AHLI GEODESI
TRANSPORTASI)